Presentasi Kelompok 2 RND
Presentasi Kelompok 2 RND
MANAJEMEN PROYEK
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Proyek
RESEARCH AND DEVELOPMENT
disusun oleh:
Dita Tania (0215101426)
Ghina Adinda Setiani (0215101146)
Revo Virgoansyah K (0216101528)
Hamizah Qurratu ‘Aini (0215101046)
C. Model-Model R & D
Terdapat beberapa jenis pengembangan dan penelitian (R&D) menurut Mulyatiningsih (2011),
yaitu:
1. Pengembangan Model
Model yang dikembangkan dalam hal ini adalah model fisik yang biasa disajikan dalam bentuk
tiga dimensi, model naratif yang berwujud tulisan atau ucapan, model grafik yang berwujud
chart atau diagram yang digunakan agar informasi lebih mudah disampaikan, dan model dalam
dunia pendidikan yang bersifat konseptual.
2. Pengembangan Tes
Model pengembangan ini banyak dilakukan oleh orang-orang mengembangkan perangkat tes
baru untuk keperluan evaluasi.
3. Pengembangan Data-Based Management System
Data-based management system (DBMS) menrupakan sistem penyimpanan data elektronik
dalam komputer yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan.
Kelebihan pengarsipan data menggunakan DBMS adalah dapat menyimpan data dalam jumlah
sangat banyak dan mudah melakukan penelusuran kembali. DBMS juga dapat menghindari
pengulangan data yang sama karena dalam DBMS tidak dapat memasukkan data yang sama
lebih dari satu kali.
4. Pengembangan Media Audio Visual
Pengembangan media audio visual membutuhkan dua kegiatan yaitu perancangan tampilan
media dan perancangan isi media. Perancangan isi media menurut Hackbarth melalui
Mulyatiningsih (2011: 174) meliputi tahap-tahap:
1) memilih materi,
2) menulis tujuan khusus perencanaan program,
3) memilih dan mengorganisasikan isi program,
4) membuat storyboard,
5) menguji storyboard dan merevisi storyboard berbasis pada hasil pengujian,
6) menulis skrip secara rinci berbasis pada storyboard yang sudah lengkap,
7) menguji dan merevisi skrip,
8) produksi video, mencatat urutan kegiatan yang memudahkan dalam proses
pengambilan gambar, dan mengedit gambar.
Setelah media audio visual selesai diproduksi, pengembang media masih perlu menguji
tampilan media dan efektivitas media tersebut dalam proses pembelajaran. Pengujian pertama
dilakukan oleh beberapa pakar media. Hal-hal yang diuji meliputi tampilan gambar, suara, dan
isi yang termuat dalam video. Pengujian kedua dilakukan dengan mengukur efektivitas
penggunaan media video. Selama penggunaan video dilakukan pengamatan respon peserta
didik dalam melihat tayangan video. Setelah penayangan dilakukan pengukuran hasil sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengembangan Sistem
Tahap pengembangan sistem mengembangkan komponen input, proses, dan output.
Komponen input terdiri dari karakteristik SDM, sarana dan prasarana, serta perangkat
pendukung. Komponen proses menitikberatkan pada strategi, model, dan metode yang
digunakan. Komponen output berupa hasil dan dampak.
Beberapa proyek memiliki beberapa unit pekerjaan yang serupa ataupun persis sama di
lapangan. Proyek multi-unit ini digolongkan sebagai aktivitas-aktivitas yang berulang yang
dalam banyak kasus muncul dari perincian aktivitas-aktivitas umum kedalam aktivitas-
aktivitas khusus. Metode yang sering digunakan adalah pengintegrasian Metode
Keseimbangan Garis (Line of Balance) ke dalam kasus yang umum dan sederhana untuk
menjamin penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan secara terus menerus tanpa adanya slag
time dari waktu pekerjaan satu ke pekerjaan lain. LoB diaplikasikan dengan cara menggeser
garis produksi dengan memberikan buffer time untuk tiap aktivitasnya untuk menghindari
adanya konflik.
Metode Keseimbangan Garis atau Line of Balance (LoB)
Line of Balance (LoB) diperkenalkan oleh perusahaan Goodyear pada awal tahun 1940 dan
dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk pemrograman dan pengendalian
proyek-proyek yang bersifat repetitif. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Nation
Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang bersifat repetitif, di mana
alat penjadwalan yang berorientasi pada sumber daya ini ternyata lebih sesuai dan realistik
daripada alat penjadwalan yang berorientasi dominasi kegiatan. Metode ini kemudian
diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian proyek (Lumsden, 1968), di mana
produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai bagian yang penting.
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah
kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB adalah menyediakan
tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain
itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan,
dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang. Dengan demikian, LoB
mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek yang tersusun dari kegiatan
berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB memberikan kemungkinan untuk
mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran
sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada
penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).
LOB ini didasarkan pada asumsi yang mendasari bahwa tingkat produksi untuk kegiatan adalah
seragam. Dengan kata lain, tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah linier di mana waktu
diplot pada satu sumbu, biasanya horisontal, dan unit atau tahapan kegiatan pada sumbu
vertikal. Tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah kemiringan garis produksi dan dinyatakan
dalam unit per waktu. Penjadwalan LOB dapat dilakukan lebih efisien bila konsep line of
balance dikombinasikan dengan teknologi jaringan. Biasanya, diagram jaringan untuk salah
satu dari banyak unit yang akan diproduksi disiapkan dan dimasukkan ke dalam jadwal LOB.
a. Teknik Perhitungan LoB
Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher, 1996):
1. Perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam bentuk diagram
lengkap dengan estimasi waktu (single network planning) untuk satu putaran kegiatan
repetitif.
2. Menentukan lamanya waktu (duration l lead time) untuk pelaksanaan tiap komponen
3. Menentukan waktu penyerahan (Delivery Program) ataupun asumsi berupa unit tiap
minggu bisa laku terjual, yang merupakan perkiraan awal pada perencanaan kemudian
di cocokkan pada diagram LoB.
4. Menentukan waktu penyangga (buffer time) yang merupakan perkiraan besarnya waktu
yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya keterlambatan pada suatu kegiatan.
5. Menggambarkan diagram LoB.
6. Menyesuaikan grafik LoB dengan kondisi proyek di lapangan.
7. Menggunakan jadwal LoB sebagai alat kontrol.
b. Lead Times dan Delivery Program
Lead Times adalah waktu yang harus dilalui oleh suatu pekerjaan sampai seluruh rangkaian
pekerjaan selesai. Lead Times dapat menunjukkan jumlah pekerjaan yang sudah selesai dalam
kurun waktu tertentu, sehingga tingkat produksi bisa selalu dikontrol apakah sesuai dengan
perencanaan awal, Delivery Program merupakan suatu target waktu penyelesaian proyek
dengan kegiatan repetitif berupa laju penyelesaian masing – masing kegiatan repetitif (Delivery
Rate). Dengan bantuan Lead Times dan grafik Delivery Rate dapat digunakan untuk melakukan
pengawasan terhadap suatu 7 pekerjaan, yaitu menghitung jumlah pekerja yang sudah selesai
dalam kurun waktu tertentu.
c. Buffer
Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara tugas– tugas
atau lokasi yang berdekatan. Buffer merupakan komponen dari hubungan logikaantara dua
tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer tampak sangat mirip dengan kelambanan
(float), yang digunakan untuk melindungi jadwal dan dimaksudkan untuk menyerap variasi
kecil dalam produksi (Kenley dan Seppanen, 2009).
Garis aktivitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan (no cross) atau
dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling mengganggu atau saling
mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktivitas yang mengikuti
(successor) tidak boleh mendahului aktivitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila ini
sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannua
proyek tersebut (Hinze, 2008 :302).
Metode Analisis Data
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data yang ada di lapangan
2. Membuat work breakdown structure berdasarkan data yang diperoleh.
3. Menganalisis konflik yang ada untuk 1 couple (2 unit) rumah
4. Memberikan buffer time untuk menghindari terjadinya konflik
5. Membuat barchart untuk 1 couple (2 unit) rumah sesuai durasi di time schedule
6. Untuk 3 couple (6 unit) rumah disusun barchart sebelumnya kemudian analisa konflik
7. yang terjadi
8. Setelah menganalisa konflik, buffer time diberikan untuk beberapa kegiatan yang
9. mengalami konflik
10. Membuat diagram LoB untuk 3 couple (6 unit) rumah