Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia industri, penulis sering menjumpai macam-macam bearing.


Dimana bearing biasa digunakan sebagai bantalan poros supaya pada saat
perpindahan daya, mengurangi terjadinya kehilangan daya akibat gesekan.
Dalam pemasangan dan pelepasan bearing harus dilakukan sesuai dengan
prosedur yang benar, agar tidak terjadi keausan/kerusakan pada poros dan
bearing. oleh karena itu, penulis melakukan observasi bearing pada sepeda.
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu
sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang
berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Sebelum merancang suatu mekanisme atau mesin, desainer harus
melakukan perencanaan yang berisi perhitungan dan gaya yang terjadi pada
suatu mekanisme tersebut. Tahapan perencanaan awal ini dapat memberikan
informasi akan keadaan suatu elemen mesin yang telah dibuat dan dapat
meningkatkan efisiensi baik pada saat proses pembuatan maupun setelah
selesai dibuat.
Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis melakukan observasi
untukmengetahui perhitungan-perhitungan yang ada pada suatu elemen mesin
dan juga fungsi dari elemen mesin tersebut. Elemen meisn yang kami gunakan
adalah bantalan atau bearing dengan type SR-Suntour 173117-2RS dan poros
pada pedal sepeda Wimcycle type Power Flex. Disini akan membahas tentang
Mengetahui umur Bearing terhadap beban dan gaya yang diberikan,
Mengetahui pengaruh Panjang poros terhadap tumpuan gaya yang diberikan,
Mengetahui pengaruh gaya dan beban yang diberikan pada poros terhadap
tegangan ijin.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam Observasi ini dirumuskan permasalahan :
1. Bagaimana pengaruh besarnya gaya dan beban yang diberikan terhadap
umur penggunaan suatu bearing.
2. Bagaimana pengaruh panjang poros terhadap tumpuan suatu bearing.
3. Bagaimana pengaruh tegangan ijin terhadap beban dan gaya yang
diberikan.

1.3 Tujuan Observasi


1. Mengetahui umur Bearing terhadap beban dan gaya yang diberikan.
2. Mengetahui pengaruh Panjang poros terhadap tumpuan gaya yang
diberikan.
3. Mengetahui pengaruh gaya dan beban yang diberikan pada poros terhadap
tegangan ijin.

Manfaat Observasi
1. Dapat mengetahui umur Bearing terhadap beban dan gaya yang diberikan.
2. Dapat mengetahui pengaruh Panjang poros terhadap tumpuan gaya yang
diberikan.
3. Dapat mengetahui pengaruh gaya dan beban yang diberikan pada poros
terhadap tegangan ijin.

1.4 Bataasan Masalah


Supaya pembahasannya tidak melebar dan lebih terperinci maka pada
penelitian ini perlu dilakukan pembatasan dan asumsi.
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah:
Bahan uji yang digunakan bearing dengan jenis SR-Suntour 173117-2RS.
Sedangkan beberapa keadaan yang tidak bisa terukur yang diasumsikan adalah
sebagai berikut:
Asumsi gaya sebesar dan asumsi beban sebesar

1.5 Metode Yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah :
a. Metode Observasi
Menganalisa data melalui benda yang dianalisa.
b. Metode Kajian Pustaka
Mencari data dari sumber atau referensi yang telah diberikan dan telah
diajarkan.

1.6 Waktu dan Tempat Observasi


Waktu Observasi dilaksanakan pada hari Sabtu 22 April 2017, Pukul 19.00 s/d
24.00 WIB hingga hari Minggu, 23 April 2017 pada Pukul 10.00 s/d 15.00

2
WIB. Bertempat di Jalan Patehan Tengah No. 30, RT 19 / RW 04, Kelurahan
Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta.

3
1.7 Sistematika
BAB II berisi tentang :
- Dasar Teori.
- Kegunaan dan Fungsi.
- Persamaan rumus perhitungan.
BAB III berisi tentang :
- Metodologi.
- Foto dan Penjelasan tentang alat dan bahan yang digunakan.
BAB IV berisi tentang :
- Analisa dan pembahasan.
BAB V berisi tentang :
- Penutup.
- Kesimpulan.
- Lampiran.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi, pulley, flywheel,
engkol, sprocket, dan pemindah elemen pemindah gaya lainnya.Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri maupun berupa gabungan satu dengan yang lainnya.
Poros berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap
elemen mesin yang berputar dipasang terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang pada poros dukung yang berputar.
2.1.1 Besar Torsi Rencana
P
Td  9,549  10 6  d (1.1)
ns
Pd = daya rencana (kW), N = putaran poros (rpm)
2.1.2 Syarat Aman
Poros Pejal : D  [(16/) Td ktCb/a ]1/3 (mm)
(1.2 a)

Poros Berbentuk Pipa : [(D4 – d4)/D  [(16/)TdktCb/a ] (mm)


(1.2 b)
D = diameter luar poros (mm),
d = diameter lubang poros (mm),
kt = faktor beban tumbukan,
Cb = faktor beban bending,
a = tegangan geser ijin material poros (MPa)

Besar torsi rencana dihitung dengan persamaan :


Td = 9,549106 (Pd/n) (N.mm) (1.1)
Dari persamaan (2.2 a) dengan mengganti a dengan tegangan yang terjadi, 
, dan pada Cb = 1, akan diperoleh tegangan geser yang terjadi sebesar :
 = (16/)Tdkt / D3 (MPa) (1.3 a)

Sedangkan dari persamaan Gandar dengan mengganti a dengan tegangan


yang terjadi, , dan pada kt = 1, akan diperoleh tegangan normal yang
terjadi besar:
D  [ (32/) Mb / a ]1/3 (mm)   = (32/) MbCb / D3 (MPa) (1.3 b)

2.1.3 Besar Tegangan Geser dan Tegangan Normal Maksimum

max = 0,5 [ 4 {(16/) Tdkt / D3}2 + {(32/) MbCb / D3}2]1/2 (MPa)


(1.4 a)
max = (16/) MbCb / D + 0,5 [ 4 {(16/) Tdkt / D3}2 + (32/) MbCb /
3

5
D3}2]1/2 (MPa)
(1.4 b)

2.1.4 Syarat Aman Desain Poros


a  max dan a  max (1.5)

6
2.1.5 Ukuran Diameter Poros Menurut Tegangan Geser Dan Tegangan
Normal Maksimum Berturut-Turut

D > [{16/(a)} {(Tdkt)2 + (MbCb)2}1/2]1/3 (mm) (1.6 a)

D > [{16/(a)} [MbCb + {(Tdkt)2 + (MbCb)2}1/2]]1/3 (mm) (1.6 b)

Dari kedua harga D yang diperoleh tersebut, selanjutnya dipilih dan


digunakan yang ukurannya lebih besar.

7
2.2 Bearing atau Bantalan
Bantalan adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan penting, karena fungsi bantalan untuk menumpu sebuah poros agar
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan
harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainya
bekerja dengan baik. Bantalan juga berfungsi sebagai menjaga agar poros
tidak bergesekan langsung dengan elemen lain. Kesimpulannya bantalan
adalah suatu komponen untuk mengurangi gesekan suatu putaran dan
meneruskan suatu putaran dan gaya ke sistem yang lain.
Cara kerja bantalan adalah apabila ada dua buah logam yang
bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul
gesekan , panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan
yang dapat mengurangi gesekan,, panas dan keausan serta untuk
memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung
antara dua benda tersebut dapat dihindari.
Kelebihannya
 Hambatan gesekan kecil sehingga tidak membangkitkan kalor yang
banyak
 Tidak memerlukan sistem pelumasan yang khas/spesifik
 Untuk beban berat biayanya lebih rendah
Kekurangannya
 Konstruksinya memerlukan ketelitian yang sangat tinggi
 Mahal untuk beban yang ringan
 Lebih berisik karena elemennya yang banyak
 Memerlukan ruangan yang lebih besar

8
Karakteristik Bantalan Gelinding
 Bantalan radial dengan sudut kontak, antara elemen gelinding dengan
cincinnya, besar mampu menerima beban aksial yang kecil
 Macam dan sistem pelumasan akan menentukan harga kecepatan keliling
porosnya, yang dalam praktek harga ini dibagi dengan konstanta 
sehingga harga ini = d.n
 Sangat cocok untuk bantalan pada alat ukur karena gesekannya yang kecil
 Tingkat kebisingan dan getarannya sangat ditentukan oleh tingkat
ketelitiannya, seperti: kebulatan bola/rol, kebulatan cincinnya, tingkat
kelonggarannya, dan tingkat ketelitian pemasangannya.
Material Bantalan Gelinding
 Cincin dan elemen gelinding terbuat dari baja bantalan krom karbon
tinggi, yang memiliki tingkat kestabilan termal tinggi dan laju keausan
yang rendah.
 Bila diperlukan keuletan tinggi kadar karbonnya dibuat rendah kemudian
disementasi, bila perlu tahan panas dan karat dibuat dari baja nirkarat.
Syarat Keterandalan/Reliabilitas (Reliability Requirement)
- Diperoleh secara empiris.
- Umur standar/nominal bantalan gelinding: merupakan umur ketika
dicapai 10% kegagalan (failure) dan diberi notasi L10.
- L10 (= 10% kegagalan) artinya sama dengan 90% belum mencapai
kegagalan  disebut 90% keterandalan atau reliabilitas (=R), sehingga
L = L1 R = 90% = 0,90 dan L = L50R = 50% = 0,50 (2.1)

Bila suatu sistem memiliki n buah bantalan gelinding dengan R yang


sama, maka reliabilitas sistem
Rn = Rn (2.2)
Reliabilitas Bantalan Gelinding
 
 L 
(2.3) R  e  6.84 L10 
  

R = reliabilitas berdasar umur L dan L10 = 90%


Besar Faktor Kecepatan
Bantalan Bola : fn = (33,3/n)1/3 (2.4 a)
0,3
Bantalan Rol : fn = (33,3/n) (2.4 b)
- Besar faktor umur bantalan bola dan rol : fh = fn (C/F) (2.5)
- Umur nominal :
Bantalan Bola : Lh = 500 fh 3 (h) (2.6 a)
Bantalan Rol : Lh = 500 fh 10/3 (h) (2.7 b)
C = Beban Nominal Dinamis (N)
F = Beban Ekivalen Dinamis (N)
Menghitung Beban Ekivalen Dinamis Bantalan
Bila suatu bantalan menerima gaya radial dan aksial dinamis berturut-turut
sebesar Fr dan Fa (N), maka
Besar gaya radial ekivalen dinamis pada bantalan radial selain rol silinder
adalah :
Fpr = XVFr + YFa (N) (2.8 a)

9
Besar gaya aksial ekivalen dinamis pada bantalan aksial adalah :
Fpa = XFr + YFa (N) (2.8 b)
X, V dan Y adalah konstanta yang besarnya tergantung pada jumlah
baris elemen gelindingnya, dan Fa/Co pada bantalan bola alur dalam atau
besar , , pada bantalan bola sudut.
Menghitung Beban Ekivalen Statis Bantalan
Bila suatu bantalan menerima gaya radial dan aksial statis berturut-turut
sebesar Fr dan Fa (N), maka
Besar gaya radial ekivalen statis pada bantalan radial adalah :
Fp0 = X0Fr + Y0Fa (N) (2.9 a) atau Fp0 = Fr (N) (2.9 b)
antara (2.9 a) dan (2.9 b) dipakai yang lebih besar.
Besar Gaya Aksial Ekivalen Statis Pada Bantalan Aksial
Fp0a = 2,3 Fr tan  + Fa (N) (2.9 c)
X0 dan Y0 adalah konstanta yang besarnya tergantung pada Fa/Co pada
bantalan bola alur dalam, serta pada jumlah baris elemen gelinding dan
besar sudut kontak, , pada bantalan bola sudut
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat

1 2 3

(Gambar alat yang digunakan)


1. Obeng Min, digunakan untuk membuka tutup mur pada pedal dan poros
pedal sebelah kiri.
2. Kunci Shock ukuran 14”, digunakan untuk membuka mur yang ada
pada lengan pedal agar lengan pedal sebelah kiri dapat dilepaskan.
3. Adjustable Wrench, untuk membuka pengancing pin pada bottom
bracket.

3.1.2 Bahan
Poros Utama

10
Berfungsi sebagai tumpuan pada pedal dan meneruskan putaran dari pedal
ke gear. Poros ini menggunakan bolt join pada samping kanan dan kiri untuk
menghubungkan lengan pedal sepeda. Panjang poros disesuaikan dengan
Housing Bottom Bracket pada sepeda. Cara kerja poros utama pedal sepeda
menerima beban putar dari pedal yang di injak dan diteruskan putaran ke
bearing, sehingga poros yang berfungsi sebagai penumpu beban putar akan
menerima moment inersia dan meneruskan putaran ke gear dengan perantara
bantalan gelinding.

Material Stretch
Type Bolt
Nomor Model AA-1118
Ukuran 11,7 cm x 1,5 cm
Kode Produksi C-0E2
Permukaan Lancip Persegi Ulir Dalam
Spindle 2

11
Bantalan Gelinding

Bantalan gelinding pada poros pedal sepeda befungsi sebagai tumpuan dari
gaya kayuh dan meneruskan putaran ke gear dan rantai. Bearing ini termasuk
dalam bearing yang bernama Single Row Groove Ball. Bantalan juga
berfungsi sebagai menjaga agar poros pedal sepeda tidak bergesekan langsung
dengan rumah pedal. Kesimpulannya bantalan adalah suatu komponen untuk
mengurangi gesekan suatu putaran dan meneruskan suatu putaran dan gaya ke
sistem yang lain.
Model 173110-2RS
Material Steel
Struktur Steel
Ukuran 17 x 31 x 10 (mm)
Tipe Ball
Coating No
Kapasitas Putaran ~
Material Bantalan GCR-15
Tempat Perakitan 173110-2RS

12
3.2 Alur Pengambilan Data

13
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

15

Anda mungkin juga menyukai