OLEH:
Malang, 2018
Mahasiswa
( )
( ) ( )
NIP. NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Resiko bunuh diri
3. Rentang Respon
tidak langsung
Perilaku bunuh diri menurut Stuart dan Sunden (1995) dibagi tiga
kategori yaitu sebagai berikut :
4. Factor Predosposisi
Riwayat abuse atau incest dapat juga menjadi factor
prediposisi atau presipitasi pencederaan diri. Faktor prediposisi
yang lain adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
komunikasi (mengomunikasikan perasaan),perasaan
bersalah,depresi,dan perasaan yang tidak stabil.
1) Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya
dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga
gangguan jiwa yang dapat membuat individu beresiko untuk
melakukan tindakan bunuh diri adalahgangguan
efektif,penyalahgunaan zat,dan skizofrenia.
2) Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadia yang erat hubungannya dengan
besarnya resiko bunuh diri adalah antipasti,impulsife,dan depresi.
3) Lingkungan Psikososial
Faktor prediposisi terjadinya perilaku bunuh diri,
diantaranya adalah pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan
social, kejadian-kejadian negative dalam hidup, penyakit kronis,
perpisahan, atau bahkan perceraian.Kekuatan dukungan social
sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik,
dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons
seseoran dalam menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
4) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri
merupakan factor yang penting yang dapat menyebabkan
seseorang melakukan bunuh diri.
5) Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh
diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat didalam otak
seperti serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebu
dapat dilihat melalui rekaman gelombang Electro Encephalo
Graph (EEG).
5. Faktor Presitipasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stes berlebihan yang
dialami oleh individu.Pencetusnya serinkali berupa kejadian hidup yang
memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau
membaca melalui media mengenai orang
yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu
yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.
6. Sumber Koping
Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam
kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini
secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri.Perilaku bunuh
diri berhubungan dengan banyak faktor, baik factor social maupun budaya.
Struktur social dan kehidupan bersosial dapat menolong atau bahkan
mendorong klien melakukan perilaku bunuh diri. Isolasi sosial dapat
menyebabkan kesepian dan meningkatkan keinginan seseoranguntuk
melakukan bunuh diri. Seseorang yang aktif dalam kegiatan masyarakat
lebih mampu menoleransi stress dan menurunkan angka bunuh diri. Aktif
dalam kegiatan agama jugadapat mencegah seseorang melakukan tindakan
bunuh diri.
7. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme
koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial,
regionalization, dan magical thinking .Mekanisme pertahanan diri
yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikankoping alternatif.
Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping.Ancaman
bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatasi masalah.Bunuh diri yang terjadi
merupakankegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang.
C. Pohon Masalah
CausaIsolasi Sosial
Objektif:
Impulsif.
Menunjukkan perilaku yang mencurigakan
(biasanya menjadi sangat patuh).
Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis,
dan penyalahgunaan alcohol).
Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis
atau penyakit terminal).
Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan
pekerjaan, atau kegagalan dalam karier).
Umur 15-19 tahun ataudiatas 45 tahun.
Status perkawinan yang tidak harmonis.
F. Diagnosa Keperawatan
Tujuan :
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang
mengancam atau mencoba bunuh diri.
Tindakan :
a. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien serta
jangan pernah meninggalkan klien sendirian.
b. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi
barang-barang berbahaya di sekitar klien.
c. Mendiskusikan dengan keluarga untuk menjaga klien agar
tidak sering melamun sendiri.
d. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya klien minum obat
secara teratur.
Tujuan :
a. Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya .
b. Klien dapat mengungkapkan perasaannya.
c. Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
d. Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang
baik.
Tindakan keperawatan :
a. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri,
yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman.
b. Meningkatkan harga diri klien, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Memberi kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
2) Berikan pujian bila klien dapat mengungkapkan
perasaan yang positif.
3) Meyakinkan klien bahwa dirinya berarti untuk orang
lain.
4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya
disyukuri oleh klien.
5) Merencanakan aktivitas yang dapat klien lakukan.
c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan
cara sebagai berikut :
1) Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan
masalahnya.
2) Mendiskusikan dengan klien efektivitas masing-
masing cara penyelesaian masalah.
3) Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan
masalah yang lebih baik.
H. Evaluasi
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Memiliki ide untuk melakukan tindakan bunuh diri/mengakhiri
kehidupan.
Mengungkapkan keinginan untuk mati.
Mengungkapkan rasa bersalah dan keputus asa an.
Bersikap impulsif.
Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi
sangat patuh).
Pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Berbicara tentang kematian dan menayakan tentang obat dosis
yang mematikan.
Mengungkapkan addanya konflik interpersonal.
2. Diagnosis keperawatan
Risiko bunuh diri.
3. TUK/SP 1
Klien tetap aman dan selamat.
Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya.
Klien dapat mengungkapkan perasaanya.
Klien dapat meningkatkan harga diri.
4. Tindakan keperawatan
Melakukan kontrak pengkajian dengan klien.
Menemani klien terus menerus.
Menjauhkan semua benda yang membahayakan klien.
Memastikan bahwa klien benar-benar telah meminum obatnya,
jika mendapatkan obat.
Menjelaskan dengan lembut pada klien bahwa saudara akan
melindungi klien sampai klien tidak mempunyai keinginan
bunuh diri.
Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri.
Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
Kontrak
" Saya yang akan menuruti Bapak di ruangan hari ini dan saya
akan membantu menyelesaikan masalah yang bapak hadapi."
2. Kerja
3. Terminasi
a) Evaluasi subyektif
b) Evaluasi obyektif
“Bapak masih ingat cara mengatasi keinginan bunuh diri?coba
bapak sebutkan cara agar keinginan bunuh diri itu tidak muncul
lagi.”
“Saya harap bila nanti keinginan untuk bunuh diri itu muncul
lagi,bapak bisa mempraktikkan cara - cara yang sudah dipelajari
tadi.”
Tabel pengkajian pada klien dengan resiko bunuh diri dalam asuhan keperawatan
1. Keluhan utama................................................
4. Alam perasaan
6. Afek
Orientasi
"Saya ke sini untuk melihat keadaan A dan bercakap - cakap tentang apa yang A
rasakan selama ini. Bagaimana A? Di mana dan berapa lama kita bicara?."
Kerja
"Bagaimana perasaan A setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana
tersebut A mersa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan
diri? Apakah A meras tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain?
Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri?Apakah A sering
mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat untuk menyakiti diri
sendiri,ingin bunuh diri,atau berharap bahwa A mati? Apakah A pernah mencoba
untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya ? Apa yang A rasakan?"
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan
tindakan keperawatan untuk melindungi klien,misalnya dengan mengatakan:
Terminasi :
2) Tindakan keperawatan untuk klien yang mengancam atau mencoba bunuh diri
Tujuan : Klien tetap aman dan sehat
Perawat dapat melakukan tindakan berikut ini untuk melindungi klien dari
tindakan tindakan yang mengancam seperti percobaan bunuh diri.
Orientasi :
“assalamualaikum,A.”
Kerja :
“ saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan tidak ada
benda-benda yang membahayakan A.”
“setelah hamper setengah jam saya menemani A, apakah saat ini A masih
memiliki keinginan bunuh diri.”
Terminasi :
“ petugas kesehatan yang akan membawa A ke rumah sakit sudah datang, mulai
sekarang A akan di rawat di rumah sakit sampai dinyatakan boleh pulang.”
“kalau A butuh pertolongan jangan malu untuk meminta bantuan kepada perawat
yang ada di rumah sakit.”
“walaupun A akan dirawat di rumah sakit oleh perawat yang lain saya akan terus
memantau keadaan A.saya juga akan terus merawat Aketika kembali lagi ke
rumah, sampai saya benar- benar yaki A aman dan tidak melukai diri sendiri.”
Tujuan:
Keluarga berperan serta dalam melindungi anggota keluarga dari perilaku
yang dapat mengancam nyawa, seperti percobaan bunuh diri.
Tindakan:
a. Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien dan jangan
membiarkan klien seorang diri.
b. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi
barang-barang berbahaya di sekitar klien.
c. Mendiskusikan dengan keluarga siapa orang yang dapat membawa
klien ke rumah sakit segera mungkin.
d. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya minum obat secara
teratur.
Orientasi:
“bapak/ibu, karena kondisi A sedang labil dan dapat melakukan tindakan-
tindakan yang membahayakan hidupnya sewaktu-waktu seperti mencoba bunuh
diri, maka kita semua perlu mengawasi A terus menerus. Saya harap bapak/ibu
dapat ikut mengawasi A, pokoknya jika dalam kondisi serius seperti ini A tidak
boleh ditinggal sendirian sedikitpun. Bapak/ibu bisa bantu saya untuk
mengamankan barang-barang yang dapat digunakan A untuk bunuh diri, seperti
tali tambang, pisau, silet, atau ikat pnggang. Semua barang-barang tersebut tidak
boleh ada di sekitar A. bapak/ibu, A itu perlu perawatan yang lebih serius lagi.
Jadi A perlu di bawa ke rumah sakit untuk diawasi lebih ketat lagi.”
Terminasi:
“bapak/ibu, karena petugas rumah sakit sudah datang, bapak/ibu perlu menemani
A ke rumah sakit. Kita berpisah dulu sekarang, tetapi tolong ingat apa yang kita
bicarakan tadi tentang pentingnya melindung A. setelah A kembali dari rumah
sakit, saya akan mengujungi bapak/ibu untuk melanjutkan perawatan A
dirumah.”
Orientasi:
“assalamualaikum A! bagaimana perasaan hari ini? O..jadi A merasa tidak perlu
lagi hidup di dunia ini. Apakah A ada perasaan ingin bumuh diri? Baiklah kalau
begitu, hari ini kita akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan
bunuh diri. Mau berapa lama?Di mana?”
Kerja:
“Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya A harus minta bantuan kepada keluarga atau
teman. Jadi A jangan sendirian di rumah, ya….”
Terminasi:
“bagaimana perasaan A setelah kiata bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali
apa yng telah kita bicarakan tadi? Bagus A. kalau masih ada perasaan/dorongan
bunuh diri, tolong panggil anggota keluarga yang lain. Minggu depan kita akan
bertemu lagi untuk membicarakan tentang hal-hal yang patut kita syukuri.”
Oreintasi:
Kerja:
Orientasi:
“ Assalamualaikum A. Bagaimana perasaan hari ini? Hari ini kita akan berdiskusi
tentang bagaimanacara mengatasi maslah yang selama ini timbul. Mau berapa
lama?Di mana?”
Kerja:
“Apakah A selalu memiliki keinginan bunuh diri? Apakah A memiliki cara lain
untukmengatasi masalah? Oh jadi sebenarnya ada berapa cara lain untuk
mengatasi masalah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan kerugian masing-
masing cara tersebut. Mari kita pilih cara yang paling menguntungkan untuk
mengatasi masalah! Menurut A cara yang mana? Ya, saya setuju.A bisa
mencobanya!”
Terminasi:
Orientasi
”Assalamualaikum, Bapak/Ibu.”
“Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara
melindungi anggota keluarga yang ingin bunuh diri. Dimana kita akan diskusi.
Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?”
Kerja:
“Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang tanda dan gejala bunuh diri?”
“Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu mencari
bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi, segeralah rujuk ke puskesmas
atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih
serius.Setelah kembali ke rumah, Bapak/Ibu perlu membantu agar anggota
keluarganya terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.”
Terminasi :
Tindakan
Tindakan Keperawatan
Perilaku Bunuh Diri Keperawatan untuk
untuk Klien
Keluarga
Isyarat Bunuh Diri Mendiskusikan cara Melakukan pendidikan
mengatasi keinginan kesehatan tentang cara
bunuh diri. merawat anggota
Meningkatkan harga keluarga yang ingin
diri klien. bunuh diri.
Meningkatkan
kemampuan klien
dalam menyelesaikan
masalah.
Percobaan dan Melindungi klien Melibatkan keluarga
Ancaman Bunuh Diri untuk mengawasi klien
secara ketat.