Anda di halaman 1dari 58

contoh LTA dari BAB Isampai BAB V

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap
persalinan.
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap
harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian
ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (ICD-10,
2012; WHO, 2014). Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa.
Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000
kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000
kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
Angka kematian ibu di Indonesia masih jauh lebih tinggi dari pada negara asia
Tenggara lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelompok kehamilan berisiko.
Kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007 sekitar 34%. Kategori
dengan risiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar
4,1%, umur ibu > 34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan
jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4% (BkkbN, 2008). Kategori risiko
tinggi ganda sebesar 11,6%, dengan rincian umur <18 tahun dan jarak kelahiran < 24 bln
sebesar 0,2%, umur > 34 tahun dan jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 0,1%, umur > 34 tahun
dan jumlah anak terlalu banyak (> 3 orang)sebesar 8,5%, umur > 34 dan jarak kelahiran < 24
bulan dan jumlah anak terlalu banyak (> 3 orang)sebesar 1,1%, jarak kelahiran < 24 bulan
dan jumlah anak yang terlalu banyak (> 3 orang) sebesar 1,8% (BkkbN, 2008).

Sementara itu, untuk angka kematian neonatal, bayi dan balita di Provinsi Sumut dari
2012-2014, juga menunjukkan grafik menurun. Pada tahun 2014 tercatat angka
kematian ibu yang melahirkan sebanyak 187 dari 228.947 kelahiran hidup. Sedangkan
bila dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kematian ibu melahirkan sebanyak 254
dari 267.239 kelahiran hidup.
Berdasarkan sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan
kualitas kesehatan di Sumut juga terlihat dari angka kematian bayi yang turun menjadi
25,7 per 1.000 kelahiran, dari 39,4 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2001. Selain
itu berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan BPS,
usia harapan hidup di Sumut juga mengalami peningkatan pada tahun 2014 yakni
68,15 tahun. Sedangkan pada tahun 2013 hanya 67,98 tahun.

Dalam laporan tersebut juga tercatat prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di
Sumut juga mengalami penurunan dari 21,05 % pada tahun 2013 menjadi 19,7 % pada
tahun 2014 (anonim, 2014).

Ini tentunya cukup menggembirakan sebagai upaya kita untuk mendukung pencapaian
rangka pemenuhan capaian Program Millenium Development Goals (MDG's) 2015," ujar
Kepala Dinas Kesehatan Sumut RR Siti Hartati Surjantini kepada wartawan.
Menurutnya hal ini dalam rangka pemenuhan capaian Program Millenium
Development Goals (MDG's) 2015. "Tercatat, hingga Oktober 2014, sebanyak 152 orang dari
total 206.990 bayi yang lahir hidup di Sumut," kata Surjantini kepada wartawan di Medan.
Dari 33 kabupaten/kota di Sumut, Kabupaten Asahan menjadi penyumbang terbanyak angka
kematian ibu, yakni 14 orang.
Selain Asahan, Langkat dan Madina menjadi penyumbang angka kematian ibu
terbanyak tahun ini. Sementara Medan, hanya 6 orang saja," ujarnya. Dia menjelaskan, dari
jumlah itu, berdasarkan hasil survey pihaknya, adapun penyebab terbesar kematian ibu
karena pendarahan sebanyak 50 orang, eklampsia 43 orang, lain-lain 41 orang, infeksi 10
orang, partus macet 5 orang dan abortus 3 orang.
1.1. Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa interval dan asuhan bayi baru
lahir serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan KB yang dilakukan di Klinik Bidan Hj Rismala Situmorang di
jl Malik Ibrahim Kec Kisaran Timur Kab Asahan.

1.2. Tujuan Penyusunan LTA


1.2.1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
4. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
5. Melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana (KB)
6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB

1.4. Sasaran, Tempat dan Waktu asuhan kebidanan


1. Sasaran
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
2. Tempat
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu adalah Klinik Bidan
Hj Rismala situmorang.AmKeb Jl Malik Ibrahim Kisaran.
3. Waktu
Waktu yang dimulai dari tanggal 2 sampai 28 november 2015

1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan mahasiswi dalam
memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
1.5.2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat ilmu pengetahuan dan pengalaman serta wawasan yang lebih luas dalam
penelitian.
1.5.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian serta dapat
memahami tentang asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.Kehamilan
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah awal dari proses menjadi seorang ibu seutuhnya bagi seorang wanita
sepatutnya hal ini menjadi sesuatu yang disyukuri dan sudah menjadi kodratnya akan
mengalami proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan merupakan fenomena
normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba fallopi,
kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi janin, lamanya
kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu (conny, 2015).
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang
memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinanya
akan mengalami kehamilan (Diah,2015).

b. Fisiologi Kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan

1. Payudara yang membesar dan (kadang) nyeri. Anda merasakannya seperti saat mendekati
menstruasi. Payudara Anda menjadi lebih besar, kadang nyeri jika disentuh. Beberapa wanita
bahkan bisa merasakan perbedaannya beberapa hari setelah terjadinya pembuahan.

2. Mudah lelah anda tiba-tiba jadi malas melakukan kegiatan biasanya, ingin tidur seharian,
seperti kehabisan tenaga. Jangan coba melawannya, tenang
saja, dan biarkan berjalan apa adanya sampai anda membuktikannya nanti.

3. Mual dan Muntah (Morning Sikcnes) Gejala ini identik dengan kehamilan. Perubahan
hormon (peningkatan HCG) akan menyebabkan wanita hamil merasa mual dan muntah di
pagi hari dan bahkan di siang dan malam hari. Jika Anda benar-benar positif hamil, tenang
saja karena biasanya gejala ini hanya berlangsung di trimester 1.

4. Penciuman lebih sensitif. Kadang ketika Anda merasa bahwa penciuman menjadi lebih
tajam dari biasanya, bisa jadi Anda sedang “mencium” gejala kehamilan. Hal ini mungkin
disebabkan karena perubahan hormonal dalam tubuh anda.

5. Sering Kencing. Ooppps, kenapa ya akhir-akhir ini Anda mendapati diri jadi lebih sering ke
toilet? Perubahan hormon bertanggung jawab penuh atas peningkatan aliran darah, dan juga
frekuensi kencing Anda. Jadi saat ke toilet besok, mungkin anda perlu membawa alat tes
kehamilan.

6. Perut kembung. Jika belakangan anda sering merasa perut anda kembung (bloated), bisa
jadi perubahan hormon akibat kehamilan adalah penyebabnya.

7. Tidak haid. Walaupun tidak selalu berarti suatu kehamilan, tapi tidak munculnya haid bisa
jadi merupakan tanda bahwa Anda hamil. Sangat disarankan bagi wanita untuk rajin mencatat
tanggal siklus haid mereka.

8. Kenaikan suhu tubuh. Jika Anda teliti, suhu basal anda (suhu ketika anda baru bangun tidur
di pagi hari) akan meningkat hingga 1 derajat semenjak terjadinya konsepsi, dan ini bisa
berlangsung terus jika anda memang hamil.

9. Spotting. Jika Anda sedang mengharapkan kehamilan, dan kalender sudah menunjukkan
anda terlambat haid, jangan keburu panik ketika mendapati bercak darah (spotting). Itu bisa
saja akibat penempelan embrio pada dinding rahim, dan itu hal yang normal. Yang perlu
Anda lakukan adalah beristirahat, dan mungkin berkonsultasi dengan dokter Anda.

Nah, sekali lagi, sembilan tanda atau gejala kehamilan itu semuanya bukanlah tanda
pasti, sehingga sebaiknya memastikannya dengan melakukan tes kehamilan, atau
memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk konfirmasi diagnosa.

Fisiologi kehamilan
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin dalam
kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat hamil akan terjadi
perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis.
Ada beberapa perubahan fisiologis kehamilan, perubahan tersebut antara lain:
1) Perubahan Hormon
Pada ibu hamil adakn terjadi perubahan hormon yang memengaruhi tubuh ibu, antara lain:
 Human Chorionic Gonadotropin (HCG): hormon ini dihasilkan oleh chorionik villi yang
menyebabkan ovarium memproduksi hormon progesteron, mencegah terjadinya menstruasi
dan menjaga kehamilan.
 Estrogen: pada masa kehamilan, estrogen diproduksi oleh rahim dan plasenta. Fungsi
hormon estrogen pada masa kehamilan adalah merangsang pertumbuhan kelenjar susu,
menguatkan didnding rahim, membantu meningkatkan aliran darah sehingga bayi mendapat
nutrisi.
 Progesteron: selama kehamilan, hormon ini membentuk lapisan yang dapat menompang
plasenta pada dinding rahim, menghindari terjadinya kontraksi yang dapat memicu kelahiran
didni, membantu mempersiapkan payudara untuk laktasi, membantu melenturkan sendi dan
ligamen.
 Relaxin : hormon relaxin membantu melenturkan sendi dan legamen, termasuk pada otot
panggul, dalam mempersiapkan persalinan.
 Laktogen: dihasilkan oleh payudara untuk membantu memproduksi kolostrum dan air susu
ibu.
 Melanosit Stimulating Hormon (MSH) : diproduksi oleh jumlah lebih banyak dibandingkan
pada saat anda tidak mengalami kehamilan. Hormon ini memicu kulit untuk menghasilkan
lebih banyak pigmen, sehingga pada masa kehamilan bagian wajah, paha, areola akan
semakin gelap. MSH juga memnyebabkan munculnya garis vertikal di bagian perut yang
disebut linea nigra.
2) Perubahan pada Payudara
Perubahan pada payudara mulai terjadi di awal masa kehamilan. Perubahan yang
mungkin disarakan adalah ukuran yang semakin membesar dan sedikit nyeri baik pada
keseluruhan payudara ataupun pada puting susu. Ini terjadi karena payudara sedang
mempersiapkan produksi air susu yang akan dikeluarkan menjelang saat persalinan,
kolostrum akan diproduksi sepanjang masa kehamilan. Dan pada daerah yang menghitam
(areola) akan semakin membesar dan menghitam seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan.
3) Rahim
Selama kehamilan, rahim akan trus merenggang dan membesar karena janin yang
semakin lama semakin membesar sesuai usia kehamilan. Rahim akan berkontraksi setelah
usia kehamilan ditrimester tiga dan biasanya kontraksi ini disebut Braxton Hicks (kontraksi
semu) ciri-cirinya adalah datangnya tidak teratus, durasi pendek, biasanya berkurang jika
dengan melakukan aktivitas.
4) Vagina
Perubahan vagina sudah mulai terjadi pada awal masa kehamilan. Perubahan yang terjadi
penebalan mukosa, peningkatan jumlah jaringan pada otot vagina gunanya mempersiapkan
vagina untuk proses persalinan agar vagina mampu merenggang pada saat persalinan. Vagina
juga akan mengeluarkan cairan berwarna keputihan gunanya untuk terhindar dari infeksi.
5) Organ Vital
Yang dimaksud organ vital di sini adalah jantung, paru-paru, darah, dan ginjal. Selama
masa kehamilan, sistem tubuh anda akan berubah karena adanya perubahan hormonal dalam
tubuh. Perubahan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan janin dalam kandungan.
Perubahan darah wanita hamil meningkat hingga 40-45%%. Perubahan tersebut meningkat
cepat pada usia kehamilan 6-8 minggu. Peningkatan jumlah darah ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan darah pada wanita hamil, maka kerja jantung juga meningkat untuk
bisa memompa darah. Kerja jantung semakin meningkat ini juga menyebabkan wanita hamil
mudah lelah. Paru-paru juga bekerja lebih keras agar darah memiliki suplai oksigen yang
cukup. Sedangkan ginjal akan bekerja lebih keras untuk menyaring dan membersihkan
volume darah anda meningkat.
6) Kulit, kuku, gigi, dan rambut
Perubahan hormon pada masa kehamilan mengakibatkan terjadinya peningkatan
kelenjar minyak yang membuat kulit menjadi lebih mengilap dan pertumbuhan rambut
meningkat. Namun adanya perenggangan pada kulit akibat kenaikan berat badan pada masa
kehamilan bisa menyebabkan sretch mark pada bagian perut, paha, dan lengan.Perubahan
hormon juga menyebabkan terjadinya penipisan pada gigi dan kuku. Selain itu, karena
adanya penyerapan kalsium yang cukup tinggi pada masa kehamilan menyebabkan gigi dan
kuku menjadi lebih rapuh (conny, 2015).
2.1.1. Asuhan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanyanya.
Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal:
 Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( sebelum 14 minggu)
 Satu kali kunjungan selama trimester kedua ( antara minggu 14-28)
 Dua kali kunjungan selama trimester ketiga ( antara minggu 28-36)
Berdasarkan jadwal di atas maka dapat dilihat bahwa semakin tua umur kehamilan
maka semakin sering pula jadwal kunjungan yang harus dilakukan. Sehingga dengan
melakukan ANC secara teratur kelainan atau masalah yang terjadi pada kehamilan dapat
terdeteksi sedini mungkin.
Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan pelayanan atau
asuhan standar minimal 7 T yang meliputi :
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT
5. Pemberian tablet zat besi
6. Test PMS
7.Temu wicara dalam rangka perawatan kehamilan, persiapan persalinan dan persiapan
rujukan
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah dan komplikasi setiap saat
Sehingga seorang ibu hamil memerlukan pemantauan intensif selama kehamilannya antara
lain dengan pemeriksaaan abdomen atau sering disebut dengan palpasi (Abdul,2006)
Palpasi abdomen ada empat macam palpasi abdomen pada ibu hamil,bertujuan untuk
mengetahui umur kehamilan dan letak janin. Empat macam palpasi abdomen pada ibu hamil
ini antara lain : plpasi Leopold, palpasi ahfeld, palpasi Budin, dan palpasi Knebel. Dari
keempat macam palpasi abdomen yang sering dipakai adalah palpasi Leopold I,II,III,IV.
a. Palpasi Leopold I
Tujuan dari palpasi leopold I adalah untuk menentukan umur kehamilan dengan
menentukan TFU dan menetukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Prosedur pemeriksaan palpasi Leopold I adalah sebagai berikut:
1) Bidan menghadap kearah muka ibu, uterus dibawa ke tengah
2) Menetukan TFU dengan jari dan bisa juga dengan pitacenti meter.

b. Palpasi Leopold II
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold II adlah menetukan letak janin, apakah memanjang
atau melintang, serta menetukan bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri uterus.
Prosedur pemeriksaan palpasi Leopold II adalah sebagai berikut:
1) Kedua tangan pindah ke samping
2) Tangan kiri menahan sisi uterus ibu sebelah kanan, tangan kanan meraba sisi kiri uterus ibu
dari atas ke bawah, apakah teraba bagian punggung atau bagian-bagian kecil janin. Sifat
punggung adalah rata, luas tahanan kuat sifat bagian-bagian kecil janin adalah berbenjol-
benjol sempit,bila didorong tahanan lemah. Pada letak lintang sisi uterus sebelah kanan atau
kiri bias teraba kepala atau bokong janin.
3) Berganti tangan kanan menahan sisi uterus ibu sebelah kiri, tangan kiri meraba sisi uterus ibu
sebelah kanan dari atas ke bawah, apakah teraba bagian punggung atau bagian-bagian
kecil janin.
c. Palpasi Leopold III
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold III adalah menetukan bagian terendah (presentasi)
janin dan menetukan apakah presentasi janin sudah mulai masuk PAP.
Procedure pemeriksaan palpasi Leopold III adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan satu tangan
2) Tangan kanan memegang bagian yang berada bagian bawah uterus dan menggoyang-
goyangkan. Sifat kepala adalah keras, bulat, melenting, , sifat bokong adlah lunak, kurang
melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong.
3) Apabila bagian terendah janin masih dapat digoyang-goyangkan berate bagian presentase
janin belum masuk panggul. Apabila bagian persentase janin sudah tidak dapat digoyng-
goyangkan berate persentase janin sudah masuk panggul.
d. Palpasi leoplol IV
Tujuan pemeriksaan palpasi Leopold IV adalah menetukan seberapa jauh masuknya
persentase janin masuk ke PAP
prosedur pemeriksaan palpasi Leopold IV adalah sebagai berikut:
1) Bidan menghadap kearah kaki ibu
2) Kedua tangan dirapatkan pada permukaan persentse janin. Jika kedua tangan convergen
berate hanya sebagian kecil persentase janin yang sudah masuk panggul. Jika kedua tangan
sejajar berate separuh bagian persentase janin sudah masuk rongga panggul. Jika kedua
tangan divergen berarti bagian terbesar dari persentase janin telah masuk rongga panggul dan
telah melewati PAP (wafi, 2009).

2.2.Persalinan
2.2.1. Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (APN, 2007).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progesif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Helen, 2008).
b. Fisiologi Persalinan
Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Pada kebanyakan wanita, melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan 41 usia
kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, maka banyak bayi
yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan tanda-tanda prematur
atau lahir terlambat. Pada bulan-bulan akhir kehamilan, tubuh akan memproduksi progesteron
yang bertujuan melunakkan jaringan di sekitar cervix (leher rahim menghubungkan uterus
dan vagina) dan pelvis (panggul) untuk persiapan proses melahirkan. Melahirkan di mulai
saat kontraksi rahim mulai meregangkan jaringan di sekirar cervix. Biasanya ini ditandai
dengan kluarnya flek ataupun lendir berwarna putih susu. Proses persalinan ini sendiri terbagi
menjadi 3 tahapan, yaitu:
1. KALA I
Kala 1 merupakan kala awal dari proses persalinan. Kala ini sering disebut sebagai kala
pembukaan, yaitu pada saat dimulainya dilatasi serviks sampai terjadi pembukaan 10 cm.
Awal dimulainya proses persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah.
Ini terjadi karena serviks mulai mengalami pembukaan dan penipisan. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapilerpada jalan lahir karena pergeseran serviks pada saat
pembukaan. Kala ini terbagi menjadi dua fase yaitu:
 Fase laten: yaitu pada saat pembukaan serviks berjalan lambat, sampai pada pembukaan 3 cm,
dan
 Fase aktif: yaiu pada saat pembukaan berjalan lebih cepat dari pembukaan 4 cm sampai 10 cm.
Pada proses persalinan, tahap kala 1 adalah saat yang terlama, di mana dapat berlangsung
selama 12-14jam pada kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan
berikutnya. Pembukaan dikatakn sudah lengkap apabila pembukaan jalan lahir sudah
menjadi 10 cm. menjelang akhir kala 1, kontraksi yang terjadi akan semakin sering dengan
durasi kontraksi yang semakin lama kuat.menjelang fase akhir ini, biasanya ibu akan
merasakan perasaan ingin mengejan dan buang air besar.
2. KALA II
Kala II dimulai pada saat telah terjadi pembukaan lengkap sampai pada saat bayi
dilahirkan. Pada fase ini, ibu akan merasa sangat mulas dan ingin buang air besar. Kontraksi
akan terus berlangsung untuk membantu mending bayi keluar melalui jalan lahir.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang hasilnya
adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap, atau
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Perubahan Fisiologi pada kala II Persalinan


1) Kontraksi dorongan otot-otot persalinan
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan menjadi
lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong ke arah
segmen bawah rahim dan serviks. Sifat-sifat lain dari his adalah involunter, intermiten, terasa
sakit, terkoordinasi dan simetris, terkadang dapat dipengaruhih dari luar secara fisik, kimia,
dan psikis.
2) Pergeseran organ dasar panggul
Saat persalinan segmen atas berkontraksi, menjadi tebal, dan mendorong anak keluar.
Sementara itu, segmen bawah dan serviks mengadakan relaksasi, dilatasi, serta menjadi yang
tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui bayi. Tanda fisik dini pada persalinan kala II
adalah ketuban pecah spontan, tekanan rektum, sensasi ingin defekasi, muntah, bercak atau
keluar cairan merah terang dari vagina. Tanda lanjut kala II adalah perineum mengembung,
vagina melebar, dan anus mendatar, bagian presentasi tampak dan uterus berlanjut selama
kontraksi.
3. KALA III
Kala III dimulai saat bayi telah dilahirkan dan berakhir pada saat plasenta
dikeluarkan. Plasenta akan keluar dengan sendirinya 5-30 menit setelah bayi dilahirkan.
Kelahiran plasenta diikuti dengan keluarnya darah sebanyak 100-200cc.

FISIOLOGI KALA III PERSALINAN

Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume


rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Tempat perlekatan menjadi semakin
mengecil, ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian
bawahuterus atau ke dalam vagina.
Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan menekan
semua pembuluh darah sehingga akan menghentikan perdarahan dari tempat
melekatnya plasenta. Sebelum uterus berkontraksi, dapat terjadi
kehilangan darah 350-560 cc/menit dari tempat pelekatan plasenta.

TANDA PELEPASAN PLASENTA PADA KALA III PERSALINAN


Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah sebagai berikut:
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat

Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri


Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus sekitar di bawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk
segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat.
1. Tali pusat memanjang
2. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld).
3. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur
keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
4. KALA IV
Selama 10-45 menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi menjadi
ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara dinding uterus dan plasenta, di
mana nantinya akan memisahkan plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka
sinus-sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi sampai rata-rata 350
ml oleh mekanisme sebagai berikut: serabut otot polos uterus tersusun terbentuk angka
delapan mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui
dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan bayi menyempitkan
pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai darah ke plasenta.
1) Evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia
Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah abdomen kurang lebih
dua per tiga sampai tuga per empat antara simfisis pubis dan umbilikal. Uterus yang
berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jiga segmen atas uterus keras, tetapi
perdarahan uterus tetap, pengkajian segmen bawah perlu dilakukan. Uterus yang lunak,
hipotonik, longgar, tiak berkontraksi dengan baik disebut sebagai keadaan atonia uterus.
2) Pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum
Setelah memastikan uterus berkontraksi secara efektif dan perdarahan berasal dari sumber
lain, bidan hendaknya menginspeksi perineum, vagina bawah, dan area periuretra untuk
mengetahui adanya memar, pembentukan hematom, laserasi pada pembuluh darah, atau
mengalami perdarahan.

2.2.2. Asuhan Persalinan


Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal
yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah
bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi (Depkes, 2004).
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1. Mengenali dan Melihat adanya tanda persalinan kala II Yang dilakukan adalah: tingkat
kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda :
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
c. Perineum menonjol .
d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk resusitasi → tempat
datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap
lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
a. Menggelar kain diatas perut ibu. Dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.
b. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih.
4. Melepaskan dan menyimpan semua periasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk pribadi yang
kering dan bersih.
5. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk pemeriksaan dalam.
6. Masukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan disinfeksi tinggkat tinggi atau steril.
Memastikan Pembukaan Lengkap Dan keadaan Janin Bayi.
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang
dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. Jika Introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan kasa dari
arah depan ke belakang.
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia.
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5 % → langkah 9.
8. Lakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kotor ke dalam larutan korin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan
terbalik serta merendamnya selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal.
Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu proses pimpinan meneran.
11.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu dalam
posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
( pada saat adanya his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm meletakan handuk bersih
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi.
Lahirnya kepala.
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakan tangan yang lain di kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan
saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi lilitan tali pusat.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong diantara
kedua klem tersebut.
21. menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran peksi luar secara spontan.Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tepatkan ke dua tangan di masing-masing sisi
muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya, dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk melahirkan
bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan
bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.Menggunakan tangan anterior
(bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
( anterior ) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir
memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati – hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu di posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi di tempat
yang memungkinkan).
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali tangan
tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi diatas perut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik..
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukan oksitosin 10 unit IM (Intara muskuler) 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari arah bayi dan memasang klem ke dua
2 cm dari klem pertama ke arah ibu.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
penguntungan tali pusat diantara dua klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali
benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi tengkurap didada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III.
Oksitosin
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
35. Meletakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang pubis, dan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang – atas ( dorso – kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangnan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah
atas, mengikuti poros jalan lahir, (tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1. Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
4. Ulangi penegangna tali pusat 15 menit berikutnya.
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi perdarahan, segera
lakukan plasenta manual.
38. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan menggunakan ke dua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakia sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi
sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal.
 Rangsangan Taktil (Masase) Uterus.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan Masase uterus, meletakan
telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi ( Fundus menjadi keras).
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.
Menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi placenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Masukan plesenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan aktif.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan.
Melakukan Prosedur paska persalinan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit bayi cukup menyusu dari satu
payudara.
b. Biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam, lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, beri antibiotika salep mata
pencegahan, dan vit K 1 mg IM di paha kiri anterolateral.
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral. Letakan bayi didalam jangkawan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Letakan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu.
Evaluasi
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan.
3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua paska persalinan
4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanaan atonia uteri.
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan.
a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama paska persalinan
b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk pastikan bahwa bayi bernapas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5-37,5 0C).
 Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk kerumah
sakit.
 Jika bayi napas terlalu cepat, segera dirujuk
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Kembalikan bayi kulit kekulit dengan
ibunya dan selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut.
Kebersihan Dan keamanan
51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
( 10 menit ), mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Pastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5% .
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% membalikan bagian sarung
tangan dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Pendokumentasian
58. Lengkapi patograf (Halaman depan dan belakang, periksa tanda vital dan asuhan kala
IV). ( APN 2008

2.3.Nifas
2.3.1. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009)
b. Fisiologi Nifas
Perubahan Fisiologi 1. Uterus (Rahim)
a. pengerutan rahim
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan
involusi uterus ini, lapisan luar dari desidus yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi neurotic ( layu/mati ).
Perubahan ini diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi dimana TFU nya ( tinggi
fundus uteri ).
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 700 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 300 gram
6 minggu Bertambah kecil 40-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram

b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan
sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai hari ke masa post partum .
2. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai
hari ke-7 post pastum.
3. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan
atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
4. Lochea alba/putih
Lochea ini mengandug leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik, dan serabut
jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
c. Perubahan pada servik
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak menganga seperti corong,
segera setelah bayi baru lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapt mengadakan
kontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik berbentuk semacam
cincin.
Muara servik yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara
perlahan dan bertahap. Setelah bayi b ru lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga rahim.
Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum, servik sudah
menutup kembali.
d. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, sera peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi. Dalam bebrapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali,
sementara labia menjadi lebih menonjol.
e. Sistem pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyatap makananya dua jam setelah
persalinan. Kalsium mat sangat penting untuk gigi pada kehamilan, masa nifas, dimana pada
massa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena meningkatnya kebutuhan kalsium
pada ibu, teruutama pada bayi yang dikandunganya untuk proses pertumbuhan janin juga
pada ibu pada massaa laktasi
f. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan kembali normal
pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan sistokopik segera setelah
melahirkan menunjukan tidak saja edema dan hyperemia dinding kendung kemih, tetapi
sering kali terdapat ekstavasai darah pada submukosa.
Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteinuria yang non patologis sejak pasca
melahirkan sampai dua hari post partum agar dapat dikendalikan.
g. Sistem muskuloskeletal
ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan
persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligament rotundum
mengendur,sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat genetalia yang
mengendur dapat di atasi dengan latihan-latihan tartentu.
2.3.2. Asuhan Nifas
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran.
a. Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya4 kali yaitu:
 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
 6 hari setelah persalinan
 2 minggu setelah persalinan
 6 minggu setelah persalinan
b. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi
uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin
c. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri
punggung.
d. Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah satu tanda
berikut:
 Perdarahan berlebihan
 Sekret vagina berbau
 Demam
 Nyeri perut berat
 Kelelahan atau sesak
 Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan kabur
 Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan puting
e. Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut:
 kebersihan diri
 Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau besar
dengan sabun dan air
 Mengganti pembalut dua kali sehari
 Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin
 Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.
 Istirahat
 Beristirahat yang cukup
 Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
 latihan
 Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
 Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:
 Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas dalam posisi tidur terlentang dengan
lengan di samping, tahan napas sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10
kali.
 Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kencangkan otot pantat, pinggul sampai
hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali
 gizi
 Mengkonsumsi tambahan 500 kalori/hari
 Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
 Minum minimal 3 liter/hari
 Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin, terutama di daerah dengan
prevalensi anemia tinggi
 Suplemen vitamin A: 1 kapsul 200.000 IU diminum segera setelah persalinan dan 1 kapsul
200.000 IU diminum 24 jam kemudian
 Menyusui dan merawat payudara
 Jelaskan kepada ibu mengenai cara menyusui dan merawat payudara. Lihat bab 2.4 untuk
informasi lebih lanjut.
 senggama
 Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak merasa nyeri ketika
memasukan jari ke dalam vagina
 Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
 kontrasepsi dan keluarga berencana
 Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga berencana setelah
bersalin. lihat bab 7.3 untuk informasi lebih lanjut.

2.4. Bayi baru lahir


2.4.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
satu jam pertama sampai 24 jam setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir
menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (APN, 2007)
b. Fisiologi Bayi Baru Lahir
1. Perubahan sistem pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru. Setelah lahir darah BBL harus
melewati paru untuk mengambil oksigen danmengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengantarkan oksigen ke jaringan.
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus
berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya
berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II
dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum
usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus,
ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium
kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan
tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-
paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan
peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan
atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada
atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

2.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan segera Bayi Baru Lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
selama satu jam pertama setelah kelahiran.Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha
pernafasan spontan dg sedikit bantuan/gangguan. Oleh karena itu penting diperhatikan dlm
memberikan asuhan segera, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi
dengan kulit ibu sesegera mungkin.
Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
 Kemampuan menghisap (kuat/lemah)
 Bayi tampak aktif/lunglai
 Bayi kemerahan /biru
Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada
tidakanya masalah kesehatan terutama pada :
 Bayi kecil masa kehamilan/KB
 Gangguan pernafasan
 Hipotermia
 Infeksi
 Cacat bawaan/trauma lahir
Jika tidak ada masalah,
a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
 hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C
 bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
c. Lakukan pemeriksaan fisik
 gunakan tempat yang hangat & bersih
 cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan & bertindak lembut
 lihat, dengar, & rasakan
 Rekam /catat hasil pengamatan
 jika ditemukan faktor risiko/masalah segera cari bantuan lebih lanjut
d. Pemberian vitamin K
 untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K
 Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
 Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1). Pemberian nutrisi
 Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)
 Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
 Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat
perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
 Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
 Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC
 Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
 Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas
3). Mencegah infeksi
 Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB
 Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika
tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul
perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
 Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
 Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari
 Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang
bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu

2.5.Keluarga Berencana
2.5.1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian
Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP) dengan kematangan
reproduksi pada perempuana usia 20 tahun keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera.
b. Macam- Macam Kontrasepsi
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
 Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus
Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
a. Metode Amenorhoe Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI
saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai metode keluarga
berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan
metode kontrasepsi lain.
b. Coitus Interuptus (Senggama Terputus)
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi
pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma
dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu
tahu kapan spermanya keluar.
c. metode Kalender (pantang berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur.
Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya alias
mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan
membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
d. Metode Lendir Serviks (MOB)
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) dengan cara mengenali masasubur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir
serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
e. Metode Suhu Basal Badan
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah
bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
f. Simptotermal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang
mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode
simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuhdan mukosa serviks.
Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator
kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanita daripada menggunakan salah satu metode saja. Ketika
menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu dengan yang
lainnya akan saling melengkapi.

 Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan
spermisida.
a. Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi
penis sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga sperma tertampung didalamnya dan
tidak masuk ke vagina, dengan demikian akan mencegah terjadinya kehamilan. Kondom
yang menutupi penis juga berguna untuk mencegah penularan penyakit kelamin
b. Diafragma
Diafragma dirancang aman dan
disesuaikan vagina untuk menutupi serviks. Diafragma merupakan kap berbentuk bulat,
cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dapat dibengkokkan. Alat kontrasepsi metode
barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis keuterus dan salura telur (tuba
falopi),sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
c. Spermisida
Metode kontrasepsi secara kimiawi adalah: mencegah terjadinya kehamilan dengan
menggunakan tissue KB, tablet berbusa, suppositoriakimiawi dan krim jelly,atau preparat
yang menghentikan atau membunuh sperma pada saat bersentuhan. Spermisida adalah alat
kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang digunakan untuk
membunuh sperma.

2. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung
hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan
kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
a. pil Jenis kontrasepsi yang digunakan wanita untuk mencegah kehamilan, pil yang berisi
estrogen dan progrestin harus diminum setiap hari, juga selama haid yang berkhasiat
mencegah kehamilan bila diminum secara teratur, tetapi bila tidak teratur atau diberhentikan
bisa terjadi kehamilan. Pil ini berbentuk tablet, normalnya tidak hancur dan tidak retak,
umumnya berwarna putih.
b. suntikan/injeksi Jenis kontrasepsi yang digunakan wanita untuk mencegah terjadinya
kehamilan, suntikan ini mengandung estrogen dan progresteron yang pemberiannya melalui
suntikan.
c. Implan ( susuk )
Alat kontrasepsi jangka panjang bagi wanita yang disusupkan dibawah kulit lengan atas.
Implant terdiri dari 6 buah kapsul kecil dan tipis kira-kira sebesar korek api. Kapsul-kapsul
tersebut mengandung obat yang dapat mencegah terjadinya kehamilan dan dikeluarkan
sedikit demi sedikit kedalam darah selama 5 tahun. Setelah 5 tahun harus diganti dengan
yang baru karena masa pakai atau khasiatnya habis.
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung
hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
 AKDR adalah Suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan reversibel yang
terbuat dari plaslik atau logam kecil yang dimasukan dalam uterus melalui kanalis servikalis
(WHO, 2007).
4. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan
Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode
ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan
antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong
atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.
BAB 3
PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,KB DAN BBL DI
KLINIK BERSALIN BIDAN Hj RISMALA SITUMORANG

Pengkajian
Tanggal : 2 november -28 november 2015
Jam :
: KLINIK BERSALIN BIDAN Hj RISMALA SITUMORANG, AmKeb Jl MALIK
IBRAHIM KABUPATEN ASAHAN
Nama Mahasiswa : Ida Rahayu

SOAP ANC
A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas
Nama Ibu : Ny.S Nama Ibu :Tn.R
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/bangsa : jawa/Indonesia Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl singa kisaran Alamat : jl singa kisaran
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Mulas, nyeri pada bagian bawah
4. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah
b. Usia Kawin : 23tahun
c. Lama Kawin : 6 tahun
d. Kawin ke : pertama
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Sudah pernah mendapatkan suntikan TT selama kehamilan.dan pada saat remaja juga teratur
imunisasinya.
2) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Campak,
HIV/AIDS
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Ibu mengatakan sedang tidak menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Campak,
HIV/AIDS
2) Ibu mengatakan sedang tidak menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung,
diabetes,hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, Campak,
HIV/AIDS dan penyakit keturunan seperti asma, jantung, diabetes,hipertensi
6. Riwayat Obstetri Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
Menarche :12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Jumlah : 3 kali ganti pembalut
Keluhan : tidak ada
HPHT : ? November 2015
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan kehamilannya baik-baik saja tidak ada masalah
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Sudah pernah mendapatkan suntikan TT selama kehamilan.dan pada saat remaja juga teratur
imunisasinya.
Hamil ke :2
Umur kehamilan : 36 minggu
HPL : ? November
Rencana : 2015
Persalinan : di bidan
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan sudah pernah menggunakan KB PIL
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Tabel 3.1 Pola Kebiasaan Sehari-hari

Pola Kebiasaan Sebelum Hamil Sesudah Hamil Keluhan


Nutrisi Makan 3 kali/hari, Makan 3-4 Tidak ada
Makan dan Minum nasi, sayur, lauk kali/hari, nasi, masalah
pauk, minum air sayur, lauk
putih 8 gelas pauk,sedik ngemil,
minum air putih 8
gelas dan susu
Eliminasi
BAB 2-3 kali, padat, I kali, agak lembek, Tidak ada
BAK berwarna kecoklatan kuning kecoklatan masalah
7-8 kali banyak, 6-7 kali, banyak,
warna jernih warnah jernih

Aktifitas Melakukan pekerjaan Melakukan Tidak ada


rumah tangga pekerjaan rumah masalah
tangga seperti
biasa, namun
mengurangi kerja
berat
Personal hygine Mandi 2 kali/hari, Mandi 2 kali/hari, Tidak ada
gosok gigi 2 kali, gosok gigi 2 kali, masalah
keramas 3 kali keramas 3 kali
seminggu, ganti baju seminggu, ganti
2 kali baju 2 kali
Istirahat Tidur siang kadang- Tidur siang 1-2 Tidak ada
kadang, tidur malam jam, tidur malam 7- masalah
7-8 jam 8 jam
Pola seksual 3-4 kali dalam 1-2 kali dalam Tidak ada
seminggu seminggu masalah

9. Data psikososial, cultural dan spiritual


a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan dan dinantikan
b. kultural
ibu mengatakan pengambilan keputusan dilakukan secara musyawara
c. spiritual
ibu mengatakan taat dalam menjalankan ibadah shalat 5 waktu
10. data pengeahuan klien
ibu mengatakan sudah sedikit paham dengan kehamilan karena sudah berpengalaman
11. lingkungan
lingkungan tempat tinggal : bersih dan rapi
tinggal bersama : suami
jenis tempattinggal : bangunan permanen

B. DATA OBYEKTIF
1. pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : sadar penuh
Tekanan darah : 110/70
Suhu : 36°C
Pernapasan : 24x/i
Berat Badan : 46,5 kg
Tinggi Badan : 155 cm
LILA : 24 cm
2. status Present
 kepala : bersih,tidak ada ketombe,tidak rontok
 rambut : warna hitam mengkilap
 wajah : tidak odema,pucat tidak ada, closma gravid tidak ada
 mata : conjungtiva merah jambu, sclera mata tidak pucat,
 hidung : polip tidak ada
mulut : lidah bersih, stomatis tidak ada, gigi caries tidak ada, tonsil tidak ada peradangan,
pharyng tidak ada peradangan
 telinga : serumen tidak ad,pengeluaran tidak ada
 leher : luka bekas operasi tidak ada, kelenjar thyroid tidak ada
dada : simetris,areola mamae hyperpigmentasi, putting susu menonjol, benjolan tidak ada,
pengeluaran dari putting susu ada
 aksila : pembesaran getah bening tidak ada
abdomen : pembesaran ada. Linea ada, striae ada, bekas luka operasi tidak ada, odema tidak ada,
pergerakan janin ada, bentuk simetris
 punggung : normal tidak ada kelainan bentuk tulang
genetalia : tidak ada odema,tidak ada varises,tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini
 anus : tidak ada haemoroid
 ekstremitas
atas : simetris, jari tangan normal, tidak odema, telapak tangan tidak pucat
bawah : simetris jari kaki normal, tidak odema, telapak kaki tidak ada kelainan refles patella +
3. Status Obstetri
Inspeksi
Muka : tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : payudara membesar,puting menonjol, areola menghitam
Perut : ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum
Palpasi Leopoid
. Leopold 1 : TFU : 30 cm, di fundus teraba lunak, bundak, tidak melenting, tinggi fundus uteri 1-2 jari
dibawah px.
b. Leopold II : perut sebelah kiri teraba lebar, memberikan tahanan yang besar, perut sebelah kanan teraba
yang kecil-kecil.
c. Leopold III : bagian terbawah janin, teraba keras, melenting.
d. Leopold IV : kepala sudah sebagian masuk PAP (divergen)
DJJ : (+) Frekuensi : 139 x/i teratur
TBJ : 2900 gram
4. Pemeriksaan Penunjang
PP test : positif +
5. Pemeriksaan Panggul luar
Tidak dilakukan
C. ANALISA
Ny.S GIIPIA0 hamil 36 minggu,janin tunggal, hidup intrauterin, letak kepala,puki,
kepala sudah masuk PAP, keadaan umum ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan janinnya dalam keadaan
sehat. Tekanan darah ibu 110/70 termasuk normal, berat badan 46,5 kg. denyut jantung janin
139x/I ibu senang mendengar hasil kondisinya.
2. Memberikan penkes pada ibu tentang personal hygine agar ibu selalu membersihkan dan
menjaga diri dengan mandi minimal 2 kali sehari mengganti pakaian dalam 3kali
sehari,membersihkan putting susu dengan baby oil agar tidak lecet.
3. Memberikan penkes pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
a. Nyeri/mulas yang semakin kuat dan teratur
Ibu akan merasakan sakit/nyeri yang berlebihan dipanggul dan tulang belakang. Rasa sakit ini
disebabkan oleh pergeseran dan gerakan yang mulai menekan tulang belakang oleh janin
yang mendorong keoarah bawah panggul.
b. Keluar lendir bercampur darah
Lendir ini dapat bercampur darah karena leher rahim dalam proses pembukaan. Lendir yang
berada dalam kanalis servikalis terlepas sehingga terjadi perdarahan disebabkan pembuluh
darah kapiler pecah.
c. Keluar cairan air ketuban
Keluar cairan berupa air. Air dari vagina.ibu harus dapat membedakan antara urine dengan
air ketuba. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna putih keruh,
berarti yang keluar adalah air ketuban.
Jika ada tanda-tanda diatas maka ibu segera datang ke bidan.

SOAP INC
PERSALINAN KALA I
A. DATA SUBYEKTIF :
Ibu datang tanggal 12 november 2014 pukul 10:00 wib dengan keluhan ada keuar lendir
bercampur darah kemaluan dan lendir bercampur darah ada semenjak 4 jam lalu juga rasa
sakit dipinggang sampai ke perut kadang datang dan hilang.
Anamnesa :
- Rasa sakitnya semakin sering datang dan agak lama
- Bayi masih dirasakan bergerak
- Terakhir makan tadi malam jam 07:30 WIB
- BAB baru saja tetapi sedikit, BAB tadi pagi

B. DATA OBYEKTIF
- BB : 46,5 kg
- Temp: 36,5˚C
- TD:110/70 mmHg
- RR: 22x/i
- HR: 88x/i
Palpasi Leopoid
- Leopoid 1 : TFU : 30 cm, di fundus teraba lunak, bundak, tidak melenting, tinggi fundus uteri 1-2 jari
dibawah px.
- Leopod II : perut sebelah kiri teraba lebar, memberikan tahanan yang besar, perut sebelah kanan teraba
yang kecil-kecil.
- Leopoid III : bagian terbawah janin, teraba keras, melenting.
- Leopoid IV : kepala sudah sebagian masuk PAP (divergen)
DJJ : (+) Frekuensi : 139 x/I teratur
Kontraksi : 4 x dalam 10 menit durasi 35-40 detik
Odema : Tidak ada oedema pada tungkai kaki kiri/kanan
Pemeriksaan Genetalia luar : terlihat ada keluar lendir bercampur darah
netalia dalam : tidak ada yang menghalangi jalan lahir, pembukaan 7 cm, selaput ketuban utuh, teruba bagian
terendah kepala, sudah berada di hodge 3
C. ANALISA
Ibu inpartu kala 1 fase aktif (akselarasi) dengan usia kehamilan 36 minggu.

D. PENATALAKSANAAN :
Menjelaskan pada ibu dan keluarga sekarang sudah masuk masa persalinan. Kita
mengharapkan persalinan berjalan normal karena persalinan merupakan proses alamiah dan
tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi dan dalam pengambilan keputusan selalu
melibatkan ibu dan keluarga. Ibu menjawab menyerahkan seluruhnya kepada ibu bidan.
Menjelaskan agar ibu tidak gelisah, keluhan, dan memberikan penjelasan tentang
gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga. Dan meminta keluarga
untuk mendampingi ibu, ibu langsung menjawab agar gar suami yang berada disamping ibu
selama proses persalinan.
Mengajarkan macam-macam posisi persalinan yang nyaman bagi ibu. Ibu melakukan
rubah posisi sambil meringis kesakitan.
Pemantauan ibu dan janin serta kemajuan persalinan dipantau dengan lembar partograf
(terlapir) hasilnya ibu dan janin serta kemajuan persalinan baik.
Bidan mempersiapkan suami yang menemaninya untuk memijat atau menggosokkan
punggungnya dan membasuh mukanya diantara kontraksi. Ibu diperbolehkan melakukan
aktifitas sesuai dengan kesanggupannya.
Mengajarkan teknik pernafasan, ibu diminta untuk menarik nafas panjang, menahan
nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu tersa
kontraksi, memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi, ibu diberikan cukup minum,
ibu minum 200 cc teh manis hangat.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan
penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizing
pasien/ibu.
SOAP KALA II
A. DATA SUBYEKTIF
Tanggal : 12 November 2015
Ibu mengatakan :
 Mules semakin sering dan kuat
 Keluar lender darah semakin banyak
 Berasa ingin BAB
 Berasa ingin meneran

B. DATA OBYEKTIF
 Keadaan umum : Baik,
 Kesadaran : komposmentis,
 keadaan emosional : stabil.
 DJJ : 143 x/i
 His : 5x/10/›40⁰
jala kala II : Ada dorongan meneran. Vulva membuka, perineum menonjol, ada tekanan pada anus.
 Kandung kemih : kosong
dalam : Vulva vagina tidak ada kelainan, pembukaan lengkap 10 cm, ketubah (+), presentasi belakang
kepala, Posisi UUK kiri depan, kepala turun di hodge IV, tidak ada mules.

C. ANALISA:
Ibu inpartu kala II

D. PENATALAKSANAAN:
 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa keadaan ibu dan janin saat ini
baik, pembukaan sudah lengkap, ketuban belum pecah ibu telah mengetahui hasil
pemeriksaan.
 Melakukan amniotomi dengan cara pada saat his melemah kita torehkan sedikit pada
selaput ketuban ketuban pecah warna jernih agak keruh bau amis jumlah ±300 ml dan
tidak ada yang menyertai.
 Menganjurkan ibu untuk meneran jika ada his ibu ingin melakukannya
 Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
 Menganjurkan ibu untuk minum sebanyak 200 cc
 Dekatkan alat partus set
 Observasi DJJ
 Memimpin persalinan
 Meletakkan bayi di atas perut ibu
 Palpasi uterus
 Menjepit tali pusat 3-5 cm dengan 2 klem dan memotong serta mengikat tali pusat.
 Melakukan IMD dengan cara meletakkan bayi diantara payudara ibu dan menganjurkan ibu
untuk memeluk bayinya selama 1 jam.

SOAP KALA III


A. DATA SUBYEKTIF
Tanggal : 12 November 2015 pukul : 14.00 WIB
Ibu mengatakan :
 Merasa senang dan bersyukur atas kelahiran bayinya
 Perut terasa mulas
 Terasa keluar darah dari jalan lahir

B. DATA OBYEKTIF
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : composmentis
 Keadaan emosional : stabil
 TFU : setinggi pusat
 Kontraksi : kuat, baik
 Kandung kemih : kosong
 Perdarahan : ± 200 ml
 Plasenta belum lahir
 Tanda pelepasan plasenta :
o Uterus globuler
o Tal ipusat bertambah panjang
o Ada semburan darah secara tiba-tiba

C. ANALISA DATA
Ibu inpartu kala III

D. PENATALAKSANAAN

 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa plasenta belum lahir ibu telah
mengetahuinya.
 Melihat adanya tanda pelepasan plasenta
 Melakukan peregangan tali pusat terkendali setelah tampak 2/3 bagian di
depan vulva tangan kiri menyangga plasenta tangan kanan memilin kesatu arah sampai
plasenta dan selaput lahir seluruhnya plasenta lahir spontal pukul 14.00 WIB.
 Melakukan masase uterus pada fundus uterus selam 15 detik 15 kali secara
sirkuler kontraksi kuat baik.
 Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase uterus jika kontraksi keras seperti batu
berarti bagus jika lembek laporkan kebidan ibu mau melakukannya.
 Mengidentifikasi plasenta : sisi maternal : kotiledon lengkap, tidak ada anak plasenta, warna
segar tidak ada pengapuran, diameter 20 cm, tebal 2,5 cm, selaput korion lengkap, -sisi fetal :
insersi tali pusat sentralis, panjang 50 cm, selaput amnion lengkap, warna tali pusat segar
plasenta lengkap. Observasi dan estimasi perdarahan.
SOAP KALA IV
A. DATA SUBYEKTIF
Tanggal : 12 – 11- 2015
Pukul : 20:00 WIB
Ibu mengatakan
 Senang dengan kelahiran bayinya.
 Mengatakan lelah dan capek.
 Mengatakan masih mules

B. DATA OBYEKTIF
 Keadaan umum : baik
 keadaan emosional : stabil
 kesadaran : composmentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Suhu : 36.5oc
 Nadi : 85 x/menit
 Respirasi : 24 x/menit
 TFU : setinggi pusat
 Kontraksi : kuat
 Kandug kemih : kosong
 Perdarahan :±80ml
 Laserasi : tidak ada laserasi

C. ANALISA
Ibu Inpartu kala IV
D. PENATALAKSANAAN
 Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaannya pada saat ini baik dan
tidak ada robekan jalan lahir ibu telah megetahui hasil pemeriksaan.
 Merapikan alat partus bekas pakai.
 Membersihkan badan ibu dan merapikannya badan ibu telah bersih dan rapi.
 Mendekontaminasi alat dengan air klorin 0,5% selama 10 menit.
 Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ibu mau melakukannya.
 Menganjurkan ibu untuk istirahat ibu mau melakukannya.
 Melakukan observasi selama 2 jam dimana 1 jam pertama dilakukan setiap 15 menit 1
jam kedua setiap 30 menit untuk mengetahui tekanan darah, nadi, suhu, kontaksi,TFU,
kandung kemih dan perdarahan ibu bersedia dilakukan observasi tersebut.
Tabel 3.2 observasi

Jam Wkt Tekanandarah nadi suhu TFU Kontraksi Kandungkemih Perdarahan


ke uterus
1 14.15 110/80 82 37,5 I jari di Keras Kosong 80 cc
bawah
pusat
14.30 110/70 82 1 jari di Keras Kosong 60 cc
bawah
pusat
14.45 110/70 80 1 jari di Keras Kosong 50 cc
bawah
pusat
15.00 110/80 84 1 jari di Keras Kosong 40 cc
bawah
pusat
2 15.30 110/80 86 36,5 1 jari di Keras Kosong 30 cc
bawahpusat
16.00 110/80 82 1 jari di keras kosong 30cc
bawahpusat

 Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam ibu mau melakukannya.
 Melakukan pendokumentasian

SOAP POST NATAL NORMAL 2-6 Jam


pukul 22.30 WIB

A. DATA SUBYEKTIF
- Ibu melahirkan bayi laki-laki 2900 gram spotan pada pukul 13.42 WIB
- Ibu merasakan lelah setelah persalinan
- Ibu mengatakan mules setiap menyusui bayinya
- Hubungan ibu dengan suami dan keluarga terjalin baik
- Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.

B. DATA OBYEKTIF
- TTV : 120/80 N : 82x/menit SH : 37,5oc Rr : 20x/menit
- Payudara membesar, colostrum sudah keluar
- Abdomen TFU sejajar pusat, kontraksi baik
- Kandung kemih kosong
- Lochea rubra
- Ekstremitas normal, tidak ada oedema

C. ANALISA
Ibu post partum 6 jam

D. PENATALAKSANAAN
 Melakukan lanjutan IMD, ibu kembali mencoba menyusui bayinya
 Menganjurkan pemberian ASI eksklusif untuk bayi, ibu memahami tentang baiknya pmberian
ASI eksklusif untuk bayi
 Memberitahu ibu menu seimbang yang sesuai dengan kemampuan, ibu mengerti tentang menu
seimbang
 Menganjurkan mobilisasi bertahap, ibu mau melakukan mobilisasi bertahap
 Menganjurkan ibu cukup istirahat, ibu dapat menyesuaikan jadwal istirahat ibu dan jadwal
tidur bayi
 Melakukan pengawasan perdarahan yang mungkin terjadi, mengajari ibu cara masase perut
jika perutnya lembek sampai keras.
SOAP POST NATAL NORMAL 4 HARI
Tanggal 16 november 2015 Pukul: 10:30 wib
A. DATA SUBYEKTIF
Kunjungan ulang masa nifas

B. DATA OBYEKTIF
- KU : Baik
- Kesadaran : compsmentis
- Tanda-tandavital
oTD : 120/80 mmHg
oRespirasi : 20x/i
oSuhu :36,5°C
oNadi : 80x/i
Payudara : ASI keluar banyak tidak ada pembengkakan
- Abdomen : palpasi fundus uteri sudah kembali normal
- Genetalia : vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada odema
- Lochea : alba merah kekuningan tidak berbau
- Anus : tidak ada hemoroid

C. ANALISA
Ibu 4 hari post partum

D. PENATALAKSANAAN
 Memberitahukan hasil pemeriksaan ibu mengetahui keadaanya saat ini semakin
membaik, dan kekuatannya juga hamper pulih seperti biasa, ibu sudah semangat untuk
melakukan aktifitasnya meskipun masih menghindari pekerjaan-pekerjaan yang berat.
 Memantau KU,TFU, dan lochea tidak ada kelainan
Ibu mengatakan sering mengganti pakaian dalam karena masih ada keluar cairan dari
kemaluannya sehingga terasa lembab dipakaian dalamnnya, tetapi tidak berwarna merah atau
kecoklatan lagi.
 Mengingatkan kembali ASI ekslusif dan nutrisi yang baik. Ibu menyusui harus mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiaphari, pil zat besi untukmenambah zat gizi setidaknya selama 40 har
pasca bersalin. Memberikan vitamin A kapsul (200.0000 kapsul) agar bias memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI ibu mengerti dan akan menjalankan ASI esklusif
 Mencatat semua hasil pemeriksaan yang dilakukan
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
USIA 7 JAM TERHADAP BY. NY. S DI KLINIK BERSALIN BIDAN Hj RISMALA
SITUMORANG

Pengkajian
Tanggal : 12 November 2015
Pukul : 21:00 WIB
t : KLINIK BERSALIN BIDAN Hj RISMALA SITUMORANG, AmKeb Jl MALIK
IBRAHIM KABUPATEN
mahasiswa : Ida Rahayu

1. DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
a. Bayi
Nama : By. Ny. S
Tanggal lahir : 12 november 2015
Pukul : 13:42 WIB
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke : 2 (kedua)
Alamat : jl singa kisaran

b. Orang tua
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. R
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa: jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan: SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl singa kisaran Alamat : jl singa kisaran
No. HP : 085362077730 No. HP :-

B. RIWAYAT ANTENATAL
GIIPIA0 umur kehamilan 36 minggu
Riwayat ANC : Teratur 6 kali di klinik BIDAN Hj Rismala
Imunisasi TT : ada
Kenaikan BB : 6.5kg
Keluhan saat hamil
Trimester I : mual muntah
Trimester II :-
Trimester III : sering BAK
t selama hamil: ibu mengatakan tidak ada menderita penyakit jantung, diabetes mellitus, gagal ginjal,
hepatitis B, HIV positif, trauma/penganiayaan.
aan makan : ibu mengatakan tidak ada pantangan dalam hal makanan
amu : ibu mengatakan mengkonsumsi tablet FE, calcium dan vitamin C.
Merokok : ibu mengatakan tidak ada kebiasaan merokok
kasi ibu : ibu mengatakan tidak prnah mengalami hipertensi, abortus, perdarahan, pre eklmsia,
eklamsia, diabetes gestasional, infeksi.

C. RIWAYAT INTRANATAL
Lahir tanggal 12 November 2015 Pukul : 13:42 WIB
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan Hj Rismala Situmorang
Lama persalinan
kala I : 8 jam
Kala II : 4 jam
Komplikasi
: ibu mengatakan tidak pernah hipertensi/hipotensi, penggunaan obat, infeksi/suhu badan
naik, KPD, perdarahan
: janin tidak mengalami premature/ post matur, malposisi/malpresentasi, gawat janin,
ketuban campur mekonium, prolaps tali pusat.

2. DATA OBJEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
1) Pernafasan : 49x/i
2) Warna kulit : kemerahan
3) Denyut jantung : 130x/i
4) Suhu : 36,5oc
5) Postur dan gerakan : normal dan aktif
6) Tonus otot : gerakan aktif
7) Kesadaran : composmentis
8) ekstermitas : normal
9) tali pusat : normal
10) BB sekarang : 2900 kg

B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Kepala : chefalhematom dan caputsuccadenium tidak ada
2) Mata : simetris, konjugtifa merah muda, sclera putih.
3) Hidung : berlubang kanan dan kiri, pengeluaran tidak ada.
4) Mulut : simetris, palatumskizis dan palatum labio skiziz tidak ada.
5) Telinga :simetris, berlubang kanan dan kiri, tidak ada serumen.
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar getah bening
Dada : simetris, bunyi jantung lupdub, tidak ada wheezing dan ronci.
Perut :simetris, tidak terdapat perdarahan tali pusat, bising usus normal
9) Genetalia : terdapat penis yang berlubang, skrotum lengkap
10) Ekstremitas: atas/bawah dan jari-jari lengkap

C. REFLEK
1) Moro : Baik
2) Rooting : Baik
3) Walking : Baik
4) Graphs : Baik
5) Sucking : Baik
6) Tonicneck : Baik

D. ANTROPOMETRI
1) PB : 49 cm
2) LK : 32 cm
3) LD : 34 cm
4) LLA : 12 cm

3. ASSESMENT
Bayi Ny S umur 7 jam dengan keadaan normal

4. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi bayi dalam keadaan sehat. Pernafasan 40x/I,
berat badan 2900 gram. Dan denyut jantung 130x/I termasuk normal. Ibu senang mendengar
hasil kondisinya.
b. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya sesering mungkin tanpa
menjadwalkan waktu pemberiannya.ibu sudah tahu dan akan melakukannya.
c. Mengajar kancara menjaga kebersihan kulit pada bayi secara cepat dan hati-hati, membasahi
bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus, hindari sabun terkena bagian mata bayi, dan
setelah bayi buang air besar atau air kecil segera bersihkan dengan menggunakan air hangat.
Ibu mengerti dan akan mencoba melakukannya.
d. Menjelaskan kepada orangtua untuk waspada terhadap tanda bahaya padabayinya yaitu
1) Tidak mau minum atau memuntahkannya samua
2) Kejang
3) Bergerak jika hanya dirangsang
4) Napas cepat (≥60x/i)
5) Napas lambat (≤30x/i)
6) Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
7) Merintih
8) Teraba demam( suhu ≥37°C)
9) Teraba dingin (suhu ≤ 36°C)
10) Nanah yang banyak dimata
11) Pusar kemerahan meluas kedinding perut
12) Diare
13) Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
14) Perdarahan
Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan terdekat.ibu sudah
tahu dan mengeri tanda bahaya kehamilan pada bayinya.
e. Anjurkan bayi untuk mendapatkan imunisasi diposyandu terdekat. Ibu mengerti dan akan
membawabayinya ke posyandu.

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA NY. R


DI KLINIK BIDAN Hj RISMALA SITUMORANG AmKeb

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas
Nama Ibu : Ny. R Nama Ibu :Tn. F
Umur : 35 tahun Umur : 37 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/bangsa : jawa/Indonesia Suku/bangsa : jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl Dipo kisaran Alamat : jl Dipo kisaran
2. Pengkajian tanggal
Alasan datang ke klinik : KB
Yang mengantar : Suami
Riwayat menstruasi
 Menarche : 11 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lamanya : 6 hari
 Banyaknya : 2x ganti doek
 Sifat darah : Encer
 Warna : merah
Riwayat perkawinan : Sah
Kawin ke : pertama
Riwayat obstetric yang lalu :
 Riwayat seluruh kehamilan :
Gravida : 2 kali
Partus : 2 kali
Abortus :-
Lahir hidup : 2 orang
 Riwayat persalinan terakhir/abortus terakhir
Tanggal persalinan : 12 juni 2013
Jenis kelamin : Perempuan
Apakah sedang menyusui : tidak

B. DATA OBYEKTIF
KU :baik kesadaran : composmentis
TD : 120/80mmHg BB : 44 kg
Suhu : 36,5°C TB : 155 cm
Nadi : 80x/I RR : 24x/i
Lila : 24 cm
Infeksi : vagina tidak ada infeksi, vulva bersih, tidak adakelainan
Payudara : tidak ada bendungan ASI
Abdomen : tidakada pembesaran
Cerviks : tidak ada kelainan, tidak ada luka infeksi, tidak adapembukaan

C. ANALISA
Ibu sudah pernah menggunakan KB PIL

D. PENATALAKSANAAN
Memberi informasi pada ibu tentang kondisi kesehatannya
Vital sign : dalam keadaan normal
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36.5°C
1. Memberikan KIE kepada ibu tentang KB PIL

Kelebihan KB PIL
 Penggunaan Pil KB mudah, karena hanya dibutuhkan kepatuhan wanita untuk meminumnya.
 Kehamilan bisa segera terjaga setelah anda berhenti minum Pil KB tersebut.
 Kandungan hormonal Pil KB membuat lapisan endometrium mengalami penebalan dan
peluruhan sesuai dengan siklus 28 hari sehingga dapat mengurangi beberapa keluhan haid.
 Menurunkan risiko kanker endometrium dan tumor ovarium. Sehingga menghindarkan dari
resiko kanker serviks.
 Bisa digunakan sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan suami istri yang tidak
terlindung oleh alat kontrasepsi.
 Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi pada darah.

Kekurangan KB Pil
 Terasa mual, biasanya dirasakan selama 3 bulan pertama,
 Terjadi pendarahan di antara masa haid terutama bila lupa atau terlambat minum Pil KB
tersebut,
 Mengalami sakit kepala ringan,
 Terjadi nyeri payudara,
 Beberapa wanita yang mengkonsumsi Pil KB dosis rendah, mengeluh nyeri saat berhubungan
badan,
 Anda harus mempunyai stok lebih sebagai persediaan.

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. S sejak tanggal
10 November 2015 sampai 14 November 2015 atau sejak masa kehamilan Ny. R berusia
36 minggu (masa hamil), bersalin sampai 4 hari post partum dan asuhan bayi baru lahir 0
sampai dengan 4 hari.

4.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan


Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. S pada kehamilan 36 minggu adalah
pengkajian data dari mulai anamnesa tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama,
riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pola kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis
melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang
berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi fundus uteri,
melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 1 kali,
pemberian tablet zat besi, test penyakit menular seksual tidak dilakukan karena sarana dan
failitas tidak tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan.
Pemberian imunisasi Tetanus toxoid telah diberikan pada saat pengkajian mendapatkan
imunisasi TT1. Memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT untuk dapat
menurunkan angka kemtian bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.
Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. S sudah mengonsumsi sejak usia
kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadag-kadang masih ada 4 atau 5 tablet karena
Ny. S lupa meminumnya, dan Ny. S sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny. S tidak
merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda bahaya.
Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny. S menemukan beberapa
masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. S yaitu mengeluh sering kencing dan cepat
merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada kehamilan trimester III karena bayi
sudah masuk pintu atas panggul.
Ny. S melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan
selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4 kali kunjungan
selama hamil. (Saifudin AB, 2006)
Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada Ny. S, dapat
terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. S, suami dan keluarga bersifat kooperatif
sehingga tidak terjadi kesulitan dalam memberikan asuhan.

4.3 Asuhan Kebidanan Persalinan


Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 36 minggu, Ny. S dan keluarga datang keklinik
bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lendir bercampur darah. Menurut
referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti
dengan keluarnya lender bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai
membuka. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, S benar
telah mengalami proses persalinan.
Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm) dimana proses
ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase
aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif. (APN, 2007)
Pada saat Ny. S datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 7 cm, portio tipis lunak,
ketuban belum pecah, kepala berada dibidang hodge III dan his kuat. Kurang lebih 2 jam
kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa kemajuan persalinan Ny. S berlangsung
normal dengan hasil pembukaan serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.

Kala II
Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu untuk minum
di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia ingin meneran dan sudah ada
tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, dan vulva membuka. Kala II berlangsung selama 25 menit terdapat robekan
derajat 1 pada jalan lahir dengan jumlah darah ± 150 cc.
Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri biasanya
berlangsung 5-30 menit (conny,2015). Segera setelah melakukan asuhan pada bayi baru ahir,
maka manajemen aktif kala III segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi.
Kala III segera selama 10 menit dengan perdarahan ± 100 cc.

Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan. (mochtar, 2007). Setelah
proses persalinan selesai maka bidan mamntau kondisi Ny. S selama 2 jam diantaranya yaitu
melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari
hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan persalinan Ny. R
berlangsung normal tanpa ada penyulit.

4.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera setelah lahirnya
dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem reproduksi kembali mendekati
keadaan sebelum hamil (APN, 2007). Dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian
lebih karena banyak hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi.
Dalam hal ini penulis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program yang ada dan
hasilnya masa nifas Ny. S belangsung secara normal tanpa ada komplikasi seperti adanya
perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama
melakukan asuhan penulis melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas
diantaranya menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining
yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan kesehatn tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan imunisasi pada bayi sesuai dengan teori.
Dari hasil pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan
Ny. S berlangsung normal tanpa ada penyulit.

4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. S lahir spontan pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 13:42 WIB, menangis
keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat kongenital, lingkar
kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah
bebaskan jalan nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi,
pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. (APN, 2007)
Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis melakukan penilaian
dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung meletakan bayi di atas perut
Ny. S segera mengeringkan, membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit
dengan klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi
dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis
diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan 1
jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu pada
ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga dengan baik.
Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah memberikan konseling
tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi, pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu
dilakukan dengan cara membersihkan dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa
menggunakan apapun.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 2 jam, 6
jam, 4 hari, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa
komplikasi apapun.
4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Pada Ny. R usia 35 tahun A0P3 akseptor suntik 1 bulan Cyclofem telah menjadi
akseptor kb suntik 1 bulan Cyclofem selama 1 tahun. Dia mengatakan bahwa mengalami
gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi merupakan salah satu efek samping dari
suntikan Cyclofem. Ini hanya bersifat sementara karena terjadi akibat hormon yang
meningkat sehingga menimbulkan terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa Ny. R dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. S pada umur kehamilan 36minggu sudah sesuai
dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan
tidak ada keluhan yang serius, Ny. S dan janinya dalam keadaan normal.
2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan
normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa
ada penyulit maupun komplikasi.
3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali dengan tujuan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendetaksi, serta malayani masalah-masalah
yang terjadi. Tetapi hanya dilakukan 2 kali kunjungan. Selama memberikan asuhan
kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya masalah atau komplikasi.
4. Asuhan bayi baru lahir Ny.S yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2 jam, 6
jam, 4 hari, postnatal tidak ditemukan masalah ataupun komplikasi.
5. Asuhan Keluarga Berencana Ny. R tidak ditemukan masalah karena selama memberikan
asuhan ibu memahami efek sampingnya.
5.2 Saran
1. Untuk Institusi Pendidikan
Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di lapangan sehingga
diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal banyak kasus di lapangan yang tidak
diterangkan dalam bacaan, refrensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di
dalam kelas.
2. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu belajar lebih tentang teori-teori dalam
kebidanan yang telah di dapat selama pendidikan dan dapat mengamalkan ilmu-ilmu yang
telah didapat dengan sebaik-baiknya, serta dapat bermanfaat bagi mahasiswa tingkat
selanjutnya.
3 Untuk Klien
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk kehamilan-kehamilan
berikutnya.

Diposting oleh rahadlly di 23.15


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
MENGENAI SAYA

rahadlly
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG
 ▼ 2016 (4)
o ▼ Januari (4)
 contoh LTA dari BAB Isampai BAB V
 Makala Psikologi tentang MASA REMAJA
 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada ...

Anda mungkin juga menyukai