Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BUKU PANDUAN
_____________________________________________________
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP. DR. MOHAMMAD HOESIN
Penyusun:
Zulkifli, dr, SpAn. KIC, M.Kes, MARS
Rizal Zainal, dr, SpAn. KMN
Yusni Puspita, dr, SpAn. KAKV. KIC, M.Kes
Fredi Heru Irwanto, dr, SpAn
Mayang Indah Lestari, dr, SpAn
Diterbitkan oleh:
Departemen / Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
i
BUKU PANDUAN
_____________________________________________________
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP. DR. MOHAMMAD HOESIN
Penyusun:
Zulkifli, dr, SpAn. KIC, M.Kes, MARS
Rizal Zainal, dr, SpAn. KMN
Yusni Puspita, dr, SpAn. KAKV. KIC, M.Kes
Fredi Heru Irwanto, dr, SpAn
Mayang Indah Lestari, dr, SpAn
Diterbitkan oleh:
Departemen / Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
2017
ii
Hak Cipta 2011 pada Penulis
Buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis-1
Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif
Email: unsri.press@yahoo.com
Website: www.unsripress.unsri.ac.id
iii
iv
KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar dan sebagai pedoman peserta
didik dan penyelenggara pendidikan, maka bagian Anestesiologi Dan Terapi Intensif,
dalam usianya yang relatif muda, dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif tahun 2016 yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang telah
berhasil menyusun buku panduan institusi Pendidikan Dokter Spesialis-1
Anestesiologi dan Terapi Intensif. Kami berharap buku ini akan dipedomani dengan
baik dan dievaluasi secara terus menerus sehingga selalu up to date sesuai dengan
kebutuhan.
Untuk semua upaya yang telah berhasil dilaksanakan, kami selaku pimpinan
Fakultas menucapkan selaat dan sekaligus ucapan terimakasih kepada Bagian
Anestesi dan Terapi Intensif. Semoga apa yag kita cita-citakan bersama dapat
tercapai dengan pertolongan Tuhan YME.
v
KATA PENGANTAR KEPALA DEPARTEMEN/BAGIAN
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UNSRI – RSMH
Assalamualaikum Wr.Wb,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga revisi Buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Palembang ini dapat diselesaikan. Buku panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi
pelaksanaan proses pendidikan dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif
yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kolegium
Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (KATI) dan disahkan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia.
Buku panduan ini disusun berdasarkan acuan normatif yang berlaku di lingkungan
Universitas Sriwijaya (UNSRI), acuan normatif yang berlaku di lingkungan organisasi
profesi (PERDATIN) khususnya, Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif (KATI), dan
acuan normatif yang berlaku di lingkungan RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang.
Buku panduan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan memuaskan berbagai pihak,
masukan dan saran sangat diharapkan untuk lebih menyempurnakan pengelolaan
dan pelaksanaan proses belajar mengajar peserta program di Program Studi
Anestesiologi dan Terapi Intensif.
vi
KATA PENGANTAR KETUA PROGRAM STUDI
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF FK UNSRI – RSMH
Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi rincian proses belajar mengajar di
Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
Unsri agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang memiliki
integritas keilmuan yang tinggi dan profesional.
Semoga Allah SWT dapat mewujudkan apa yang kita cita-citakan bersama.
Amin.
vii
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
BAB I
VISI, MISI, DAN TUJUAN
VISI
Menjadi pusat pendidikan dan rujukan nasional dalam bidang
Anestesiologi dan Terapi Intensif berstandar internasional pada
Tahun 2025.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif
yang berstandar internasional.
2. Melaksanakan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu
dan teknologi dalam bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif.
3. Menyelenggarakan pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat dalam bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif yang
prima, aman, informatif, efektif, dan manusiawi.
4. Menjalin kemitraan dan melaksanakan sistem rujukan dengan
rumah sakit jejaring.
TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang profesional menjunjung etika profesi
dan mampu bersaing dalam tingkat nasional maupun
internasional.
2. Menghasilkan produk penelitian yang bermanfaat bagi institusi
dan masyarakat serta terpublikasi.
3. Menghasilkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif sesuai dengan perkembangan
ilmu terkini dan sesuai dengan standar keselamatan pasien
dengan efektif, aman dan manusiawi.
1
4. Memberikan pelayanan kedokteran yang berbasis akademik,
unggul, menjadi sumber rujukan nasional dan berstandar
internasional.
2
BAB II
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
PROFESI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
2
5. Community Leader
Lulusan mempunyai kemampuan sebagai pemimpin layanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang baik terutama dalam hal
pencegahan, terapi, rehabilitasi, dan pengembalian fungsi
sebagai individu seutuhnya, sehingga mampu mendorong
membuat suatu sistem pelayanan lebih baik.
6. Researcher
Lulusan mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas,
bermanfaat dan manusiawi dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan pelayanan anestesi
4
Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal
tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan
capaian pembelajaran lulusan. Standar kompetensi lulusan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran (learning outcome)
lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan kurikulum
pendidikan.
Capaian pembelajaran (Learning outcome) mengacu pada
profil, area kompetensi dan memiliki kesetaraan dengan jenjang
kualifikasi pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level
8. Jenjang KKNI level 8 dideskripsikan sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni
di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui
riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji
2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau
seni di bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau
multidisipliner
3. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat
bagi masyarakat dan keilmuan
4. Mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional
5
Kurikulum inti bersifat nasional dan merupakan pembeda dengan
program pendidikan spesialis lain.
Kurikulum inti terdiri dari 5 (lima) kelompok mata kuliah yang
diberikan ke dalam 3 (tiga) tahapan pendidikan. Berdasarkan
kepmendiknas no. 232/U/2000 dan kepmendiknas 045/U/2002,
kompetensi pendidikan tinggi juga harus memuat 5 (lima) elemen
kompetensi. Elemen-elemen kompetensi merupakan bahan substansi
kajian kompetensi dalam proses pembelajaran. Elemen-elemen
kompetensi itu terdiri atas:
1. Landasan kepribadian
Elemen kompetensi ini diimplementasikan menjadi Kelompok
mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK). MPK adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian
mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
2. Penguasaan ilmu dan keterampilan
Elemen kompetensi ini diimplementasikan menjadi Kelompok
mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK). MKK adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama
untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan
tertentu.
3. Kemampuan berkarya
Elemen kompetensi ini diimplementasikan menjadi Kelompok
mata kuliah keahlian berkarya (MKB). MKB adalah kelompok
bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga
ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan
yang dikuasai.
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai Elemen
6
kompetensi ini diimplementasikan menjadi Kelompok mata kuliah
perilaku berkarya (MPB). MPB adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku
yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat
keahlian berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
pilihan keahlian dalam berkarya.
Elemen kompetensi ini diimplementasikan menjadi Kelompok
mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB). MBB adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang
untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat
sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
8
2. Rumusan Pengetahuan
a. Ilmu Kedokteran Dasar
1. Memahami fisiologi fungsi tubuh dalam keadaan normal,
hubungan antara fungsi tersebut dengan perubahan
fungsi yang dapat timbul dalam praktek anestesi.
Utamanya adalah fisiologi nyeri, respirasi, sirkulasi,
susunan saraf pusat dan perifer, pertemuan
neuromuscular (neuromuscular junction), ginjal, metabolik,
dan endokrin.
2. Memahami farmakologi, meliputi prinsip-prinsip
farmakologi umum, farmakokinetika dan farmakodinamika
obat-obat anestesi/analgesi, obat-obat emergensi dan
obat-obat pendukung yang lain.
3. Memahami prinsip sifat-sifat fisika dan kimia dalam
aplikasi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
4. Memahami teori dasar-dasar keseimbangan cairan, asam-
basa dan elektrolit.
5. Memahami aplikasi ilmu dasar Anestesiologi dan Terapi
Intensif pada praktek anestesi dan terapi intensif.
Kognitif
1. Memahami prinsip-kerja alat atau mesin anestesia,
demikian pula alat-alat monitor invasif, non-invasif, EKG,
oksimeter pulsa, kapnograf, stimulator saraf, USG
(ultrasonografi), fluroskopi / C-Arm.
2. Memahami / menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium,
foto thorax, scan kepala, EKG, dan lain-lain.
3. Memahami cara mengatur posisi pasien yang aman
selama operasi dan mengetahui akibat buruknya.
9
4. Memahami kelaikan mesin anestesi dan ventilator serta
mesin dan peralatan pendukung lainnya.
5. Menguasai pengetahuan tentang patofisiologi penyakit
yang menyertai kondisi pasien, dihubungkan dengan
tindakan anestesi.
6. Memahami fisiologi dan patofisiologi penyakit pasien
pediatri dan neonatus.
7. Memahami teori anestesi pada bedah pediatri.
8. Memahami teori anestesi regional yang meliputi saraf-
saraf tepi, subarakhnoid dan epidural.
9. Memahami teori premedikasi, induksi, pemeliharaan
anestesia dan pengelolaan pascaanestesia/pascabedah .
10. Memahami problema kekhususan anestesia pada bedah
umum, bedah kepala leher THT, bedah mata, bedah
obstetri.
11. Memahami tanda-tanda abnormal atau komplikasi-
komplikasi yang timbul akibat teknik dan pemberian
anestesia yang dilakukan tidak benar, serta mampu
dengan cepat mengenal dan mengatasi problem tersebut.
12. Memahami secara dini keadaan darurat yang mengancam
nyawa, baik pada waktu induksi, selama maupun pasca-
anestesia, serta mengetahui cara cara mengatasinya.
13. Memahami teori tindakan resusitasi jantung paru otak.
14. Memahami pengelolaan pasien trauma dalam kegawatan
yang mengancam nyawa dan atau cacat.
15. Memahami teori nyeri akut dan nyeri kronis.
Psikomotor
1. Mampu melakukan penilaian kondisi pasien pre-operatif.
2. Mampu mengoptimalkan kondisi pasien sebelum operasi.
10
3. Mampu melakukan teknik dan interpretasi pemantauan
fungsi fungsi vital, EKG, oksimetri pulsa, kapnografi,
monitor neuro-muskular.
4. Mampu mengoperasikan meja operasi.
5. Mampu mengoperasikan berbagai mesin anestesi.
6. Mampu melakukan beberapa teknik induksi anestesia
inhalasi, intravena, per-rektal.
7. Mampu menggunakan sungkup muka, sungkup laring,
intubasi trakeal serta melakukan pemeliharaan anestesia
dengan aman.
8. Mampu mengelola jalan napas dengan cara cara seperti
yang tertera pada butir-7.
9. Mampu memberikan ventilasi bantu dan ventilasi kendali
manual.
10. Mampu melakukan ekstubasi dan pengawasan problema-
problema dan komplikasi pasca-ekstubasi dan pasca-
anestesi.
11. Mampu melakukan teknik anestesi/analgesi spinal,
epidural dan blok saraf tepi serta mampu mengatasi
komplikasi akut yang mungkin terjadi.
12. Mampu melakukan resusitasi jantung paru otak (RJPO),
bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut.
13. Mampu mengelola pasien dalam keadaan kedaruratan
yang mengancam nyawa dan atau cacat.
14. Mampu mengelola pasien pasca-anestesia, baik di ruang
pulih (PACU/Post Anesthesia Care Unit) maupun di ICU.
15. Mampu memberikan anestesi pada bedah digestif.
16. Mampu memberikan anestesi pada bedah ortopedi.
17. Mampu memberikan anestesi pada bedah plastik.
18. Mampu memberikan anestesi pada bedah onkologi.
19. Mampu memberikan anestesi pada bedah mata.
11
20. Mampu memberikan anestesi pada bedah THT dan bedah
mulut.
21. Mampu memberikan anestesi pada bedah urologi.
22. Mampu melakukan anestesia rawat jalan.
23. Mampu melakukan anestesia pada lingkungan di luar
kamar bedah.
c. Ilmu Kedokteran Klinis Spesialis Lanjut (Advanced Specialist)
Kognitif
1. Memahami problema dan teknik anestesia bedah
kraniotomi, bedah jantung dan bedah paru.
2. Memahami teori critical care pada kasus kasus di
Intensive Care Unit.
3. Memahami cara melakukan prosedur klinik serta
penggunaannya, tindakan invasif, seperti pemasangan
kateter vena sentral, kateter intra arterial, kateter Swan
Ganz, krikotirotomi, pungsi pleura pada pneumothorak,
dan lain lain.
4. Menguasai prinsip-prinsip penting pengelolaan pasien
kritis.
5. Memahami cara mengelola unit ICU.
6. Memahami sistem penanganan bencana.
Psikomotor
1. Mampu menilai pasien ICU, baik pascabedah dan bukan
pascabedah, dan melakukan tindakan awal terhadap
keadaan yang mengancam nyawa pasien.
2. Mampu memberikan anestesia pada bedah saraf.
3. Mampu melakukan asistensi pada anestesi bedah jantung
terbuka.
4. Mampu memberikan anestesi bedah paru, vaskular,
jantung tertutup.
12
5. Mampu memberikan anestesi pada penyakit khusus.
6. Mampu melakukan intubasi sulit.
7. Mampu mengelola pasien PACU/RR, High Care Unit
(HCU) dan ICU.
8. Mampu melakukan tindakan invasif: pemasangan kateter
vena sentral, intra-arterial, krikotirotomi, punksi
intrapleural.
9. Mampu menjawab konsultasi, baik dalam hubungan
bidang anestesia maupun kasus ICU dan manajemen
nyeri.
10. Mampu melakukan dan mengkoordinasikan penanganan
bencana
Kognitif
1. Memahami prinsip-prinsip umum kedokteran gawat
darurat dan terapi intensif (Emergency and Critical Care
Medicine). Resusitasi Jantung Paru Otak, meliputi
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support), Bantuan Hidup
Lanjut (Advanced Life Support) dan Bantuan Hidup
Jangka Panjang (Prolonged Life Support).
2. Mampu menjelaskan indikasi masuk dan keluar ICU.
3. Mampu menjelaskan indikasi dan pengelolaan prosedur
invasif seperti pemasangan kateter vena central, kateter
Swan-Ganz, kateter intra-arterial, CRRT (continuous renal
replacement therapy), perikardiosentesis, trakeostomi.
4. Mampu menjelaskan pengelolaan jalan napas dan
bantuan napas dengan / tanpa ventilasi mekanik.
5. Mengenal tanda dan gejala yang mengancam nyawa
pasien akibat gangguan pernapasan, kardiovaskular,
susunan saraf pusat, gangguan keseimbangan cairan,
13
asam basa dan elektrolit, infeksi berat, gangguan
hemostasis, krisis metabolik dan endokrin, gangguan
fungsi ginjal dan hepar.
6. Mampu menjelasankan pengelolaan nutrisi, sedasi,
analgesia dan termoregulasi pasien kritis.
7. Mampu menentukan mati klasis dan mati batang otak.
8. Mampu menjelaskan penanganan akhir kehidupan:
mengakhiri dan menunda bantuan hidup (with-drawing
dan with-holding life support).
Psikomotor
Menguasai keterampilan dalam posedur klinik, baik untuk
pemantauan, diagnosis, maupun untuk terapi:
1. Pemasangan kateter vena sentral, intra arterial.
2. Pemasangan drain intrapleura, pungsi pleura untuk
pneumothoraks ventil, dan krikotirotomi.
3. Menanggulangi keadaan yang mengancam nyawa pasien
akibat gangguan pernapasan, kardiovaskular, susunan
saraf pusat, gangguan keseimbangan cairan, asam basa
dan elektrolit, infeksi berat, gangguan hemostasis, krisis
metabolik dan endokrin, gangguan fungsi ginjal dan hepar.
4. Mampu mengelola nutrisi, sedasi, analgesi dan
termoregulasi pasien kritis.
5. Melakukan konsultasi pada disiplin ilmu kedokteran lain
pada saat yang tepat.
6. Melakukan jawaban atas konsultasi pasien-pasien dari
ruang perawatan atau rumah sakit lain yang akan dirawat
di ICU.
7. Melakukan komunikasi dengan sejawat dari beberapa
disiplin terkait sebagai anggota tim.
14
8. Melakukan bimbingan kepada peserta program atau
residen lain, mahasiswa kedokteran maupun perawat.
9. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien bayi di ICU
/ NICU
10. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien anak di ICU
/ PICU.
11. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien tua
(Geriatri) di ICU.
15
dan etika profesi, kepada masyarakat umum melalui berbagai
bentuk media;
e. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja
dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaan
profesinya baik oleh dirinya sendiri, sejawat, atau sistem
institusinya;
f. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang
anestesiologi dan terapi intensif yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja dengan mempertimbangkan
kemutakhiran bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif di
tingkat nasional, regional, dan internasional;
g. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk
pengembangan program strategis organisasi;
h. Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan
masalah baik pada bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif,
maupun masalah yang lebih luas dari bidangnya;
i. Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang
maupun yang tidak sebidang dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan yang kompleks yang terkait dengan bidang
Anestesiologi dan Terapi Intensif.
j. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja
dengan masyarakat profesi kedokteran dan kliennya;
k. Mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesi
Anestesiologi dan Terapi Intesif sesuai dengan kode etik
kedokteran Indonesia;
l. Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
dan tim yang berada di bawah tanggungjawabnya;
m. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan
kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif atau
pengembangan kebijakan nasional pada bidang kesehatan;
16
n. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit,
mengamankan, dan menemukan kembali data serta informasi
untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya.
17
awal dengan benar
2 Mampu melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan
lanjutan tingkat awal dengan benar
3 Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat
lanjutdengan benar
4 Mampu melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan
lanjutan tingkat lanjut dengan benar
5 Mampu menjelaskan dasar-dasar manajemen bencana dengan
benar
6 Mampumelakukan manajemen paripurna anestesi emergency dan
kegawatdaruratan dengan benar
18
e. Menghasilkan karya ilmiah yang sesuai dengan kaidah ilmiah
nasional dan internasional
19
5. Rumusan Capaian Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi
Dan Terapi Intensif
a. Capaian Kompetensi Umum
Kompetensi Umum
Etika Profesionalisme
Etika profesionalisme Peserta didik Anestesiologi dan
Terapi Intensif adalah untuk menjadi dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang baik dan bermanfaat
bagi masyarakat yang mempunyai kemampuan yang baik:
1. Sikap terhadap penderita
60- 70-
2. Sikap terhadap staf pendidik dan kolega < 60 > 80
70 80
3. Sikap terhadap paramedis dan non paramedis
4. Disiplin dan tanggung jawab
5. Ketaatan pengisian dokumen medik
6. Ketaatan tugas yang diberikan
7. Ketaatan melaksanakan pedoman penggunaan obat
dan alat
Komunikasi Efektif
Komunikasi terhadap kolega, pasien/ keluarga, paramedis
dan staf pengajar dilakukan dengan : 60- 70-
< 60 > 80
1. Jujur 70 80
2. Terbuka
3. Bersikap baik
Kemampuan Kerjasama
1. Kerjasama yang baik antara kolega, dokter,
perawat, karyawan kesehatan, pasien dan keluarga 60- 70-
< 60 > 80
pasien 70 80
2. Bisa bekerjasama dalam bentuk tim secara
harmonis untuk pelayanan secara optimal
Patient Safety
Mengikuti kaidah-kaidah Patient Safety 60- 70-
< 60 > 80
IPSG 1-6: Identifikasi, Cuci tangan, Time Out, Komunikasi 70 80
efektif, Pencegahan Infeksi, Pemberian Obat.
20
b. Capaian Kompetensi Dasar
Pencapaian
Tingkat
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi
(jumlah Kasus)
Kompetensi Dasar
Jumlah semua tindakan anestesi untuk bedah
1000
elektif dan darurat
Anestesi Bedah Elektif 850 1 2 3 4
Anestesi Bedah Darurat 150 1 2 3 4
n
Anestesi Umum 835 1 2 3 4
Anestesi / Analgesia Regional 165
Teknik Anestesi / Analgesia
90 1 2 3 4
Subarakhnoid
21
Pre-eklamsi dan eklamsi 10 1 2 3 4
Lain-lain 90 1 2 3 4
Anestesi Bedah Pediatri 75
Neonatus 10 1 2 3 4
Bayi 15 1 2 3 4
Anak-anak 50 1 2 3 4
c. Capaian Kompetensi Lanjut
Pencapaian
Tingkat
Kompetensi Kompetensi
Kompetensi
(jumlah Kasus)
Kompetensi Lanjut
Anestesi Bedah Saraf 35
Trauma kepala 15 1 2 3 4
Perdarahan intracranial non-trauma 5 1 2 3 4
Tumor intrakranial 5 1 2 3 4
Pintasan VP 5 1 2 3 4
Medula spinalis 5 1 2 3 4
Anestesi Bedah Thoraks Non Jantung
10 1 2 3 4
Terbuka dan Jantung Terbuka
Anestesi pada Kondisi khusus 35
Kelainan jantung pada operasi non
15 1 2 3 4
jantung
COPD / asma 5 1 2 3 4
DM 5 1 2 3 4
Tiroid 5 1 2 3 4
Geriatri 3 1 2 3 4
Obesitas 2 1 2 3 4
Mengelola pasien ICU (10 variasi kasus) 50 1 2 3 4
Melakukan resusitasi di luar kamar bedah
30 1 2 3 4
dan ICU
Memasang kateter intra-arterial dan pungsi
10 1 2 3 4
intra-arterial
Memasang kateter vena central 20 1 2 3 4
Melakukan intubasi sulit 5 1 2 3 4
22
BAB III
STANDAR PENDIDIKAN
Tabel Modul
Nomor Modul Judul Modul
Modul 1 Keterampilan Dasar Anestesiologi I
Modul 2 Keterampilan Dasar Anestesiologi II
Modul 3 Keterampilan Dasar Anestesiologi III
Modul 4 Pengelolaan Nyeri
Modul 5 Kedokteran Perioperatif I
Modul 6 Kedokteran Perioperatif II
Modul 7 Persiapan Obat Dan Alat
Modul 8 Anestesi Umum
Modul 9 Anestesi Regional I
Modul 10 Anestesi Regional II
Modul 11 Traumatologi I
Modul 12 Traumatologi II
Modul 13 Intensive Care I
Modul 14 Intensive Care II
Modul 15 Anestesi Bedah THT I
Modul 16 Anestesi Bedah THT II
Modul 17 Anestesi Bedah Orthopedi I
Modul 18 Anestesi Bedah Orthopedi II
Modul 19 Anestesi Bedah Darurat
Modul 20 Anestesi Bedah Invasive Minimalis
Modul 21 PPGD Kedokteran Emergensi
Modul 22 Anestesi Bedah Rawat Jalan
Modul 23 Anestesi Di-luar Kamar Bedah
25
Modul 24 Anestesi Bedah Mata
Modul 25 Anestesi Bedah Obstetri I
Modul 26 Anestesi Bedah Obstetri II
Modul 27 Anestesi Bedah Urologi
Modul 28 Anestesi Dan Penyakit Khusus
Modul 29 Anestesi And Uncommon Diseases
Modul 30 Anestesi Bedah Onkologi Dan Bedah Plastik
Modul 31 Kemampuan Komunikasi Dan Profesionalisme
Modul 32 Anestesi Pediatri I
Modul 33 Anestesi Pediatri II
Modul 34 Anestesi Geriatri
Modul 35 Anestesi Bedah Syaraf I
Modul 36 Anestesi Bedah Syaraf II
Modul 37 Penelitian
Modul 38 Anestesi Bedah Kardiotorasik I
Modul 39 Anestesi Bedah Kardiotorasik II
26
3.3.1 Tahap I (semester 1-4)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pendidikan
program studi anestesi dan terapi intensif. Dalam tahap ini, peserta
program diharapkan mampu merubah mind set atau pola pikir serta
kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif-nya agar dapat menjalani
masa studi pada tahap-tahap pendidikan berikutnya.
Pencapaian pada tahap ini meliputi sebagian dari
kompetensi utama, dan / atau kompetensi pendukung dan khusus /
lain. Mata kuliah dalam tahap ini dapat berupa materi akademik dan /
atau materi profesi. Tahap ini memiliki beban studi total 69 (enam
puluh sembilan) SKS sebagai bagian dari kurikulum inti yang terbagi
menjadi 4 (empat) semester.
Mata kuliah pada tahap I dapat terdiri dari:
a. MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum): yaitu mata kuliah yang
dirancang untuk memberikan dasar pengetahuan agar peserta
program menjadi seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang
berlandaskan etika kedokteran dan mempunyai hubungan antar
manusia yang baik, serta memahami problema yang berkaitan
dengan medikolegal.
b. MKDK (Mata Kuliah Dasar Keahlian): yaitu mata kuliah yang
dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar (basic sciences)
yang diperlukan untuk spesialis Anestesiologi dan terapi intensif,
yang melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.
c. Mata Kuliah Keahlian (MKK) merupakan pengalaman belajar
yang didapatkan dari teori, pengalaman klinis, dan pengalaman
meneliti.
d. Mata Kuliah Lain: yaitu mata kuliah yang dirancang untuk
mencapai kompetensi pendukung dan kompetensi khusus / lain.
e. Keterampilan klinis Spesialis dasar (KKSD) / Basic Specialist
Training yang berdasarkan etik dan hubungan antar manusia,
berupa keterampilan dalam mempertahankan patensi jalan nafas
27
(dengan/tanpa alat), pemberian ventilasi buatan manual dan
resusitasi jantung paru
Keterampilan klinis spesialis dasar dapat berupa
keterampilan yang setara dengan keterampilan setelah mengikuti
kursus PTC, ALS, ACLS, dan sebagainya. KKSD juga meliputi
pengelolaan anestesi untuk pasien dengan Status Fisik 1-2, untuk
pembedahan superfisial (termasuk ortopedi sedang), yang dimulai
dari masa prabedah, selama pembedahan sampai pascabedah, dan
yang mencangkup terapi cairan, stres, dan nyeri akut sesuai kasus
yang ditangani.
Pada tahap ini juga diajarkan pengetahuan dan
keterampilan memberi anestesi regional, anestesi bedah abdominal
bawah dan atas (pada pasien tanpa kelainan endokrin), bedah
ortopedi besar (tidak termasuk leher dan tulang punggung), bedah
mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai dengan tatalaksana
prabedah dan pascabedah, penanggulangan nyeri dan penyulit yang
mungkin timbul. Kesemuanya diterapkan baik pada pembedahan
elektif maupun darurat.
Selain itu juga diajarkan pengetahuan dan keterampilan
tentang anestesi pediatrik (kecuali bedah saraf dan jantung), anestesi
pasien dengan penyakit endokrin (diabetes melitus dan tiroid), bedah
kepala-leher (kecuali bedah saraf), bedah obstetri, urologi besar, baik
untuk tindakan elektif ataupun darurat. Kesemuanya disertai dengan
tatalaksana pra dan pascabedah, pemberian nutrisi enteral dan
parenteral (mencangkup pemasangan CVC), dan pengalaman dasar-
dasar terapi intensif (tahap I). Akhir tahap ini akan dilakukan evaluasi
nasional berupa ujian tulis nasional / Ujian Board.
Setelah menyelesaikan pendidikan tahap I, diharapkan
peserta program:
a. Mampu menjelaskan proses pembelajaran klinis multidisiplin
dengan benar, filsafat ilmu dengan benar, metodologi riset dan
28
statistik dengan benar, epidemiologi klinik dengan benar, biologi
molekuler dengan benar dan imunologi dengan benar
b. Mampu melakukan komunikasi medis
c. Mampu menjelaskan prinsip anestesi elektif tingkat awal dengan
benar dan melakukan keterampilan anestesi elektif tingkat awal
d. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada bedah emergency
tingkat awal dengan benar dan melakukan prinsip anestesi pada
bedah emergency tingkat awal dengan benar
e. Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan
tingkat awal dengan benar, melakukan penatalaksanaan bantuan
hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar
f. Mampu mejelaskan perawatan intensif dasar dengan benar,
melakukan perawatan intensif dasar dengan benar, menjelaskan
dasar perawatan pasca henti jantung denga benar dan
melakukan perawatan pasca henti jantung
33
BAB IV
ORGANISASI MATERI
34
Infeksi
13 Penjaminan Mutu - 2 - Umum MKK
14 Dasar anestesi dan
19 2 2 Dasar MKK
gawat darurat
15 Anestesi I 1,7, 8 2 2 Dasar MKK
16 6,14,17,
Anestesi II 19,21, - 4 Dasar MPB
38
17 Keterampilan klinik
anestesiologi dan 2, 15,
2 2 Dasar MKB
terapi intensif I 18, 25
18 Keterampilan klinik
2,15,18,
anestesiologi dan - 4 Dasar MPB
25
terapi intensif II
19 Emergency 6,11,19,
2 4 Dasar MKB
medicine I 31
20 Emergency
12,21 - 6 Dasar MKB
medicine II
21 13,16,2
Intensive care I 2 2 Lanjut MKB
1
22 Kegawatdaruratan
anestesiologi dan 19 2 4 Dasar MPB
terapi Intensif I
23 Kegawatdaruratan
anestesiologi dan 12,21 - 5 Dasar MPB
terapi intensif II
24 Seminar
Anestesiologi dan 31 1 - Umum MKB
terapi Intensif I
34 35
Beban studi Pendidikan Tahap 1 69 sks
sks sks
Prosentase 49,28% 50,72% 100%
35
Tabel Organisasi Materi Pendidikan Tahap 2
Pendidikan Tahap 2 – Semester 5 s/d 6 (Open semester)
Beban Studi (sks) Jenis Kelompok
Nomor
No Mata Ajaran Kompetensi Matakuliah
Modul Akademik Profesi
Utama Wajib
25 Manajemen
Nyeri dan 4 2 2 Dasar MKK
Paliatif
26 Anestesi III 12,23,25,26 - 3 Dasar MKB
27 Anestesi IV 32,33,34 - 3 Dasar MKK
28 Anestesi V MKK,
27,28,29 - 3 Lanjut
MKB
29 Intensive care
28,29,35,38 - 4 Lanjut MKB
II
30 Pembelajaran
Anestesiologi 8,9,17,22,31 2 - Umum MKB
Klinik
31 Keterampilan
klinik
8,9,17,18,22
anestesiologi - 3 Dasar MPB
,24,26,27
dan terapi
intensif III
32 Keterampilan
klinik
Anestesiologi 18,19,23,27 - 3 Dasar MPB
dan terapi
intensif IV
33 Keterampilan
klinik
28,29,32,33, MKB,
Anestesiologi - 3 Lanjut
34 MPB
dan terapi
intensif V
34 Seminar
anestesiologi MKK,
31 1 - Umum
dan terapi MKB
intensif II
35 Kegawatdarur 12,20,36 - 3 Lanjut MBB
36
atan
anestesiologi
dan terapi
Intensif III
36 Kegawatdarur
atan
MPB,
anestesiologi 12,18 - 5 Lanjut
MBB
dan terapi
Intensif IV
37 Emergency MKK,
12,28 - 3 Lanjut
medicine III MKB
Beban studi pendidikan tahap 2 5 sks 35 sks 40 sks
Prosentase 12,5% 87,5% 100%
37
an anestesiologi
dan terapi
Intensif VI
45 Seminar
anestesiologi
31 1 - Umum MKB
dan terapi
intensif III
46 Manajemen
Klinik
31 2 1 Umum MKB
38
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
39
BAB VI
EVALUASI HASIL BELAJAR
41
6.2 Ujian Lokal
Ujian lokal adalah ujian yang diikuti oleh peserta program
yang bersifat institusional untuk mengevaluasi capaian hasil
pembelajaran berdasarkan standar pendidikan dan kurikulum
institusional. Ujian lokal mengikuti ketentuan yang berlaku di Program
Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unsri. Ujian lokal yang
dilaksanakan berupa:
1. Ujian Kompetensi Lokal
Ujian kompetensi lokal bertujuan untuk mengevaluasi
pencapaian kompetensi peserta program. Ujian ini mencakup
ujian stase yang dilakukan pada awal sebelum masuk stase dan
setelah akhir rotasi / stase. Ujian Kompetensi ada tiga tahap
yaitu:
a. Tahap I (Akhir semester IV)
Evaluasi tahap I bertujuan untuk mengetahui apakah paket
pendidikan dasar telah dilaksanakan dengan baik dan benar.
Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan apakah peserta
program dapat melanjutkan pendidikan tahap berikutnya atau
dianjurkan untuk mengundurkan diri. Pada semester I berupa
ujian RJPO (Resusitasi Jantung Paru Otak), semester II
berupa ujian balans, semester III berupa ujian co-existing dan
regional spinal, semester 4 berupa ujian pediatrik 1 dan spinal
2.
b. Tahap 2 (Akhir semester VI)
Evaluasi tahap pertengahan bertujuan untuk mengetahui
apakah seluruh paket pendidikan telah dilaksanakan dengan
baik dan benar. Evaluasi ini menentukan apakah peserta
program dapat melanjutkan ke pendidikan tahap berikutnya.
Untuk semester 5 berupa epidural, neuro 1, dan pediatrik 2,
untuk semester 6 berupa ujian toraks, ICU, dan neuro 2.
42
c. Tahap III (Akhir semester VIII)
Evaluasi tahap akhir bertujuan untuk mengetahui apakah
seluruh paket pendidikan telah di laksanakan dengan baik dan
benar. Pelaksanaan evaluasi tahap akhir berupa ujian lisan
mengenai semua aspek anestesiologi yang bersifat teknis-
klinis dan membahas secara komprehensif tentang hasil
penelitian yang telah di lakukan sebagai syarat untuk
mengikuti ujian akhir yang bersifat nasional. Persyaratan
untuk mengikuti ujian akhir peserta harussudah lulus ujian
teori tahap awal yang bersifat nasional dan lulus semua paket
pendidikan.Ujian ini berupa Mini-PAT (Mini-peer assessment
tool), DOPS (Direct Observation Procedural Skill), dan atau
CbD (Case-based Discussion).
2. Ujian Karya ilmiah akhir atau penelitian
Ujian ini bertujuan untuk menilai karya ilmiah akhir atau penelitian
berupa tesis yang telah dilakukan oleh peserta program. Hasil
ujian penelitian ini dapat dijadikan bagian dari Integrated degree
bagi IPDS melaksanakan program tersebut pada kurikulum
institusionalnya dengan mematuhi peraturan-peraturan yang
berlaku secara nasional dan institusional.
3. Ujian Lokal Lain
Ujian ini dapat berupa lisan, tulis atau keterampilan yang
mendukung penerapan kurikulum institusional. Ujian lokal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah peserta program mempunyai
kemampuan secara komprehensif meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap akademik profesional dokter spesialis
anestesiologi dan terapi intensif.
43
6.3 Ujian Nasional
Ujian nasional ialah evaluasi kompetensi keprofesian tahap
nasional yang dikoordinasikan oleh KATI dengan tujuan menjamin
dan menyetarakan mutu dan kompetensi dokter spesialis Anestesi
dan Terapi Intensif. Selain sebagai bagian dari evaluasi hasil
pembelajaran, Ujian nasional ini adalah salah satu prasyarat
pengajuan sertifikat kompetensi kepada Kolegium. Ujian nasional ini
harus dijalani oleh semua dokter spesialis anestesi yang akan
melakukan praktek kedokteran dibidang Anestesiologi dan Terapi
Intensif di Indonesia. Berdasarkan peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia no. 7 tahun 2012, no. 14 tahun 2013, dan no.
157/KKI/PER/XII/2009 tentang program adaptasi, Peserta Program
Adaptasi juga diwajibkan mengikuti ujian nasional dan dinyatakan
lulus agar dapat memperoleh sertifikat kompetensi sebagai salah
satu prasyarat untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi. Ujian
Nasional terdiri dari Ujian Tulis Nasional, Ujian Kompetensi Nasional
dan Ujian lisan Akhir Nasional. Ujian nasional dilaksanakan dan
diatur oleh Komisi Ujian Nasional (KUN) yang dibentuk KATI.
Penentuan kelulusan harus menggunakan Penilaian Acuan
Patokan (Criterion-referenced). Kriteria kelulusan merupakan hasil
pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan aspek hard
skills dan soft skills. Penilaian hasil belajar harus memenuhi asas
validitas, reliabilitas, kelayakan dan mendorong proses belajar.
46
6. Ujian Kompetensi merupakan susunan kasus diujikan yang
menggambarkan kemampuan yang diuji secara proporsional.
7. Ujian Kompetensi menentukan keterampilan klinik, keterampilan
komunikasi, dan pengetahuan yang diuji dengan memperhatikan
keterwakilan sistem, lokasi, fokus kompetensi, serta kasus
sehingga peserta diuji secara komprehensif.
8. Kompetensi yang dinilai :
a. Kompetensi Umum
i. Etika
ii. Kemampuan komunikasi
iii. Kerjasama tim
iv. Patient safety
b. Kompetensi Dasar
i. Ilmu kedokteran dasar
ii. Basic Specialist Skill
iii. Perioperative medicine
iv. Penatalaksana nyeri
v. Emergency medicine
c. Kompetensi Lanjut
i. Advanced Specialist Skill
ii. Critical care
9. Ujian Kompetensi Nasional / OSCE :
a. Jenis stasion :
i. Emergency medicine (BLS, ALS, Disaster medicine, dll)
ii. Critical care
iii. Perioperative medicine
iv. Anestesi umum
v. Anestesi regional (neuroaxial)
vi. Anestesi regional (blok saraf tepi)
vii. Penatalaksana nyeri
viii. Anesthesia and uncommon diseases
47
b. Format penulisan soal :
i. Nomor station
ii. Judul stasion
iii. Waktu yang dibutuhkan
iv. Tujuan station
v. Kompetensi
vi. Kategori
vii. Instruksi untuk peserta
viii. Instruksi untuk penguji
ix. Instruksi untuk pasien simulasi
x. Peralatan yang dibutuhkan
xi. Penulis
xii. Referensi
xiii. Lembar Penilaian (Rubrik)
c. Soal OSCE dibuat oleh KUN yang juga merupakan tenaga
kesehatan sesuai profesi dari institusi pendidikan di Indonesia.
Proses pembuatan soal dilakukan bersama-sama dalam suatu
lokakarya. Soal yang dihasilkan dari workshop ini kemudian
ditelaah bersama KUN untuk analisis kemungkinan
pelaksanaan station tersebut.Soal yang telah dianggap layak
selanjutnya ditelaah kembali oleh Divisi terkait (panel
expert).Selanjutnya soal ini diujicobakan pada pelatihan
penguji OSCE dan pelatih Pasien Standarisasi (PS). Soal
yang baik disimpan dalam bank soal KUN dan memiliki
kesempatan untuk diujikan pada Ujian Kompetensi.Setiap soal
OSCE harus dibuat sesuai cetak biru penilaian dan format
penulisan soal yang disepakati dengan menggunakan formulir
yangterstandarisasi serta direview bersama sesuai formulir
yang terstandarisasi.
48
10. Ketentuan lebih lanjut tentang ujian kompetensi akan ditetapkan
oleh KUN KATI
11. Ketentuan lulus adalah 70
12. Pengumuman hasil ujian diumumkan segera setelah penilaian
ujian kompetensi selesai.
13. Peserta yang dinyatakan tidak lulus diperbolehkan mengulang
pada ujian kompetensi berikutnya
14. Peserta ujian kompetensi yang dinyatakan lulus diberi sertifikat
yang ditandatangani oleh ketua KATI.
15. Untuk setiap peserta dikenakan biaya ujian yang besarnya sesuai
dengan ketentuan yang disepakati pada setiap periode ujian dan
biaya ujian dikirimkan ke alamat rekening yang sudah ditentukan.
16. Transportasi dan akomodasi penguji ditanggung oleh Panitia
kegiatan ilmiah / konggres / pertemuan yang diselenggarakan
oleh KATI / PERDATIN.
17. Honorarium Penguji ditanggung oleh KATI.
49
Tatalaksana ujian akhir nasional:
1. Bahan ujian mencangkup semua aspek anestesiologi dan terapi
intensif sesuai dengan modul yang berlaku
2. Ujian dalam bentuk ujian lisan tentang penatalaksanaan kasus
klinis.
3. Ujian diselenggarakan setiap saat bila sudah ada peserta
program yang siap.
4. Ujian akhir nasional :
a. Soal-soal ujian dibuat oleh IPDS yang akan
menyelenggarakan ujian, dengan melibatkan bidang minat
sesuai dengan topik yang akan diujikan. Soal berupa
penatalaksanaan kasus secara komprehensif, baik kasus
darurat, kasus pembedahan elektif, kasus pembedahan
dengan penyakit penyerta, teknik tertentu maupun
pengelolaan pasien ICU.
b. Semua pertanyaan disertai dengan jawabannya, ditulis dan
dibagikan kepada semua anggota tim penguji yang ditunjuk,
dan kepada notulis bukan penguji.
c. Sebelum ujian dilaksanakan, materi yang akan diujikan
dibahas oleh semua anggota tim penguji, untuk mendapatkan
kesamaan persepsi.
d. Disiapkan 5 (lima) kasus untuk masing-masing peserta ujian.
e. Bila peserta ujian telah mencapai minimum passing level
(MPL) dari 3 kasus materi ujian, maka 2 kasus yang lain tidak
perlu diujikan.
f. MPL untuk ujian lisan ditentukan 70 (kumulatif). Setiap kasus
terdiri dari 5 – 10 soal atau soal berantai.
g. Permintaan penguji dari pusat pendidikan yang akan
menyelenggarakan ujian ditujukan kepada KUN dengan
tembusan kepada Ketua KATI, 1 (satu) bulan sebelum tanggal
50
ujian, sedapat mungkin disertai dengan topik yang akan
diujikan
h. Ujian diselenggarakan di pusat pendidikan tempat peserta
ujian. Penyelenggaraan ujian dapat dilakukan setiap saat
apabila sudah ada peserta yang siap untuk diuji.
5. Pelaksanaan ujian :
a. Tatacara ujian dibacakan kepada peserta ujian oleh Ketua tim
penguji
b. Cara penilaian dilakukan dengan menggunakan pedoman
penilaian yang sudah dibakukan
c. Salah seorang penguji mengajukan pertanyaan sesuai
dengan yang telah ditentukan, dan masing-masing penguji
member penilaian terhadap semua jawaban peserta ujian.
d. Semua tanya jawab selama ujian berlangsung dicatat oleh
notulensi bukan penguji, dan direkam. Keduanya akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan apabila terdapat
perbedaan nilai yang mencolok antara penguji (lebih dari 20)
e. Hasil ujian diumumkan segera setelah ujian berakhir.
f. Peserta dinyatakan lulus atau tidak lulus dalam suatu berita
acara ujian.
6. Ketentuan lulus adalah 70 (kumulatif).
7. Apabila peserta tidak lulus, ujian ulangan dapat dilakukan sesuai
kesepakatan.
8. Peserta ujian nasional yang dinyatakan lulus diberi sertifikat yang
ditandatangani oleh ketua KATI.
9. Untuk setiap peserta dikenakan biaya ujian yang besarnya sesuai
dengan ketentuan yang disepakati pada setiap periode ujian dan
biaya ujian dikirimkan ke alamat rekening yang sudah ditentukan.
10. Transportasi dan akomodasi penguji ditanggung oleh IPDS yang
menyelenggarakan ujian dan honorarium penguji ditanggung oleh
KATI.
51
Peraturan Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional
Hak Anggota :
1. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang sudah
disiapkan.
2. Memberikan pengarahan bila dipandang perlu
3. Untuk mengajukan satu pertanyaan digunakan waktu tidak lebih
dari 3 menit
4. Bila perlu, dapat meminta anggota tim penguji yang lain untuk
membantu memperjelas pertanyaan
Penetapan Angka:
1. Masing-masing anggota tim penguji menggunakan daftar
jawaban yang telah disiapkan sebagai dasar pemberiak nilai
minimum
2. Angka terakhir adalah jumlah angka masing-masing penguji
dibagi jumlah penguju.
3. Jika perbedaan nilai diantara penguji > 20, penetapan angka
dilakukan dengan mendengarkan rekaman jawaban dan catatan
notulis bukan penguji
52
Lain-lain
1. Untuk masing-masing peserta program, jumlah penguji minimum
3 orang, terdiri dari minimal 1 (satu) orang penguji yang ditunjuk
oleh KUN KATI.
2. Satu orang notulis bukan penguji berasal dari pusat pendidikan
yang menyelenggarakan ujian.
3. Semua pertanyaan dan jawaban direkam.
Skoring / Pemberian Nilai Ujian Akhir Nasional
Jawaban lengkap tanpa pengarahan 90
Jawaban lengkap dengan sedikit pengarahan 80
Jawaban lengkap dengan cukup pengarahan 70
Jawaban kurang lengkap (lebih dari 50%) dengan cukup
60
pengarahan
Jawaban kurang lengkap (kurang dari 50%) dengan
50
cukup pengarahan
Jawaban salah meskipun dengan cukup pengarahan 0
Soal beranta
1. Jawaban pertama salah 0
2. Jawaban berikutnya maksimum mendapat nilai 70
Catatan : Bila ada ekstra jawaban yang baik, nilai dapat
diperhitungkan dan jawaban dapat diberi nilai sampai 100
dan Minimum Passing Level : 70
6.3.4 Penilaian
6.3.4.1 Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 AB / B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 BC / C+ 2,5
> 55 – 60 C 2
> 50 – 55 CD / D+ 1,5
> 45 – 50 D 1
≤ 45 E 0
53
6.3.4.2 Pedoman Penghitungan Indek Prestasi
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 3,75 A 4
2,75 – 3,24 B 3
1,75 – 2,24 C 2
0,75 – 1,24 D 1
< 0,75 E 0
54
6.3.5 Komisi Ujian Nasional
1. KUN dibentuk oleh KATI dengan masa kerja sesuai
kepengurusan KATI, dan maksimum 2 (dua) kali masa
kepengurusan.
2. Tugas KUN :
a. Mengembangkan panduan sistem ujian nasional
b. Mengkoordinasikan penyelenggaraan ujian nasional
c. Menetapkan penguji nasional
d. Menyusun daftar kelompok penguji nasional
e. Mendokumentasikan penyelenggaraan ujian nasional
f. Mensyahkan lulus atau tidaknya peserta ujian
g. Melaporkan secara tertulis dan mempertanggungjawabkan
kegiatan ujian nasional kepada Ketua KATI
Ujian Penelitian
Ujian kompetensi Tahap 3 (Ujian Lokal
SpesialisAnestesi)
8
Mampu melakukan manajemen paripurna Mampu melakukan manajemen
Tahap 3
Semester 7,
anestesi terapi intensif dasar paripurna nyeri perioperatif
Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat
Semester 5, 6
Tahap 2
bedah emergency tingkat lanjut dengan benar lanjut dengan benar, melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar
dan melakukan anestesi pada bedah emergency dan lanjutan tingkat lanjut dengan benar dan menjelaskan dasar-dasar
Mampu Mampu menjelaskan prinsip anestesia elektif Mampu menjelaskan prinsip anestesia
tingkat lanjut dengan benar dan melakukan kasus khusus dengan benar, dan
melakukan
keterampilan anestesi elektif tingkat lanjut melakukan ketrampilan anestesi kasus
komunikasi
dengan benar khusus dengan benar
medis
Mampu
Ujian Tulis Nasional
membuat
karya ilmiah
Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia preemptif secara
farmakologik, blok neuroaksial atau kombinasi, melakukan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik dengan
perioperatif dan analgesia preemptif secara farmakologik dan blok neuroaksial atau kombinasi benar
Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup Mampu mejelaskan perawatan intensif dasar dengan benar,
dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar, melakukan perawatan intensif dasar dengan benar,
melakukan penatalaksanaan bantuan hidup menjelaskan dasar perawatan paska henti jantung dengan
dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar benar dan melakukan perawatan paska henti jantung dengan
benar
Tahap 1
anestesi elektif tingkat awal emergency tingkat awal dengan benar dan
melakukan
dengan benar dan melakukan melakukan prinsip anestesi pada bedah
komunikasi
keterampilan anestesi elektif emergency tingkat awal denganbenar
medis
tingkat awal
57
Fotokopi Akta Kelahiran
Surat rekomendasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
setempat yang menyatakan tidak pernah melakukan
malpraktik dan pelanggaran Kode Etik Kedokteran
Surat Keterangan Berkelakuan Baik (SKKB) dari Kepolisian
yang masih berlaku
Surat Keterangan Selesai Masa Bakti (PTT) dari Kementerian
Kesehatan atau surat keterangan akan menyelesaikan PTT
bagi yang belum menyelesaikan masa bakti
Surat Izin mengikuti pendidikan dari Instansi Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pertahanan dan Keamanan,
Kepolisian Republik Indonesia atau Kementerian lainnya serta
Instansi yang membiayai, dilengkapi dengan SK
Pengangkatan dari Instansi yang bersangkutan apabila bukan
peserta mandiri
Daftar riwayat hidup
Fotokopi Kartu Pegawai (Karpeg)
Fotokopi KTP yang masih berlaku
Bukti cetak telah terdaftar di PDPT (Pangkalan Data
Perguruan Tinggi). Bagi calon peserta yang tidak terdaftar
diwajibkan membuat surat pernyataan yang ditandatangani di
atas materai Rp. 6.000,-
Fotokopi sertifikat telah mengikuti General Emergency Life
Support (GELS)
Fotokopi sertifikat tes bahasa Inggris dari Universitas
Sriwijaya (SULIET) dengan nilai minimal 450
Fotokopi tanda lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)
/ Ujian Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter (UKMPPD)
58
7. Setelah melengkapi semua persyaratan administasi, semua
berkas permohonan diserahkan ke Sekretariat PPDS Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya
60
5. Sertifikat PTC, ATLS, ACLS, GELS, FCCS
6. Hasil ujian tulis
7. Hasil wawancara
8. TOEFL
9. MMPI / psikotes
10. Motivasi asal
11. Tempat tugas
Hasil penilaian akan dirapatkan bersama oleh panitia yang telah
ditunjuk dan dilaporkan oleh KPS kepada Dekan melalui Koordinator
Penyelenggara PPDS untuk kemudian dilaporkan kepada Rektor
Universitas Sriwijaya.
62
7. Hak untuk memberikan penilaian dan masukan mengenai staf
pendidik dan sistem pendidikan
7.2.2 Kewajiban
Secara umum seorang peserta didik mempunyai kewajiban sebagai
berikut:
1. Wajib untuk patuh terhadap tata tertib yang berlaku
2. Wajib menjalani semua proses kurikulum yang berlaku
3. Wajib bekerja di bawah supervisi tenaga pengajar
4. Wajib bekerja sesuai dengan tahapan pendidikannya (level
kompetensinya)
63
luar atau tugas resmi dengan izin atau sepengetahuan KPS dan
SPS
4. Segala sesuatu berkenaan dengan tugas jaga di rumah sakit luar
selain jejaring dan afiliasi Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya-RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang merupakan
tanggung jawab pribadi peserta didik tersebut bukan di bawah
Departemen / Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
5. Tata tertib dan peraturan berlaku di semua rumah sakit jejaring
dan afiliasi
64
8. Peserta didik meminta sponsor ke perusahaan Farmasi secara
langsung
9. Peserta didik mengikuti simposium/ kongres/ acara ilmiah lain
tanpa sepengetahuan KPS/ SPS
10. Peserta didik terlambat dalam mengajukan tugas ilmiah (sebagai
pembicara)
11. Peserta didik melakukan penggelapan data sampel penelitian,
data pasien pada status dan pemalsuan laporan
12. Peserta didik merusak nama Bagain Anestesi FK UNSRI - RSMH
Palembang.
13. Peserta didik merokok di lingkungan RSMH atau tempat
pendidikan.
Bila ada pelanggaran ketentuan ini akan dikenakan sanksi dari mulai
berupa teguran lisan lalu teguran tertulis dan paling berat dari mulai
skorsing 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan, sampai dikeluarkan
sebagai peserta pendidikan anestesiologi. Pelanggaran afektif dapat
dikenakan hukuman paling berat sekaligus berdasarkan sidang
seluruh staf pengajar. Keputusan skorsing yang melebihi 3 bulan
harus berdasrkan sidang staf pengajar (tidak diputuskan oleh KPS,
SPS, Kabag secara tersendiri). Drop Out diberlakukan bila
melakukan empat kali kesalahan fatal., KPS dengan timnya dapat
menjatuhkan sanksi tanpa sidang seluruh konsulen dengan
pengecualian hukuman skorsing yang melebihi 3 bulan / dikeluarkan
dari pendidikan anestesi. Sanksi dikenakan berdasarkan norma
afektif, psikomotor, dan kognitif.
65
a. Sanksi Atas Pelangggaran Norma Afektif
Jenis Sanksi
No. Jenis Pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
Peringatan
1 Memberi keterangan palsu Dikeluarkan
keras
Mabuk, berjudi, berkelahi di
2 tempat pendidikan dengan Dikeluarkan
siapapun
Menolak perintah konsulen sesuai
dengan aturan pendidikan atau Peringatan Peringatan
3 Dikeluarkan
melalaikan kewajiban tanpa alasan I II
yang kuat
Tidak datang ke tempat Peringatan Peringatan
4 Dikeluarkan
pendidikan tanpa alasan yang kuat I Keras
Mencemarkan nama baik
Peringatan Peringatan
5 konsulen, bagian, institusi Dikeluarkan
Keras I
pendidikan
Meninggalkan tempat kerja tanpa Peringatan Peringatan
6 Dikeluarkan
izin pimpinan atau konsulen I Keras
Datang terlambat / pulang Peringatan Peringatan
7 Dikeluarkan
sebelum waktunya I II
Peringatan Peringatan
8 Membocorkan rahasia jabatan Dikeluarkan
Keras I
Bekerja sama dengan perusahaan Peringatan Peringatan
9 Dikeluarkan
farmasi dan mendapat imbalan Keras Keras
Pencurian, manipulasi alat RS /
10 Dikeluarkan
alat pendidikan.
Melakukan penganiayaan
11 Dikeluarkan
terhadap pimpinan / teman kerja
Melakukan tindakan yang
Peringatan
12 mengakibatkan kerusakan barang- Peringatan Dikeluarkan
Keras
barang RS
Kelalaian dalam memelihara Peringatan Peringatan
13 Dikeluarkan
barang RS / alat pendidikan I II
14 Menghasut teman untuk melawan Dikeluarkan
66
kebijakan bagian / pimpinan /
konsulen
15 Melanggar hukum pidana / perdata Dikeluarkan
Melanggar tata tertib umum Peringatan
16 Dikeluarkan
sebagai peserta didik Keras
Mengambil obat-obatan milik RS /
17 menyalahgunaan obat narkotik / Dikeluarkan
sejenisnya
Jenis Sanksi
No Jenis Pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
67
c. Sanksi Atas Pelanggaran Kognitif
Jenis Sanksi
No. Jenis Pelanggaran
Pertama Kedua Ketiga
Tidak melakukan kegiatan ilmiah Peringatan Tidak Naik
1 Peringatan
sesuai dengan semesternya Keras Semester
Tidak ujian pada waktu yang Peringatan Tidak Naik
2 Peringatan
telah ditentukan Keras Semester
Tidak mengajukan proposal Peringatan Tidak Naik
3 Peringatan
penelitian pada waktunya Keras Semester
69
2. Mengidentifikasi dan mengatasi kendala akademik, personal,
sosial dan psikologi peserta didik bimbingannya yang
diperkirakan mempengaruhi pendidikannya
3. Memberikan bimbingan secara intensif kepada peserta didik
bimbingannya apabila hasil evaluasi belajar tidak berjalan
seharusnya
4. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasinya kepada KPS
70
8. Apabila peserta didik sakit (dibuktikan dengan surat keterangan
sakit dari poli kepegawaian, atau instansi lain yang diakui), maka
tidak mengurangi jatah cuti
9. Apabila ada hal-hal lain di luar ketentuan tersebut di atas, maka
akan ditetapkan keputusan KPS dan hasil rapat staf
71
7.6 Stase Rumah Sakit Luar
Dengan meningkatnya jumlah peserta didik Program
Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif serta
menurunnya jumlah dan macam kasus di RS. Moh. Hoesin
Palembang, maka diputuskan untuk menjalin kerjasama dengan RS.
Jejaring Pendidikan dengan tujuan saling menguntungkan.
Secara umum dan khusus tujuan stase luar rumah sakit
antara lain:
1. Meningkatkan jumlah kasus yang ditangani oleh peserta didik
2. Memahami sistem rujukan dan pelayanan kesehatan di RS.
Jejaring sehingga dapat melakukan manajemen pelayanan di RS.
Jejaring
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di RS. Jejaring,
terutama dalam hal pelayanan dan rujukan, serta mampu
memberikan pemecahannya
4. Merecanakan dan melaksanakan pertolongan kasus sesuai
dengan tingkat kemampuan
5. Mampu mengadakan hubungan kerja yang baik dengan sejawat
dokter setempat, paramedik, dan penderita (bekerja pada satu
tim)
6. Memberikan contoh yang kongkrit berupa tindakan maupun
pemahaman untuk memperbaiki sistem rujukan
7. Mengidentifikasi masalah yang ada pada sistem pelayanan,
rujukan dan dapat memberikan pemecahannya
72
BAB VIII
DOSEN / STAF PENGAJAR
8.1 Definisi
Dosen / staf pengajar adalah mereka yang karena
keahliannya diberi wewenang untuk menilai, mendidik, dan
membimbing pada Program Pendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif. Dosen wajib memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud no.49 tahun 2014, Kualifikasi akademik
yang dimaksud adalah setiap dosen harus memiliki kualifikasi
minimal spesialis dua dan memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2
tahun. Kompetensi pendidik adalah setiap dosen harus memiliki
sertifikat pendidik dan/atau sertifikat profesi.
Dosen dapat berasal dari perguruan tinggi, Rumah Sakit
Pendidikan, dan Wahana Pendidikan Kedokteran. Dosen di Rumah
Sakit Pendidikan dan Wahana Pendidikan Kedokteran memiliki
kesetaraan, pengakuan, dan angka kredit yang memperhitungkan
kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
73
1. Sarjana ahli dalam bidangnya di Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya yang ditunjuk oleh Ketua Departemen FK Universitas
Sriwijaya.
2. Sarjana ahli dalam bidangnya diluar FK Unsri yang ditunjuk oleh
Ketua Departemen atas rekomendasi dari KPS.
76
8.3.2 Penempatan Staf Pengajar
Sesuai dengan tempat pada Divisi/Bidang minat yang
kebutuhan stafnya belum terpenuhi dan mempunyai kemauan serta
kemampuan dalam mengembangkan bidang minat tersebut secara
akademik dan profesi yang meliputi Tridharma perguruan tinggi yaitu
: Pendidikan, Pengabdian masyarakat dan penelitian.
77
3. Terjadi ketidakmampuan pada ranah afektif (attitude), ranah
knowledge, dan psikomotor serta profesional apapun
penyebabnya. Diketahui mengalami ketidakmampuan dalam
menjalankan tugas secara profesional, yang diputuskan
melalui rapat dengan melibatkan Kepala Bagian/Departemen.
a. Dilakukan pemanggilan dan pemberian surat teguran dan
sanksi oleh Kepala Bagian/Departemen.
b. Dilakukan pembinaan oleh Kepala Bagian/Departemen
dengan pengawasan ketat dalam waktu tertentu.
c. Bila terjadi pelanggaran berulang maka diputuskan dalam
rapat pleno seluruh staf.
78
BAB IX
SUMBER DAYA PENDIDIKAN
80
BAB X
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
82
BAB XI
PENYELENGGARA PROGRAM DAN ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
83
Intensif FK Unsri harus mampu mendukung visi, misi dan tujuan
pendidikan profesi dokter spesialis.
KPS dan SPS bertanggung jawab untuk terselenggaranya
pendidikan sesuai dengan kurikulum dengan melakukan koordinasi
dengan Ketua Departemen. Pemilihan KPS dilakukan melalui
mekanisme internal Departemen yang kemudian diusulkan oleh
Ketua Departemen kepada Dekan, dan diangkat dengan Surat
Keputusan Rektor. SPS dipilih oleh KPS melalui mekanisme internal
Departemen yang kemudian diusulkan oleh Ketua Departemen
kepada Dekan, untuk mendapatkan Surat Keputusan Rektor. Surat
keputusan tersebut berlaku selama periode tertentu. Persyaratan dan
mekanisme pengangkatan KPS dan SPS mengikuti peraturan yang
berlaku dimasing-masing Institusi Pendidikan Dokter Spesialis dan
peraturan dari Dirjen Dikti atau peraturan perundangan yang lebih
tinggi.
86
1. Penanggung jawab ketenagaan dan sarana akademik dalam
lingkungan FK/RS untuk setiap bidang ilmu dilimpahkan kepada
Ketua Departemen, dengan demikian akan mencakup segi-segi
pemanfaatan para pengajar dalam kegiatan
pendidikan/penelitian/pengabdian masyarakat yang tercantum
dalam Program Pascasarjana atau Program Pendidikan Dokter
Spesialis.
2. KPS harus selalu melibatkan Ketua Departemen untuk
mendapatkan dukungan ataupun persetujuan pemanfaatan tenaga
pengajar secara keseluruhan ataupun pemanfaatan sarana
akademik yang dibawahinya.
3. Dalam hal program studi memerlukan modul-modul pendidikan
yang berada dalam bagian ilmu lain, KPS harus pula melibatkan
KPS lain yang berada dalam naungan ilmu itu. Selanjutnya
perencanaan pendidikan modul tersebut dibahas bersama Ketua
Departemen tersebut.
4. Setiap semester, KPS membuat laporan lengkap perencanaan
pemanfaatan tenaga, sarana akademik yang tercakup dalam
penyelenggaraan program studi setelah memperoleh kesepakatan
dari KPS lain ataupun Ketua Departemen bidang ilmu yang akan
dimanfaatkan oleh semua pihak yang terlibatkan.
5. Dalam hal kesulitan hubungan yang mungkin dialami pada
persiapan penyelenggaraan program studi, KPS akan dibantu oleh
Koordinator PPDS mencari penyelesaian bersama Pimpinan
FK/RS.
6. Kelancaran penyelenggaraan program pendidikan Prasarjana
akan selalu menjadi perhatian dalam perencanaan program studi,
karena pada hakikatnya hal tersebut menjadi kepentingan
bersama seluruh unsur FK/RS.
87
Adapun struktur organisasi yang dijelaskan tersebut diatas adalah
sebagai berikut:
88
harus memiliki sistem penilaian kinerja tenaga kependidikan dan
manajemen secara berkala, minimal sekali dalam setahun. Hasil
penilaian kinerja digunakan sebagai umpan balik dalam peningkatan
kualitas tenaga kependidikan dan manajemen.
89
BAB XII
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
90
meliputi drop out rate, proporsi kelulusan tepat waktu, lama masa
studi, dan angka kelulusan ujian nasional.
91
BAB XIII
PROGRAM ADAPTASI
13.1 Tujuan
Tujuan penyelengaraan adapatasi spesialis lulusan luar
negeri ialah untuk memberikan kesempatan penyesuaian bagi
mereka yang sah ijazahnya serta dinilai layak untuk memperoleh
kesempatan adapatasi untuk mendapatkan sertifikat kompetensi dari
KATI setelah menjalani ujian Nasional (Ujian Tulis, Ujian Kompetensi
dan Ujian Lisan). Peserta program adaptasi adalah mahasiswa WNI
atau WNA lulusan profesi dokter dan / atau dokter spesialis
Anestesiologi luar negeri yang telah diakui oleh pemerintah melalui
dirjen Dikti dan KKI serta melalui mekanisme yang berlaku
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir program adapatasi, peserta program adaptasi
diharapkan:
1. Dapat menerangkan kemampuannya dalam bidang Anestesiologi
dan Terapi Intensif yang sudah dipelajarinya, menurut kaidah
yang lazim dianut dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif di Indonesia, sesuai dengan problema kesehatan di
Indonesia dan sumber daya yang tersedia.
2. Menguasai pola penatalaksanaan bidang Anestesiologi dan
Terapi Intensif dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Indonesia.
3. Memahami dan menghayati tata nilai yang dianut di Indonesia,
Etika Profesi Anestesiologi dan Terapi Intensif serta Kode Etika
Kedokteran Indonesia, sehingga dapat diterima di kalangan
profesi Anestesiologi dan Terapi Intensif serta kalangan profesi
dokter pada umumnya.
92
13.2 Prosedur Penerimaan
1. Membuat surat permohonan adaptasi kepada KPS
2. Melampirkan surat permintaan dari MKKI
3. Melengkapi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh prodi
4. Mulai masuk bersamaan dengan magang PPDS Pradik
5. Mengikuti stase/rotasi per divisi per 1 bulan
14.3 Persyaratan
Calon adaptasi harus mempunyai persyaratan administrasi
(urut nomor) :
1. Ijazah dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijazah Sarjana Lulusan Luar
Negeri (PPISLN, Depdikbud).
2. Bersama dengan ijazah, peserta wajib melampirkan :
- Logbook
- Kurikulum pendidikan
- Standar Kompetensi yang telah dicapai
- Transkrip akademik
- Karya tulis akhir
3. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh KATI, minimal
mencapai 75% kurikulum / modul Anestesiologi dan terapi Intensif
Indonesia
4. Surat permintaan dari Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia
(MKKI)
13.4 Penatalaksanaan
1. Lama adaptasi ditentukan minimal 2 (dua) semester dan
kompetensi ditentukan oleh Kolegium setelah mendapat masukan
dari KPS tempat yang bersangkutan menjalani adaptasi.
2. Daya tampung bagi peserta adaptasi tergantung pada daya
tampung dan ketentuan yang berlaku pada IPDS terkait.
93
3. Harus memahami kebijaksanaan rumah sakit, etika medis, dan
aspek medikolegal dimana dia beradaptasi.
13.5 Penilaian
1. Penilaian dilakukan secara terus menerus dengan pengujian
secara bertahap sesuai dengan tempat stase.
2. Peserta adaptasi diharuskan membuat makalah ilmiah dan
melakukan penyajian dalam konferensi ilmiah.
3. Pelaporan kemajuan hasil program adaptasi yang mencakup
bidang perilaku dilakukan setelah peserta menjalani program
yang ditetapkan dengan kemungkinan sebagai berikut :
a. Perkembangan pencapaian adaptasinya menunjukkan
penyelesaian sesuai jadwal semula.
b. Perkembangannya menunjukkan kekurangan yang akan
mengubah jadwal semula dengan penambahan waktu
adaptasinya
4. Penilaian akhir dengan ujian nasional (Ujian Tulis Nasional, Ujian
Kompetensi Nasional dan Ujian Akhir Nasional) yang akan diatur
oleh KATI melalui KUN.
94
tanda-tanda semakin jauh dari pencapaian yang telah
ditetapkan dalam kurikulum yang harus diselesaikan.
Penilaian meliputi unsur-unsur kognitif, afektif, dan
psikomotor.
3. Keputusan penghentian pendidikan hanya dapat dilakukan
oleh KPS yang selanjutnya dilaporkan ke Komisi Kompetensi
KATI dan ketua KATI.
4. Penghentian pendidikan peserta program adaptasi dapat
terjadi sebagai berikut:
a. Peserta program adaptasi mengundurkan diri.
b. Peserta program adaptasi memperlihatkan sikap tidak
terpuji:
Kurangnya rasa tanggung jawab professional yang
dapat membahayakan pasien ataupun lembaga
pendidikan.
Pelanggaran berat Kode Etika Kedokteran Indonesia
Menolak menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Peserta program adaptasi membuat kesalahan-kesalahan
yang berulang setelah diperingatkan secara lisan
dan/atau tertulis tanpa menunjukkan upaya perbaikan
yang memadai.
d. Peserta program adaptasi tidak menunjukkan kemajuan
yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, dan program
pembinaan/bimbingan khusus yang diberika baginya juga
tidak memberikan hasil yang baik.
e. Tahap penghentian: diputuskan atas dasar hasil penilaian
setelah pembahasan tuntas dalam rapat staf pengajar.
Pada pelanggaran kasus berat penghentian program
adaptasi dapat dilaksanakan.
95
BAB XIV
PEMBARUAN BERKESINAMBUNGAN
96
BAB XV
PENUTUP
97
DAFTAR PUSTAKA
98
99