Anda di halaman 1dari 13

ASKEP KONDISI SEHAT JIWA

By : Yuli Permata Sari

KESEHATAN PENGERTIAN KESEHATAN (UU KES.No 23,1992);

Keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.

FOKUS KESEHATAN JIWA

1. Sehat Jiwa

2. Risiko terjadinya gangguan jiwa (psikososial)

3. Gangguan Jiwa

SEHAT JIWA : Suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif

KELOMPOK SASARAN JIWA SEHAT

umur 0 – 18 bulan umur 18 -25 th

umur 18 bulan – 3 tahun Umur 25-45 th

umur 3 – 6 tahun umur 45-60 th

umur 6 – 12 tahun umur >60 th

umur 12 – 18 tahun

Diagnosa Keperawatan

1. Kesiapan peningkatan perkembangan Infant (Readiness for enhanced organized Infant)

2. Kesiapan peningkatan perkembangan Toddler (Readiness for enhanced organized Toddler)

3. Kesiapan peningkatan perkembangan Remaja (Readiness for enhanced organized adolescene)

4. Kesiapan peningkatan perkembangan Usia Sekolah (Readiness for enhanced organized School Age)

5. Kesiapan peningkatan perkembangan Pre School (Readiness for enhanced organized Preschool)

6. Kesiapan peningkatan perkembangan Dewasa (Readiness for enhanced organized Adult)

7. Kesiapan meningkatkan koping (readiness for enhanced coping)

8. Kesiapan peningkatan perkembangan Lansia (Readiness for enhanced organized Elderly)

9. Kesiapan peningkatan Pengetahuan(Readiness For Enhanced Knowledge)


10. Kurang Pengetahuan (Knowledge Defisit)

11. Kesiapan peningkatan Perawatan Diri (Readiness for Enhanced Self Care)

Risiko Terjadinya Gangguan Jiwa

• Kehilangan pekerjaan/menganggur/PHK

• Kehilangan keluarga (suami/istri/anak)

• Kehilangan harta benda

• Kehilangan anggota tubuh akibat kecelakaan / bencana

• Ibu hamil

• Ibu yang habis melahirkan

• Penyakit kronis

Penyakit kronik :

❖ TBC ❖ Hipertensi ❖ Jantung ❖ Ginjal ❖ Kencing Manis ❖ Reumatik

Ciri-ciri Masalah Psikososial

a. Cemas, khawatir berlebihan, takut b. Mudah tersinggung

c. Sulit konsentrasi d. Ragu-ragu/merasa rendah diri

e. Reaksi fisik: jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala f. Pemarah dan agresif g. Kecewa

TANDA DAN GEJALA GANGGUAN MENTAL

➢ Sedih berkepanjangan ➢ Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari berkurang


➢ Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun ➢ Marah-marah tanpa sebab

➢ Bicara atau tertawa sendiri ➢ Mengurung diri atau tidak mau bergaul

➢ Putus asa dan mau bunuh diri


LAPORAN PENDAHULUAN (LP) DAN STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Ns. YULI PERMATA SARI, M.Kep

PRAKTEK MAHASISWA

■ PJ langsung berhubungan dengan klien yang sesungguhnya.

■ Di tatanan klinik.

■ Apa yg dikerjakan mempengaruhi status kesehatan klien.

■ Sering mengalami kecemasan.

■ Praktek klinik tdk optimal, “merugikan klien

” PERLU PERSIAPAN PRAKTEK

Teori dan konsep asuhan di kampus

Praktek laboratorium

Praktek Klinik dengan bimbingan yang intensif

Mahasiswa mempengaruhi positif kepada klien

FASE HUBUNGAN TERAPEUTIK

1. Fase Pra Interaksi

2. Fase Orientasi atau perkenalan

3. Fase Kerja

4. Fase Terminasi Diterapkan dlm interaksi PJ – Klien

Fase Pra Interaksi


■ Saat sebelum PJ berinteraksi dg Klien.

■ Perlu persiapan pengetahuan tentang klien: masalah utama, gejala dan tandanya, proses
terjadinya masalah, pohon masalah, data yg perlu dikaji, diagnosa keperawatan dan tindakan
keperawatan yang akan diterapkan kepada klien.

■ Bentuknya : LP

Fase Pra Interaksi (lanj.)

■ PJ juga perlu menyiapkan rancangan komunikasi dengan klien shg komunikasi yang terjadi
terapeutik.

■ Bentuk : SP ~ skenario interaksi.


■ 2 bagian: NCP yg akan diterapkan dan strategi komunikasi yang nanti akan dilakukan (Orientasi –
Kerja – Terminasi)

INTERAKSI PD - KLIEN

Berdasar LP dan SP.

Fase orientasi ,Fase kerja ,Fase terminasi

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama: masalah utama / keluhan utama. Rumusan baku masalah keperawatan (NANDA)
2. Proses terjadinya masalah:

■ Deskripsi masalah keperawatan utama.

■ Data penunjang

■ Penyebab masalah utama

■ Akibat masalah utama

3. Pohon Masalah.

4. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji.

■ Masalah keperawatan

■ Data penunjang (DO dan DS)

5. Diagnosa keperawatan ~ sesuai pohon masalah.

6. Tindakan Keperawatan: NCP untuk dx yang etiologinya adalah masalah utama.

STRATEGI PELAKSANAAN

■ 2 bagian: NCP yang akan diimplementasikan dan rancangan komunikasi dengan klien.

A. Proses keperawatan:

1. Kondisi klien: data obyektif dan subyektif klien yang aktual.

2. Dx keperawatan: dx keperawatan sesuai kondisi klien.

3. Tujuan: tujuan khusus yang akan dicapai melalui interaksi dg klien (satu sesi interaksi).

4. Tindakan keperawatan: bagian intervensi yang akan diterapkan pada interaksi tersebut.

B. Strategi Komunikasi

1. Orientasi:

■ Salam terapeutik: salam; perkenalan.


■ Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien, alasan masuk.

■ Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

■ Kontrak: topik/prosedur yg akan dikerjakan, waktu, tempat.

■ Tujuan

2. Kerja: mengkomunikasikan tindakan yang akan diterapkan. Perlu reinforcement.

3. Terminasi: mengakhiri interaksi.

■ Evaluasi subyektif: menanyakan perasaan klien stlh interaksi.

■ Evaluasi obyektif: mengulas isi komunikasi.

■ Tindak Lanjut: PR untuk klien

■ Memasukan tindakan keperawatan ke dlm jadwal kegiatan harian pasien

■ Kontrak YAD: topik, waktu, dan tempat.

SP DAN PROSES KEPERAWATAN

■ SP memudahkan perawat menerapkan NCP dalam bentuk interaksi yang terapeutik.

■ Interaksi dg klien menjadi sistematis.

■ Setelah interaksi dilakukan pendokumentasian implementasi dan evaluasi.

LAPORAN PENDAHULUAN

•1. Masalah Utama: • • •

2. Proses Terjadinya Masalah: • • • •

3. Pohon masalah • • •

4. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji • • •

5. Diagnosa Keperawatan • •

. Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

A. Pra Interaksi Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien:

2. Dx Keperawatan:

3. Tujuan:
4. Tindakan keperawatan

B. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

1. Orientasi:

a. Salam Terapeutik

b. Orientasi

c. Evaluasi/Validasi

d. Kontrak: topik, waktu, tempat

e. Menjelaskan tujuan

2. Kerja

3. Terminasi:

a. Evaluasi subyektif dan obyektif

b. Tindak lanjut

c. Kontrak YAD : topik, waktu, tempat

KESIMPULAN

Praktek klinik ~ stressful Pj

perlu persiapan utk menurunkan ansietas

LP dan SP

Siap berinteraksi dg Klien Terjamin terapeutik

Klien sejahtera (maladaptif → adaptif)

API (Analisa Proses Interaksi)

■ Reflektif evaluation

■ Meningkatkan kesadaran diri dan kepuasan pemberian askep oleh perawat

■ Meningkatkan hubungan terapeutik perawat klien

Dokumentasi API

■ Initial klien :

■ Diagnosa kep :

■ Tanggal interaksi :

■ Pertemuan ke / sp ke : ■ Tempat interaksi : ■ Deskripsi klien :


PERAN PERAWAT PADA TERAPI SOMATIK DAN PSIKOFARMAKA
Pengertian terapi somatik Terapi somatik

terapi yang diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa dengan tujuan mengubah prilaku yang
maladaptif menjadi prilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klien
Perlakuan : fisik target : prilaku

enis terapi somatic

♦ Pengikatan

♦ Isolasi

♦ Terapi kejang listrik

♦ Fototerapi

♦ Terapi deprivasi tidur

PENGIKATAN

♦ DEFINISI : Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual untuk mengatasi mobilitas
fisik klien.

♦ TUJUAN : melindungi klien dan orang lain dari cidera fisik, khususnya apabila terapi lain seperti
perubahan lingkungan dan strategi prilaku sudah tidak mempan lagi. Pengikatan……… Indikasi :

➢ Klien tidak mampu mengendalikan prilaku

➢ Berisiko menciderai diri sendiri dan orang lain

➢ Mengalami toleransi dan tidak lagi responsif terhadap obat yang menekan prilaku patologi.

➢ Mengalami gg kesadaran-bingung yang berisiko mengalami cidera atau jatuh

➢ Butuh penurunan stimulasi dan istirahat tenang

➢ Klien yg butuh bantuan utk mendapatkan rasa aman dan pengendalian dirinya.

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Hargai hak azazi klien, cara:


❖ Identifikasi kejadian pencetus hrs memenuhi kriteria terapi.
❖ Observasi yg mengalami agitasi dokumentasi prilaku
❖ Buat rencana tindakan sesuai standar dan dokumentasikan.
2. Lindungi klien dari cidera fisik
❖ Staf hrs cukup, min 4 org
❖ Gunakan pendekatan yg tepat
3.Sediakan lingkungan yang aman, bebas dr benda berbahaya, bersih, bebas serangga sering
observasi
4. Jaga integritas biologis
❖ Cek tanda vital
❖ Jaga kebersihan kulit
❖ Siapkan alat untuk bab dan bak
❖ Atur suhu ruangan nyaman
❖ Beri posisi anatomis
❖ Periksa daerah pengikatan
❖ Ganti posisi tiap 2 jam
5. Jaga harga diri klien
❖ Pertahankan privasi klien
❖ Beri penjelasan pada klien lain jika ditanyakan bahwa pengikatan utk mengendalikan prilaku
❖ Pertahankan komunikasi verbal
❖ Konsisten staf yang yang menangani klien (sejenis)
❖ Lepas ikatan segera jika klien dpt mengendalikan prilaku Lanjutan…..
6. Melepaskan ikatan
❖ Pastikan klien sdh dpt mengendalikan prilaku
❖ Pastikan jml prwt cukup
❖ Lepaskan dr anggota badan yg paling tidak dominan, dominan.
❖ Anjurkan klien mobilisasi aktif di TT
❖ Anjurkan klien bergerak bertahap.
❖ Observasi prilaku klien
❖ Dokumentasi.

Isolasi

Pengertian: bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri diruangan sendiri.


Indikasi : Klien tidak mampu mengendalikan prilakunya yang tidak bisa dikendalikan dengan cara lain.
Tujuan : melindungi klien, org lain dan lingkungan dari bahaya yg akan terjadi
Kontra indikasi : Klien resiko bunuh diri, klien yg mengalami agitasi disertai gg pengaturan suhu tubuh
akibat obat , prilaku sosial yg menyimpang. Lanjutan….
Tindakan keperawatan dlm ruang isolasi :
1. Bantu kebutuhan dasar
2. Observasi sesering mungkin
3. Pertahankan komunikasi verbal
4. Catat dan dokumentasi hasil observasi
5. Beri umpan balik ttg prilakunya shg klien sadar alasan dan tujuan isolasi.
6. Tetap berikan terapi lain utk menenangkan
7. Segera keluarkan dr ruang isolasi jk prilaku sdh terkendali.
TERAPI KEJANG LISTRIK
Pengertian terapi kejang listrik atau electro convulsive therapy merpkan terapi pd klien dg
menimbulkan kejang grand mall dg mengalirkan arus listrik mll elektrode yg ditempelkan
pd pelipis.
Indikasi:klien gg afektif tipe depresi, skizoprenia. Perbaikan : ο Klien depresi : 6 – 10x terapi ο
Skizopenia : 20 – 30x terapi Frekwensi : 2 – 3hr sekali (2x/mg) Lanjutan…..
Kontra Indikasi :
1. Tumor intra cranial meningkatkan TIK
2. Kehamilan keguguran
3. Osteoporosis fraktur tl
4. Infark miokardium henti jtg
5. Asma branchial memperberat penyakit.

Peranan perawat:

1.Persiapan ο Atasi cemas, beri penjelasan ttg prosedur ο Lakukan pemeriksaan fisik dan lab ο Siapkan
surat persetujuan tindakan ο Puasakan klien minimal 6 jam sebelum ECT. ο Hentikan pemberian
obat ο Lepaskan gigi palsu, kontak lensa, persiapan ο Pakaikan pakaian longgar ο Bantu
mengosongkan blast. Lanjutan……
2. Pelaksanaan
ο Baringkan klien dg posisi telentang
ο Siapkan alat
ο Pasang bantalan gigi
ο Sementara ECT, tahan persendian dengan supel (sendi bahu, rahang, lutut)
ο Setelah selesai bantu nafas.
3. Setelah ECT
ο Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabil
ο Setelah sadar bantu orientasi dg menjelaskan apa yang terjadi.

Sleep Deprivation Therapy Yaitu : terapi anti depresi pada klien secara total malam hari saat
tidur.
Tujuan : meningkatkan aktivitas tidur 3,5 jam (bervariasi tergantung sugesti klien)
Mis: klien tidur jam 18.00, terbangun jam 02.00. Maka diberi terapi ini mencegah kekambuhan.
Indikasi : klien depresi dengan gej bervariasi tiap hari dan punya suhu yang abnormal malam hari
(meningkat) Photo therapy
Pemberian : 5 – 20 menit Posisi : duduk, mata terbuka, klien tetap dapat melakukan ADL
Keuntungan: melindungi seseorang yg dlm pengobatan
Indikasi : klien depresi non psikotik dan gg afektif
Efek samping: sakit kepala, iritabilitas, insomnia, kelelahan, mual, gg hidung dan sinus.
THERAPI PSIKOFARMAKA
Prinsip pemberian obat
1. Persiapan : pencocokan resep, tujuan pemberian, cara kerja obat, dosis, efek samping,cara
pemberian.
2. Pemberian pedoman pemberian obat
3. Evaluasi Respon klien dengan pengamatan :
identifikasi TL (cara berjalan, saliva berlebihan
), kaji fisik dan mental klien secara adequat,
monitor keadaan klien,
dokumentasi.
Penggolongan obat Terapi dg obat tujuan : mengurangi atau menghilangkan gej gg jiwa.
1. Obat anti psikotik
2. Anti depresan
3. Anti ansietas
4. Anti maniak Peran perawat
♦ Mengumpulkan data sebelum pengobatan
♦ Koordinasikan obat dengan terapi modalitas
♦ Pendidikan kesehatan
♦ Monitor efek samping obat
♦ Melaksanakan prinsip pengobatan
♦ Melaksanakan program pengobatan berkelanjutan
♦ Sesuai dengan terapi non farmaka
♦ Ikut dalam riset klinik interdisipliner

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) TERAPI GENERALIS DIAGNOSA


GANGGUAN JIWA Oleh Ns. YULI PERMATA SARI, M.Kep 1. GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :
HALUSINASI 1. Melatih cara menghardik 2. Melatih minum obat yang benar 3. Melatih cara
bercakap-cakap 4. Melatih cara melakukan aktivitas terjadwal 2. GANGGUAN KONSEP DIRI
:HARGA DIRI RENDAH 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien 2. Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 3. Memilih kemampuan yang akan
dilatih sesuai kemampuan 4. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan (kegiatan
1,2,3 dst.....) 3. PRILAKU KEKERASAN 1. Melatih cara fisik I : Latihan tarik nafas dalam, dan cara
fisik II : Latihan memukul kasur dan bantal 2. Menjelaskan dan melatih cara minum obat
dengan prinsip yang benar 3. Melatih cara verbal : mengungkapkan dengan baik, meminta,
menolak 4. Melatih cara spiritual 4. GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM 1. Membantu latihan
orientasi realitas 2. Melatih minum obat 3. Identifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi
akibat wahamnya dan melatih cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi 4. Melatih
kemampuan positif yang dimiliki klien 5. DEFISIT PERAWATAN DIRI 1. Melatih cara mandi yang
benar 2. Melatih cara berdandan/ berhias 3. Melatih cara makan dan minum 4. Melatih cara
BAB dan BAK 6. ISOLASI SOSIAL 1. Mengenal masalah isos dan menjelaskan keuntungan
memiliki teman dan kerugian tidak memiliki teman, melatih pasien cara berkenalan 2.
Menjelaskan dan melatih klien cara berkenalan , 2-3 orang/ lebih 3. Melatih klien cara
bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari 4. Melatih klien berbicara social :
meminta sesuatu, berbelanja, dll 7. RESIKO BUNUH DIRI 1. Identifikasi beratnya masalah RBD :
isyarat, ancaman, percobaan serta jauhkan benda-benda berbahaya dari klien dan
mengamankannya 2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar
aspek positif, latihan afirmasi/ berfikir aspek positif yang dimiliki 3. Mendiskusikan harapan
dan masa depan 4. Melatih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap
Cat..... Di RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang pada diagnosa gangguan : HALUSINASI, WAHAM, dan
PRILAKU KEKERASAN SP minum obat dijadikan SP 1 pada pasien baru masuk

STANDAR PROSES KEPERAWATAN JIWA By : YULI PERMATA SARI RUANG LINGKUP


KEPERAWATAN JIWA • Kelompok Jiwa Sehat : Tumbang Bayi, tumbang toddler, tumbang
prasekolah, tumbang ank sekolah, tumbang remaja, tumbang dewasa, tumbang lansia •
Kelompok Jiwa Psikososial : Ansietas, Ggn citra tubuh, Keputusasaan, Ketidakberdayaan,
koping individu tdk efektif, manajemen terapeutik inefektif • Kelompok Jiwa Gangguan :
Halusinasi, Prilaku Kekerasan, HDR, Isos, DPD, RBD, dan Waham A. STANDAR PENGKAJIAN •
Pengkajian adalah komunikasi efektif secara linguistik dan kultural, wawancara, observasi
perilaku dan tinjaua Pengkajian kep kes wa tdd pengkajian 1. Identitas/demografi 2. Faktor
predisposisi 3. Faktor presipitasi 4. Mekanisme koping n sumber koping 5. Perilaku tdd pikiran,
perasaan n tindakan Tehnik pengkajian : 1. Wawancara : anamnesis 2. Observasi 3.
Pemeriksaan fisik ➔ Standard format PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA Pengkajian biologis 1.
Susunan saraf pusat 2. Neurotransmitter 3. Hormonal Pengkajian psikologis 1. Teori tumbuh
kembang 2. Teori tipe kepribadian 3. Teori stress dan adptasi Pengkajian Sosiokulturalspiritual
Pertanyaan yang berhubungan dengan faktor risiko sosiokultural: • Usia • Suku bangsa •
Gender • Pendidikan • Penghasilan • Sistem keyakinan Usia • Apa tahapan perkembangan
terakhir pasien? • Apa tugas perkembangan pasien? • Apakah tugas tersebut sesuai dengan
usia pasien? • Apa sikap dan keyakinan pasien tentang kelompok usia tertentu? • Stresor yang
berkaitan dengan usia seperti yang pernah dihadapi pasien? Suku bangsa • Apa latar belakang
suku bangsa pasien? • Apa identitas suku bangsa pasien? • Apakah pasien terasing secara
kultural, tradisional, bikultural, atau multikultural? Gender • Apa jenis kelamin pasien? • Apa
identitas gender pasien? • Bagaimana pasien mendefinisikan peran spesifik gender? • Apa
sikap dan keyakinan pasien terhadap pria dan wanita serta maskulin dan feminitas?
Pendidikan • Apa tingkat pendidikan pasien? • Bagaimana pengalaman pendidikan pasien? •
Apa sikap dan keyakinan pasien terhadap pendidikan pada umumnya dan pendidikan pasien
pada khususnya Penghasilan • Berapa penghasilan pasien? • Apa sumber penghasilan pasien?
• Bagaimana pasien menggambarkan tentang kelompok penghasilan tertentu? Sistem
keyakinan • Apa keyakinan pasien tentang sehat dan sakit? • Apa agama atau keyakinan
spiritual pasien? • Apa pengaruh sistem keyakinan pasien terhadap kesehatan mental dan
fisik? B. STANDARD DIAGNOSIS KEP Diagnosa kep adalah pengenalan dan pengidentifikasian
pola respon terhadap masalah kesehatan jiwa atau penyakit psikiatri yang aktual atau
potensial. Diagnosis kep ditetapkan mll tahapan : 1. Analisa data yg ditemukan : subjektif n
objektif 2. Tetapkan rumusan diagnosis dlm bentuk rumusan diagnosis tunggal ➔ Pohon
masalah Contoh rumusan dx kep psikososial dan gangg C. STANDAR RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan adalah : mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan intervensi
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Rencana tindakan tdd : 1. TUM 2. TUK 3. Kriteria
evaluasi 4. Daftar tindakan untuk mencapai tujuan 5. Rasional ➔ SP D. Standar Tindakan
Tindakan adalah implementasi intervensi yang teridentifikasi dalam rencana asuhan. ➔
Mengacu pada SP Tindakan keperawatan jiwa (terapi generalis) : 1. Terapi Individu : SP pasien
2. Terapi Keluarga : SP keluarga 3. Terapi Kelompok : TAK 4. Terapi Somatik dan Psikofarmako
Tindakan mengacu pada perencanaan tindakan yang bertujuan agar pasien memiliki
kemampuan : 1. KOGNITIF yaitu mengetahui, memahami, menyadari 2. AFEKTIF yaitu mau,
bersedia 3. PSIKOMOTOR yaitu memperagakan, melakukan, melaksanakan, Tujuan tindakan
pada keluarga 1. Memahami masalah yang dialami oleh pasien dan keluarga 2. Mengetahui
cara merawat pasien 3. Mempraktekkan cara merawat pasien 4. Memanfaatkan sumber yang
tersedia untuk perawatan pasien E. STANDAR EVALUASI Evaluasi adalah penilaian respon
pasien sementara atau setelah tindakan dilaksanakan. ➔ S : respon klien setelah tindakan
kep. O : perilaku yang diobservasi setelah tind kep. A : analisa keberhasilan pencapaian tujuan
P : Klien ➔ kegiatan yg dilatih stl diajarkan Perawat ➔ tind kep yang direncanakan berikutnya
Terapi Aktivitas kelompok ( TAK ) Oleh Ns. YULI PERMATA SARI, M.Kep Definisi Kelompok ❑
Mills Kelompok kecil adalah unit yg terdiri dari 2 org atau lebih, yg saling berhubungan untuk
suatu kegunaan dan menilai manfaat hubungan. ❑ Shaw Kelompok adalah 2 atau lebih orang
yg saling berinteraksi satu dg yg lainnya sehingga setiap orang dipengaruhi oleh yang lain.
Lanjutan ❑ Menurut Stuart dan Laraia, 2001 Kelompok adalah kumpulan individu yang
memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, saling bergantung dan mempunyai norma yang
sama ❑ Menurut Yalom, 1995 Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan dan menarik. Ciri – Ciri Utama Kelompok 1.
Mempunyai tujuan bersama. 2. Hubungan dalam suatu kelompok harus memberikan
pengaruh kepada tiap anggotanya. Tingkat pengaruh dapat berbeda. 3. Dalam kelompok
selalu ada perbedaan tingkat atau status, krn akan selalu ada pemimpin dan pengikutnya. 4.
Mempunyai sistem nilai dan norma bersama. Tujuan dan Fungsi Kelompok • Tujuan
Membantu anggota berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif
dan maladaptif menjadi konstruktif dan adaptif. • Fungsi Tempat berbagi pengalaman dan
saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Komponen Kelompok 1. Struktur Kelompok ▪ Batasan, komunikasi, proses pengambilan
keputusan,dan hubungan otoritas dlm kelompok. ▪ Gunanya untuk menjaga stabilitas dan
membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. ▪ Diatur dengan adanya pem Lanjutan 2.
Besar kelompok o Menurut Stuart & Laraia : 7 sampai 10 orang o Menurut Lancester : 10
sampai 12 orang o Menurut Rawlins, Williams and Beck : 5 sampai 10 orang. 3. Lamanya Sesi (
Stuart & laraia ) ✓Waktu optimal untuk satu sesi dg fungsi kelompok yang rendah adalah 20-
40 menit. ✓Waktu optimal untuk satu sesi dg fungsi kelompok yang tinggi adalah 60-120
menit Lanjutan 5. Komunikasi ➢ Tugas pemimpin mengobservasi dan menganalisis pola
komunikasi ➢ Pemimpin dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konflik interpersonal,
tingkat kompetisidan seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta melaksanakan
kegiatan. 6. Peran Kelompok ➢ Pemimpin jg perlu mengobservasi peran yg terjadi ➢Ada 3
peran dan fungsi yg ditampilkan anggota kelompok : maintenance roles, task roles dan
individual roles. Elemen penting Observasi Komunikasi verbal dan Nonverbal 1. Komunikasi
setiap anggota kelompok 2. Rancangan tempat dan duduk ( setting) 3. Tema umum yang di
ekspresikan 4. Frekuensi komunikasi dan orang yang dituju. 5. Kemampuan anggota kelompok
sebagai pandangan terhadap kelompok 6. Proses penyelesaian masalah terjadi Lanjutan 6.
Kekuatan kelompok adalah kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi berjalannya
kegiatan kelompok. ➢ siapa yang paling bayak mendengar ➢ siapa yang membuat keputusan
dalam kelompok. 7. Norma Kelompok adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.
Harapan terhadap perilaku kelompok untuk masa yg akan datang berdasarkan pengalaman
lalu dan saat ini. Lanjutan 8. Kekohesifan ✓ Kekuatan anggota kelompok dalam bekerjasama
mencapai tujuan ✓ Pemimpin kelompok perlu mengupayakan hal ini dengan cara :
mendorong anggota bicara, diskusi dg kata-kata “ kita “, menyampaikan kesamaan anggota ,
membantu anggota untuk mendengar ✓ Diukur melalui ; seberapa sering anggota
memberikan pujian dan mengungkapkan kekaguman satu sama lainnya. Perkembangan
Kelompok Pemimpin kelompok akan mengembangkan kelompok dalam 4 fase yaitu : 1. Fase
Prakelompok o Menetapkan tujuan kelompok o Proposal atau panduan pelaksanaan kegiatan
• Tujuan • Daftar pemimpin dan keahliann Lanjutan 2. Fase Awal kelompok Tahap Orientasi
Tahap Konflik Tahap Kohesif 3. Fase Kerja kelompok Kelompok menjadi stabil dan realistis.
Pemimpin mengarahkan ke pencapaian tujuan. Anggota jd menyadari produktivitas dan
kemampuan disertai dg percaya diri muncul dan kemandirian. Lanjutan 4. Fase Terminasi ❖
Dapat terjadi karena anggota atau pemimpin keluar dari kelompok ❖ Evaluasi : pencapaian
kelompok dan individu ❖ Terminasi yang sukses ditandai dg perasaan puas dan pengalaman
kelompok yg diterapkan dlm kehidupan sehari-hari. ❖ Perlu dokumentasi ttg kegiatan dan
perilaku klien yg harus dilatih di luar sesi. Jenis Terapi Kelompok Menurut Rawlins, Wiliams,
and Beck (1993) 1. Kelompok terpeutik 2. Terapi kelompok 3. Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok Terapeutik Tujuannya : Mencegah masalah kesehatan, mendidik dan
mengembangkan potensi, meningkatkan kualitas kelompok dg anggota saling bantu dlm
menyelesaikan masalah . Jenis Terapi Kelompok Terapi kelompok adalah metode pengobatan
ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu. Fokus terapi Kelompok adalah ➢ Membuat sadar diri (Self Awareness)
➢ Peningkatan hubungan interpersonal ➢Membuat perubahan Jenis Terapi Kelompok Terapi
Aktivitas Kelompok 1. TAK Stimulasi Kognitif atau Persepsi 2. TAK Stimulasi sensori 3. TAK
Stimulasi Realita 4. TAK Sosialisasi Jenis Terapi Kelompok TAK Stimulasi Kognitif atau Persepsi
Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau yg pernah dialami. Aktivitas
berupa stimulus yg disediakan seperti : ❖ Baca artikel, majalah atau buku ❖ Menonton TV ❖
Stimulus dari pengalaman masa lalu yg maladaptif seperti : kemarahan kebencian, pandangan
negatif pada orang lain dan halusinasi TAK Stimulasi sensori Aktivitas digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Kemudian di observasi reaksi klien berupa ekspresi perasaan
secara nonverbal ( Ekspresi wajah dan gerakan tubuh). Aktivitas yang digunakan : musik, seni
menyanyi dan menari. Bisa jadi hobi klien . TAK Stimulasi Realita Klien diorientasikan pada
kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain, dan lingkungan yg dekat dg
klien dan termasuk waktu. Aktivitas dapat berupa : orientasi terhadap orang, waktu, tempat,
benda yg ada disekitar dan semua yg nyata. TAK Sosialisasi ❑ Klien dibantu untuk melakukan
sosialisasi dg individu yang ada disekitarnya. ❑ Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap. ❑
Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok. Kualifikasi Terapis Perawat yang
memimpin kelompok terapeutik dan TAK persyaratannya adalah : 1. Harus mempunyai
pengetahuan tentang masalah klien 2. Mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok
khusus 3. Terampil berperan sebagai pemimpin

Anda mungkin juga menyukai