Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Proyek
RESEARCH AND DEVELOPMENT

disusun oleh:
Dita Tania (0215101426)
Ghina Adinda Setiani (0215101146)
Revo Virgoansyah K (0216101528)
Hamizah Qurratu ‘Aini (0215101046)

FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN


MANAJEMEN S1
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
I. RESEARCH AND DEVELOPMENT
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) sering diartikan
sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini
adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan
data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model
pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll. Dapat
dikatakan bahwa tujuan penelitian dan pengembangan adalah menginformasikan proses
pengambilan keputusan selama proyek terus berjalan dan mengasah kemampuan peneliti untuk
menciptakan hal baru dari produk jenis ini pada situasi kedepan.
A. Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode serta media yang menunjang
keefektifan pencapaian kompetensi.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat
untuk peningkatan kualitas. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan
tersebut dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
teori.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah
penelitian yang mencerminkan originalitas.
Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999) antara lain :
1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti
eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak
memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan.
2. Keadaan yang sangat kompleks dari banyaknya perubahan kebijakan, sehingga
diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif dan siklis).
3. Penelitian kebanyakan mengarah pada reputasi yang ragu-ragu dikarenakan relevasi
ketiadaan bukti.
B. Kelebihan dan Kekurangan R&D
Kelebihan penelitian R&D (Gall & Borg, 1983; Gall, Gall, & Borg, 2003; (Plomp dan Nieven,
2007) antara lain adalah:
 Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-now)
melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan
yang bisa digunakan di masa mendatang.
 Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena
melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
 Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga diharapkan akan
selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan tuntutan kekinian.
 Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan lapangan.
Kekurangan:
 Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur yang harus
ditempuh relatif kompleks.
 Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R&D ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan
populasi.
 Penelitian R&D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.

C. Model-Model R & D
Terdapat beberapa jenis pengembangan dan penelitian (R&D) menurut Mulyatiningsih (2011),
yaitu:
1. Pengembangan Model
Model yang dikembangkan dalam hal ini adalah model fisik yang biasa disajikan dalam bentuk
tiga dimensi, model naratif yang berwujud tulisan atau ucapan, model grafik yang berwujud
chart atau diagram yang digunakan agar informasi lebih mudah disampaikan, dan model dalam
dunia pendidikan yang bersifat konseptual.
2. Pengembangan Tes
Model pengembangan ini banyak dilakukan oleh orang-orang mengembangkan perangkat tes
baru untuk keperluan evaluasi.
3. Pengembangan Data-Based Management System
Data-based management system (DBMS) menrupakan sistem penyimpanan data elektronik
dalam komputer yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan.
Kelebihan pengarsipan data menggunakan DBMS adalah dapat menyimpan data dalam jumlah
sangat banyak dan mudah melakukan penelusuran kembali. DBMS juga dapat menghindari
pengulangan data yang sama karena dalam DBMS tidak dapat memasukkan data yang sama
lebih dari satu kali.
4. Pengembangan Media Audio Visual
Pengembangan media audio visual membutuhkan dua kegiatan yaitu perancangan tampilan
media dan perancangan isi media. Perancangan isi media menurut Hackbarth melalui
Mulyatiningsih (2011: 174) meliputi tahap-tahap:
1) memilih materi,
2) menulis tujuan khusus perencanaan program,
3) memilih dan mengorganisasikan isi program,
4) membuat storyboard,
5) menguji storyboard dan merevisi storyboard berbasis pada hasil pengujian,
6) menulis skrip secara rinci berbasis pada storyboard yang sudah lengkap,
7) menguji dan merevisi skrip,
8) produksi video, mencatat urutan kegiatan yang memudahkan dalam proses
pengambilan gambar, dan mengedit gambar.
Setelah media audio visual selesai diproduksi, pengembang media masih perlu menguji
tampilan media dan efektivitas media tersebut dalam proses pembelajaran. Pengujian pertama
dilakukan oleh beberapa pakar media. Hal-hal yang diuji meliputi tampilan gambar, suara, dan
isi yang termuat dalam video. Pengujian kedua dilakukan dengan mengukur efektivitas
penggunaan media video. Selama penggunaan video dilakukan pengamatan respon peserta
didik dalam melihat tayangan video. Setelah penayangan dilakukan pengukuran hasil sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengembangan Sistem
Tahap pengembangan sistem mengembangkan komponen input, proses, dan output.
Komponen input terdiri dari karakteristik SDM, sarana dan prasarana, serta perangkat
pendukung. Komponen proses menitikberatkan pada strategi, model, dan metode yang
digunakan. Komponen output berupa hasil dan dampak.
Beberapa proyek memiliki beberapa unit pekerjaan yang serupa ataupun persis sama di
lapangan. Proyek multi-unit ini digolongkan sebagai aktivitas-aktivitas yang berulang yang
dalam banyak kasus muncul dari perincian aktivitas-aktivitas umum kedalam aktivitas-
aktivitas khusus. Metode yang sering digunakan adalah pengintegrasian Metode
Keseimbangan Garis (Line of Balance) ke dalam kasus yang umum dan sederhana untuk
menjamin penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan secara terus menerus tanpa adanya slag
time dari waktu pekerjaan satu ke pekerjaan lain. LoB diaplikasikan dengan cara menggeser
garis produksi dengan memberikan buffer time untuk tiap aktivitasnya untuk menghindari
adanya konflik.
 Metode Keseimbangan Garis atau Line of Balance (LoB)
Line of Balance (LoB) diperkenalkan oleh perusahaan Goodyear pada awal tahun 1940 dan
dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk pemrograman dan pengendalian
proyek-proyek yang bersifat repetitif. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Nation
Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang bersifat repetitif, di mana
alat penjadwalan yang berorientasi pada sumber daya ini ternyata lebih sesuai dan realistik
daripada alat penjadwalan yang berorientasi dominasi kegiatan. Metode ini kemudian
diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian proyek (Lumsden, 1968), di mana
produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai bagian yang penting.
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah
kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB adalah menyediakan
tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain
itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan,
dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang. Dengan demikian, LoB
mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek yang tersusun dari kegiatan
berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB memberikan kemungkinan untuk
mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran
sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada
penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).
LOB ini didasarkan pada asumsi yang mendasari bahwa tingkat produksi untuk kegiatan adalah
seragam. Dengan kata lain, tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah linier di mana waktu
diplot pada satu sumbu, biasanya horisontal, dan unit atau tahapan kegiatan pada sumbu
vertikal. Tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah kemiringan garis produksi dan dinyatakan
dalam unit per waktu. Penjadwalan LOB dapat dilakukan lebih efisien bila konsep line of
balance dikombinasikan dengan teknologi jaringan. Biasanya, diagram jaringan untuk salah
satu dari banyak unit yang akan diproduksi disiapkan dan dimasukkan ke dalam jadwal LOB.
a. Teknik Perhitungan LoB
Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher, 1996):
1. Perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam bentuk diagram
lengkap dengan estimasi waktu (single network planning) untuk satu putaran kegiatan
repetitif.
2. Menentukan lamanya waktu (duration l lead time) untuk pelaksanaan tiap komponen
3. Menentukan waktu penyerahan (Delivery Program) ataupun asumsi berupa unit tiap
minggu bisa laku terjual, yang merupakan perkiraan awal pada perencanaan kemudian
di cocokkan pada diagram LoB.
4. Menentukan waktu penyangga (buffer time) yang merupakan perkiraan besarnya waktu
yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya keterlambatan pada suatu kegiatan.
5. Menggambarkan diagram LoB.
6. Menyesuaikan grafik LoB dengan kondisi proyek di lapangan.
7. Menggunakan jadwal LoB sebagai alat kontrol.
b. Lead Times dan Delivery Program
Lead Times adalah waktu yang harus dilalui oleh suatu pekerjaan sampai seluruh rangkaian
pekerjaan selesai. Lead Times dapat menunjukkan jumlah pekerjaan yang sudah selesai dalam
kurun waktu tertentu, sehingga tingkat produksi bisa selalu dikontrol apakah sesuai dengan
perencanaan awal, Delivery Program merupakan suatu target waktu penyelesaian proyek
dengan kegiatan repetitif berupa laju penyelesaian masing – masing kegiatan repetitif (Delivery
Rate). Dengan bantuan Lead Times dan grafik Delivery Rate dapat digunakan untuk melakukan
pengawasan terhadap suatu 7 pekerjaan, yaitu menghitung jumlah pekerja yang sudah selesai
dalam kurun waktu tertentu.
c. Buffer
Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara tugas– tugas
atau lokasi yang berdekatan. Buffer merupakan komponen dari hubungan logikaantara dua
tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer tampak sangat mirip dengan kelambanan
(float), yang digunakan untuk melindungi jadwal dan dimaksudkan untuk menyerap variasi
kecil dalam produksi (Kenley dan Seppanen, 2009).

Garis aktivitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan (no cross) atau
dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling mengganggu atau saling
mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktivitas yang mengikuti
(successor) tidak boleh mendahului aktivitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila ini
sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannua
proyek tersebut (Hinze, 2008 :302).
 Metode Analisis Data
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data yang ada di lapangan
2. Membuat work breakdown structure berdasarkan data yang diperoleh.
3. Menganalisis konflik yang ada untuk 1 couple (2 unit) rumah
4. Memberikan buffer time untuk menghindari terjadinya konflik
5. Membuat barchart untuk 1 couple (2 unit) rumah sesuai durasi di time schedule
6. Untuk 3 couple (6 unit) rumah disusun barchart sebelumnya kemudian analisa konflik
7. yang terjadi
8. Setelah menganalisa konflik, buffer time diberikan untuk beberapa kegiatan yang
9. mengalami konflik
10. Membuat diagram LoB untuk 3 couple (6 unit) rumah

 Memperbarui Line Jadwal Balance


Langkah-langkah dalam proses pada dasarnya sama seperti mereka dengan penjadwalan
tradisional, tetapi mereka berbeda secara rinci. Untuk meninjau, dalam arti luas, langkah-
langkah tersebut adalah:
1. Pantau kemajuan: Kumpulkan data di mana pekerjaan berdiri pada akhir periode
pelaporan.
2. Bandingkan kemajuan untuk tujuan: Display tempat kerja berdiri dibandingkan mana
itu direncanakan untuk menjadi. Hal ini paling baik dilakukan di chart yang sama
sehingga setiap penyimpangan dari rencana yang jelas.
3. Ambil tindakan korektif: Seperti sebelumnya, pengawas atau manajer proyek harus
mengambil tindakan untuk mengetahui penyebab keterlambatan, kemudian mengambil
langkah-langkah yang kuat untuk membawa kemajuan awak kembali ke sejalan dengan
rencana.

 Tips dalam Pelaksanaan R&D


Selanjutnya, Gall, Gall dan Borg (2003) merekomendasikan 7 hal berikut jika ingin melakukan
penelitian R&D:
a. Rencanakan waktu untuk merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dengan
baik.
b. Dalam mendesain produk atau program pembelajaran baru, gunakan/berpatokanlah
pada hasil-hasil penelitian terkait dan prinsip-prinsip berbasis penelitian dari desain
pembelajaran.
c. Tentukan dari awal, apakah program atau produk tersebut memang betul-betul
diperlukan dan apakah udah ada competitor/saingan produk tersebut.
d. Nyatakan tujuan program dalam bentuk yang bisa dievaluasi dengan jelas.
e. Jika tertarik melakukan R&D namun tidak memiliki sumber daya/dana yang cukup,
lebih baik melakukan evaluasi sumatif/formatif terhadap proyek R&D lainnya.
f. Terkait dana yang cukup besar, jika memungkinkan batasi pengembangan produk
hanya pada sebagian langkah siklus R&D serta hindari penggunaan media/alat yang
mahal.
D. Langkah-Langkah R & D
Menurut Sugiyono (2008: 409-426) secara umum langkah-langkah penelitian dan
pengembangan meliputi:
1. Identifikasi masalah Pada tahap ini masalah yang diidentifikasi merupakan sesuatu yang
bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah yang diperoleh harus sesuai
dengan data empirik yang bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau
dokumentasi laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari
perorangan atau instansi yang terbaru.
2. Mengumpulkan informasi Setelah masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan terbaru,
maka selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi yang digunakan sebagai perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dan memerlukan
metode penelitian tersendiri.
3. Desain produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian R & D bermacam-macam.
Desain produk dapat diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Atau dalam bentuk sistem
yang disertai dengan penjelasan mekanisme penggunaan sistem, cara kerja, serta
kelebihan dan kekurangannya.
4. Validasi desain Proses ini merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk
secara rasional akan lebih efektif daripada yang lama atau tidak. Dikatakan secara
rasional karena dalam proses ini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional
belum termasuk fakta lapangan. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara
mendatangkan para ahli yang berpengalaman untuk menilai produk tersebut sehingga
selanjutnya diketahui kelemahan dan kekuatannya dalam sebuah forum diskusi.
Misalnya saja pada penelitian pengembangan model dan perangkat pembelajaran tim
ahli yang dimaksud adalah pakar teknologi pemebelajaran, pakar bidang studi pada mata
pelajaran yang sama, dan pakar evaluasi pembelajaran.
5. Perbaikan desain Setelah diketahui kelemahan dari produk tersebut dilakukanlah
percobaan untuk perbaikan desain. Yang bertugas untuk memperbaiki desain adalah
peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji coba produk Uji coba produk tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan
produk tersebut. setelah disimulasikan maka dapat diujicobakan pada kelompok
terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah
produk tersebut lebih efektif dibandingkan produk yang lama.
7. Revisi produk Revisi produk dilakukan karena uji coba yang dilakukan masih terbatas
sehingga tidak mencerminkan situasi dan kondisi yang sesungguhnya, dalam uji coba
ditemukan kelemahan dan kekurangan produk yang dikembangkan, dan data untuk
produk dapat dijaring melalui pengguna produk.
8. Uji coba pemakaian Setelah direvisi produk tersebut akan diterapkan pada kelompok
yang lebih luas. Dalam uji coba ini produk tetap harus dinilai kekurangan dan
hambatannya yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk tahap akhir Apabila dalam pemakaian produk pada kelompok yang lebih
luas terdapat kekurangan, maka pembuat produk harus mengevaluasi kembali
bagaimana kinerja produk. Dari hasil evaluasi produk tersebut dapat dijadikan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
Pembuatan produk massal Tahap ini merupkana tahap akhir dari penelitian R & D. Bila produk
tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian maka produk tersebut dapat
diterapkan pada kelompok massal dengan membuat produk massal. Validitas dan reliabilitas
dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui expert judgment dengan teknik-teknik seperti yang
dilakukan dalam penelitian survey, quasi-experiment, action research, dsb.

Anda mungkin juga menyukai