PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Antibiotik adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suati proses biokimia didalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum
atau kisaran kerja, mekanisme aksi, strain penghasil car biosintesis maupun berdasarkan
struktur biokimianya.berdasarkan spectrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat di
bedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit dan antibiotik berspektrum luas.
Antibiotik berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri
saja, contonya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negative saja atau
gram positive saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas dapat menghamban atau
membunuh bakteri dari golongan gram pesitif maupun gram negatif. Antibiotika digunakan
untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi,
misalnya pada pembedahan besar.
Makrolida merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat dengan cirri
suatu cincin lakton (biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom) dimana terkait gula-gula deoksi.
Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan adalah pikromisin.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Antibiotika Makrolida
2. Untuk mengetahui golongan-golongan Makrolida
3. Untuk mengetahui metode analisis antibiotik golongan Makrolida
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur Eritromisin
R1 R2 R3 R4 R5
Kekurangan :
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm
energi eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis
2. Spektrofluorometri
Antibiotika makrolida ( eritromisin, estereritromisin, asitromisin dihidrat,
klaritromisin dan roksitromisin ) dapat dianalisis dengan spektrofluorometri sederhana
berdasarkan pada oksidasi antibiotika dengan serium (V) dengan adanya sulfat, dan
memantau fluoresensi (III) yang terbentuk pada panjang gelombang eksitasi 255nm dan
panjang gelombang emisi 384 nm.
Prinsip: Molekul-molekul tertentu, terutama yang dimiliki kromofor dan struktur kaku,
dapat tereksitasi oleh radiasi UV/ visible, dan kemudian akan memancarkan panjang
gelombang yang lebih. Radiasi yang dipancarkan selanjutnya dapat diukur.
Kelebihan:
Suatu metode deteksi yang selektif dan dapat digunakan untuk mengukur suatu
senyawa yang berfluorosensi yang kuata dengan adanya bahan tak berfluorosensi
dalam jumlah yang lebih besar.
Tiap jenis senyawa Dapat digunakan untuk mematau perubahan dala molekul
kompleks seperti protein, yang semakin banyak digunakan untuk obat
Kekurangan:
Teknik ini hanya dapat diterapkan untuk molekul-molekul dalam jumlah terbatas
Fluorosensi mudah terkena interferensi oleh spesi-spesi pengabsorbsi- UV,ion-ion
berat dalam larutan, dan dipengaruhi oleh suhu.
3. Flow Injection Analysis (FIA)
FIA telah digunakan untuk analisis eritromisin dalam sediaan tablet dan kapsul.
Prinsip : Sampel direproduksi suntikan atau penyisipan menjadi pembawa mengalir
steream, Controlled dispersi dari zona sampel, Direproduksi waktu gerakan dari titik
sampel injeksi dengan sistem deteksi.
Kelebihan :
Sistem analisnya otomatis karena semua dikendalikan oleh computer
Sampel yang digunakan sangat sedikit (10-50 µL)
Reagen yang digunakan sangat sedikit mengikuti sampel
Kapasitas analisis sangat besar (50-300 sampel/jam)
Waktu reaksinya sangat cepat (3-60 detik)
Waktu analisis sangat cepat (3-40 detik)
Reproducibel, hasil pengukurannya presisi
Injeksi sampel pertama tidak tertinggal atau sudah keluar dulu (low carry over)
Fleksibel, bisa diaplikasikan dengan detektor apapun
Sangat mudah dioptimasi
Kekurangan :
Dikarenakan reaksinya harus berjalan cepat, sehingga tidak dapat digunakan untuk
menganalisis sampel yang reaksinya berjalan lambat.
Prinsip : Suatu analit bergerak naik atau melintasi lapisan fase diam (paling umum
digunkan silica gel) dibawah pengaruh fase gerak (biasanya campuran pelarut organik),
yang bergerak melalui fase diam oleh kerja kapiler. Jarak pemindahan oleh analit
tersebut ditentukan oleh afinitas relatifnya untuk fase diam vs fase gerak.
Kelebihan:
Kelemahan:
Banyaknya pelat teoritis yanga untuk tersedia pemisahan terbatas dalam sistem
KLT rutin, meskipun pelat KLT kinerja tinggi (KLTKT) dapat menawarkan
efisiensi yang hampir sama dalam jarak 10 cm dengan kolom KCTT yang
panjangnya sama
Kepekaannya seringkali terbatas
Tidak cocok untuk senyawa atsiri
Membutuhkan operator yang terampil untuk pemggunaan yang optimal
dibandingakan dengan KCTT.
Kekurangan :
Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi
ditempatkan dalam suatu lingkungan oenelitian dan engembangan, yang di gunakan
untuk mengtasi maslah-masalah spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam
oebgembangan proses.
Instrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukungan personal yang sangat terlatih
dan pemeliharaan yang teratur namun. Ketrbatasan ini secara bertahap dihilangkan.
Struktur Roksitromisin
1. Spektroskopi Inframerah
Spektroskopi inframerah dengan metode transmisi menggunakan sel NaCl 0,1 cm
dikombinasikan dengan rekresi multivariate digunakan untuk analisis roksitromisin pada
sediaan tablet. Untuk analisis kuantitatif digunakan serapan/absorbansi puncak gugus
karbonil, yang muncul di bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1.
Prinsip : Rentang radiasi elektromagnetik yang berkisar antara 400cm-1 dan 4000-1 (2500
dan 20000 nm) dilewatkan pada suatu sampel dan diserap oleh ikatan-iktan molekul di
dalam sampel sehingga molekul tersebut meregang atau menekuk.panjang gelombang
radiasi yanf di serap merupakan cirri khas ikatan yang menyerapnya .
Kelebihan :
Memberikan suatu sidik jari yang kompleks dan khas untuk senyawa yang
sedang di periksa.
Pengendalian computer pada instrument-instrumen berarti bahwa pencocokan
dan spectrum suatu senyawa dengan sidik jari standarnya kin mudah di lakukan.
Kelemahan :
Jarang di gunakan sebagai teknik kuantitatif karna cukup sulit dan penyiapan
sampelnya dan kompleksitas spektrumnya.
Biasanya hanya dapat mendeteksi pengotor-pengotor yang banyak di dalam
sampel .
Penyiapan sampel membutuhkan tingkat keterampilan khusus, terutapa pada
saat pembuatan cakram kalian bromide (KBr).
Teknik ini kurang mantap karena penanganan sampel dapat berefek pada
spectrum yang di peroleh sehingga pengolahan sampel harus di lakukan dengan
hati-hati.
Kelebihan :
Pemasukkan sampel yang tepat dan mudah dikendalikan menjamin presisi
kuantitatif.
KCKT adalah teknik kromatografi yang perkembangannya tampak paling intensif
beberapa tahun belakangan, memberikan perbaikan pada pengendalian kolom,
detector, dan piranti lunak.
Keragaman kolom dan detector berarti bahwa selektifitas metode tersebut dapat
disesuaikan dengan mudah
Mudah diotomatisasi
Dibandingkan dengan KG, terdapat resiko peruraian sampel yang lebih kecil karena
pemanasan bukan merupakan syarat dalam proses kromatografi.
Kekurangan :
Masih dibutuhkan detector yang terandalkan dan tidak mahal yang dapat memantau
senyawa-senyawa yang tidak memiliki kromofor.
Obat-obat harus diekstraksi dari formulasinya sebelum dianalisis
Terbentuknya buangan pelarut organic dalam jumlah besar, yang mahal jika
dibuang.
3. LC/MS
LC/MS telah digunakan untuk analisis roksitromisin dalam plasma manusia.
Roksitromisin dan standar internal Klaritromisin diekstraksi dari sampel plasma dengan
ekstraksi cair-cair menggunakan metil tebutileter sebagai pelarut organik. Pemisahan
dilakukan secara KCKT isokratik menggunakan fase gerak asetonitril-amonium asetat
50mM(80/20v/v) dengan kecepatan alir 0,6 ml/menit.
Prinsip : Molekul bermuatan atau fragmen molekul di hasilkan dalam ruangan sangat
hampa, atau segera sebelum suatu sampel memasuki ruangan sangat hampa, dengan
menggunakan berbagai metode untuk produksi ion. Ion-ion dihasilkan dalam fase gas
sehingga ion tersebut dapat di manupulasi dengan penerapan pada medan magnet atau
medan listrik agar dapat menentukan bobot molekulnya.
Kelebihan :
Metode terbaik untuk mendapatkan identifikasi cepat pengotor minor, yang idealnya
harus dilakukan dengan menggunakan oemisahan secara krmatrografi bersama
dengan spektrometri massa resolusi tinggi sehingga komposisi unsure tersebut dapat
di tentukan.
Kekurangan :
Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi
ditempatkan dalam suatu lingkungan oenelitian dan engembangan, yang di gunakan
untuk mengtasi maslah-masalah spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam
oebgembangan proses.
Instrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukungan personal yang sangat terlatih
dan pemeliharaan yang teratur namun. Ketrbatasan ini secara bertahap dihilangkan.
1. Spektrofotometri
Metode spektrofotometri yang sederhana dan peka telah dijelaskan untuk analisis
Klaritromisin dalam obat ruah dan dalam sediaan farmasetik. Metode ini melibatkan
pembentukan kompleks asosiasi-ion obat dengan bromotimol biru (BTB) dan kresol merah
(KM) yang berwarna kuning yang dapat diekstraksi dalam kloroform. Kompleks yang
terekstraksi menunjukan serapan maksimal di 410 nm (BTB) dan 425 nm (KM).
Prinsip : Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy
yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul.
Kelebihan :
Kekurangan :
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm
energi eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis
Struktur Azitromisin
1. Spektrofotometri
Asitromisin dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri berdasarkan pada
pembentukan suatu pasangan ion antara obat dengan kompleks anorganik diikuti dengan
ekstraksi menggunakan dikloroetana. Kompleks asosiasi-ion menunjukan warna oranye dan
menunjukan serapan maksimal di 469 nm.
Prinsip : Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy
yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul.
Kelebihan :
Kekurangan :
Absorbsi dipengaruhi oleh pH larutan, suhu dan adanya zat pengganggu dan
kebersihan dari kuvet
Hanya dapat dipakai pada daerah ultra violet yang panjang gelombang >185 nm
energi eksitasi rendah
Sinar yang dipakai harus monokromatis
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makrolida merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat,
dengan ciri suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana
terkait gula gula deoksi. Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan
adalah Pikromisin, diisolasi pada tahun 1950 .
Antibiotik makrolida yang umum digunakan adalah yang terdiri atas cincin
lakton 14,15, atau 16 atom yang dihubungkan dengan gula, melalui ikatan
glikosidik. Antibiotik makrolida yang digunakan secara klinis dikelompokkan
menjadi 3 grup berdasarkan pada jumlah cincin pada inti lakton, yakni makrolida
cincin 14,15, dan 16.
Berbagai metode analisis telah digunakan untuk penetapan kadar antibiotika
golongan kuinolon secara umum antara lain: Spektrofotometri, Spektrofotometri
Massa (LC/MS), Spektrofluorometri, Kromatrografi Lapis Tipis (KLT)Flow
Injection Analysis (FIA), Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
PEMBAHASAN KELOMPOK
Antibiotik makrolida yang umum digunakan adalah yang terdiri atas cincin lakton
14,15, atau 16 atom yang dihubungkan dengan gula, melalui ikatan glikosidik.
Antibiotik makrolida yang digunakan secara klinis dikelompokkan menjadi 3 grup
berdasarkan pada jumlah cincin pada inti lakton, yakni makrolida cincin 14,15, dan 16
Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S dan mencegah
pemanjangan rantai peptide
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIK GOLONGAN MAKROLIDA
1. Makrolida Cincin 14
Contoh obat :
Eritromisin A, B, C, D, E, dan F
Oleandomisin
Roksitromisin
Diritromisin
Klaritromisin
Fluritromisin
2. Makrolida Cincin 15
Contoh Obat :
Azitromisin
3. Makrolida Cincin 16
Contoh Obat :
Josamisin
Rosaranmisin
Rokitamisin
Mirosalisin
Spiramisin
Tilosin
METODE ANALISIS ANTIBIOTIK GOLONGAN MAKROLIDA
a) Analisis Eritromisin
Spektrofotometri
Spektrofluorometri
Flow Injection Analysis (FIA)
Metode kromatografi cair kinerja tinggi
Kromatografi cair spektrometri massa
b) Analisis Roksitromisin
Spektroskopi Inframerah
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
LC/MS
c) Analisis Klaritromisin
Spektrofotometri
Kromatografi cair Kinerja Tinggi
Kromatografi Cair Spektrometri Massa (LC/MS)
d) Analisis Azitromisin
Spektrofotometri
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi Cair Spektrofotometri Massa
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar Gholib Ibnu, Rohman Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Pustaka Belajar : Yogyakarta
Watson G. David. 2005. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran