Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha kesehatan sekolah (UKS) sebagai salah satu program yang langsung berhubngan
dengan peserta didik. Di Indonesia UKS pertama kali diterapkan pada tahun 1976 dan
diperkuat pada tahun 1984 dengan terbitnya SKB 4 menteri yaitu Menteri Pendidikan dan
kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.
Menurut Sonja dalam Afandi (2012) Sekolah merupakan sebuah lembaga formal,
tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah
mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan, agar mampu
berdiri sendiri dalam masyarakat. Di dalam pengembangan nasional, anak merupakan
investasi pembangunan dalam bagian tenaga kerja dan pewaris negara di masa depan, maka
pembinaan untuk anak perlu dimulai sejak dini. Sehubungan dengan itu bidang pendidikan
dan kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara organisatoris sekolah berada di
bawah Departemen Penndidikan Nasional, sedangkan secara fungsional Departemen
Kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan peserta didik.
Menurut Tono Sadjimin dan Peter Whiticar dalam Afandi (2012), salah satu tujuan
dari pendidikan di Indonesia adalah untuk menyebarluaskan informasi yang bersifat
mendidik dan keahlian-keahlian yang berguna serta praktis, supaya pembangunan terus
berlangsung dan masyarakat terus dapat hidup dalam kebiasaan yang layak dan sehat.
Berdasarkan rumusan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun
2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang (Depdiknas, bab 1 pasal 1).
Menurut Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah bab 1 pasal 1 No.1 tahun 2004 yang
dimaksud dengan UKS adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak
usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Keberadaan Usaha Kesehatan
Sekolah yang telah dirintis sejak 1956, sangat penting seperti yang tercermin dalam pasal 45
UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu usaha kesehatan sekolah diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat, sehingga mereka dapat
belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi manusia yang
berkualitas (Depkes RI, 2004).
1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari obsevasi yang hendak ingin dicapai adalah
1. Untuk Mengetahui implemntasi kegiatan uasaha kesehatan sekolah di SD Negeri 1
Kadugede.
2. Untuk mengetahui kebelebihan dan kekurangan implentasi kegiatan usaha kesehatan
sekolah di SD Negerti 1 Kadugede.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan adalah sabagai berikut:
1. Bagi penyusun sebagai pengembangan ilmu tentang implementasikan UKS yang
berasal dari lapangan.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan tentang
pelaksanaan UKS di SD khususnya di SD Negeri I Kadugede.
3. Hasil observasi dapat bermanfat sebagai bahan kajian atau informasi bagi pihak
yang membutuhkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Sekolah Dasar
2.1.1 Pengertian Anak Sekolah Dasar
Berdasarkan PP No 66 tahun 2010, sekolah dasar adalah salah satu pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. (Suharjo 2006)
menyakan bahwa sekolah dasar pada dasarnya merupakan lembaga pendidikan yang
meneyelanggarakan pendidikan enam tahun bagi anak usia 6-12 tahun.
Di indonesia, kisaran usia sekolah dasar berada di antara 6 atau 7 tahun smapai 12
tahun.sekolah dasar ditempuh selama 6 tahunn, mulai dari kelas 1 sampai 6.
2.1.2 Karakteristik Anak Sekolah dasar
Melalui sekolah dasar, anak pertma kalinya belajar untuk berinteraksi dan menjalin
hubungan yang lebih luas dengan orang baru dikenalinya. Pada masa usia sekolah ini dapat
dibedakan menjadi dua fase yang terjadi, yaitu :
a. Masa kelas rendah sekolah dasar (usia 6 tahun sampai 8 tahun). Pada usia ini
dikatagorikan mulai dari kelas 1 sampai kelas 3.
b. Masa kelas tinggi sekolah dasar (usia 9 tahun sampai kira-kira 12 tahun).Pada usia ini
dikatagorikan mualai dari kelas 4 sampai kelas 6.
Pada masing-masing fase tersebut, mewakili karakteristiknya masing-masing. Masa-
masa kelas rendah siswa memiliki sifat-sifat yang khas sebagai berikut :
1. Adanya hubungan positif yang tinggi anatara keadaan keshat pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah
2. Adanya sikap yang cendrung untuk memenuhi peraturan-eraturan permianan yang
bersifat tradisional.
3. Adanya kecendrungan untuk memuji diri sendiri
4. Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
5. Kalau tidak dapat menyelesaikan masalah, maka masalah itu dianggapnya tidak
penting
6. Pada masa ini anak memperhatikan nilai (angka lapor)
7. Kehidupan adalah ermain. Bermain bagi anak usia ini adalah hal yang
menyenangkan. Bahkan anak tidak dapat membedakan bermain dengan belajar.
8. Kemampuan meningat dan berbahasa berkembang sangat cepat.
Sedangkan ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di sekolah dasar yaitu :
1. Adanya minat terhdap kehidupan sehari-hari.
3
2. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
3. Menjelang masa ini terdapat minat terhadap hal-hal atau pelajaran khusus.
4. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai hal yang baik
mengenai prestasi sekolah.
5. Anak-anak pada masa ini, gembar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk
bermain bersama-sama. Didalam permaianan ini biasanya anak tidak lagi terikat
pada peraturan permaianan tradisional naum membuat peraturan sendiri.
6. Mengidolakan seseorang yang sempurna.
2.2 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2.2.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut Undang-undang No 39 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 79 menyatakan
bahwa kesehatan seklah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik sehingga mereka dapat belajar, tumbuh dan kembang secara harmonis dan
menjadi manusia yang berkulaitas.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008, UKS
adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada
di sekolah. UKS merupakan sebuah tindakan yang dijadikan sebuah jalur yang terprogram
dan terfokus terhadap anak usia sekolah yang berada di sekolah dalam meningkatkan
kemampuan hidup sehat (MenKes, 2008).
Menurut Noatmodjo,dkk (2012) sekolah yang menerapkan program promosi
kesehatan adalah sekolah yang melakukan kegiatan dan memberikan prioritas terhadap
terbentuknya lingkungan yang kondusif. Bentuk promosi kesehatan yang ada di sekolah
adalah program usaha kesehatan sekolah (UKS). UKS bertujuan untuk menumbuhkan,
mengembangkan, dan membina kesehatan peserta didik sebagai generasi penerus yang
potensial dan kompeten.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang di jalankan
di sekolah dengan peserta didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama (R.J
Soenarjo, 2002 : 4). Menurut Martoyo dalam Martunus (2009), disebutkan bahwa Usaha
Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah-sekolah
dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya kesehatan sekolah
(UKS) adalah bagian dari program promosi kesehatan yang ada disekolah guna memberikan

4
layanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan peserta didik sebgai penerus bangsa
yang potensial dan kompten.
2.2.2 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Sasaran pembinaan dan pengemmbangan UKS meliputi :
a. Sasaran primer, yaitu pererta didik
b. Sasaran Sekunder, yaitu guru, pamong beljar/tutor, komite sekolah/orang tua,
pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP Uks disetiap jenjang.
c. Sasaran Tersier, yaitu lembaga pendidikan muali dari tingkat prasekolah sampai
pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk stuan pendidikan luar sekolah dan
perguruan agama berserta lingkungannya.
2.2.3 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) secara umum adalah meningkatkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat atau PHBS serta derajat kesehatan perserta didik dan mencipakan lingkungan seha,
sehingga meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan dalam membangun manusia
Indonesia seutuhnya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2012).
Sedangkan, tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS) secara khusus adalah untuk
menumbuhkan kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan yang mencakup
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2012). :
a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk memlaksanakan prinsip
hidup sehat, berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah.
b. Sehat, baik secara fidik, mental, sosial maupun di lingkungan masyarakat.
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok sertahal-hal yang berkaitan dengan
masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.
2.2.4 Ruang Lingkup Program dan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), ruang lingkup UKS adalah
ruang lingkup yang tercermin dalam tiga pokok usaha kesehtan sekolah (TRIAS UKS)
meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan membinaan lingkungan sekolah
sehat.
Pribadi (2006) membagi ruang linkup pembinaan UKS menjadi 2, yaitu ruang lingkup
UKS dan lingkup pembinaan UKS sebagai berikut dibawah ini :
a. Ruang lingkup UKS
1. Pendidikan kesehatan
5
Penyelenggaraan pendidikan kesehtan di sekolah meliputi pengetahuan
tentang dasar-dasar pola hidup bersih dan sehat, tanggap persoalan kesehatan,
dan talihan atau praktek kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Pelayanan kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan disekolah, antara lain seperti
pemeriksaan murid (pemeriksaan berat badan, mengukur tinggi badan,
imunisasi, mupum keberishan kuku), perngobatan ringan P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan), serta P3P (pertolongan pertama pada penyakit),
mengawasan warung sekolah, dan pelaporan tentang keadaan penyakit.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Pembinaan lingkungan skehidupan sekolah dapat berupa penghijauan,
tersedianya air bersih, terdapatnya kebun atau apotek hidup, halam sekolah
yang aman dan bersih, serta memberantasaan sarang nyamuk (PSN).
b. Ruang Lingkup Pembinaan UKS
Ruang lingkup pembinaan UKS, meliputi penyusunan program UKS, pelaksanan
program, pengendaliaan program, penilaian dan penelitian, serta manjemen dan
organisasi termasuk ketenagaan, sarana prasarana dan pembiayaan.
2.2.5 Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Usaha kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yaitu pendidikan kesehatan,
penyelenggaraan kesehatan dan membina lingkungan sekolah sehat (R.J Soenarjo,2005).
1. Pendidikan Kesehatan
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014) adalah upaya yang
diberikan berupa bimbingan kepada peserta didik tentang kesehatan pribadi seperti
fisik, mental, dan sosial agar kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik melalui kegitan intrakulikuler dan ektrakulikuler.
Menurut Soenarjo (2008) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah
menanamkan kebiasaan hidup sehat dan mendorong para siswa turut serta dalam
usaha-usaha kesehatan di sekolah dan bertanggung jawab dalam kesehatan pribadi
dan lingkungan sekitar.
a. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014) tujuan diberikannya
pendidikan kesehatan adalah:

6
1) Memiliki Pengetahuan dan tentang kesehatan, termasuk cara hidup dan
sehat dan teratur.
Pendidikan kesehatan diberikan dimuali dari menjaga kesehatan pribadi
hingga menjaga kesehatan lingkungan. Menjaga kesehatan pribadi dapat
dilakukan dengan menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan , menjaga keberishan kuku, dan mandi minimal 2 kali
sehari dengan sbaun.
Selain itu , menjaga kesehatan pribadi perlu dilakukan setiap hari dengan
teratur dengan pola makan yang sehat.
2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
Nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup berish dan sehat perlu
diketehui oleh masing-masing individu. Hal tersebut diperlukan karena
penanaman perilaku hidup bersih diawali dengan individu yang telah
memiliki nilai yang positif terhadap kesehatan terlebih dahulu. Nilai dan
sikap positif dapat diperoleh dari pendidikan kesehatan.
3) Memiliki keterampilan dalam melakukan hal yang baerkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
Memiliki keterampilan dalam bidang kesehatan juga diperlukan oleh setiap
individu. Setidaknya masing-masing individu mengetahui tentang
pemeliharaan,pertolongan, dan perawatan kesehatan secara sederhana.
Pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan dengan hidup bersih dan sehat.
Hidup bersih dan sehat dimuali dari pemeliharaan kesehatan pribadi yang
akan berdampak pada kesehatan lingkungan juga. Selain menjaga
kesehatan pribadi,kebersihan dan kkesehatan lingkungan perlu dilakukan,
karena lingkungan berpengaruh pada kesehatan orang-orang yang berada
dilingkungan tersebut.
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah perolongan yang harus
diberikan kepada seseorang yang mengalami kecelakaan maupun sakit
secara mendadak, sebelum dialkukan tindaka medis moleh dokter atau
tenaga kesehatan (Tim esensi Erlangga,2012).
Ketereampilan P3K perlu dilakkan oleh individu unuk menolong orang
yang tiba-tiba mengalami kecelakaan atau sakit, pemberian P3k juga harus
tepat karena untuk mengindari timbul kondidi yang semakin parah.

7
4) Memiliki perilaku hidup berish dan sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan. PHBS
dilakukan tidak hanya di rumah tetpai disekolah juga perlu dilakukan.
Penenaman PHBS perlu diberikan sejak anak sekolah.
Pelatihan penanaman PHBS untuk anak-anak dilakukan dengan cara
membiasakan anak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan dengan
sabun, dan membuang sampah pada tempatnya serta makan sehat dan
bergizi.Oleh karena itu, anak perlu diberikan pendidikan kesehatan sejak
dini.
5) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip pencegahan penyakit
Suatu penyakit dapat dicegah jika kita mengerti tentang kesehatan
yangdapat diperolah dari pendidikan kesehatan. Pencegahan penyakit
berbeda-beda seperti pencegahan penyakit demam berdarah dengue
(DBD). Pencegahan penyakit DBD dapat dilakukan dengan menutup dan
menguras kamar mandi atau mengubur barang-barang bekas atau yang
dikenal 3M. Sedangkan, pada pencegahan kulit datal dapat dilakukan
dengan cara menjaga kebersihan pribadi seperti mandi dua kali sehari,
menjaga kebersihan kuku dan rambut.
6) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
Seseorang yang sudah mengerti tentang pentingnya menjaga kesehtan,
mempunyai kemungkinan terjebak dalam gaya hidup yang tdiak sehat
adalah tipis. Kerena mereka telah mengetahui dampak atau bahaya yang
timbul jika mermeka melakukan gaya hidup yang tidak sehat seperti
mengkonsumsi alkohol,narkoba dan melaukan seks bebas.
b. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan(2014), pelaksanaan
pendidikan kesehatan dberikan melalui kegiatan kurikuler dan ektrakurikuler.
1) Kegiatan kurikuler
Pelaksanan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah
pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran sesuai dengan kurikulum yang
berlaku pada setiap jenjang pendidikan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya
yang telah diatur oleh peraturan Mendiknas nomer 22 tahun 2006 pada
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
8
2) Kegiatan ektrakuler
Kegiatan ekstrakurikulelr meupakan kegiatan di lur jam pembelajaran
biasanya dilakukan pada waktu libur yang dilakukan di sekolah/ madrasah
ataupun diluar sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan siswa serta sebagai upaya pembinaan manusia
seuutuhnya.
Kegiatan ektrakurikuler pendidikan kesehatan anatara lain wisata siswa,
kemah (persami), ceramah, diskusi, bermain peran, omba-lomba,
bimbingan hidup sehat, apotek hidup, kebun sekolah, kerja bakti, majalah
dinding, prmuka serta piket sekolah.
2. Pelayanan Kesehatan
Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012) menyatakan bahwa
tujuan pelayanan ksehatan disekolah adalah untuk mmeningkatkan kemmapuan dan
keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku
hidup sehat, meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik dan mencegah terjadinya
berbagai penyakit atau kelainan, serta menghentikan proses penyakit dan
peningkatkan peserta didik yang sakit/cedra/ cacat agar dapat berfungsi optimal.
Pelayanan kesehtan disekolah perlu dilaksanakan dan perlu ada bimbingan dari
guru yang selebumnya dibimbing oleh pihak puskesmas (Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan,2014). Pelayanan kesehatan terdiri dari kegiatan peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), serta pengobatan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabiitatif).
a. Kegiatan peningkatan (Promotif)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014) mengatakan bahwa kegiatan
promotif (peningkatan) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan,
dan latihan keterampilan yang dilaksanakan secara ektrakurikuler yaitu dengan
adanya latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan
pembentukan peran serta aktif dalam pelayanan kesehata yaitu dengan adanya
dokcil (dokter cilik).
Sedangkan menurut Pribadi (2006), mengatakan bahwa kegiatan promotif
dilaksanakan melalui kegiatan intakurikuler, penyluhan kesehatan, dan
latiahan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah. Kegiatan- kegiatan
tersebut dapat berupa penyuluhan gizi, kesehatan prbadi, penyakit menular,
cara menggosok gigi, cara mengukur tinggi da berat badan , serta cara
memeriksa ketajaman mata.
9
b. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
Kegiatan preventif (pencegahan) dilaksankan melalui kegiatan penngkatan
daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan
kegiatan penghentian prosembul penyakit, pada tahap dini sebelum timbul
penyakit. Kegiatan pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun khusus
Pemeliharaan kesehatan bersifat umum misalnya pencegahan penyakit
DBD, kecacingan dan muntaber dapat dilakukan dengan menjaga
lingkungan sekolah, pengadaan air bersih dan mengalir, jamban yang
bersih, serta diadakan kegiatan 3M( menutup,menguras,mengubur).
Sedangkan, pemeliharaan secara khusus misalnya melakukan cuci tangan
pakai sabun, menjaga kebersihan kuku dan rambut agar terhindar dari
penyakit kulit.
2) Penjaringan (screening) kesehatan bagi anak atau siswa baru
Penjaringan kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan bagi anak yang baru
masuk sekolah. Penjaringan diadakan untuk mengetahui masalah
kesehatan peserta didik dan sekolah dapat bekerja sama dengan
puskesmas.
3) Pemeriksaan berkala setiap 6 bulan.
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh Puskesmas karena tugas dan fungsi
puskesmas seperti pemeriksaan gigi, berat dan tinggi badan(Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan,2014).
4) Mengikuti (memotoring atau memantau pertumbuhan peserta didik)
Setalah dilakukan pemeriksaan secara berkala, maka tim UKS atau guru
memantau pertumbuhan peserta didik.
c. Kegiatan Penobatan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Kegiatan pengobatan dan pemuliahan dilakukan melalui kegiatan mecegah
komfikasi dan kecacaatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang sakit atau cedra berfungsi optimal, yaitu dengan cara:
1) Diagnosis dini dilakukan untuk mengenali tanda-tanda kemungkinan suatu
penyakit pada anak. Anak yang sedang sakit dapat dilihat dari tanda-tandanya
seperti selalu mengantuk dan pusing, muka pucat atau merah, banyak
mengeluarkan keringat tanpa sebab, tiba-tiba merasakan kedinginan atau

10
kepanasan, mata membengkak, hiduung mengeuarkan cairan, batuk, bersin,
muntah, demam, serta timbul bintik pada kulit (Soenarjo,2008).
2) Pengobatan ringan dapat diberikan kepada anak ketika mengalami sakit yang
masih dapat ditangani oleh petugas UKS. Misalnya, keika anak sakit panas
atau pusing guru atau pembina UKS dapat memberikan obar paracetamol dan
anak beristhat.
3) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pertolongan pertama pada
penyakit (P3P). P3K merupakan pertolongan sementara sebelum mendapat
pertolonagn dari seoramg ahli atau dokter, termmasuk memberikan rasa
tenang kepada penderita dan mengurangi kemungkinan bahaya yang lebih
besar.
4) Rujukan medis ke Puskesmas atau rumah sakit. Rujukan medis dilkukan oleh
pihak sekolah apabila sakit yang diderita peserta didik perlu ditangani lebih
lanjut oleh alhi kesehatan.
3. Menciptakan Lingkungan yg sehat
Menurut Soenarjo (2008) kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari
keseluruhan usaha kesehatan masyarakat. Kerhatan berarti pengawasan terhdap
semua faktor fisik manusia dan upaya pencegahan penyakit, dengan
menghilangkan atau mengawasi faktor lingkungan yang menjadi sebab penularan
penyakit.
Menurut kementrian pendidika dankebudayaan (2014), pembinaan lingkungan
sekolah bertujuan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat di sekolah atau
madrasah yang memungkinkan setiap wagra sekolah atau madrasah mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam mendukung proses belajar.
Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan non fisik.
Lingkungan fisik usaha kesehatan sekolah meliputi ruang kelas, ruang UKS, ruang
laboratorium,kantin sekolah, sarana olahraga, ruang kepala sekolah/guru,
pencahayaan, ventilasi, kamar mandi, kebisingan, kepdatan, sarana air bersih dan
sanitasi, halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, meja, kursi, serta sarana
ibadah.
Sedangkan lingkungan non fisik, meliputi perilaku warga sekolah yaitu perilaku
membung sampah pada tempatnya, mecuci tangan dengan sabun sebelum dam
sesudah makan, memilih jajanan yang sehat.
2.2.6 Syarat Sekolah Sehat
11
Keadaan sekolah mempunyai pengaruh terhdaap minat, semngat,serta gairah belajar
para siswa dalam mengikuti kegitan nelajar mengajar disekolah. Syarat sekolah sehat dilihat
dari tiga aspek yaitu bagunnan atau gedung sekolah,halam seklah dan lingkungan sekolah
(Soenajro,2008).
1. Bangunan/ gedung sekolah
Letak sekolah yang dekat dengan permukinan akan memungkinankan siswa
berjalan kaki ketika berangkat dan setra terdapat trotoar untuk anak-anak yang jalan
kaki kesekolahnya. Selain itu, letak sekolah yang baik adalah dijalan buntu, jauh dari
jalan raya, jauh dari sungai, pabrik, pasar, teminal dan ebaiknya berada pada daerah
yang mempunyai ketinggian yang cukup agar terhindar dari banjir. Paling sedikit
jauhnya 50 meter dari perkuburan karena mempunyai efek psikologis anak.
Bangunan sekolah sebaiknya membujur ke arah utara ke selatan sehingga ruangan
memperolah sinar matahhari yang cukup. Bahan bangunan mempunayi kulitas yang
baik dan atap yang kuat sehingga tidak mudah roboh dan terbakar. Jika bangunan
bertingkat, bangunan harus terbuat dari material yang kuat, tidak mudah terbakar, dan
tahan terhdap guncangan. Mmepunyai tangga yang tidak licin dengan tinggi antara
anak tangga maksimum 17,5 cm, lebar minimum 25 cm, dan tiap naik 2,5 meter
harus diberi sempada.
2. Halaman Sekolah
Halaman sekolah harus datar dan selalu kering. Sebaikinya ditanamai rumpu dan
beberapa bagian tertentu ditanamai pohon-pohon besar sehingga dapat menyerap air
serta menyejukan udara. Selian itu, halaman cukup luas untuk bermain anak-anak
karena setiap anak yang bebrmain minimum memerlukan tempat seluas 2.5 m2.
Sebagian dari halaman sekolah disediakan khusus untuk kebun sekolah, dan terpagar
dari jalan sehingg lebih aman dan terjaga keselamatannya.
3. Lingkunagn sekolah
Lingkungan sekolh sangat erat kaitannya dengan letak sekolah, WC dan kamar
mandi, serta persediaan air. Gangguan yang sangat mencolok biasanya ditimbulkan
dari sampah. Untuk itu, setiap ruangan yang ada di sekolah disediakan tempat sampah
termasuk dikantin dan beberapa titik halaman sekolah. Setiap warga sekolah harus
memiliki kesadaran dan kebersihan sekolahnya karena sekolah yang bersih akan
menimbulkan kenyamanan dan kesehatan bagi warga sekolahnya.
2.2.7 Perilaku Hidup bersih dan Sehat

12
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumplan perilaku yang dipraktekan
sebagai hasil pembelajaran untuk membentuk seseorang yang mampu mendorong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berpera aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Kemenkes, 2011). PHBS memrupakan sebuah kebiasaan positif untuk selalu menjaga
kebersihan dan kesehatan yang dimulai dari diri sendiri hingga lingkungan sekitar. Kegiataan
PHBS dilakukan diberbagai lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
sekitar , lingkungan sekolah,dan lingkungan tempat kerja.
Kementrian Kesehatan (2011) menyatakan bahwa terwujudnya perilaku hidup bersih
dan sehat di sebuah institusi pendidikan / sekolah dengan tercapinya beberapa indikator
sebagai berikut :
1. Tersedianya sarana untuk mencuci tangan dengan sabun
Sebaiknya pihak sekolah meiliki sarana untuk mencuci tangan berupa wastapel
dan menyediakan sabun agar anak terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan dengan menggunakan sabun serta diberikan juga psoter tentang cuci tangan
dengan baik dan benar atau cara mencuci tangan dibuatkan lagu agar lebih mudah
untuk diingat.
2. Tersedianya sarana untuk mengkonsumsi makanan dan minuman
Anak- anak membuuthkan makanan dan minuman sehat bukan hanya dirumah
tetapi disekolah juga. Oleh karena itu sekolah harus menyediakan makanan dan
minuman sehat, hal tesrbut dapat diberikan ketika kegiatan makan bersama
maupun menyediakan kantin atau warung sekolah.
3. Tersedianya jamban sehat
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya dengan menyediakan
jamban yang sehat dilingkungan sekolah. Menurut Soenarjo (2008) jamban sehat
memiliki cici-ciri sebagai berikut:
a. Kamar mandi atau WC/ murid pura dan putri harus terpisah
b. Kloset untuk murid putri disediakan kloset duduk atau kongkok dengan
perbandingan 1 unit untuk 30 anak.
c. Harus disediakannya septic tank
d. WC dan kamar mandi harus beratap dan mempunyai pintu yang dapat dikunci
dari dalam
e. Lantai tidak licin, mudah dibersihkan dan mudah dikeringkan
f. Penerangan dan pencahayaan harus baik
4. Tersedianya tempat sampah
13
Sampah adalah masalah yang sering dijumpai. Setiap hari setiap orang
mengahsilkan sampah. Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyebabkan
bajir, mejadi sarang nyamuk atau vektor oleh karena itu perlu penyediaan tempat
sampah sangat diperlukan.
Anak dilatih untuk membuang sampah pada tempatnya sejak dini. Perlunya
menjaga kebersihan dan membuang smapah pada tempatnya agar sampah tidak
berserakan dan tidak menimbulkan bau sehingga tidak menjadi berkembang
biaknya serangga.
5. Terdapat larangan untuk tidak merokok
Merokok dapat merusak kesehatan organ tubuh dan kesehatan lingkunagnkarena
asap rokok yang menempel dibaju, sopa, maupun tempat-tempat lainnya akan
meninggalakan residu yang tidak baik apabila dihirup.
Anak usia sekolah merupakan individu yang mudah meniru perbuatan
yangbmemreka lihat. Untuk itu dilingkungan sekolah diberikan tanda dilarang
merokok, larangan tersebut berlaku untuk semua warga sekolah dan orang yang
memasuki lingkungan sekolah.
6. Terdapat larangan untuk tidak mengkonsumsi NAPZA
NAPZA merupakan bahan terlarang yang berupa obat maupun minuman dan
dapat membahayakan jiwa manusia. Bahan-bahan yang termasuk ke dalam
NAPZA antara lain nakotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Oleh
karena itu dalam sebuah isntitusi pendidikan harus terdapat larangan
mengkonsumsi NAPZA.
7. Terdapat larangan untuk tidak meludah di sembarang tempat
Meludah disembarang tampat mengakibatkan mudahnya bakteri berkembang
sehingga dapat menggangu kesehatan. Selain itu, meludah disembarang tempat
juga merupakan norma yang tidak baik. Sekolah sebaiknya menyediakan tempat
khusus untuk meludah. Jika sekolah tidak memiliki tempat khusus meludah,
biasakan anak meludah dikamar mandidan disiram dengan air yang cukup.
8. Terdapat kegiatan memberantas jentik nyamuk
Kegiatan PSN (pembertantasan sarang nyamuk) disekolah melputi pengamatan
jentik dan kegiatan 3M (menutup, menguras,mengubur). Ank-anak yang
melaksanakan PSN disekolah dibimbing oleh guru yang sudah dilatih
mengajarkan jumatik di sekolah. Setiap minggunya anak-anak melakukan
pemantauanjentik dirumah maupun disekolah.
14
Pelaksanaan PSN pada anak sekolah dasar dilakukan dengan mencatat hari dan
tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangan nyamuk, ada atau tidak ada
jentik, . Selain itu, kagiatan PSN 3M perlu dibimbing oleh guru.

15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Tempat Observasi
Observasi dilaksanakan di SD Negri 1 Kadugede yang beralamat di Jalan Syech
Manglayang no. 55 Dusun Pahing Desa Kadugede Kecamatan Kadugede Kabupaten
Kuningan Jawa Barat. SD Negri 1 Kadugede merupakan sekolah yang berstatus kepemilikan
pemerindah daerah dengan tanggal SK izin operasional 1951-01-01 dan telah terakreditasi
oleh pemeritah. Jumlah siswa-siswi SDN 1 Kadugede sebanyak 197 siswa yang terdiri dari
106 siswa (laki-laki) dan 91 siswi (perempuan) serta jumlah tenaga pendidik atau dewan guru
sebanyak 11 orang termasuk kepala sekolah. Luas tanah atau lahan yang dijadikan sebagai
bangunan sekolah sekitar 2000 m2.

3.2 Waktu Pelaksanaan Observasi


Adapun waktu pelaksanaan observasi di SDN 1 Kadugede yaitu :
Hari : Kamis
Tanggal : 09 November 2017
Waktu : pukul 07.00 s/d selesai

3.3 Hasil Observasi


3.3.1 Komponen lingkungan sekolah
1. Ruang kepala sekolah
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan
Telah memenuhi 2 aspek kebersihan dan kerapihan ruangan yaitu tidak ada
coretan, tidak ada kotoran atau sampah sedangkan aspek yang tidak memenuhi
syarat yaitu peralatan tertata rapih karena masih terdapat beberapa barang yang
belum tertata rapi, ruang guru dan ruang kepala sekolah disatukan dalam satu
ruangan sehingga ruangan terlihat sempit, dalam ruang tersebut terdapat
peralatan-peralatan seperti gelas, piring dsb.
b) Ventilasi dan pencahyaan
Telah memenuhi 3 aspek yaitu, tidak pengap dan tidak berbau, ruangan terang
( ventilasi disisi kiri dan kanan ada ) dan sirkulasi udara baik.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa ruang kepala sekolah di SDN 1
Kadugede dari segi aspek kebersihan dan kerapihan ruangan serta ventilasi dan
pencahayaan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan tetapi masih terdapat satu
16
aspek yaitu peralatan tertata dengan rapih. Di ruangan tersebut secara umum penataan
barang atau meja kerja kelapa sekolah sudah rapi akan tetapi terdapat pula barang-
barang seperti banyak kardus yang berisi buku pengayaan yang bertumpukan serta
terdapat peralatan dapur seperti gelas, piring, dan raknya sehingga mempersempit
ruangan dan secara estetika tidak sedap dipendang. Menurut kepala sekolah ketika
berada di ruangannya beliau merasa kurang nyaman.
2. Ruang guru
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan
Telah memenuhi 2 aspek kebersihan dan kerapihan ruangan yaitu tidak ada
coretan, tidak ada kotoran atau sampah sedangkan yang tidak memenuhi aspek
yaitu peralatan tertata rapih. Sama dengan ruang kepala sekolah karena masih
satu ruangan yang sama. Jarak meja antar guru cukup sempit sehingga bisa
memperlampat pergerakan.
b) Ventilasi dan pencahyaan
Telah memenuhi 3 aspek yaitu, tidak pengap dan tidak berbau, ruangan terang
( ventilasi disisi kiri dan kanan ada ) dan sirkulasi uadara baik.
3. Ruang kelas
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan telah memenuhi 3 aspek, yaitu tidak ada
coretan baik di dinding kelas maupun di meja dan kursi. Dinding atau tembok
cukup bagus dan menarik kerena didesain dengan berwarna-warni sehingga
membuat nyaman ketika melihatnya, tidak ada kotoran atau sampah karena
sudah terdesia tong sampah organik dan anorganik di depan ruang setiap kelas
dan para murik membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan dan
peralatan tertata rapih baik meja, kursi dan terlapat pula lemari untuk
menyimpan barang-barang.
b) Ventilasi dan pencahyaan
Telah memenuhi 3 aspek yaitu, tidak pengap dan tidak berbau, ruangan terang
( ventilasi disisi kiri dan kanan ada ) dan sirkulasi uadara baik.
c) Jarak papan tulis dengan kursi terdepan kurang lebih 2 meter (diukur dengan
menghitung banyaknya keramik yaitu terdapat 7 keramik berukuran sedang)
d) Kepadatan ruang kelas, dalam satu kelas terdapat 35-40 murid sehingga tidak
terlalu pengap dan tidak terlalu berlebihan (sesak)
4. Ruang UKS
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan
17
Telah memenuhi 3 aspek yaitu, tidak ada cpretan, tidak ada kotoran/sampah
dan peralatan tertata rapih. Sudah memenuhi semua aspek ruangan juga
nyaman tertata rapi, tetapi sangat disayangkan UKS tidak berjalan secara
maksimal
b) Ventilasi dan pencahayaan
Telah memenuhi 3 aspek diantaranya yaitu, tidak ada coretan, tidak ada
kotoran/sampah, ruangan terang (ventilasi terdapat di sisi kanan dan kiri) dan
terdapat sirkulasi udara yang baik.
c) Perlengkapan UKS
Telah memenuhi 5-6 jenis peralatan UKS yang tersedia diantaranya tempat
tidur, lemari obat, tempat cuci tangan, P3K, timbangan badan tetapi tidak
terdapat alat pengukur tinggi badan.
d) Bahan dan obat-obatan P3K dan P3P
Telah memenuhi 5-6 jenis obat-obatan yang tersedia di dalam UKS
diantaranya obat luka, plester, kain kasa, alkohol dan obat penurun panas.
Masih terdapat beberapa jenis obat yang tidak tersedia di UKS seperti obat
gosok dan oralit.
e) Kartu/buku rujukan dan data kegiatan UKS
Tidak memiliki buku rujukan atau catatan rujukan, karena setiap siswa yang
dirujuk langsung dibawa ke puskesmas dan tidak dicatat dalam catatan rujukan
dan tidak terdapat catatan tentang pelaroran siswa yang dirujuk.
5. Ruang perpustakaan
a) Kebersihan dan kerapihan ruangan
Memenuhi semua aspek karena peralatan tertata rapih tidak ada coretan dan
tidak ada sampah dan kotoran.
b) Ventilasi dan pencahyaan
Tidak memenuhi semua aspek karena perpustakaan terlihat pengap dan
pencahayaan sangat kurang padahal terdapat jendela atau ventilasi namun
tidak terbuka dan tidak terkena sinar matahari sehingga membuat ruangan
terlihat gelap, apabila murid berkunnjung untuk membaca buku terdapat
tempat khusus untuk membaca yaitu di depan ruang perpustakaan.
6. Ruang Ibadah
a) Kebersihan dan kerapihan

18
Telah memenuhi 3 aspek kebersihan dan kerapihan ruangan yaitu tidak ada
coretan pada dinding, tidak terdapat kotoran atau sampah di lantai karena
dialasi dengan karpet yang bersih serta peralatan tertata rapih terdapat lemari
untuk menyimpan mukenah dan al quran yang sudah tettata rapi.
b) Ventilasi dan pencahayaan
Telah memenuhi semua aspek yaitu tidak pengap dan berbau tetapi ruangan
sempit atau kecil hanya cukup untuk beberapa orang saja, ruangan cukup
terang apabila jendela dibuka jika ditutup ruangan terlihat gelapa. Sirkulasi
udara cukup apabila pintu di buka.
7. Kantin Sekolah
a) Kebersihan dan kerapihan
Telah memenuhi 3 aspek kebersihan dan kerapihan ruangan yaitu tidak ada
coretan, tidak ada kotoran atau sampah dan peralatan tertata rapih.
b) Ventilasi dan pencahayaan
Telah memenuhi 3 aspek diantaranya yaitu, tidak ada coretan, tidak ada
kotoran/sampah, ruangan terang (ventilasi terdapat di sisi kanan dan kiri) dan
terdapat sirkulasi udara yang baik.
c) Makanan yang dijual mengandung
Kandungan pada makanan yang dijual terdapat beberapa unsur gizi yaitu
karbohidrat seperti nasi kuning, mie instan, protein dari telor dadar, vitamin
pisang, mineral air.
d) penyajian makanan yang dijual
Makanan yang dijual diletakkan secara terbuka dalam penyajiannya terdapat
makanan yang ditutup seperti nasi kuning, mie instan, es teh dan terdapat pula
yang penyajiannya secara terbuka seperti gorengan.
e) makanan yang dijual
Jenis makanan yang dijual yaitu makanan siap saji (ciki, mie instan, minuman
kemasan) dan makanan olahan (cireng, nasi kuning, piscok, goreng-gorengan).
f) petugas kantin
Memenuhi semua aspek yaitu pakaian tampak bersih dan rapih dan fisik
tampak bersih dan sehat. Penjaga atau petugas kantin ada 2 orang (perempuan)
g) pencucian alat makan
untuk mencuci alat makan seperti mangkok, piring, gelas dengan
menggunakan air yang di letakkan dalam wadah atau ember tetapi jarang yang
19
menggunakan alat makan karena sebagian besar makanan yang di jual sudah
dalam kemasan atau biasanya di bungkus dengan plastik.
h) tempat cuci tangan di kantin
di kantin sekolah tersedia wastafle / tempat cuci tangan.
8. Kamar mandi, WC dan peturasah
a) kebersihan dan kerapihan ruangan
Memenuhi dua aspek yaitu tidak ada kotoran/sampah dan peralatan tertata
rapih. Aspek yang tidak terpenuhi terdapat coretan karena pada dinding kamar
mandi terdapat coretan-coretan.
b) ventilasi dan pencahayaan
Tidak memenuhi semua aspek yang terdiri dari tidak pengap dan tidak berbau
kerena kamar mandi berbau dan pengap jika pintu ditutup tetapi terdapat
lampu, ruangan terang karena ada lampu jika lampu mati maka ruangan
menjadi gelap dan tidak ada ventilasi sehingga sirkulasi udara kurang baik.
c) tempat cuci tangan umum
Terdapat tempat cuci tangan di setiap kelas tetapi tidak dilakukan
pemeliharaan terhadap tempat cuci tangan tersebut sehingga berlumut dan
tidak dilengkapi dengan sabun.
d) penampungan atau bak air pada kamar mandi
Penampungan atau bak air berfungsi dengan baik dan terpelihara namun ada
satu ruang kamar mandi yang perlu perbaikan.
e) alat mengambil air
Tersedia alat pengambil air atau gayung yang bersih dan aman.
f) rasio jumlah wc/kamar mandi dengan jumlah siswa
Terdapat 2 kamar mandi untuk siswa dan 2 kamar mandi untuk siswi. Total
seluruh murid sebanyak 197, jika dibagi dengan jumlah kamar mandi sudah
cukup memadai.
g) jumlah alat dan bahan pembersih
h) Memenuhi dua aspek yaitu terdapat sikat lantai, sapu lantai dan sikat WC.
Aspek yang tidak terpenuhi yaitu karbol dan sabun.
9. Air bersih
a) Letak sumber air bersih dari septic tank > 10 m, sudah cukup baik.
b) Persyaratan kesehatan air
air yang tersedia bersih dan jernih.
20
c) Jumlah air bersih
Cukup untuk keperluan sekolah seperti untuk kamar mandi, untuk wudu, untuk
cuci tangan, untuk menyeram tanaman dsb.
d) Penampungan air
Terdapat penampungan air yang airnya bersumber dari PDAM yang dialirkan
melalui pipa.
e) Jarak kamar mandi, peturasan wc dengan kantin sekolah
Lebih dari 10 meter, kantin terletak jauh dari kamar mandi dan terhalang oleh
bangunan mushola, gudang dan perpustakaan.
10. sampah dan air limbah
a) tempat sampah didalam ruangan atau diluar ruangan
Tempat sampah tersedia di setiap kelas tetapi diletakkan di depan kelas dan
terdapat dua jenis tong sampah yaitu untuk jenis sampah organik dan
anorganik. Sedangkan diruang guru tersedia tong sampah dengan ukuran kecil
yang diletakkan di dalam ruangan
b) tempat penampungan sampah sementara
Tidak terdapat tempat penampungan sampah sementara karena sampah
sekolah langsung diangkut oleh truk sampah dari BPLHD setiap hari senin dan
rabu.
c) saluran pembuangan air limbah
Saluran pembuangan air limbah melalui selokan disemen dan mengalir.
d) jarak penampungan air limbah dengan kantin
Penampungan air limbah dengan kantin > 10 meter
e) jarak penampungan air limbah dari ruang kelas lebih dari 10 meter.
f) Jarak penampungan air limbah dari sumber air bersih lebih dari 10 meter
g) Pembuangan air limbah dialirkan ke parit umum.
11. halaman, pekarangan dan pagar
a) kebersihn dan kerapihan halaman
Halaman sekolah sangat bersih tidak terdapat sampah yang berserakan,
tanaman hias tertata rapih dan asri, terdapat benyak pohon rindang, serta sedap
dipandang.
b) taman perindang dan tanaman hias

21
Terdapat tanaman perindang dan tanaman hias yang ditata dengan rapih dan
asri sehingga membuat siswa-siswi dan guru merasa nyaman dengan
keindahan tanaman hias yang ada serta bisa membuat tenang.
c) kebun sekolah
Terdapat kebun sekolah yang beranekaragam jenis tumbuhan dan tanaman hias
yang ditata dengan rapih dan penempatannya sudah sesuai tetapi diberi
masing-masing nama tanamannya dan belum ada tanaman jenis obat-obatan
tradisional.
12. halaman bermain, berolahraga dan upacara.
a) Halaman bermain, berolahraga dan upacara cukup luas, memadai dan bersih.
Letaknya di bekalang.
b) Pagar
Pagar sekolah didesain dengan cat berwarna-warni sehingga terlihat menarik
dan sedap dipandang serta menambah nilai estetika. Pagar terpelihara tidak
terdapat coretan, aman karena cukup tinggi dan serasi.
c) penerapan kawasan bebas asap rokok di sekolah
d) Tidak terdapat guru, murid dan tamu yang merokok di sekitar sekolah karena
sekolah tersebut sudah menerapkan kawasan bebas rokok.
e) Kegiatan pemberantasan
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M ( menguras,
menutup, mengubur) dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu hari sabtu yang
merupakan hari untuk bebersih atau kerja bakti.
3.4 Hasil Wawancara
3.2.1 Kegiatan UKS
1) Pendidikan kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 6 sampel yang terdiri dari
kepala sekolah dan 5 siswa kelas 4,5, dan 6 dengan hasil sebagai berikut:
a. Dilaksanakan pemeriksaan kuku setiap hari saat akan masuk ruang kelas.
b. Dilakukan kerja bakti setiap hari sabtu.
c. Dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan siswa.
d. Pernah dilaksanakan lomba kebersihan antar kelas
e. Mempunyai alat peraga UKS ( tetapi tidak lengkap ) yang tersedia yaitu
timbangan berat badan, kotak P3K, tempat tidur, tempat cuci tangan, isi P3K (
kain kasa, obat luka, plaster, alkohol, obat penurun panas ) dan yang tidak
22
tersedia yaitu pengukur tinggi badan dan snellen chart (pengukuran ketajaman
visual).
2) Pelayanan Kesehatan
a. Pernah mendapatkan penyuluhan (Puskesmas Kadugede dan mahasiswa Stikes
Kuningan).
b. Dilakukan screening/penjaringan kepada siswa yang bertanggung jawab
memegang UKS.
c. Rutin dilakukan imunisasi oleh petugas puskesmas 1 tahun 2 kali.
d. Dilakukan pemeriksaan secara berkala oleh petugas kesehatan
3) Pengelolaan UKS
Tim Pelaksana UKS sudah terbentuk yang terdiri dari beberapa unsur yaitu
penanggung jawab UKS guru olahraga, siswa-siswi sebagai anggota tim pelaksana
UKS biasanya diambil dari kelas empat dan lima kemudia diseleksi. Namun UKS di
SDN 1 Kadugede belum berjalan secara maksimal atau vakum dari tahun 2015 hingga
sekarang hal tersebut disebabkan penanggungjawab UKS yang sebelumnya pindah
atau sudah tidak mengajar lagi di sekolah tersebut dan digantikan oleh guru lain,
kurangnya partisipasi para guru dalam pelaksanaan UKS, kurangnya informasi terkait
pelaksanaan UKS oleh Puskesmas setempat, belum adanya pelatihan terkait UKS
kepada dewan guru. Oleh karena itu, perlu dilakukan kerja sama dan pelatihan oleh
tenaga puskesmas agar UKS kembali berjalan.

23
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi lingkungan sekolah dan hasil wawancara dengan enam
responden yang terdiri dari satu renponden kepala sekolah SDN 1 Kadugede dan 5 responden
siswa-siswi kelas 4 dan 5. Hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar aspek kesehatan
dan kebersihan lingkungan sekolah sudah terpenuhi sesuai dengan standar yang ditetapkan
akan tetapi terdapat beberapa aspek yang belum memenuhi syarat diantaranya perpustakaan
sekolah, ruang ibadah, dan kamar mandi sedangkan asper yang lainnya secara keseluruhan
sudah baik. Ruang UKS sudah sesuai standar, sarana dan prasarana sudah ada pun halnya
dengan tim pelaksana UKS akan tetapi UKS di SDN 1 Kadugede belum berjalan secara
maksimal karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pembina UKS sudah ada tetapi
pindah mengajar jadi sekarang tidak ada pembina, partisipasi guru untuk ikut pelatihan UKS
kurang, dari puskesmas belum melakukan pembinaan atau pelatihan pengelolaan UKS
kepada guru, kurang tetpapar informasi mengenai pengelolaan UKS. Sedangkan hasi
wawancara didapatkan bahwa dari enam responden yang telah diwawancara mengatakan
24
bahwa aspek pendidikan dan pelayanan kesehatan sudah diterapkan di sekolah tersebut
diantaranya penyuluhan, kerja bakti kebersihan, imunisasi, dsb. Sedangkan pengelolaan UKS
belum berjalan secara maksimal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sudah
memenuhi semua aspek.

3.2 Saran
Dengan adanya observasi dan wawancara ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi
oleh pihak sekolah guna untuk membangun kembali atau menata kembali trias UKS di
sekolah tersebut. Selain itu, terdapat beberapa rekomendasi untuk pihak tertentu diantaranya :
1. Pihak Sekolah
Meningkatkan kerjasama tim pelaksana UKS serta perlunya ketegasan dari
pimpinan (kepala sekolah) kepada semua pihak agar berpartisipasi dalam
menjalankan program UKS di sekolah.
2. Rekomendasi untuk puskesmas
Agar rutin melakukan pemeriksaan, penyuluhan maupun pelatihan atau sosialisasi
mengenai pengengelolaan UKS agar UKS di sekolah tersebut berjalan kembali.
3. Rekomendasi untuk perguruan tinggi
Agar bekerjasama dengan sekolah untuk melaksanakan pendidikan pendidikan
kesehatan terutama tentang uks.

25
DAFTAR PUSTAKA
Afandi.2012.. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Di Sd Negeri Se-Kecamatan
Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Universitas Negeri Yogyakarta.
Martunus,2013. Peran Pelaksanaan Upaya Kesehatan Sekolah dalam Kesehatan anak SD
Negeri No 026 Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan llir. Vol 1:2.
Notoatmodjo,dkk.2012. Promosi Kesehatan di Sekolah . Jakarta : Rineka Cipta.
Pedoaman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat .2011. Jakarta : Kementian
Kesehatan RI.
Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. 2012. Jakarta
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Diktorat Jendral Pendidikan Dasar.
Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah. 2014. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Diktorat Jendral Pendidikan Dasar.
Prbadi,Pugg. 2006. Kesehatan di sekolah. Jakarta: Karya Mandiri Nusantara.
Siswanto,Hadi.2010. Pendidikan Kesehatan Usia Sekolah.Yogyakarta : Pustaka Rimaha.
Soenarjo, R.J.2005. UKS: Upaya Kesehatan Sekolah. Bandung : Pt Remaja Rosdayakarya
Offset.

26

Anda mungkin juga menyukai