Anda di halaman 1dari 15

RICUH EKSEKUSI LAHAN DAMRI

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

oleh

Adithya Prima Herrison

NIM 20170610360

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
Kata Pengantar

Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Dialah
yang berhak dan layak menerima segala macam dan bentuk puji-pujian, karena hanya dari
Allah segala macam dan bentuk kenikmatan itu berasal. Shalawat serta salam senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
keluarga beliau, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
termasuk kita semua in syaa Allah Ta’ala. Amin.

Makalah ini merupakan makalah yang berisi tentang suatu kejadian sosial yang terjadi
di Indonesia yang nantinya akan saya kaitkan dengan salah satu sila yang ada dalam
Pancasila. Kejadian-kejadian yang terjadi di dalam masyarakat Indonesia dewasa ini banyak
yang menyimpang dari kebenaran dan tujuan sejati dari butir-butir murni dan suci dalam
Pancasila. Oleh karena itu, dalam makalah ini, saya akan memaparkan suatu penyimpangan
sosial yang sangat bertolak belakang dengan tujuan ideologi negara Indonesia ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya saya sebagai penulis
dengan senang hati menerima kritik, saran dan masukan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, penulis hanya dapat berdoa semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi tambahan hasanat untuk penulis dan
pembaca pada hari kiamat kelak. Amin.

Yogyakarta, Desember 2017

Adithya Prima Herrison

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Etika Pancasila .................................................................................................... 3
2.2 Kasus yang Terjadi di Indonesia Kaitannya dengan Etika Pancasila ........................... 7
2.3 Solusi penyimpangan sosial terhadap etika Pancasila .................................................. 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada awal kemerdekaan republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, masyarakat sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan menanamkan setiap butir-
butir Pancasila dalam hati dan pikiran mereka. Namun, kini rasa cinta terhadap ideologi
negara tersebut seakan-akan hanyalah cerita rakyat yang semakin lama semakin memudar
eksistensinya di benak rakyat Indonesia.

Dalam perkembangan zaman yang sangat pesat ini, banyaknya penyimpangan atau
penyelewengan terhadap Pancasila yang seakan menjamur pada masyarakat dan menjadi
momok bagi negara kita. Banyaknya kasus pembunuhan, pencurian, dan korupsi kian
merajalela sebagai bukti penyimpangan akhlak dan moral serta cita-cita kehidupan berbangsa
dalam Pancasila.

Sejatinya, Pancasila merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi dan menjadi cita-
cita rakyat Indonesia dalam memajukan negara Indonesia menjadi negara yang beradab, baik
akal dan pikiran, serta meletakkan Pancasila pada sesuatu yang sangat penting dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Indonesia sebagai negara berkembang sepatutnya bangga memiliki ideologi yang


sangat memperhatikan keadaan rakyat tertindas yang seharusnya memiliki hak yang sama
terhadap semua golongan dalam bermasyarakat di Indonesia ini.

Namun, cita-cita Pancasila saat ini justru semakin menjauh dari yang diharapkan
bangsa. Diskriminasi dan tipisnya toleransi membabi buta dalam diri rakyat Indonesia.
Contohnya adalah kasus perseteruan antara warga dengan pihak kepolisian akibat eksekusi
lahan yang dilakukan di Lubuklinggau beberapa waktu lalu. Kasus ini membuktikan
minimnya pengetahuan masyarakat terhadap etika Pancasila.

1
Oleh karena itu, pentingnya penanaman pola pikir yang berperi kemanusiaan yang
terkandung dalam Pancasila hendaknya ditanamkan sejak dini kepada generasi-generasi
penerus bangsa yang kelak akan memimpin Indonesia ini. Masyarakat dan generasi muda
perlu memahami arti di balik nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, penulis merasa perlu
menyusun makalah dengan tema “Etika Pancasila”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kita ambil
adalah sebagai berikut :

 Pengertian etika Pancasila.


 Hubungan suatu kasus erat kaitannya dengan etika Pancasila.
 Solusi penyimpangan sosial terhadap etika Pancasila.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

 Mengetahui teori etika Pancasila.


 Mengetahui contoh kasus penyimpangan etika Pancasila.
 Mengetahui solusi penyimpangan sosial terhadap etika Pancasila.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

 Memahami etika Pancasila.


 Memahami contoh dan solusi penyimpangan sosial terhadap etika Pancasila.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Etika Pancasila

Dalam filsafat pancasila terkandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang


bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis, dan komperhensif (menyeluruh) dan sistem
pemikiran ini merupakan suatu nilai. Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar
yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Adapun nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praksis atau kehidupan yang nyata dalam masyarakat, bangsa, maupun negara, maka
nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam suatu norma-norma yang jelas sehingga merupakan
suatu pedoman yang jelas.

Norma-norma tersebut, meliputi:

 Norma moral

Berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk,
sopan ataupun tidak, susila ataupun tidak.

Dalam kapasitas inilah nilai-nilai pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma
moralitas atau norma-norma etika, sehingga pancasila merupakan sistem etika dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 Norma hukum

Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Dalam pengertian inilah, maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber
hukum di negara Indonesia.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum nilai-nilai Pancasila yang sejak dahulu telah
merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.

3
Atas dasar pengertian inilah, maka nilai-nilai pancasila sebenarnya berasal dari bangsa
Indonesia sendiri atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai asal mula materi (kausa
materialis) nilai-nilai pancasila.

Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai
etika yang merupakan sumber norma.

Pengertian Etika

Pengertian etika menurut para ahli diantaranya adalah :

 Drs. O.P. Simorangkir

Mengatakan bahwa etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut
ukuran dan nilai yang baik

 Drs. H. Burhanudin Salam

Mengatakan bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya

Jadi kesimpulan dari pendapat para ahli, etika adalah perilaku baik atau buruk manusia yang
dilakukan secara alami dan tanpa paksaan dari orang lain.

Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika
adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.

Kedua kelompok etika yaitu:

 Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan


manusia. Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas
dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung
didalamnya.

4
 Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial).

Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu:

 Etika Individual :

membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang
dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.

 Etika Sosial :

membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan manusia,
masyarakat, bangsa dan Negara.

Pancasila sebagai sistem etika adalah poin – poin yang terkandung di dalam pancasila
yang mencerminkan etika yang ada pada diri bangsa Indonesia. Pembentukan etika ini
berdasarkan hati nurani dan tingkah laku, tidak ada paksaan dalam hal ini. Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap
saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita.

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu
kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah
oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Berkat
perjuangan yang gigih dari seluruh rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Jepang dibentuk
suatu badan yang diberi nama BPUPKI. Badan ini diresmikan tanggal 28 Mei 1945 oleh
pemerintah Jepang. Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin mengutarakan prinsip
dasar negara yang sekaligus sesudah berpidato menyerahkan teks pidatonya beserta
rancangan undang-undang dasar.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato membahas dasar negara, dan pada
tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan undang-undang dasar yang diberi nama Undang-Undang
Dasar 1945. Sekaligus dalam pembukaan Undang-Undang Dasar sila-sila Pancasila
ditetapkan. Jadi, Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia ditetapkan bersamaan dengan
ditetapkannya Undang-Undang Dasar 1945, dan menjadi ideologi bangsa Indonesia.

5
Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh
tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra,
karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi filsafat Pancasila perlu dikaji tantang
ilmu-ilmu yang erat kaitannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi filsafat
secara umum, sebagai berikut :

1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar


dalam kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan
kehidupan masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi
Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan
jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang
fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik atau
sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-
dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji
dari sudut fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar negara kita ada
lima dasar dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan
merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan.
Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan
negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan.
Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang
jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia
secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar
berdirinya negara ini.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat
akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan
bernegara.

6
2.2 Kasus yang Terjadi di Indonesia Kaitannya dengan Etika Pancasila

 Kronologi Kasus

Rencana Perum Damri melakukan eksekusi jilid II pada tanggal 20 Desember


mendatang di lahan seluas 1,5 ha di Kelurahan Air Kuti, Kecamatan Lubuklinggau Timur I
nampaknya benar-benar akan dilakukan. Pasalnya Polres Lubuklinggau sudah melakukan
gladi kotor rencana pengamanan eksekusi yang melibatkan pihak kejaksaan, pengadilan,
Brimob, Pemadam Kebakaran (Damkar) dan sejumlah anggota Mapolres Lubukinggau.
Meskipun sampai saat ini rencana eksekusi itu mendapat penolakan oleh warga setempat
yang telah mendirikan bangunan di wilayah itu.

Kapolres Lubuklinggau, AKBP Sunandar melalui Kabag Ops Kompol Yudha usai
memimpin gladi kotor mengatakan eksekusi itu adalah putusan pengadilan yang bersifat
inkrah dan harus dijalankan. "Eksekusi ini amanat undang-undang bukan maunya Kapolres
karena sudah inkrah, karena 2015 lalu sudah di putuskan," ungkapnya, Senin (18/12/2017).
Untuk itu, Polres Lubuklinggau hanya menjalankan perintah undang-undang saja. Karena
status tanah itu saat ini milik negara yang diwakili oleh Damri. "Sesudah putusan itu mereka
juga sudah diberitahu. Kalau tanah itu milik Damri, Masak negara kalah," katanya saat
menyampaikan paparan dihadapan perwakilan yang hadir.

Rencananya Polres Lubuklinggau akan menurunkan sekitar 400 anggota dan lima alat
berat termasuk ekskavator dan doser. "Masing -masing alat berat ada 12 orang. Tugas petugas
dilapangan adalah mengamankan penghuni rumah termasuk pelaksana eksekusi seperti supir
alat berat, " ucap Kapolres Lubuk Linggau. Namun pihaknya berharap acara eksekusi
berjalan lancar dan pihaknya tetap mengedepankan cara-cara damai dan sangat tidak
mengharapkan adanga anarkis."Hari ini Kapolres negosisasi dengan mereka diharapkan bisa
aman sehingga berjalan lancar, ada titik temunya," ucapnya.

Sementara Humas pengadilan Negeri Lubuklinggau Hendri Agustian mengatakan jika


dirinya hanya mewakili ketua Pengadilan saja."Mudah-mudahan ada titik temunya, kebetulan
saya ditugaskan melihat geladi kotor. Kalau dari pengadilan kitanya berharap yang terbaik
saja," ujarnya singkat.

7
 Analisis Kasus

Dilihat dari pemaparan kronologis diatas, dapat kita sadari bahwa minimnya
pemahaman masyarakat akan berdirinya suatu hukum yang sedang berlaku di Indonesia.
Keputusan dari Pengadilan Tinggi diabaikan hanya karena faktor tidak ingin mengalah yang
ditunjukkan oleh masyarakat, padahal eksekusi tersebut merupakan perintah hukum, yang
mana harus ditaati oleh masyarakat.

Hal yang dilakukan oleh masyarakat Lubuklinggau merupakan hal yang melawan atau
menentang hukum. Dalam pasal 406 KUHP :

1. Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan,


membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau,
sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

2. dijatuhkan pidana yang sama terhadap orang dengan sengaja dengan melawan
hukum membunuh, merusakkan, membikin tak dapat digunakan atau menghilangkan hewan,
yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain.

Perbuatan ini tentu merugikan kedua belah pihak, masyarakat yang terjerat hukum
dan aparat polisi yang harus mengeluarkan armadanya dan terpaksa melakukan kekerasan.
Hal ini juga bertentangan dengan tujuan Pancasila yaitu sila ke-3 yang berbunyi “Persatuan
Indonesia”. Jauhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya bersatu dalam hukum
mengakibatkan terhambatnya sistem Indonesia untuk maju dan sejahtera.

Makna “ Persatuan Indonesia “dibentuk dalam proses sejarah yang cukup panjang
sehingga seluruh bangsa Indonesia memiliki suatu persamaan nasib, satu kesatuan
kebudayaan, kesatuan wilayah serta satu kesatuan asas kerokhanian Pancasila yang terwujud
dalam persatuan bangsa, wilayah, dan susunan negara. Persatuan adalah hal yang terbentuk
tidak secara instan begitu saja, melainkan dengan proses yang panjang.

Kasus yang terjadi diatas merupakan penyimpangan atau penyelewengan dari tujuan
utama Pancasila, khususnya sila ke-3. Dalam hal ini, masyarakat seharusnya menyadari
kerugain dari pengabaian tujuan ideologi negara yang tidak hanya merugikan negara, namun
juga bangsa dan masyarakat yang turut andil dalam kerusakan yang dilakukan.

8
Dengan demikian, contoh kasus yang saya paparkan diatas merupakan tidak
menyerapnya inti-inti dari butir-butir Pancasila ke dalam pikiran dan benak bangsa yang
memperlambat bahkan menghancurkan cita-cita ideologi yang diharapkan bangsa dan negara.
Oleh karena itu, pentingnya penanaman ideologi negara kepada pemikiran generasi muda
hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mencegah dan mengobati dampak dari
kurangnya pemahaman Pancasila oleh bangsa dewasa ini.

2.3 Solusi penyimpangan sosial terhadap etika Pancasila

Kurangnya pemahaman rakyat Indonesia akan Pancasila di zaman modern ini


menyebabkan penghambat negara untuk maju berkembang dalam hal pemikiran untuk
memajukan kesejahteraan rakyat.

Tujuan utama dari Pancasila yaitu :

Pada sila ke-1 :

“Ketuhanan Yang Maha Esa”, sila ini memiliki tujuan menghendaki bangsa yang religius
yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada sila ke-2 :

“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”, sila ke-2 ini memiliki tujuan yaitu menjadi bangsa
yang adil secara sosial ekonomi.

Pada sila ke-3 :

“Persatuan Indonesia”, sila ini memiliki tujuan yaitu menjadi bangsa yang menghargai HAM
(Hak Asasi Manusia).

Pada sila ke-4 :

“Kerakyatan Yang Dimpimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan


Perwakilan”, sila ke-4 memilik tujuan menghendaki bangsa yang demokratis.

Pada sila ke-5 :

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, sila ini memiliki tujuan yaitu menghendaki
menjadi bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air Indonesia.

9
Dapat kita lihat bahwa tujuan dari semua sila pada Pancasila merupakan tujuan yang
mulia, yang bermaksud untuk membangun negara dan bangsa yang banyak disepelekan oleh
masyarakat Indonesia saat ini. Tujuan ini hendaknya dipatrikan di dalam hati kita untuk
mewujudkan negara yang beradab dan mengerti akan toleransi dan keuntungan dari
kerjasama antar golongan dan kelompok.

Pendidikan Pancasila wajib ditanamkan dan diajarkan kepada seluruh rakyat di


Indonesia dengan tegas agar benar-benar diterapkan pada kehidupan bermasyarakat.
Bermasyarakat dengan dasar ideologi negara tentu sangat mempengaruhi kemajuan negara
Indonesia, baik di mata masyarakat maupun di mata dunia.

Pancasila merupakan fondasi dari berdirinya negara Indonesia ini, apabila fondasi dari
negara ini kokoh, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia pun juga akan menjadi negara yang
tangguh, negara Indonesia akan dipandang negara yang besar oleh negara lain.

Maka dari itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus memahami dan
serta menganggap penting Pancasila serta mengimplementasikannya kedalam kehidupan
sehari-hari, dengan begitu tujuan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
dapat terwujud.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merupakan
sumber dari aturan hidup masyarakat Indonesia. Pentingnya etika Pancasila penerapannya
dalam bermasyarakat merupakan suatu yang sangat penting dalam menciptakan negara yang
berasaskan keadilan sosial, kejujuran dan hati nurani yang bersih. Oleh karena itu, etika
Pancasila hendaknya diaplikasikan secara meluas kepada setiap warga negara baik dari
bangku persekolahan yang merupakan generasi penerus bangsa, maupun para pemimpin
lembaga-lembaga negara yang sedang mengatur bangsa dan negara saat ini, karena jika
seseorang memiliki jiwa dengan semangat Pancasila, maka tidak diragukan lagi negara
Indonesia akan menjadi negara yang besar yang memperhatikan rakyatnya dan masalah yang
terjadi dewasa ini.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas, ideologi negara kita yaitu Pancasila merupakan suatu
ideologi yang memiliki nilai-nilai sakral yang harus kita junjung tinggi keberadaannya dan
kita tanamkan nilai-nilai dari tiap butir Pancasila di dalam benak kita, sekiranya hal itu dapat
meneguhkan hati kita untuk dapat hidup berbangsa dan bernegara menurut konsep Pancasila,
yaitu berperi kemanusiaan dan berperi keadilan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buulolo, Elsinta. 2012. “Makalah Pancasila: Pancasila sebagai Sistem Etika”. Diakses pada
21 Desember 2017, dari https://serbaserbisinta.wordpress.com/2012/11/26/makalah-
pancasila-pancasila-sebagai-sistem-etika. Pada pukul 03.20 WIB.

Hepronis, Eko. 2017. “Perum Damri Lakukan Eksekusi Lahan, Ini yang Dilakukan Polisi Di
Lubuklinggau”. Diakses pada 21 Desember 2017, dari
http://sumsel.tribunnews.com/2017/12/18/perum-damri-lakukan-eksekusi-lahan-ini-yang-
dilakukan-polisi-di-lubuklinggau. Pada pukul 04.30 WIB.

Sundari, Fajar. 2012. “PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA”.


Diakses pada 21 Desember 2017, dari
https://fajarsundari146.wordpress.com/2012/01/12/pancasila-sebagai-filsafat-bangsa-
indonesia. Pada pukul 07.00 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai