Anda di halaman 1dari 6

TAKE HOME EXAM

PELAYANAN KEFARMASIAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengganti Ujian Final


Mata Kuliah Pelayanan Kefarmasian

OLEH :

NURNANINGSIH
O1A1 14 035

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
STUDI KASUS

Ny. S berumur 53 tahun tinggal di Lepo-lepo, masuk RS. Bahteramas


dengan keluhan nyeri pada perut bagian atas, mual, muntah dan BAB encer 1 x.
Pasien mengaku punya riwanyat Diabetes Melitus. Hasil pemeriksaan lab
menunjukkan data kreatinin 0,5 mg/dl, SGOT 129 U/L, SGPT 43 gr/dl, GDS 125
mg/dl, suhu tubuh 36oC, nadi 90/menit, tekanan darah 140/80 mmHg dan
pernafasan 20/menit. Pasien didiagnosa GEA dan Hipertensi oleh dr. Laode Maly
Ray. Pasien diberikan terapi Infus RL 28 tpm, Ranitidin, Metoclopramid,
Antasida dan Amlodipin 5 mg.

ANALISIS KASUS

a. Data Subyektif
Nama : Ny. S
Alamat : Lepo-lepo
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk RS : 07 Januari 2016
Riwayat penyakit : Diabetes Melitus
Keluhan : Nyeri pada perut bagian atas, mual, muntah dan BAB
encer 1 x

b. Data Obyektif
Pemeriksaan Lab
Kreatinin : 0,5 mg/dl
SGOT : 129 U/L
SGPT : 43 gr/dl
GDS : 125 mg/dl
Tanda-tanda fital
Suhu Tubuh : 36oC
Nadi : 90/menit
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Pernapasan : 20/Menit

c. Assesmen

PM S,O Terapi Analisis DRP


RP: DM 1. Perlu tambahan 1. Obat Anti
Keluhan: Nyeri Obat Anti Diare Diare yang
pada perut bagian 2. Antasida dapat
Infus RL
atas, mual, muntah mempunyai direkomendas
28 tpm,
dan BAB encer 1x efikasi yang ikan yaitu
Ranitidin,
GEA Kreatinin: 0,5 tidak jauh Loperamid
Metoclopr
mg/dl berbeda dengan HCl
amid,
SGOT : 129 U/L ranitidin dan 2. Antasida
Antasida
SGPT : 43 gr/dl metoklopramid tidak perlu
GDS : 125 mg/dl diberikan
Suhu: 36oC pada pasien.
Nadi: 90/menit
TD: 140/80 mmHg Amlodipin
HT - -
Pernapasan: 5 mg
20/Menit

Kasus pasien ini termasuk dalam kategori hipertensi dan diare akut.
Penanganan pertama yang dilakukan adalah pemberian infus RL sebagai
penggantian cairan dan elektrolit. Ini merupakan aspek paling penting untuk
menjaga hidrasi yang adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut
(Amin, 2015).
Ranitidin digunakan untuk menjaga kestabilan asam lambung pada
pasien agar tidak terjadi gangguan sistem pencernaan (stress ulcer) selama
proses perawatan menggunakan infus (Sugiarti, 2014).
Metoklopramid adalah antiemetik yang menstimulasi pengosongan
lambung dan transit usus halus, dan meningkatkan kekuatan kontraksi sfingter
esofagus. Metoklopramid juga digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
pasien (IONI, 2008).
Antasida adalah senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan
asam lambung atau mengikatnya. Antasida seringkali dapat meringankan
gejala-geala yang sering muncul pada penyakit dispepsia tukak dan non-tukak
(IONI, 2008).
Amlodipin digunakan untuk mengatasi hipertensi pasien, dimana pasien
memiliki tekanan darah yang cukup tinggi yaitu 140/80 mmHg (IONI, 2008).
Pasien didiagnosis mengalami GEA yaitu Gastroenteritis Akut atau
diare akut yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan/tanpa darah dan/atau lendir. Sehingga pasien memerlukan Obat Anti
Diare.
Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus, namun hasil
pemeriksaan lab menunjukkan gula darah pasien dalam rentang normal yaitu
GDS 125 mg/dl. Sehingga pasien tidak memerlukan Obat Anti Diabetes saat
perwatan di RS Bahteramas ini.

d. Planning
Antasida mempunyai efikasi yang tidak jauh berbeda dengan ranitidin
dan metoklopramid, sehingga tidak perlu diberikan pada pasien.
Obat Anti Diare yang dapat direkomendasikan yaitu Loperamid HCl
dosis awal 4 mg diikui dengan 2 mg setiap setelah buang air besar hingga
maksimal 5 hari. Efek obat tersebut meliputi peningkatan absorbsi cairan
sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses. Selain itu pengobatan
simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi pada dewasa dengan
diare akut (IONI, 2008).
Menurut IONI (2008) dosis Metoklopramid harus dikurangi atau
diberikan dengan dosis terendah karena berdasarkan data lab pasien, nilai
fungsi hati terbilang cukup tinggi yang mengindikasikan adanya gangguan hati.
Apabila diberikan dengan dosis tinggi dapat merusak fungsi hati.
Monitoring :

- Gejala mual dan muntah


- Konsistensi feses dan Frekuensi BAB
- Intervernsi dengan aktivitas normalnya
- Fungsi hati
- Kualitas hidup
- Kadar gula darah
- TTV terutama tekanan darah
- Kepatuhan
- Pengobatan terkait efek yang merugikannya
- Kepuasan dalam pengobatan

KIE

- Hindari makanan dan minuman yang tidak bersih


- Cuci tangan pakai sabun dan air bersih sebelum makan dan sesudah buang
air besar
- Gunakan air bersih untuk memasak
- Pertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, diet
rendah garam dan rendah lemak
- Periksa tekanan darah secara teratur
Daftar Pustaka

Amin, L.Z. 2015. Tatalaksana Diare Akut. Jurnal CDK-230. Vol. 42 (7).

BPOM RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : Koperpom


dan CV Sagung Seto.

Sugiarti, D.S. 2014. Studi Penggunaan Obat Profilaksis Stress Ulcer Pada Pasien
Bedah Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai