FUNGSI IDEOLOGI
2. Orientasi Dasar Dalam Membuka Wawasan yang membrerikan mana serta menunjukkan
tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-Norma Pedoman Dan Pegangan Bagi Seseorang Untuk Melangkah Dan Bertindak.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta melakukan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasinya dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Idelogi dikatakan terbuka apabila pada dirinya memiliki unsur fleksibilitas. Unsur
fleksibilitas mencerminkan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, yaitu adanya penerimaan terhadap interprestasi
baru yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Ideologi ini dapat menerima
pengaruh luar yang sesuai atau menguatkan nilai sehingga dapat berinteraksi dengan
ideologi-ideologi lain di dunia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang
mempunyai nilai dasar yang bersifat tetap sepanjang jaman dan nilai instrumental
yang mampu berkembang secara dinamis.
Nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat tetap adalah cita-cita dan tujuannya, yaitu
pembukaan UUD 1945:
4. Alinea IV : tujuan negara, susunan negara, sistem pemerintahan sistem presidensil) dan
dasar negara.
Istilah Pancasila sebagai ideologi terbuka bagi bangsa Indonesia berasal dari:
a. “...terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu
hanya memuat aturan-aturan pokok, sedang aturanaturan yang menyelenggarakan aturan ini
diserahkan kepada undangundang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan
mencabutnya”.
b. “yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidupnya negara ialah semangat,
semangat penyelenggaraan negara, semangat para pemimpin negara”.
a. Pada tanggal 10 Nopember 1986 dalam acara pembukaan Penataran Calon Manggala BP-7
Pusat.
b. Pada tanggal 16 Agustus 1989 dalam pidato kenegaraan 1989 sebagai berikut:
“Itulah sebabnya, beberapa tahun lalu saya kemukakan, bahwa pancasila adalah ideologi
terbuka, maka kita dalam mengembangkan pemikiran baru yang tegar dan kreatif untuk
mengamalkan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan zaman yang terus
bergerak dinamis, yakni:
2) Pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi
dalam tiap kurun waktu.
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila
Pancasila yang sifatnya universal, nilai-nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta
nilai-nilai yang baik dan benar.Cita-cita dan tujuan dari negara kita tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu alinea II dan IV.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945, penjabaran itu dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam
batas-batas yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannnya.
Penjabaran itu dalam bentuk Ketetapan MPR, peraturan perundang undangan, dan kebijakan-
kebijakan pemerintah lainnya.
c. Nilai Praksis
Menurut Alfian, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka dan dinamis
sebab nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung tiga dimensi. Ketiga dimensi
dalam Pancasila yaitu:
1. Dimensi Realitas
Bahwa nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam
masyarakat Indonesia. Nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan, diamalkan, dan dihayati
sebagai nilai dasar bersama. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana atau
pengamalan kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan,
kegotongroyongan, atau kebersamaan.
2. Dimensi Idealitas
Bahwa suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Ideologi tidak sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat
manusia dan kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus
memberi arah pedoman yang ingin dituju oleh masyarakat tersebut.
3. Dimensi Fleksibilitas
Ideologi terbuka :
Ideologi tertutup :
Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-cita
sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat.
Bersifat Totaliter, artinya mencakup / mengurusi semua bidang kehidupan.
Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban
bagi ideologi tersebut.
Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi juga tuntutan konkret dan
operasional yang keras,mutlak dan total.