Anda di halaman 1dari 6

Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan

pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Komponen-komponen sprayer yang sering
mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup
bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan kran sprayer mudah rusak,
tali gendong putus, sambungan las korosi. samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah
kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini
salah satunya disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, 1992).

Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja ssprayer elektrostatika lebih baik dari tipe
sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga (batere) dan pola
penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak
(media kontak) yang mahal mengingat tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan
menggunakan sprayer elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum
ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di lapangan. Di
samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi mengingat harga atau biaya
produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer
gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor ( Llyod, 1974)

Aplikasi herbisida dan alat aplikasinya pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Dalam
aplikasi herbisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian alat
dan kesalahan melakukan kalibrasi. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bagian dari alat-alat semprot dan kalibrasinya sangat
diperlukan.

Banyak jenis alat semprot punggung, yang bisa digunakan yaitu penyemprot gendong. Penyemprot ini
berisi bahan dasar powar mist blower dan duster, mesin penyemprot dengan tekanan tinggi dan jenis
penyemprot isinya. Penggunaan alat semprot ini disesuaikan dengan kebutuhan, terutama yang
berkaitan dengan areal pertanaman, sehingga pemakaian pestisida menjadi efesien dan efektif.

Jenis penyemprotan ini sering digunakan oleh petani ada dua macam penyemprot gendong yaitu yang
otomatis dan semi otomatis. Perbedaan kedua jenis penyemprot ini terletak pada sistem pompanya.
Penyemprot gendong otomatis untuk menyemprotkan cairan secara terus menerus hanya saat itu saja
bila tekanan udara dalam tanki sedang. Bagi penyemprot semiotomatis diperlukan pompaan terus-
menerus selama alat itu digunakan

Pengendalian gulma secara kimia dengan herbisida menggunakan suatu alat yaitu

salah satunya alat semprot. Untuk jenis herbisida yamh biasa digunakan adalah alat semprot

punggung untuk jenis herbisida yang bentuknya larutan. Aplikasi herbisida dan alat
aplikasinya pada prinsipnya tergantung dari formulasi yang digunakan. Dalam aplikasi

herbisida yang memakai pelarut banyak kegagalan yang terjadi akibat kesalahan pemakaian

alat dan kesalahan melakukan kalibrasi. Sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan

apa yang kita inginkan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bagian dari alat-alat semprot

dan kalibrasinya sangat diperlukan.

Banyak jenis alat semprot punggung yang bisa digunakan yaitu penyemprot gendong.

Penyemprot ini berisi bahan dasar powar mist blower dan duster, mesin penyemprot dengan

tekanan tinggi dan jenis penyemprot lsinnya. Penggunaan alat semprot ini disesuaikan

dengan kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan areal pertanaman, sehingga pemakaian

pestisida menjadi efesien dan efektif.

Jenis penyemprotan ini sering digunakan oleh petani ada dua macam penyemprot

gendong yaitu yang otomatis dan semi otomatis. Perbedaan kedua jenis penyemprot ini

terletak pada sistem pompanya. Penyemprot gendong otomatis untuk menyemprotkan cairan

secara terus menerus hanya saat itu saja bila tekanan udara dalam tanki sedang. Bagi

penyemprot semiotomatis diperlukan pompaan terus-menerus selama alat itu digunakan (Rini

Widianto, 2006)

Alat penyemprot punggung yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang indonesia

adalah secara manual yang memiliki bagian-bagian khusus. Untuk mempermudah dalam cara

penggunaanya, maka kita perlu mengenal bagian-bagian penting dari alat semperot punggung

anatara lain:

a. Tanki (Tank). Tanki digunakan untuk menempatkan larutan herbisida.

b. Pengaduk (Agitator) biasanya alat ini sudah terpasang dalam tanki tatapi kebanyakan alat
penyemprot kecil tidak memiliki alat agitasi sehingga aplikator harus

menggoyang-goyang sendiri sprayer sewaktu menyemprot.

c. Pompa (pump), pompa digunakan untuk mndapatkan tekanan yang diperlukan unutk

mendorong larutan keluar dari nozzle.


d. Pengatur tekanan (preasure regulator) alat ini digunakan untuk mengontrol takanan

yang dihasilkan pompa sehingga diperoleh volume semprot yang seragam per satuan

waktu nozzle.

e. Saringan (strainer) alat terlatak dibagian atas tanki, pada tanki semprot dan dekat

nozzle.

f. Pengatur takanan (preasure gauge).

g. Boom.

h. Nozzle, nozzle digunakan untuk memperhalus larutan semprot sampai pada sasaran

(setyowati, 2013).

Ada bermacam-macam nozzle berdasarkan bentuk cairan yang dihasilkan semprotan

misalnya: bentuk kipas (fan), bentuk kerucut (cone) dan bulat ditengah. Nozzle kipas

mempunyai jangakauan yang beragam misalnya nozzle merah mencapai jangkauan 2 m, biru

memcapai jangauan 1,5 m, kuning 2 m dan hijau 0,5 m. Bentuk nozzle kipas dapat

memberiakn hembusan dalam bentuk datar. Nozle bentuk kerucut memberikan hembusan

dalam bentuk lingkaran datar penuh. Dan benruk nozzle bentuk kerucut lubang tangah yang

dapat menghasilkan hembusan berupa lingkaran dengan bagian tengahnya kosong (Yernelis

Sukman Yakup, 2002)

Anonim. 2005. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Llyod. 1974. Studi Penerapan Rekayasa Nilai ( Value Engineering ) dalam Disain Perangkat

Alat Sprayer . Laporan Penelitian . Lembaga Penelitian UNPAD

Mimin Muhaemin, Ade Moetangad, Roni Kastaman, Dedi Prijatna. 1992. Rancang Bangun

dan Pengujian Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar. Laporan Penelitian. Lembaga

Penelitian UNPAD.

Setyowati, N. dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. Fakultas Pertanian


Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Sudarmo, S. 1991. Petunjuk Penggunaan Alat-alat Semprot. Kanisius, Yogyakarta.

Wudianto, Rini. 2006. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yernelis, dkk, 2002. Pengendalian Gulma Di Perkebunan. Cetakan Ke-5. Kanisius,

Yogyakarta.

Dalam proses produksi budidaya tanaman pasti terdapat kendala mulai dari persiapan lahan sampai
penanganan pasca panen. Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan petunjuk dan
prosedur serta pengalaman yang telah dilakukan. Salah satu kegiatan dalam proses budidaya diantaranya
adalah kegiatan penyiraman

Penggunaan pestisida terutama DDT mulai menimbulkan reaksi yang berbahaya. Pemakaian yang terus
menerus mengakibatkan dampak negatif bagi manusia, hewan ternak, musuh alami dan serangga yang
berguna lainnya. Namun dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, dampak
negatif tersebut dapat ditekan dengan pemakaian yang tepat dan sesuai prosedur.

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, Penggunaan jenis
alat semprot dan mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, dan/atau tipe
nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan perhitungan. Sedangkan
untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk dapat
diatur atau diubah. Oleh karena itu, diperlukan adanya perhitungan dan percobaan mengenai tipe-tipe
alat semprot, volume semprot, dosis, dan aplikasi yang tepat.

Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot dengan
tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).

Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di
lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah
rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di
Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-
komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang
torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan
kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,
1977).

Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang diaplikasikan
tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh disain
sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).

Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang,
keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari
hasil penelitian (Mimin et.al. 1992)

Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran, cuaca, jenis
herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai
dengan kondisi dilapangan.Sebelum melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus mengetahui
gulma sasaran dan tanaman yang dibudidayakansertasifat – sifatnya.Jenis herbisida juga penting untuk
diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta
bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan.Selain itu,faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan
suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida
tersebut. Apabila hal –hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga
dilapangan diharapkan dapat baik pula (Djojosumarto, 2000).

Deptanpang. 1977. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan.

Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida dalam Bidang Pertanian.Kanisius: Yogyakarta

Hidayat. 2001. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk

Usahatani Tanaman Pangan. IPB.

Mimin. 1992. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian (JP2AMP).

IPB.
MiminMuhaemin, Ade Moetangad, RoniKastaman, DediPrijatna. 1992. Rancang Bangun danP engujian
Sprayer Elektrostatik Piringan Berputar.Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian UNPAD.

Press, Jakarta.

Sukma,Y. danYakup, 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.Rajawali

Anda mungkin juga menyukai