Anda di halaman 1dari 19

keperawanan anak smp

Namaku Neny ,aku punya kawan yang bernama Windy, kami bersahabat sangat akrab. boleh
dikatakan aku sahabat karibnya baik duka maupun senang kami selalu bersama-sama.
Setelah pulang dari berlibur ke rumah tanteku di Bogor yang mana Windy pergi dengan
kekasihnya yang sedikit agak berumur .kalau tidak salah tafsir mungkin usianya sekitar 39 tahun,
kami mulai masuk sekolah dan sudah 2 minggu peristiwa itu berlalu.
Pada suatu saat sewaktu istirahat saya berdua Windy makan bakso, setelah selesai kami ber
bincang-bincang, Windy menceritakan sewaktu pergi ke Bandung bersama kekasihnya yang om-
om itu.
Semua diceritakan kepadaku, baru sekali itulah katanya Windy merasakan kenikmatan yang
seakan-akan Windy pergi ke surga, berapa kali windy melakukan dengan kekasihnya diceritakan
semuanya kepadaku.
Mendengar cerita Windy aku betul2 tertarik bahkan terangsang akan pengalaman pertama
Windy, yang katanya terasa sampai ke ubun2, aku diam2 punya rasa keinginan untuk kenal lebih
dekat dengan yang dimaksud kekasih Windy itu.
saya betul betul terpengaruh oleh cerita Windy , pakah betul sampai keubun ubun
nikmatnya???????
Walau umurku baru 15 tahun sama dengan umur Windy dan badanku yang mungil dibalut
dengan kulit putih seperti Windy dan tetekku yang baru nyembul tumbuh, aku sudah sangat ingin
mencoba seperti apa yang pernah dialami Windy

hingga....Pada suatu saat hari sabtu sore aku pergi ke Mall disuruh ibuku beli minyak goreng dan
mie....., kebetulan aku ketemu dengan kekasih Windy yang sedang belanja juga, aku masih ingat
betul walau kami baru ketemu sepintas.
Aku menyapa dengan sopan, "Sore Oom, belanja Oom" sapaku sopan, dijawab dengan lembut"
iya, siapa ya?" jawabnya, "saya temen Windy Oom, lupa ya, yang diantar ke Bogor, kerumah
tante" jawabku, "Ooh, ya Oom ingat sekarang, sedang belanja juga?"
"ya, Oom, disuruh ibu" jawabku, dan kami sambil jalan ngobrol biasa-biasa saja, aku pikir
bagaimana caranya agar aku bisa sama2 bapak ini, lalu aku bilang "Oom, tinggal dimana?" lalu
dijawabnya disuatu komplek didaerahku.
Lalu aku pancing " Boleh Oom, Neny main kerumah Oom " tanyaku, " Boleh2, kapan mau
kerumah Oom, silakan" jawabnya, perasaanku betul2 gembira nah, berhasil aku mendekatinya,
lalu aku bilang " Besok boleh Oom ???"
" Boleh, jam berapa, dirumah Oom sepi lho, tante sedang ke Bandung, jadi Oom tidak ada apa2,
tapi nanti Oom beli kue saja buat besok", dan kamipun berpisah sebab aku keburu-buru ditunggu
ibuku.
Besoknya hari Minggu pagi2 kira2 jam 09.00 aku berangkat kerumah kekasih Windy, tak berapa
lama akupun sampai dikomplek yang disebutkan, lalu aku tanya satpam komplex dimana alamat
yang dimaksud.........ahirnya ketemu juga....

Akupun masuk kehalaman rumahnya dan aku pencet bell, tidak lama keluar kekasih windy....
dan dengan sapa yang halus menyapaku " selamat pagi, Neny, sendirian ya " sapanya, " ya oom
", lalu aku dipersilahkan duduk dan Bapak pergi ke belakang.
Tak berapa lama om Idola keluar membawa minuman hangat dan kue yang kemarin dibelinya di
Mall, " silahkan diminum dan dicicip kuenya " aku menganggukkan kepala saja sebab
perasaanku sudah betul2 ngebet ingin merasakan apa yang diceritakan Windy.
Kami duduk bincang2 layaknya bapak dengan anak, lalu aku geser dudukku, " Boleh Neny
duduk dekat Oom " pintaku, " Boleh silahkan ", waduh sseerrr rasanya, aku duduk disebelah
kirinya dan aku baca majalah Tempo yang ada dimeja.
tapi kemudian tidak lama kemudian aku ditawarin majalah yang ....yaaa...ampun gambarnya
berisikan gambar yang menampilkan hubungan suami...isteri......sekilas kulihat nama majalah itu
tertulis didepannya playboy.....,aku benar benar terangsang.............badanku gemetar....menahan
perasaaan yang baru kali ini aku rasakan..........rupanya OM agus begitu namanya kuketahui
setelah kutanyakan pada beliau.....telah mengetahui keadaanku.......ia merapatkan tubuhnya
kesampingku sambil melingkarkan tangannya kepundakku.......tak lama kemudian jaritangannya
merabah kupingku......aku kian bergetar.............om Agus kian menggeserkan duduknya, lantas ia
merebahkan kepalaku dipangkuannya...........

Sambil tiduran aku tetap membolak balik majalah playboy itu.......mataku telah nanar dikuasai
birahi remajaku........aku menggeserkan kepalaku dipangkuandipangkuannya karena terasa ada
benda keras yang mengganjal belakang leherku....., kalau aku miringkan persis hidungku kena
selangkangannya yang menonjol itu........om Agus diam sambil baca koran.
Lama2 aku beranikan diriku, pura2 aku tertidur lalu kumiringkan badanku tepat aku
menindih......tonjolan itu.........dan dengan menggeser kepalaku sedikit kebelakang maka
nampakklah benda yang menonjol dibalik celana pendek om agus.............tanganku kuletakkan
diatas tonjolan itu dan kudengar om Agus menhela nafas panjang.....ia tergelinjang .....ketika
tonjolan itu ku gesek gesek dengan lenganku......gilakah aku ????pikirku......
lalu..... dengan tenang dielusnya tanganku dan makin dibimbingnya menuju tonjolan tadi seakan
menyuruhku untuk meremasnya.............
rupanya tonjolan tadi namanya adalah Kontol...........
Tangan Oom menggosok-gosok lengan atasku aku sudah betul2 napsu, aku makin kuat pegang
kontol Oom, tiba2 aku diangkat dipopongnya dibawa masuk ke kamarnya, sampai dikamar
dibukanya bajuku dan minisetku, lalu rokku dilepasnya tinggal CD saja.
Aku ditidurkan ditempat tidur yang empuk, kemudian aku diciuminya dengan lembut, aduuhh
maakk aku semakin terangsang, digosoknya toketku dengan tangannya yang besar dan pentilku
yang baru segede kedele diisapnya, adduuuhhhhkk bener kata Windy enaknya.
Pelan2 ditariknya CD ku lalu digosoknya memekku dengan jarinya pas kena itilku yang baru
sebesar biji kedele, terasa basah memekku keluar cairan, aku meraba mencari kontol Oom, yang
masih pakai celana pendek, ...
wwuuuuiii besarnya bukan main.
Aku berpikir apa bisa masuk ke memekku kontol sebesar itu, ada rasa ngeri juga tapi aku
abaikan aku sudah betul2 ngebet, eeehhhh diisapnya memekku dan dijilatinya, aduhhhh
ennnuuuaaaakkkkk Ooooommmmm, terussssss pintaku, sambil dijilati memekku tangan Oom
pegang toketku.
Aku sampai menggelinjang pantatku terangkat saking enaknya, Oooommmmm teeeerrruuuussss
Oooooommmm, kembali aku diciuminya leherku toketku dicium, lalu diisapnya, ketekku dicium
pangkal toketku dicium lalu diisapnya, kembali pentilku diisapnya adduuuhhh rasanya sampai ke
ubun-ubun.
Aku diangkat lagi lalu dipangkunya sambil diisap toketku aduh aku betul2 ke surga Windy betul
katamu, aku merasakan sekarang, eeehhhh kontolnya di gosok2kan dimemekku aduuhh
mmaaakkk, eeeuuunnaaakk Oommmmm rintihku, ujung jarinya dimasukkan ke lubang
memekku aduh sakit Oomm, aku dicium lagi.
"Neny engkau pingin merasakan lebih enak, ya" tanyanya " Iiiyyyaaaa OOoooommmm "
jawabku, " Neny sedikit sakit ya nanti lama-lama hilang sakitnya " kata Oom " terserah Oom ,
neny ingin merasakan kenikmatan Oom " kataku, pelan2 dimasukkan ujung kontolnya, aku
merintih kesakitan.
" Pelan Oom, sakiitt " rintihku, digosoknya lagi dan didorongnya lagi, hal itu dilakukan berkali-
kali dan sakitnya waktu kontolnya didorong, tapi hilang rasa sakitnya kalau kontol Oom di
gosok2kan di bibir memekku yang tipis dan tahu2 ssrrreeetttt, szssrreeeettt, "sakit Oom '
teriakku, masuklah kontolnya ke memekku walau hanya sedikit.
Aku diciumnya lagi digigitnya toketku, diisapnya pentilku, sambil badanku digosok-gosok paka
tangannya, aduuuhhhh Oom saaakkiiittt rintihku, lalu diciumnya lagi, eh lama2 hilang rasa
sakitnya, aku mulai sedikit merasakan enaknya, diangkatnya badanku lalu diturunkannya lagi,
sampai berkali-kali.
Aduh rasanya semakin enak, tahu2 aku merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan,
sampai aku gigit dada Oom, aaaddduuuuuhhhh, aaaaauuuuggghhhhh oooooommmm,
aaaauuuggghhhh, oooommmmm, lalu aku lemas tapi masi dipangkuannya dan kontol Oom
masih didalam memekku, aku menyaksikan percikan darah perawan ku membasahi kain sprei
tempat tidur om agus.....dan sebagian belepotan dipangkal kontol om dan juga ada nempel di
pahanya............ohhhh aku gak perawan lagi.........tapi peduli amat.......nikmatnya mengalahkan
semua pikiranku tentang arti sebuah keperawanan..........
Mulai lagi pentilku diisapnya dan diciumminya lagi, mulai aku terangsang lagi, aku coba
menggeser dudukku dipangkuan oom tapi kontol Oom seakan-akan lengket dengan memekku,
lalu aku digendongnya masih dalam posisi kontol dimemekku dan aku ditidurkan ditempat tidur
Oom, aduhh Oommm teeerrrruuusssss Ooommm.
Pantat Oom dinaik turunkan aku menggelinjang, kepalaku goyang kiri goyang kanan saking
enaknya dan Aaaauuuuuggghhhh aaaaacccchhhh uuuuugggghhh Oooooommmm eeennnaaaakkk
pekikku, gila betul2 enak rasanya aku sudah entah berapa kali orgasme alias keluar, lalu pelan2
oom naikturunkan pantatnya.
Eeehh tahu2 Oom menggerakkan lagi pantatnya dan aaaadduuuhhh Ooooooommmmmm
pekikku Neny kepengen pipisssss ommmmm......pipis aja kata om Agus....... Ooooooommmmm
dan cccrreetttt, creeeettttt terasa panas ......ada yang mengalir dari dalam.....tapi bukan
pipisss....badanku bergetar.....kuat sekali ....tanganku mencengkram bahu om
agusss...ahhhhh....dunia ini putih semua.....enak yang tak dapat lagi diucapkan dengan
katakata................ rupanya Oom juga pipisss.... dan disemprotkan didalam memekku , aduh
enaknya sampai mataku berat susah dibuka rasanya.
Aku terbangun ternyata aku tertidur diatas Oom, dan kontol Oom masih didalam memekku,
pentilkuku digigit dan dicium lagi sampai mataku terasa terbalik saking enaknya dan tahu2 sret
kontol Oom dicabut dari memekku lalu aku ditelentangkan kakiku dikangkangkan dan aduh
rasanya rambutku terasa mau copot memekku dijilati lagi.
Lama memekku dijilati dan itilku digigit-gigit aku kali ini betul2 terangsang berat, aku tarik
kontol Oom aku bimbing kelubang memekku dan cret, cret oom tekan langsung masuk
kontolnya lalu diturun naikkan, aku betul2 me layang2 disurga rasanya dan aku tarik dada oom
kugigit aku pipisssss lagi....
oooohhhhh ommmmmmm enakkkkkk ommmmmmmmmm.
Oom masih terus memainkan kontolnya yang masuk dimemekku, kali ini aku gantungkan diriku
dibadan oom dan ccrreeettt, ccrrreeetttt uuugggghhhh, aaaaccchhhh aaaadddduuuuuhhhhh
ooooooommmmmm, didalam memekku terasa hangat lagi kena semprot air pipis putih.....dari
oom.
Entah sampai jam berapa hari itu, kami sampai lupa makan siang tahu2 sudah jam 17.00 sore,
aku tidur didekap Oom, kira2 jam 19.00 aku dibagunkan disuruh mandi lalu makan dan
diantarkan pulang, sampai dirumah jam 20.00 aku bilang dari rumah Windy belajar, makasih
Oom
Nah sekian dulu pengalaman pertamaku dengan om Agus........kekasih sahabatku..........

Cerita ini berawal dari kepergianku ke Surabaya karena ada tugas dari kantor dimana aku bekerja. Aku diantar sopir
dengan kendaraan dinas dan hanya saya dengan sopir saja, sehingga perjalananku ke surabaya terasa cukup singkat
walau memakan waktu beberapa jam dari kotaku karena sepanjang perjalanan aku tertidur’
Oh iya lupa, aku belum menunjukkan jadi diriku, soal nama saya kira tidak perlu karena ini merupakan privasi saya,
aku sudah berusia kepala 5, jadi sudah tidak muda lagi, tapi orang bilang aku awet muda karena penampilanku dan
aku sering bergaul dengan anak-anak muda sehingga mempengaruhi kehidupanku sehari-hari. Cukup ya untuk
perkenalannya.
Singkatnya aku sudah sampai di Surabaya, setelah mandi dan makan pagi di penginapan yang dituju, aku berangkat
ke kantor yang mengundang aku untuk datang.
Urusan kantor sudah selesai pada sore hari kira-kira jam 3, sehingga masih banyak waktu untuk jalan-jalan melihat-
lihat kota Surabaya yang semakin hari semakin macet seperti jakarta.
Tempat yang ku tuju adalah Mall yang cukup besar di Surabaya maksudku selain sambil lihat-lihat mungkin ada
yang kira-kira dapat dibeli untuk oleh-oleh dirumah.
Sesampainya di Mall yang dituju aku turun dan masuk Mall sendirian karena sopirku tidak mau diajak alasannya
mau istirahat. Okelah jadinya aku sendirian masuk ke Mall, ku jelajahi dari lantai 1 sampai 5 sambil cuci mata.
Ketika sampai di lantai 5 aku berhenti untuk melihat-lihat ditempat pakaian, mungkin ada yang cocok buat aku
pikirku. Ketika sedang asiknya aku memilih-milih baju ada suara wanita yang menyapaku, setelah ku toleh ternyata
Dika, anak tetanggaku yang rumahnya berseberangan jalan dengan rumahku.
“ Pak.. kok disini … ? tanyanya … Aku jawab “Iya dik, ada tugas kantor dan kebetulan ini tadi mampir ke sini mau
lihat-lihat” jawabku “ Sendirian to Pak ?” tanyanya lagi,
“ Ndak Dik, dengan sopir, tapi dia ndak mau diajak masuk. “ Kamu dengan siapa” gantian aku yang tanya, “ Saya
sendiri Pak, tadi habis kuliah langsung kesini mau cari baju Pak” jawabnya.
Lalu sambil pilih-pilih baju aku dan dika ngobrol sana-sini menanyakan kondisi rumah dan sebagainya. Akhirnya
aku sudah dapat baju yang cocok dan dika pun juga sudah dapat baju yang diinginkan. Setelah membayar di kasir
aku tanya lagi ke dika, “ Habis ini mau kemana dik” ditanya begitu dia malah bailk nanya, “ Lha Bapak mau kemana
setelah ini ?” aku jawab sekenanya, “ Yah .. kemana aja lah, … aku masih pengin refreshing disini dik” terus ku
ulangi pertanyaanku tadi, “ Sekarang dika mau kemana hayo “ jawabnya juga sekenanya,” Juga masih mau
refreshing seperti bapak”
“ Ya udah kalau gitu kita jalan-jalan dulu disini ya, sambil cari makan, dika kan belum makan to”? dengan agak
malu dia menjawa “ belum pak”
“ Oke lah kita nanti cari makan dulu ya, terserah kamu mau makan dimana”
Setelah mengelilingi lantai demi lantai di Mall tersebut akhirnya kami masuk ke salah satu waralaba yang cukup
terkenal, singkatnya kami makan bersama sambil ngobrol.
Di tengah-tengah menikmati makanan aku bertanya lagi ke dika, “ Dik kamu nanti ndak dicari ibu kost mu atau
teman-teman kamarmu kalau pulang terlalu malam?” tanyaku,
“Ndak kok pak, ibu kostku itu rumahnya agak berjauhan dengan tempat kost dan teman kost ku lainnya hari ini pada
pulang kan besuk libur”.
“Jadi nanti kalau kamu balik ke kost kan sendirian dik?” tanyaku;
“Iya pak, mending aku ikut bapak jalan-jalan sampai malam dari pada bengong sendiri di kamar”
Jantungku berdebar ketika mendengar pernyataanya tadi, aku masih melanjutkan pertanyaanku,
“ Kamu ndak dicari pacarmu, kan besuk libur ntar dia mau apel mumpung teman-temanmu pada pulang?” tanyaku
menggoda.
“Aku ndak janjian kok pak, lagi pula hari ini dia tidak di kota ini, lagi ada tugas ke Jakarta”
“Memangnya pacarmu masih kuliah apa dan kerja dik?”
“Sudah bekerja pak, di kantor swasta”
“Syukurlah kalau begitu, nanti selesai kuliah kan bisa langsung nikahan.
“Belum ada rencana pak “…… dia lalu diam sambil memandangi aku, aku jadi bingung dan heran, mengapa tiba-
tiba dika memandangi aku dengan tatapan seperti itu.
“ Dik … ada apa ?”………. tanyaku.
Dia masih diam dan tak lama kemudian tersenyum, manis sekali senyumnya.
Dika anak tetanggaku itu wajahnya manis, usianya sekitar 21 tahun, kulitnya kuning langsat, matanya bulat, bibirnya
mungil hidungnya cukupan artinya tidak mancung dan pula tidak pesek, tingginya sekitar 150 cm, pastinya berapa
aku tidak pernah mengukur, suaranya merdu, tidak heran saat masih SMA banyak anak laki laki yang pengin macari
dia, tapi kelihatannya kok ndak ada yang nyanthol, terbukti tidak ada teman khusus yang ngapel pada setiap malam
minggu.
“ Hayoo, bapak ngelamun …. ngelamunin apa pak …… dah kangen ibu ya …?”
Aku sedikit kaget waktu dia menegurku …… aku jawab sekenanya “ Ngelamunin kamu itu to dik, …….”
“Ah … orang didepannya kok dilamunin, … dah pengin pulang ketemu ibu to pak ?
“ Ndak dik, aku tadi ngelamunin kamu lho…, kamu sekarang jadi lain setelah di kota”
“Apanya yang lain pak, kan saya masih tetap saja seperti dulu to ….”
“Kamu tambah cakep dan cantik” jawabku menggoda.
“Ah bapak ada-ada saja … bapak juga masih tetap seperti dulu lho pak ….
‘Apanya yang seperti dulu dik ?
“Bapak masih gantheng lho …..” gantian aku yang tersipu.
Lalu kami terdiam dalam pikiran masing-masing, aku kaget ketiga dia menyampaikan sesuatu :
“Pak … mungkin bapak ndak tahu dan pasti tidak tahu, semasa aku masih tinggal dan bertetangga dengan bapak,
aku selalu memperhatikan dan ngengagumi bapak, apapun yang bapak lakukan selalu ku perhatikan, bahkan kalau
bapak jalan sama ibu baik naik motor, naik mobil maupun waktu jalan-jalan pagi, aku jadi iri bahkan mungkin
cemburu pak …. bener lho pak …”
Jantungku jadi berdebar lebih keras dari yang tadi, tidak kusangka bahwa dika ternyata menaruh hati kepadaku
meskipun usiaku hampir sama dengan bapaknya.
“Ah … masak to dik, kan bapak dah tua hampir sama dengan bapakmu …..”
“Iya pak makanya saya waktu itu tidak punya pacar pak dan bagiku itu sah-sah saja, kan cinta itu tidak harus
memiliki walau bertepuk sebelah tangan……..”
Naluri lelakiku kemudian muncul dan dengan hati yang dak dik duk aku tanya ke dika; “ Sampai sekarang perasaan
dika masih seperti dulu”? tanyaku meyakinkan lagi.
“Masih pak, ketika tadi aku ketemu bapak, aku merasa Tuhan telah mempertemukan aku dengan bapak, rasanya
bahagia sekali pak ….makanya saya malam ini pengin ikut bapak kemanapun mumpung bisa ketemu, mungkin
besuk-besuk belum tentu bisa ketemu lagi “ jawabnya.
Kemudian yang tidak ku sangka-sangka dia memintaku untuk tidak pulang malam ini.
“Pak … malam ini jangan pulang dulu pak, nemeni dika disini ya…”
Aku jadi bimbang antara senang dan ragu,
“ Kalau begitu bapak tidur di tempat kost mu” tanyaku pura-pura mblooni.
“ Ndak pak aku yang ikut bapak, soal di kost nanti aku telpun ke ibu kost kalau aku tidur ditempat saudara”
“ Oke lah dik, tapi sopirku tak beritahunya dulu ya ….”
“Sopirnya suruh ke penginapan dulu aja pak, kita nanti naik taxi aja”
Setelah sopir aku suruh langsung ke penginapan dengan alasan aku ada janji dengan teman mungkin pulang malam
dan bahkan sampai besuk pagi, aku dan dika keluar dari Mall kemudian memanggil taxi.
Di perjalanan aku nanya dika,
“Kita kemana dik ?”
“Terserah bapak aja.. kemanapun aku ngikut”
Langsung aku memberitahu sopir taxi untuk menuju salah satu hotel dimana aku sering menginap ketika ada
kegiatan di Surabaya.
Jam telah menunjukkan pukul 18.30, singkatnya kami sudah chek in di hotel tersebut dan dapat kamar nomor 412.
Kami berdua dengan diantar oleh room boy menuju kamar, sesampainya di kamar ketika room boy sudah pergi dan
pintu kamar sudah ditutup aku tidak menyangka dika langsung memelukku dengan erat sambil berkata lirih;
“ Pak .. aku bahagia sekali bisa bersama bapak …. hari-hari yang lalu Cuma di angan-angan saja …. “
Masih sambil berpelukan, wajah dika ku tengadahkan sehingga kami berpandangan, lalu ku dekatkan bibirku ke
bibir dika, dia langsung menyambut bibirku dengan sangat agresif sekali, kami berciuman agak lama, kemudia dika
melepas pelukannya dan duduk di tepi tempat tidur yang empuk, aku menyusulnya sambil berkata;
“Dik .. kita mandi dulu aja ya.. biar segar ….”
Dia memandangiku lalu mengangguk, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Sesampai di pintu kamar mandi dika menoleh kepadaku, walaupun tanpa kata aku tahu maksudnya agar aku ikut
mandi bareng aja. Aku mengangguk kemudian dia masuk ke kamar mandi tanpa menutup pintu. Sebelum aku ke
kamar mandi, aku sudah melepasi pakaianku dulu, tinggal cd ku aja yang belum ku pelas. Ku susul dika ke makar
mandi, disitu dia sudah melepasi pakaiannya dan juga hanya tinggal cd nya saja yang masih menempel.
Aku tertegun melihat tubuhnya yang sintal dan berisi, susunya yang padat, tidak begitu besar tapi nampak montok,
puntingnya berwarna merah kecoklatan menonjol ke depan sangat indah dipandang, pantatnya yang masih padat dan
wow … tempiknya … meskipun masih terbungkus cd nampak sedikit menonjol tapi tidak besar. Kulitnya yang
halus ….. hmm.. tak sabar aku pengin segera memeluknya.
Waktu aku memandanginya, dia tersenyum dan menghampiri ku, ….
“ Pak ……..” desahnya ketika sudah berada dipelukanku ………
“ Hm ……..” itu kata yang bisa ku ucapkan karena bibirku sudah dilumati dengan agresifnya oleh dika ….
Kami saling berciuman, lidahku ku julurkan ke dalam mulutnya dan dika menyambut dengan lidahnya ….. “ Oh …..
pak ….” desahnya disela-sela ciuman ketika kami melepas sebentar untuk bernafas.
Pelan-pelan cd nya ku tarik ke bawah dan akhirnya lepas, … kini dika telah telanjang bulat, sambil masih berciuman
pantatnya ku pijit, ku elus-elus berputar putar, dia semakin agresif mencumbui bibirku ….. Tangan kananku yang
sedari tadi meremasi pantatnya, sekarang pindah ke tempiknya yang bulu jembutnya tidak begitu lebat, ku elus-elus
bagian luar tempiknya ….. dia mendesah dan melepas ciumannya ……
Kemudian tangan kananku dengan sangat pelan ku masukkan ke belahan daging dipangkal pahanya … sedikit demi
sedikit kemudian kutemukan itilnya yang sudah nampak kenyal dan membesar, ku usap-usap itilnya pelan-pelan,
dika langsung mengelinjang, …… kemudian tangannya yang sejak tadi merangkul di pundakku turun ke bawah dan
melepas cd ku, begitu cd lepas, peliku yang sejak tadi sudah ngaceng di pegangnya …. jarinya yang halus
memegangi peliku dan mengocok-ngocokkan pelan-pelan, ketika dia mengusap kepala penis dengan ibu jarinya ….
rasanya nikmat sekali.
Tangan kananku masih meraba raba tempiknya ketika dia menghentikan elusannya di peliku, katanya “ Pak kita
mandi dulu …….”
Tanganku lalu ku lepas dari tempiknya dan kami berdua mandi dengan shower sambil berpelukan.
Selesai mandi dan berhandukan .. kami langsung menuju ke tempat tidur. Dika duduk di ranjang sedangkan aku
masih berdiri di hadapannya. Kemudian dia memegangi peliku yang sudah ngaceng itu sambil mengelus-elus seperti
tadi;
“ Pak … punya bapak besar pak ….tentu ibu selalu puas dengan bapak “
“ He eh dik …” itu saja jawabku karena keenakan peliku di kocok dan dielus kepalanya dengan ibu jarinya.
Ketika dia ku suruh oral dia tidak mau, aku maklum barang kali memang belum pernah sama sekali …. lalu ..
“ Dik masukkan ke mulut dik “
“ Emoh ah pak… dika takut nanti giman-gimana ..”
“ Ndak popo dik, dah to dicoba dulu …” pintaku
“ Rasanya gimana pak … ?” tanyanya
“ Dah to di coba nanti kan tahu rasanya ..”
Lalu dengan sedikit ragu dia mengarahkan ujung peliku ke mulutnya, mula-mula bibirnya menempel di ujung
peliku, kemudian dia membuka sedikit bibirnya lalu kepala penis sudah masuh ke mulutnya, lalu dilepas lagi dan
berkata “ Kok asin ya pak “ tanyanya, “ Iya ndak popo mamang rasanya begitu. Selanjutnya dimasukkannya lagi
peliku ke mulutnya sedikit demi sedikit, dengan pelan-pelan aku membantu mendorong agar peliku bisa masuk
semua di mulutnya. Lalu ku gerak-gerakkan sehingga peliku maju mundur di mulutnya, dan dia juga mulau
mengimbangi dengan memaju mundurkan mulutnya. “ Dik … enak sekali dik …” aku merasa keenakan peliku di
emut dika … ketika ujung peliku berada di bibirnya; “ Dik disedot dik pelinya “ …. aku meminta dia untuk
menyedot dan ternyata walaupun belum pengalaman sedotannya enak sekali … wow dika kamu dah pinter batinku.
Selanjutnya setelah dia melepas peliku dari mulutnya, aku mendorong dia agar berbaring di ranjang, lalu aku
jongkok, kemudian kedua pahanya ku angkat dan ku renggangkan sehingga tempiknya nampak jelas olehku.
Dengan sedikit bernafsu namun halus dan pelan, bibirku sudah menempel di tempiknya.
Ku jilati bibir tempik yang sudah merekah karena terangsang, dia mendesah desah, lalu itilnya yang sudah kenyal
dan membesar itu ku mainkan dengan lidahku dan dia semakin mendesah dan merintih … “ Oh …. ah ….pak …. ini
rasanya apa pak kok enak sekali pak …. aduh ….. pak …. enak sekali pak ……. dia semakin merintih dan
mengelinjang ketika itilnya ku isap-isap dengan bibirku …… “oouuh ….. aaauuh … ssssshhh …” dia mendesah
sambil memgangi kepalaku, ….. “ Pak …..ouhh pak ….. enak sekali pak ….. rasanya apa ini pak …… aduh …. pak
…….”
Aku merasakan dia akan orgasme, ku lihat liang tempiknya berkedut, lalu aku menindih tubuhnya yang sintal tadi,
ku geser posisi tidurnya ke tengah ranjang, kakinya kusuruh mengangkat dan membelitkan di pinggulku, lalu peliku
ku masukkan ke tempiknya, pelan-pelan tapi pasti, mula-mula agak sulit karena lobangnya masih sempit, lalu dia
mengelinjang dan merintih ketika peliku berangsur angsur masuk ke tempiknya, ada sesuatu yang terasa agak
menghalangi ….
…” oooouuhh … pak … aduh ……….., hmmmm…….enak sekali pak ….. aaaauuuuhh …” pelan pelan peliku
segera ku gerak-gerakkan naik turun dengan halus dan pelan mengingat dia masih gadis, tapi aku belum tahu dia
maih perawan apa tidak, aku tak peduli..
Aku terus menggerak-gerakkan peliku naik turun, dika juga mengimbangi dengan menggerak-gerakkan pantatnya
naik turun mengikuti iramaku … Kemudian dia menggerakkan pantatnya smakin cepat bibirnya yang sedari tadi
kucium dilepaskan, matanya terpejam dan pelukan di punggungku semakin kencang aku tahu dia mau orgasme. … “
Pak …… aduh pak ….. oooouuuuh …… aaaauuuh pak ….. aduh pak ….. ini rasane apa pak … enak sekali pak
……. aaaaaaauuuuuhhh ….. ehhhhhhh
“ semakin cepat gerakan pinggulnya aku juga mengimbanginya …… lalu dia mengerang dan mengangkat
pinggulnya tinggi-tinggi dan ku imbangi menekankan peliku dalam-dalam di tempiknya dan dengan erangan dan
lenguhan ……. tubuhnya bergetardan mengejang, tempiknya berdenut-denyut keras sekali kurasakan di peliku,
matanya terpejam dan bibirnya merintih …. “ Ooooooh pak …..” itu kata yang keluar dari mulutnya saat dia
mengalami orgasme ……….kemudian gerakannya berhenti …. tapi didalam tempiknya masih berkedut dan bergetar
…… aku gerakkan peliku sedikit agar dia ada reaksi …. ternya betul …. dia mengelinjang seperti terkejut dan
secara reflek menggerak gerakkan pinggulnya naik turun tapi Cuma sebentar.
Kembali ku nikmati kedutan dan getaran-getaran di dalam tempiknya. Dia masih mejamkan matanya, bibirku ku
dekatkan pada bibrnya lalu ku cium bibir mungil itu, di tidak menyambutnya seperti di awal tadi tapi Cuma diam
dan pasrah bibirnya ku lumati. Aku masih menindihnya ketika dia mulai membuka matanya yang nampak sayu
seperti orang kecapaian, Lalu dia tersenyum dan mengelus-elus rambutku. …….”Pak …….” hanya itu kata-kata
darinya, ku pandangi matanya ….. ku cium pipinya …… “ Dik …. “ kataku, “ Kamu merasakan apa tadi ….”
tanyaku
…… “ Apa ya pak … pokoknya enak banget pak aku ndak bisa katakan pak ….. yang pasti enak, belum pernah aku
merasakan rasa yang seperti itu pak ….. sepertinya aku tadi hampir pingsan ya pak ….?”
“ Ndak dik …. , Dika tadi mengalami orgasme, kepuasan hubungan sex ya disitu dik” jelasku.
“ Tapi ibu dan kakakku yang sudah nikah ndak pernah cerita kalau hubungan sex bisa orgasme seperti itu pak …”
“ Iya dik belum tentu setiap orang bisa merasakan itu, tinggal tergantung pasangan dan cara memberikan rangsangan
agar dia bisa orgasme.
“ Ooooo gitu ya pak ….., Lalu dia diam dan masih sambil menikmati sisa sisa orgasmenya, disela-sela sedang
menikmati itu dika mengatakan sesuatu,
“ Pak kalau aku matur, bapak boleh ndak ?”
“ Mau matur apa sayang ?”
“ Pak …. aku tadi ikhlas dan rela pak kalau keperawanku yang mengambil bapak”
Aku tertegun, ternyata dika masih perawan, aku melihat di mulut tempiknya ada sedikit ceceran bercak darah
perawannya dika,… untung tadi dikasih alas baju kaos ku jadi darahnya ndak tercecer di sprei. Aku melepas peliku
yang masih menegang ngaceng dari tempiknya, bercak darah perawnnya ku usap dengan kaos yang untuk alas tadi
dan ku taruh di sisi ranjang.
Karena aku tadi belum keluar sehingga peli ini masih ngaceng terus, lalu aku merebahkan tubuhku di samping kanan
dika, lalu pentil susunya yang ranum itu ku elus-elus dengan tangan dan ku puntir puntir pelan agar dia tidak
kesakitan, sesaat dika terdiam dan akhirnya sudah muncul reaksinya lagi, dia mulai merintih dan mendesah lagi,
suaranya desahan dan rintihannya merangsang birahiku, lalu kembali tempiknya ku usap pelan dan itilnya ku
mainkan lagi, dia semakin terangsang dan menggerak gerakkan pinggulnya ke atas, lalu bibirnya kembali ku cium,
dengan agresif dika menyambut ciumanku, itu berlangsung tidak lama karena dia sudah sangat terangsang, dan
minta peliku dimasukkan kembali ke tempiknya.
Aku terlentang dan kusuruh dika naik dan menindih tubuhku, dia sudah berada diatas tubuku dan peliku ku suruh
megangi dan memasukkan ke tempiknya;
“ Dik .. masukkan pelinya ke tempikmu sayang ….. “ dan pelan-pelan peliku kembali menembus tempiknya yang
sudah basah dengan cairan sehingga dika tidak merasakan sakit bahkan dia mendesah desah ketika dia
menggerakkan pinggulnya naik turun.
“ Pak ….. ooooooooouuuuuh …. masih enak terus pak …… enak sekali pak ……”
Desah dan rintihannya semakih hebat disertai dengan gerakan yang semakin tidak berirama karena dika sudah
terangsang sekali ……… “ Mmmmmmmmhhhhh ………..
Ooooouhhhh pak ……… aku enak banget pak ………. uuuuuhhhhh aduh pak …..pak ………pak ….. dika mau
orgasme lagi pak …….. aaaaaaaaaaaauhhhhh …….hsssssss ….”
Gerakannya semakin cepat, tubuhnya menggeliat geliat ke kiri ke kanan sesekali kepalanya diangkat keatas sambil
mendesah desah dan akhirnya
“aaaaaaaaaaauuuuuhhh ……….. “ tubuhnya bergetar dan mengejang, kakinya yang tadi mengangkang dan ditekuk
disamping kiri kanan tubuhku kini diselonjorkan hingga lurus dengan kakiku, ganti kakiku yang ku tekuk untuk
memberikan penetrasi peliku di tempiknya, tubuhnya yang tadi menggeliat geliat kini rebah menindih aku lalu ku
peluk erat agar dia semakin merasakan kenikmatannya, matanya terpejam, kepalanya menyusup di samping leher
kiriku ….. dia orgasme lagi untuk yang kedua kalinya, beberapa detik setelah itu tegangan tubuhnya semakin
mengendor dan kakinya kembali ditekuk disamping tubuhku, tapi tubuhnya masih menindihku, nafasnya berangsur-
angsur mereda …. dan dia merintih pelan “ Pak ….. dika enak sekali pak …… Bapak pinter sehingga dika bisa
merasakan orgasme lagi …..” lalu dia ganti menciumi pipiku, keningku dan bibirku, sesekali dia masih merasakan
kenikmatan itu dengan menggerak gerakkan pinggulnya naik turun. …”Bapak apa ya bisa merasakan orgasme pak”
tiba-tiba dia bertanya begitu, “ Ya bisa dik, tapi bapak belum sayang, bapak masih ingin dika menikmati dulu ..”
Lalu dia tanya lagi “ Lha kapan bapak orgasmenya …?” Ku jawab “ Nanti sayang, …. nanti kita sama-sama … akan
lebih nikmat dari yang sudah tadi …..”

Karena aku tahu dia masih perawan dan baru sekali ini merasakan bagaimana nikmatnya bersenggama, aku tidak
mengajak dika dengan posisi yang macam-macam takutnya dia merasakan sakit dan nanti bisa trauma, untung saja
waktu keperawanannya pecah tadi tidak merasa sakit karena tertutup dengan kenikmatan yang luar biasa sehingga
dia tida merasakan sakit sama sekali.
Peliku masih menancap di tempiknya dan sesekali masih merasakan denyutan kenikmatan didalam tempiknya dika,
dia enggan untuk melepaskannya karena masih enak katanya. Aku menuruti apa maunya saja biar dia betul-betul
merasakan kenikmatan yang luar biasa ini.
Sesaat kemudian dia ku ajak membalikkan tubuhnya, sehingga sekarang aku diatas dan dia dibawah tanpa
melepaskan peliku dari tempiknya.
“ Dika mau langsung posisi begini apa yang lain sayang …?”
“ Posisi yang lain bagaimana pak ..?”
Aku lalu melepas peliku dari tempiknya, dia ku suruh tengkurap dan pantatnya ku suruh menungging, lalu aku
hampiri dia dari belakang dan ku masukkan peliku di tempiknya lagi, “ Ooouuuww, “ dia mengjingkat tapi cuma
sesaat dan setelah itu, peliku sudah seluruhnya masuk ke tempiknya, kini aku yang menggerakkan peliku keluar
masuk, dia hanya menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil mendesah-desah, kemudian dia mengangkat tubuhnya
sehingga sejajar dan tidak nungging lagi,
“ Pak …. enak sekali pak, ….. tapi kok seperti ipus ya pak ……”
Aku tersenyum mendengar kata-katanya, dia mungkin pernah lihat kucing yang lagi senggama …
Posisi itu tidak lama, aku kasihan dia mungkin sudah capek sudah keluar dua kali, kembali kusuruh dia merebahkan
tubuhnya terlentang lagi, aku menghampirinya dari samping kanannya, ku angkat paha kanannya menumpang di
pingganggku, tempiknya kelihatan merekah sekali, sebelum peliku ku masukkan ke tempiknya, ku geser-geserkan
kepala peliku di tempiknya dan kudiamkan sejenak di bibir tempiknya, lalu itilnya ku mainkan lagi dengan jariku,
dia merintih dan mendesah lagi : “ Oohh ..pak .. apa lagi ini pak … kok tambah enak terus sayang ….. enak sekali
…” Aku mendengar kata kata dia memanggilku sayang, libidoku semakin naik, peliku yang tadi di bibir tempiknya
ku masukkan pelan-pelan dan bless masuk lagi dengan tanganku yang masih memainkan itilnya, dia semakin
blingsatan dan rintihannya semakin hebat karena tadi hanya peli yang masuk tanpa utik-utik di itilnya ….. dia sangat
merasakan kenikmatan dan rasangan yang kuar biasa “ Ooouuhh sayang ….. pak …….. aduh ………. sayang enak
sekali …….ouhhhhhh …… nikmat banget sayang ……. aduh ……. enak banget pak ……… enak sekali sayang
………… nghhhhhhh …….. ouh ……..”
Aku semakin bersemangat menggenjotkan peliku di tempiknya, walau pelan-pelan tapi mantap sampai kedalam,
dika semakin tidak tahan ……… “ Ohhhhh sayang ……….
Dika rasanya mau lagi Pak ……. ouhh ……. ouhhh …….. sayang ………… itilnya mengeras dan tempiknya
berdenyut denyut, pinggulnya di naik turunkan.
“ Ya sayang “ jawabku, “ aku juga merasakan begiti sayang ……..”
Peli ku cabut dan aku kembali posisi menindihnya, dia menngangkangkan kakinya lebar dan bless peliku sudah
masuk lagi di tempiknya ….. gerakan dan rintihan dika semakin tak beraturan ……
Ranjang tempat aku dan dika bergumul seolah mau roboh ketika aku dan dika akan orgasme bersama sama karena
dika menggerakkan tubuhnya kuat-kuat mengimbangi gerakannku yang juga demikian.
“ Bapak ……. sayang ……. aduh ……. ooouuuuhh …. enak sekali sayang …….. terus ….. sayang ,….. hhhhhh …..
ad……uuuuh…….. nikmat sekali sayang …….. ouuuuuh ……..
Aduh pak …… dik……ka……..mmmmmaaau …….ooouuuh …..”
Aku semakin gencar menggerakkan peliku naik turun dan akhirnya …..
“ Dika sayang …….. aku juga mau keluar dik “
“ Ooouuuh i.i….i ..y..a sa….yang ….. a …yy….o ….. oooouuuuhhhh ……. hssssssss ………aaaauuuhh, ……….
ahhhhh ……….pak ……. “ rintihannya terhenti karena merasakan nikmat yang luar biasa.
“ Oooh .. dika …. aku juga keuar sayang ………….. uuuuuuuh ……..hhhhhhhhk………hhhhhkkk ahhhhhh ……….
dan jroooot …..jroooot …..jroooot……. maniku membasahi didalam tempiknya dika …
beberapa saat kami diam merasakan kenikmatan yang luar biasa,…..lalu ..
“ Dika ……”
“ Ya sayang ….”
“ Kamu merasakan nikmat sayang ?”
“ Luar biasa pak, melebihi yang awal tadi, bapak hebat ….”
“ Kamu juga dah pinter dik …..”
“ Kan yang ngajarin bapak to …. “
Lalu dia meraih kepalaku lalu didekatkan di wajahnya dan menciumi pipiku.
Sementara peliku masih menancap di tempiknya, masih terasa sisa-sisa denyutan kenikmatan bergetar di tempiknya
dika.
Ku pandangi wajahnya yang manis itu dia tersenyum, senyum yang penuh arti bagiku karena dia merasakan apa
yang pernah diangankan menjadi kenyataan.
“ Dik ….kamu tidak menyesal ?
“ Ndak sayang …. sejak dulu aku memimpikan bisa bersama bapak …. sekarang kan sudah kesampaian.
“Tapi perawananmu …? “
“Kan saya sudah matur bapak bahwa dika rela menyerahkan keperawanan dika kepada bapak, demi cintaku kepada
bapak …….
“ Nanti kalau kamu nikah gimana ?”
“ Kan dika aktif olah raga to pak, itu sekarang sudah tdk menjadi ukuran kok sayang “
Sambil bilang begitu dia menciumku.
Sementara peliku sudah mulai mengecil dan keluar dengan sendirinya dari tempiknya dika lalu aku merebahkan diri
di sampingnya.
“ Dik …. kalau janinya jadi gimana ….?” tanyaku lagi.
Dia tersenyum dan berkata;
“ Bapak jangan khawatir tapi juga ndak boleh cemburu lho ya”
“Emangnya ada apa ?”
“Biar bapak tidak was-was, nanti kalau pacar dika datang, dika akan ajak dia untuk begini seperti kita sayang, jadi
kalau jadi entah itu dari bapak atau dari dia kan bapak sudah aman ……, ini demi kehormatan bapak , makanya
bapak ndak boleh cemburu……”
Aku terdiam dan berpikir, pinter juga dia …demi cintanya padaku dia rela bekorban.
Ku peluk tubuhnya, ku ciumi pipi da bibirnya ….. untuk melampiaskan rasa sayang dan terima kasihku kepada dia.
Setelah ngobrol sebentar kami tertidur pulaaaas sekali …..
Dika terbagun duluan buktinya aku di bangunkan, saya lihat jam di tanganku menunjukkan jam 1 dini hari ……..
Lalau kami mandi bersama lagi, …. setelah mandi rasanya kok pengin tidur lagi tapi nggak ngantuk, dika hanya
mengenakan kaos yang dibeli di Mall tadi tapi ndak pakai celana bahkan cd, kaos yang dipakai panjangnya sampai
diatas lutut, kalau dipandang ouuuh merangsang birahi, warnanya hitam kontras sekali dengan warna kulit dika.
Aku memandangi dika yang berdiri sambil menata rambutnya di depan cermin.
Sesekali kaos yang dipakai agak naik lebih tinggi sehingga pahanya hampir kelihatan semua karena kedua
tangannya naik ke kepala untuk membetulkan rambutnya. Duh indahnya bentuk tubuh dika yang semalam barusaja
ku nikmati. Tahu kalau aku memperhatikannya dika membalikkan badannya sehingga menghadap kepadaku, dia
tersenyum dan menghampiri aku.
“ Pak ….”
“Apa sayang…”
“ Bagaimana kalau saya memanggil Papa aja gimana…?” pintanya.
“ Itu lebih bagus sayang …. dan kelihatan lebih mesra..”
“ Ya papa …..” tak lupa senyumnya kembali terkulum dibibirnya.
“Tapi kalau kita ketemu di rumah manggilnya ya bapak lho ya ..nanti akan menimbulkan kecurigaan orang orang
tetangga kita “ pintaku.
“ Iya dong papa…. dika sudah tahu itu sayang ….”
Dika mendekatkan tubuhnya kepadaku lalu ku peluk dan kurangkul dengan mesra …. kembali aku menciumi pipi
dan bibirnya yang mungil itu.
Peliku yang sudah ngaceng ketika memandangi dia tadi dipegang dan dielus lembut oleh dika, aku diam saja dan
merasa enak sekali.
Tanpa ku duga tiba-tiba peliku langsung di emut tanpa rasa ragu seperti awal tadi. Rupanya dia sudah tahu caranya
buktinya emutan dan sedotannya enak sekali dirasakan. Lama dika mengulum peliku sambil di main-mainkan,
tanganku yang sedari tadi mengelus-elus punggungnya ditariknya dan diarahkan ke punting susunya yang ternyata
sidah membesar pertanda dia sudah mulai merasa terangsang dengan memainkan peliku.
Selanjutnya tubuhnya ku tarik dan dia melepas emutannya, dika ku rebahkan di sampingku dan aku segera melorot
ke pangkal pahanya. Tanpa diminta dika sudah membuka selangkangannya lebar lebar sehingga tempiknya nampak
jelas dan tanpa pikir panjang tempik itu segera ku jelajahi dengan lidah dan bibirku, dia kembali merintih rintih dan
mendesah karena sudah kembali terangsang. Dari tempiknya keluar cairan vagina pertanda dia sudah terangsang
sekali.
“ Papa …… oh…..aduh papa …. enak sekali pa……oooouuuhhh papa…… papa sayang ….. enak banget sayang
……… dika pengin lagi pa ….. ayo pa ………….. papa ……. aaahhhhhhh …..ssshhhh…… ouuuh ….. papa ayo pa
……… dimasukkan lagi papa …….. oooohhhhhh …….”
Aku segera bangkit dan kedua kakinya ku angkat dan ku tekuk sehingga lututnya sampai ke dada, …. lalu peliku ku
masukkkan ke tempiknya pelan pelan …….dan bless …. dika merintih ….” Ooouuhhhh …. papa sayang ………
Hhhhhhmmmm …… enak papa ………… iya pa ………. enak …… ooouuuuhhh……. paaaa …… dika enak
sayang ………..
Agak lama dika merintih dan mendesah … akupun merasakan nikmat yang luar biasa …….. tempiknya yang masih
kenyal dan meskipun banyak airnya tapi masih seret dan kuat menjepit peliku ……, diapun pasti merasakan
kenikmatan yang luar biasa juga ……… “ aaaaaahhhh ………hhhsssss …….. papa ……. oooouuuh …….. enak
banget pa………….. papa pinter banget sayang ………..”
Tiba-tiba dika meremas pnggungku dengan kuat …… matanya terpejam, dan gerakan pinggulnya mulai cepat dan
kuat ……. rintihan dan desahannya semakin keras ….. nafasnya memburu …… “ Papa ……… oooouuhhhh papa
……… dddikkaaa …. mmmau da…..ppet …laa……mmmm,” belum sempat dia melanjutkan rintihannya bibirnya
sudah ku lumat dengan bibirku ……………….
….”…Mmmmmh …….” ketika ciumanku lepas dia langsung merintih “ oooouuuh …. papa “ ……. “ Iya ma …….
ayo sayang … papa mau keluar ….”
Aku mempercepat gerakan ku dan dika juga demikian dan …….. “ aaaauuhh … “ tempiknya berdenyut keras sekali
bersamaan dengan jrooooot … jrooot….jroooooot maniku kembali memancar didalam tempiknya, ….. sesaat kami
diam sambil menikmati orgasme yang baru saja berlangsung ……………..
Kemudian aku gerakkan lagi peliku naik turun dan ……. kembali dika menegang dan tempiknya berdenyut denyut
….” Ahh papa …. dika dapat lagi papa ……. “ badannya bergetar dan mengejang ……. tangannya memeluk
punggungku erat erat, aku juga melakukan penetrasi agar orgasmenya jadi lebih nikmat ….. . Dika merasakan
kenikmatan luar biasa, akupun juga demikian …. Peliku meskipun masih agak semi ngaceng ku tarik keluar dari
tempiknya,….. Ku ciumi dika yang terkulai lemas di ranjang. Lalu aku merebahkan tubuhku disisnya. Kulihat jam
sudah menunjukkan hampir pukul 3 pagi, setelah kami mebersihkan diri lalu kembali tidur lagi sambil berpelukan
mesra sekali.
Jam 6.30 aku bangun duluan …. kubiaarkan dika yang masih pulas tidurnya karena kecapekan … ku pandangi
tubuhnya yang masih setengah telanjang karena sebagian tertutup selimut, tak kusangka semalam aku menikmati
tubuh yang masih sintal dan wajah yang manis milik dika anak tetanggaku.
Yang paling kuherankan, dia dengan ikhlas memberikan perawannya kepadaku karena sejak mulai di SMP dia
mengagumi aku katanya. Lepas dari itu semua aku tetap akan bertanggung jawab bila terjadi sesuatu terhadap dika
kelak.
Hmm …. aku menggumam sendiri, lalu aku beranjak mandi. Ketika aku selesai mandi dika masih tetap pulas
tidurnya.
Karena sudah jam 7 pagi, pelan-pelan ku cium pipi dan keningnya, lalu dia membuka matanya sambil masih merasa
malas malasan … “ Papa dah mandi to …? “ tanyanya. “ Sudah sayang …, tadi sengaja dika ku biarkan tidur karena
nampak capek banget, makanya tidak ku bangunkan dulu … “
“ Iiiihh malu aku …. cewek kok bangunnya kesiangan …. “ berkata begitu sambil beranjak dari ranjang … hanya
baju kaos semalam yang menutupi tubuhnya. “ Dika mandi dulu ya pa .. “ berkata begitu dika sambil berjalan
menuju kamar mandi.
Ketika dia mandi aku coba melihat barang barang di tasnya dika yang baru saja dibeli di mall tadi malam…. aku
terkejut ternyata dia sudah menyiapkan perlengkapan untuk ganti seperti cd, bra, bedak dan lipstick dll perlengkapan
wanita, berarti setelah ketemu aku tadi malam dia sudah memperhitungkan.
Hebat ……. gadis manis, lugu ternyata memendam cinta mendalam kepadaku dan rela menyerahkan salah satu
miliknya yang paling berharga kepadaku demi cintanya. Dalam hati aku berkata “ Dika …. cintamu tidak bertepuk
sebelah tangan sayang … aku juga akan mencintai kamu walau semuanya hanya di balik layar serta perbedaan usia
yang cukup jauh tidak menjadi penghalang cinta kita sayang “ …
Dika sudah selesai mandi dan mulai bersolek … “hmmm cantiknya istri mudaku … tak kusangka aku bisa
memilkimu” batinku berkata begitu.
Sebelum dika mengoleskan lipstick di bibirnya dia megnhampiri aku dan ….”Papa ….” kami berpelukan dan bibir
mungil itu ku cium dan ku lumat lagi.
Agak lama kami berpelukan karena dika seakan tidak mau lepas dariku dan ingin selalu dekat.
“ Dika sayang ….. hari sudah siang sayang … papa nanti pulang yang …. dika jaga diri baik baik ya …. percayalah
kita pasti akan bertemua lagi, setiap papa kesini nanti dika papa beri tahu sayang ….”
Dia tidak berkata apa-apa, Cuma dari matanya mencucurkan air mata ……….
“ Ya pa …. selamat jalan nanti kalau pulang dan hati-hati…..” lalu dia memlukku lagi.
Singkatnya setelah cek out kami langsung memanggil taxi, tak lama kemudian taxi sudah meluncur menyusuri jalan
di surabaya yang kini sudah banyak macet.
Aku mengantar dika yang ternyata tempat kostnya tidak jauh dari penginapan dimana sopirku istirahat disana.
Setelah dika turun aku langsung menuju penginapan tersebut dan ku lihat sopirku masih membersihkan mobilnya.
Setelah persiapan selesai tiba tiba hp ku berdering, …. ternyata dika yang telpun. “ Pa …. aku ikut pulang ya …
karena aku sudah lama tidak pulang ..”
“ Iya .. ya .. dik …nanti tak jemput … kamu siap-siap dulu aja. “
“ Sudah kok pa … baju-baju dah masuk tas semua …”
“ Ya oke lah … sebetar lagi Bapak nyampai disitu ..”
Tilpun lalu ditutup .. aku segera mengajak sopirku berangkat …dengan waktu yang singkat karena dekat kami sudah
sampai di tempat kost dika.
Singkatnya dika sudah bergabung dengan kami untuk kembali menuju kota ku. Ketika kami berhenti istirahat dan
makan, dika pamit ke toilet, dan tidak ku sangka sopirku ngledek aku, “ Pak …. itu teman bapak yang ada janji
dengan bapak semalam?” … sambil cengengesan sopirku menanyakan dika.
“ Hus .. kamu ni mau tahu aja … “ jawabku sambil pundaknya ku tepuk.
“ Kalau itu sih … 7 hari berturut-turut ndak papa pak …” ledeknya kembali.
“ Tapi kau diam lho ya … kalau ini sampai orang tahu berarti kamu yang bocorin” ,..
“Beres boss hamba patuh dan tabik …. he he he …
“ Uhh .. cengengesan kamu ….. sambil ku uyeg rambutnya yang gondrong itu.
Singkatnya setelah makan .. kami melanjutkan perjalanan pulang, kami selamat sampai ke tujuan rumah masing-
masing.
Hari-hari seterusnya kami ( saya dan dika ) selalu berkomunikasi dan sudah beberapa kali mengulangi apa yang
kami lakukan di kamar 412 itu sampai sekarang.

Cerita ini masih ada lanjutannya lho ..tapi aku capek nulisnya ….. nanti yaaa tunggu aja…. cup cup cup ….
mmmmmmuuah …. daaaaaa.

Merawanin ABG Tetangga

copas dari forum tetangga

Minggu sore hampir pukul empat. Setelah menonton CD porno sejak pagi penisku tak mau
diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin segera disarungkan ke vagina. Masalahnya, rumah
sedang kosong melompong. Istriku pulang kampung sejak kemarin sampai dua hari mendatang,
karena ada kerabat punya hajat menikahkan anaknya. Anak tunggalku ikut ibunya. Aku mencoba
menenangkan diri dengan mandi, lalu berbaring di ranjang. Tetapi penisku tetap tak berkurang
ereksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagian pucuknya. “Wah gawat gawat nih.
Nggak ada sasaran lagi. Salahku sendiri nonton CD porno seharian “, gumamku. Aku bangkit
dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es lalu menghidupkan tape deck.
Lumayan, tegangan agak mereda. Tetapi ketika ada video klip musik barat agak seronok, penisku
kembali berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya. Sempat terpikir untuk jajan saja.
Tapi cepat kuurungkan. Takut kena penyakit kelamin. Salah-salah bisa ketularan HIV yang
belum ada obatnya sampai sekarang. Kuingat-ingat kapan terakhir kali barangku terpakai untuk
menyetubuhi istriku. Ya, tiga hari lalu. Pantas kini adik kecilku uring-uringan tak karuan.
Soalnya dua hari sekali harus nancap. “Sekarang minta jatah..”. Sambil terus berusaha
menenangkan diri, aku duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yang belum
tersentuh. Tiba-tiba pintu pagar berbunyi dibuka orang. Refleks aku mengalihkan pandangan ke
arah suara.
Renny anak tetangga mendekat. “Selamat sore Om. Tante ada?” “Sore.. Ooo Tantemu pulang
kampung sampai lusa. Ada apa?” “Wah gimana ya..” “Silakan duduk dulu. Baru ngomong ada
keperluan apa”, kataku ramah. ABG berusia sekitar lima belas tahun itu menurut.
Dia duduk di kursi kosong sebelahku. “Nah, ada perlu apa dengan Tantemu? Mungkin Om bisa
bantu”, tuturku sambil menelusuri badan gadis yang mulai mekar itu. “Anu Om, Tante janji mau
minjemi majalah terbaru..” “Majalah apa sich?”, tanyaku.
Mataku tak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis nih.
“Apa saja. Pokoknya yang terbaru”. “Oke silakan masuk dan pilih sendiri”. Kuletakkan surat
kabar dan masuk ruang dalam. Dia agak ragu-ragu mengikuti.
Di ruang tengah aku berhenti. “Cari sendiri di rak bawah televisi itu”, kataku, kemudian
membanting pantat di sofa. Renny segera jongkok di depan televisi membongkar-bongkar
tumpukan majalah di situ. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan leluasa tubuhnya dari belakang.
Bentuknya sangat bagus untuk ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Bra-nya membayang di
baju kaosnya. Kulitnya putih bersih. Ah betapa asyiknya kalau saja bisa menikmati tubuh yang
mulai berkembang itu. “Nggak ada Om. Ini lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku.
“Nggg.. mungkin ada di kamar Tantemu. Cari saja di sana” Selama ini aku tak begitu
memperhatikan anak itu meski sering main ke rumahku. Tetapi sekarang, ketika penisku uring-
uringan tiba-tiba baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga telah mulai mengkal.
Mataku mengikuti Renny yang tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku. Setan berbisik
di telingaku, “inilah kesempatan bagi penismu agar berhenti berdenyut-denyut.
Tapi dia masih kecil dan anak tetanggaku sendiri? Persetan dengan itu semua, yang penting
birahimu terlampiaskan “. Akhirnya aku bangkit menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak
itu berjongkok membongkar majalah di sudut. Pintu kututup dan kukunci pelan-pelan. “Sudah
ketemu Ren?” tanyaku. “Belum Om”, jawabnya tanpa menoleh. “Mau lihat CD bagus nggak?”
“CD apa Om?” “Filmnya bagus kok. Ayo duduk di sini.” Gadis itu tanpa curiga segera berdiri
dan duduk pinggir ranjang.

Aku memasukkan CD ke VCD dan menghidupkan televisi kamar. “Film apa sih Om?” “Lihat
saja. Pokoknya bagus”, kataku sambil duduk di sampingnya. Dia tetap tenang-tenang tak
menaruh curiga. “Ihh..”, jeritnya begitu melihat intro berisi potongan-potongan adegan orang
bersetubuh. “Bagus kan?” “Ini kan film porno Om?!” “Iya. Kamu suka kan?” Dia terus ber-ih..
ih ketika adegan syur berlangsung, tetapi tak berusaha memalingkan pandangannya. Memasuki
adegan kedua aku tak tahan lagi.
Aku memeluk gadis itu dari belakang. “Kamu ingin begituan nggak?”, bisikku di telinganya.
“Jangan Om”, katanya tapi tak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya. Kucium
sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.”Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan?
Enak lo..” “Tapi.. tapi.. ah jangan Om.” Dia menggeliat berusaha lepas dari belitanku. Namun
aku tak peduli. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak.
badannya kurebahkan di ranjang tetapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tak sabar lagi segera
mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana warna hitam. “Ohh.. ahh.. jangan Om”,
erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya.
Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aku terpana
melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan
dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.Tak menunggu lebih lama lagi,
bibirku segera menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang
sempit. Wah masih perawan dia. Renny terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang
keenakan.
Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan
lebih keras lagi. Oke Non. Maka lidahku pun makin dalam milik ABG itu kuhajar dengan
mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Kaosnya
kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hitamnya berukuran 32. Setelah kuremas-remas
buah dadanya yang masih keras itu beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan
mencium putingnya yang kecil. “Ahh..” keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku
menahan kenikmatan tiada tara yang mungkin baru sekarang dia rasakan.”Enak kan beginian?”
tanyaku sambil menatap wajahnya. “Iii.. iya Om. Tapi..” “Kamu pengin lebih enak lagi?” Tanpa
menunggu jawabannya aku segera mengatur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke
ranjang. Kini dia tampak telentang pasrah.
Penisku pun sudah tak sabar lagi mendarat di sasaran. Namun aku harus hati-hati. Dia masih
perawan sehingga harus sabar agar tidak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di
vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, penisku yang telah tegak kutempelkan ke
bibir vaginanya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampai Renny makin terangsang. Kemudian
kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu. Sedikit demi sedikit kumaju-
mundurkan sehingga makin melesak ke dalam.Butuh waktu lima menit lebih agar kepala penisku
masuk seluruhnya. Nah istirahat sebentar karena dia tampak menahan nyeri. “Kalau sakit bilang
ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang. Kurang sedikit lagi aku akan
menjebol perawannya.
Genjotan kutingkatkan meski tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher
penisku mulai masuk. “Auw.. sakit Om..” Renny menjerit tertahan. Aku berhenti sejenak
menunggu liang vaginanya terbiasa menerima penisku yang berukuran sedang. Satu menit
kemudian aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai
akhirnya.. “Ouuu..”, dia menjerit lagi. Aku merasa penisku menembus sesuatu. Wah aku telah
memerawani dia. Kulihat ada sepercik darah membasahi sprei.

Aku meremas-remas payudaranya dan menciumi bibirnya untuk menenangkan. Setelah agak
tenang aku mulai menggenjot anak itu. “Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh
ketika aku mulai turun naik di atas tubuhnya. Genjotan kutingkatkan dan erangannya pun makin
keras. Mendengar itu aku makin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Berkali-kali dia orgasme.
Tandanya adalah ketika kakinya dijepitkan ke pinggangku dan mulutnya menggigit lengan atau
pundakku. “Nggak sakit lagi kan? Sekarang terasa enak kan?” “Ouuu enak sekali Om…”
Sebenarnya aku ingin mempraktekkan berbagai posisi senggama. Tapi kupikir untuk kali
pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpenting dia mulai bisa menikmati.menggerayangi
dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih barang kenikmatan.
Lain kali kan itu masih bisa dilakukan. Sekitar satu jam aku menggoyang tubuhnya habis-
habisan sebelum spermaku muncrat membasahi perut dan payudaranya. Betapa nikmatnya
menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. “Gimana? Betul enak seperti kata
Om kan?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya yang lunglai setelah sama-sama mencapai
klimaks. “Tapi takut Om..” “Nggak usah takut. Takut apa sih?” “Hamil” Aku ketawa. “Kan
sperma Om nyemprot di luar vaginamu. Nggak mungkin hamil dong ” Kuelus-elus rambutnya
dan kuciumi wajahnya. Aku tersenyum puas bisa meredakan adik kecilku. “Kalau pengin enak
lagi bilang Om ya? Nanti kita belajar berbagai gaya lewat CD “. “Kalau ketahuan Tante
gimana?” “Ya jangan sampai ketahuan dong” Beberapa saat kemudian birahiku bangkit lagi.
Kali ini Renny kugenjot dalam posisi menungging. Dia sudah tak menjerit kesakitan lagi.
Penisku leluasa keluar masuk diiringi erangan, lenguhan, dan jeritannya.Betapa nikmatnya
memerawani ABG tetangga

Dinda dan Seks Pertamanya

Nama saya Dinda. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran yang diberikan
Arthur dalam kisahnya di Arthur: Snow, Ski & Sex.Menurut orang, wajah saya cantik sekali.
Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila padaku. Saya sendiri tidak GR tapi saya
merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya
saya juga senang ML.

Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di
sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi
sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku. Selesai SMP tahun 1989,
saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan bulungan, Jakarta Selatan.

Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama
Vera, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang
bertubuh paling indah adalah si Vera. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar
karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil
menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Vera di Pondok Indah. Rumah
Vera besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Vera, kami ngerumpi segala macam hal
sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di
kamar Vera, dengan cueknya Vera, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya
awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang
langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Vera
mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..
"Gile, jembut Dinda lebat banget"
Kontan Vera dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.

"Dicukur dong Dinda, enggak malu tuh sama celana dalam?" kata Angki.
"Gue belum pernah cukur jembut" jawabku.
"Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau" kata Vera.

Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Vera. Angki dan
Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan
Vera menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Vera masuk ke kamar mandi dan
melihat hasil saya.

"Kurang pendek, Dinda. Abisin aja" kata Vera.


"Nggak berani, takut lecet" jawabku.
"Sini gue bantuin" kata Vera.

Vera lalu berjongkok di hadapanku. Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Vera membuka
lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran
menyelubungi tubuhku saat jari Vera menyentuh vaginaku. Dengan cepat Vera menyapu shaver
ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku. Tak terasa dalam
waktu 5 menit, Vera telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi
dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.

"Bagus kan?" kata Vera.

Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya.
Vera lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.

"Dinda, elo masih perawan ya?" kata Vera.


"Iya, kok tau?"
"Vagina elo rapat banget" kata Vera.

Sekali-kali jari Vera membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran
dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Vera melirik ke arahku lalu jarinya kembali
memainkan vaginaku.

"Ooh, Vera, geli ah"

Vera nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku. Saya benar-benar menjadi gila
rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Vera dan Vera menjadi
semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina
saya.

"Memek kamu wangi"


"Jangan Vera" pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.
Vera menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya.
Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata
menikmati lidah Vera di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Vera mulai naik
kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Vera berikutnya.
Dengan lembut tangan Vera membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara
kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Vera. Inikah yang namanya seks? Tanyaku
dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak
membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi
nikmatnya luar biasa. Vera mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah
kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati
sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..

"Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?"

Vera tersenyum lalu berdiri. Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang
dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan
malam, kita berempat nonton TV dikamar Vera. Oiya, orang tua Vera sedang keluar negeri
sedangkan kakak Vera lagi keluar kota karenanya rumah Vera kosong. Setelah bosan menonton
TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Vera
membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak
perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman seks mereka dan Vera juga
menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

"Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6" kata Nia.
"Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya ******nya gede deh" kata Angky.
"Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Alex. Sering banget gue bayangin ****** dia
muat enggak di vagina gue. Sorry ya Vera, gue kan tau Alex cowok elo" kata saya sambil
tersenyum.
"Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny"
kata Vera. Kami berempat lalu tertawa bersama-sama.

Di hari Senin setelah pulang sekolah, Vera menarik tangan saya.

"Eh Dinda, beneran nih elo sering mikirin Alex?"


"Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?" tanya saya.
"Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja" kata Vera.
"Pernah kepikiran enggak mau ML?" Vera kembali bertanya.
"Hah? Dengan siapa?" tanya saya terheran-heran.
"Dengan Alex. Semalam gue cerita ke Alex dan Alex mau aja ML dengan kamu"
"Ah gila loe Vera" jawab saya.
"Mau enggak?" desak Vera.
"Terus kamu sendiri gimana?" tanya saya dengan heran.
"Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?" kata Vera.
"Ya boleh aja deh" kata saya dengan deg-degan.
"Mau sekarang di rumahku?" kata Vera.
"Boleh"

Saya naik mobil Vera dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah. Setiba di sana, saya mandi di kamar
mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk.
Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar.
Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Vera dan Alex
muncul dari balkon kamar Vera. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

"Halo Dinda" kata Alex sambil tersenyum.

Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Alex memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam.
Tubuh Alex sendiri tinggi dan tegap. Alex masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.

"Hayo, langsung aja. Jangan grogi" kata Vera bagaikan germo.

Alex lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat
dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Alex dan kita berciuman saling berangkulan.
Saya melirik ke Vera dan saya melihat Vera sedang mengganti baju seragamnya ke daster. Alex mulai meremas-
remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Alex dengan mudah dapat meremas
seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai
rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Alex di selangkanganku. Alex
lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Alex membuka baju seragam SMA-nya sampai ia
telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat ****** Alex yang besar. Selama ini saya
membayangkan ****** Alex dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri ****** Alex yang berdiri tegak
di depan mukaku. Alex menyodorkan ******nya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai
mengulum ******nya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh ******nya dalam mulutku tetapi saya mencoba
sebisaku menghisap seluruh batang ****** itu.

Saya merasakan tangan Alex kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin
kencang. Saya melirik Alex dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati ******nya dihisap. Saya melirik ke
Vera dan Vera ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Alex lalu
membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging.

Saya agak bingung karena melihat Vera bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Vera kembali menjilat vagina saya.
Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Vera di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca
besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Alex yang sedang menyetubuhi Vera
dalam posisi doggy style sedangkan Vera sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Alex yang ganteng sedang sibuk ******* dengan Vera.
Gairah wajah Alex membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Vera menjilat anus saya dan kepalanya
terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Alex ke tubuh Vera. Tidak berapa lama, Alex menjerit
dengan keras sedangkan Vera tubuhnya mengejang. Saya melihat ****** Alex dikeluarkan dari vagina Vera. Air
maninya tumpah ke pinggir tempat tidur.

Alex terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong,
Alex dengan mata liar mendorong Vera ke samping lalu ia menghampiri diriku. Alex mengarahkan ******nya yang
masih berdiri ke vaginaku. Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya.
Saya memejamkan mata dengan erat merasakan ****** Alex masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat
****** Alex yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Vera meremas lenganku untuk
membantu menahan sakit.
"Aduh, tunggu dong, sakit nih" keluh saya.

Alex mengeluarkan sebentar ******nya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya
perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya
dalam hati. ****** Alex terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi
Alex yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Alex sambil menggerakkan tubuhku maju
mundur tetapi Alex menampar pantatku.

"Kamu diam aja, enggak usah bergerak" katanya dengan galak.


"Jangan galak-galak dong, takut nih Dinda" kata Vera sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Vera berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-
tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam
satu hari. Awalnya saya membiarkan Vera menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan
lidah kami saling beradu.

Saya merasakan tangan Alex yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Vera membelai rambutku.
Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Vera yang saya taksir berukuran 32C. Kurang lebih
lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Alex mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya
sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Alex mengeluarkan ******nya dari vaginaku dan Vera
langsung menghisap ******nya dan menelan semua air mani dari ****** Alex.

Saya melihat Alex meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan
segelas air di meja rias Vera. Saya melihat ****** Alex yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya
bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti ******nya akan lemas? Kenapa Alex tidak lemas-lemas? Belakangan saya
tau ternyata Alex memakan semacam obat yang dapat membuat ******nya terus tegang.

Setelah minum obat, Alex menyuruh Vera berbaring ditepi tempat tidur lalu Alex kembali ******* dengan Vera
dalam posisi missionary. Vera memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Vera. Dengan terheran-
heran saya ikuti kemauan Vera.

Saya menindih tubuh Vera tetapi karena kaki Vera sedang ngangkang karena dalam posisi *******, terpaksa kaki
saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Vera. Saya langsung mencium Vera dan Vera melingkarkan lengannya ke
tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra. Saya merasakan tangan Alex menggerayangi seluruh pantatku.
Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku.

Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Alex tidak melanjutkan. Beberapa menit
kemudian, Vera menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Alex kembali tumpah dalam vaginanya.
Saya mencoba turun dari pelukan Vera tetapi Vera memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa
bergerak. Tak disangka, Alex kembali menyodorkan ******nya ke vaginaku. Saya yang dalam posisi nungging di
atas tubuh Vera tidak bisa menolak menerima ****** Alex.

Alex kembali memompakan ******nya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya
pasrah saja disetubuhi Alex dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali ****** Alex
keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Vera terus menerus mencium bibirku. Kali ini saya rasa tidak sampai 3
menit Alex ******* dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari ****** Alex memenuhi vaginaku dan
Alex berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh
otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Vera dengan keras menikmati sensual dalam
diriku.

Alex lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Vera menyambutnya sambil mencium
bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Alex sedangkan Vera disebelah kanannya.
Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Vera.

****
Itu adalah pengalaman seksku yang sangat berkesan. Bertahun-tahun kemudian saya sering horny tetapi saya harus
memendam perasaan itu karena belum tahu cara melampiaskannya. Dan sekarang saya merasa senang sekali karena
akhirnya bisa merasakan kenikmatan bersetubuh baik dengan pria maupun wanita. Masing-masing ternyata
mempunyai kenikmatan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai