Anda di halaman 1dari 10

Mekanisme penipisan lapisan ozon oleh CFC

Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas
permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini
mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-
molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran
molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.
Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya
bila terhisap dan dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi
kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat
menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukan
bahwa bahan kimia kloro fluoro karbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin
dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke
atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang menyebabkan
klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap satu molekul CFC
mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam
aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain
seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan
ozon.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab
meningkatnya penyakitkanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu,
memengaruhi plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya
karbondioksida (lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya kabut campur
asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi
mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.

Proses Terjadinya Perusakan Lapisan Ozon


Lapisan Ozon di stratosfer menyerap radiasi ultra-violet yang berbahaya dari matahari.
Dengan bertambahnya bahan kimia buatan manusia yang mengandung senyawa khlorin dan
bromin, akan ikut merusak molekul ozon pada lapisan ini. Teori pertama yang mendukung CFC
sebagai perusak lapisan ozon di stratosfer dikemukakan pada tahun 1974 oleh Sherwood
Rowland dan rekannya Mario Molina dari Universitas California.
Ozon adalah molekul dalam bentuk gas yang terjadi secara alami yang ditemukan pada
atmosfer bumi. Molekul ini dapat menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet
matahari sebelum mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah
molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor dan Brom.
Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-
gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan
radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer.
Semakin banyak senyawa yang mengandung Khlor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin
parah.

Pengaruh Penipisan Lapisan Ozon


Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan
kehidupan di bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan bahaya
akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi ultraviolet menimbulkan
dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan. Dampak ini akan semakin
buruk bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis, permukaan
bumi akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga
akan merusak kehidupan. Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan
radiasi UV sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata,
meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan kasus kanker kulit. Demikian juga vaksinasi
terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih banyak radiasi
gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat
mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun,
terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran pernapasan.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan
sebagian mungkin akan menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan menurun dan
hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan intensitas tinggi akan merusak atau
membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton yang menjadi dasar dari jaringan
makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk, sehingga menyebabkan pengaruh berantai
untuk seluruh jaringan makanan hewan laut. Radiasi UV(ultra violet) akan menurunkan
kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap karbon dioksida yang merupakan salah satu
gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang
menyebabkan pemanasan global.
Reaksi CFC dengan ozon (O3)
CFC adalah singkatan dari Chloroflourocarbon yang terbentuk dari atom chlor, flour, dan
carbon. Ketiga atom ini termasuk atom yang memiliki jumlah elektron valensi yang relatif
kurang stabil atau mudah terikat oleh atom lainnya. Saat CFC telah menyebar ke lapisan ozon
dan sangat mudah dipecah dan kemudian bereaksi dengan ozon yang terbentuk dari tiga atom O
(oksigen) yang juga akan terpecah bila ada daya tarik yang lebih kuat dari atom lain di luarnya.
Reaksi kimia di antara atom-atom inilah yang akan menghasilkan molekul-molekul baru, mulai
dari O2, O, CO, CO2, dan lain-lain. Jika 03 sudah terpecah, fungsinya sebagai filter radiasi
matahari akan hilang.
Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane atau freon 11) dan
CFC-12 (Dichlorodifluoromethane). CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan
tidak terlalu toksik. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam
atmosfer sebelum hilang dari atmosfer.
Ozon adalah suatu molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang terjadi secara alami
dan ditemukan pada atmosfer bumi. Ozon pertama kali ditemukan oleh C. F. Schonbein pada
kira-kira pertengahan abad ke-19. Penamaan ozon diambil dari bahasa Yunani yakni “ozein”
yang berarti bau atau smell. Lapisan ozon terjadi di seluruh bagian stratosfer, tetapi lebih rapat
pada jarak antara 20 dan 30 km di atas tanah. Lapisan ini menyerap sebagian besar dari radiasi
ultraungu dari matahari yang mencapai bumi. Sinar ultraungu yang mencapai permukaan bumi
mempunyai pengaruh yang penting. Radiasi ini memberikan warna kulit yang alami pada
manusia. Akan tetapi, radiasi ultraungu yang terlalu banyak dapat memberikan pengaruh yang
berbahaya bagi tumbuhan dan hewan, termasuk juga manusia.
Secara permanen ozon terbentuk dan rusak kembali di dalam daerah stratosfer dan
sebagian kecil terbentuk pada daerah troposfer. Reaksi destruksi/perusakan ozon dan
terbentuknya O2 dapat berlangsung melalui dua jalan :
O + O 2 → 2O2
O 3 + O 3 → 3O2
Reaksi ini dihasilkan melalui reaksi yang kompleks dengan katalis gas dan radikal,
seperti atom Cl, NO, OH. Reaksi OH dapat terbentuk oleh perusakan uap H2O, gas buangan dari
pesawat supersonik. Radikal Cl dapat berasal dari chloroflurocarbon (CFCl atau CFC- I I dan
CF2Cl atau CFC-12 ) yang banyak digunakan pada pendingin (refrigerator) dan bahan bakar
(propelan).
Dekomposisi oleh sinar ultra violet terbentuk Cl dan ClO. Radikal NO dapat berasal dari
tanah (soil) dan air dari sisa buangan pupuk. Melalui fotodekomposisi dapat terbentuk
NO. CFCs dapat dagunakan sebagai gas freon yang dipakai dalam lemari es, AC, aerosol, dalam
produksi busa (foam), dan untuk sterilisasi. Halon digunakan untuk pemadaman kebakaran.
Carbon tetra chlorida digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan CFC-11 dan CFC-12,
untuk pembuatan beberapa jenis pestisida, sebagai pelarut dalam produksi karet dan zat warna
sintesis, sebagai metal dereaser,dry-cleaning agent, pemadam kebakaran, dan juga untuk
fumigasi biji-bijian.
Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di bumi ini memberikan peluang baginya
untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer akan mengalami pemutusan ikatan
kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor bebas yang bersifat sangat reaktif,
kemudian mengikat sebuah atom oksigen dari molekul ozon (O3) sehingga mengubah ozon
tersebut menjadi molekul oksigen (O2). Reaksi perubahan ozon menjadi molekul oksigen adalah
sebagai berikut:
CFCl3 + uv –> CFCl2 + Cl-
Cl- + O3 –> ClO + O2
O2 + uv energi –> 2O
ClO + 2O –> O2 + Cl-
Cl- + O3 à –> ClO + O2

Masuknya CFC ke atmosfer menimbulkan proses reduksi-oksidasi (redoks) antara ozon


dengan unsur-unsur halogen dari senyawa CFC dan yang sejenisnya. Setiap molekul CFC
mampu merusak 100 ribu molekul ozon. Sedangkan senyawa halon (berasal dari unsur halogen)
mampu merusak 10 kali lebih efektif dibandingkan dengan CFC. CFC mengurai ozon menjadi
oksigen dan sebuah oksigen bebas radikal yang menimbulkan suatu lapisan oksigen sehingga
lapisan ozon menjadi semakin tipis yang mudah tertembus sinar ultraviolet dari matahari.
Semakin menipisnya lapisan ozon di atmosfer, bahkan sampai berlubang, dapat menimbulkan
bencana. Karena manusia akan bermandikan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi yang dapat
mengundang penyakit kanker kulit, katarak, serta penurunan sistem kekebalan tubuh.
Ketika freon (CFC) terlepas ke atmosfer, maka molekul CFC akan terurai menjadi atom
C sendiri yangsangat reaktif terhadap atom O (rumus molekul ozon adalah O3). Ketika atom C
dari pecahan freon bertemu dengan molekul O3, maka atom C akan menarik satu atom O dari
ozon, yang akan mengakibatkan timbulnya karbon monoksida (CO) dan ozon menjadi oksigen
biasa (O2) karena kehilangan satu atom O-nya, ditambah lagi, ketika CO terbentuk, maka mereka
akan menarik lagi satu atom O dari ozon-ozon (O3) lain sehingga menciptakan CO2, oleh karena
itu ozon sebagai pelindung bumi dari sinar ultraviolet menjadi rusak, sementara CO2 memiliki
efek rumah kaca yang dapat menahan panas di bumi. Dengan demikian bumi
akan menjadi semakin panas.

REFRIGERANT PERUSAK DAN RAMAH LINGKUNGAN

Refrigeran primer adalah refrigeran yang digunakan pada sistem kompresi uap.
Refrigeran yang digunakan pada sistem pendinginan kompresi uap harus mempunyai
mempunyai sifat-sifat kimia, fisika, termodinamika tertentu yang sesuai dengan kondisi
penggunaan

1. Jenis Refrigeran

a. Golongan Halokarbon

Refrigeran golongn halokarbon adalah jenis refrigeran yang umum digunakan. Refrigeran jenis
ini meliputi refrigeran yang terdiri dari satu atau lebih dari tiga jenis ion golongan halogen
(klorin, fluorin, dan bromin). Beberapa jenis refrigeran halokarbon yang umum digunakan
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis refrigeran halokarbon

Nomor refrigeran Nama kimia Rumus kimia


11 Trikloromonofluorometan CCl3F
12 Diklorodifluorometan CCl2F2
13 Monoklorotrifluorometan CClF3
22 Monoklorodifluorometan CHClF2
40 Metil klorida CH3Cl
113 Triklorotrifluoroetan CCl2FCClF2
115 Diklorotetrafluoroetan CClF2CClF2

Sistem penomoran golongan halokarbon adalah sebagai berikut: nomor pertama dari sebelah
kanan menunjukkan jumlah atom florin pada senyawa, nomor kedua dari kanan menunjukkan
satu nilai lebih banyak dari jumlah atau, hidogren pada senyawa dan tiga digit dari kanan
menunjukkan satu nilai lebih sedikit dari jumlah atom karbon.

b. Senyawa Inorganik.

Awalnya, saat pendinginan hanya digunakan untuk tujuan khusus, hanya amoniak dan
karbon dioksida yang dapat digunakan sebagai refrogeran. Saat pendinginan mulai dikenalkan
pada masyarakat, sulfur dioksida, metil klorida dan metilen klorida digunkan karena sesuai
dengan kompresor sentrifugal. Metilrn klorida dan karbon dioksida, karena faktor keamanannya
digunakan untuk sistem pengkondisian udara (AC). Semua refrigeran ini, selain amonia, tidak
digunakan lagi, kecuali pada sistem yang lama. Amonia mempunyai sifat termal yang baik, dan
masih digunakan pada lapangan es skating.

c. Senyawa Hidrokarbon

Banyak senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigeran, umumnya digunakan


pada industri minyak bumi, seperti metana, etana, propana, etilen, dan isobutilen.
Kesemuanya flammable dan eksplosif. Digolongkan sedikit beracun karena mengandung efek
bius pada tingkat tertentu. Etana, metana, dan etilen digunakan pada pendinginan suhu ekstra
rendah.

Hidrokarbon sebagai refrigerant dalam sistem refrigerasi telah dikenal sejak tahun 1920-an,
sebelum refrigerant sintetik dikenal. Ilmuwan yang tercatat sebagai promotor hidrokarbon
sebagai refrigerant antara lain Linde (1916) dan Ilmuwan Dunia Albert Einstein (1920).
Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai alternatif pengganti CFC, setelah aspek lingkungan
mengemuka, dan timbulnya permasalahan dalam peralihan dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu
adanya penyesuaian perangkat keras, pelumas, serta perlakuan khusus dalam operasional
penggunaan bahan HFC : R-134a ini.

Demikian sulitnya perlakuan R-134a sebagai pengganti R-12 serta masih memiliki dampak
Global Warming Potential (GWP), bahkan Greenpeace suatu LSM di Jerman yang sebelumnya
gencar mendorong peralihan R-12 ke R-134a, kemudian beralih memperomosikan penggunaan
hidrokarbon sebagai refrigeran, seperti GTZ-Technology yang telah populer di daratan Eropa.
Penggunaan refrigeran hidrokarbon terus meluas ke berbagai negara di kawasan Asia Pasific,
dan. dewasa ini telah banyak dikenal berbagai merek refrigerant yang dihasilkan oleh berbagai
negara, seperti yang berasal dari negara : Inggeris, Perancis, Jerman, Belanda, Kanada, Australia,
Amerika, Korea, dan lain-lain, termasuk Indonesia.

Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan gas alam dan minyak bumi, disamping
pemanfaatan sebagai bahan bakar, juga memiliki potensi sebagai negara yang dapat
berkecimpung dalam hal refrigerant hidrokarbon maupun produk-produk ramah lingkungan
berbasis hidrokarbon lainnya seperti : Aerosol propellant, foaming agent, solvent, dan lain-lain.
Produk refrigerant hidrokarbon MUSI COOL merupakan refrigerant hidrokarbon yang sudah
diproduksi di dalam negeri dengan beberapa grade

 MC-12 dan MC-134 sebagai pengganti refrigerant R-12 dan R-134a


MC-12 dan MC-134 merupakan campuran propane dan i-butane dengan kandungan
butane serendah mungkin agar tidak menggangu proses kondensasi pada sistem
pendingin. Refrigerant ini digunakan pada kendaraan bermotor, kulkas dan dispenser
 MC-22 sebagai pengganti refrigerant R-22 MC-22 digunakan untuk pendingin
ruangan/AC jenis Split, window maupun central. Refrigerant ini memerlukan kandungan
propane yang sangat tinggi yaitu 99,7 % wt dengan impuritis butane dan olefin yang
serendah mungkin atau mendekati nol agar kinerja sistem pendingin berjalan optimal.
 MC-600 sebagai refrigerant 600a MC-600 mempunyai kandungan i-butane yang sangat
tinggi/dominan atau lebih besar dari 85 % wt dengan kandungan propane seminim
mungkin. Refrigerant 600a saat ini digunakan sebagai media pendingin pada kulkas,
yang beroperasi pada tekanan rendah. Ke depan prospek refrigerant ini sangat cerah
karena kecenderungan penggunaannya tinggi.

d. Azeotrop

Senyawa azeotrop adalah suatu campuran yang tak dapat dipisahkan menjadi senyawa
penyusunnya dengan cara distilasi. Senyawa ini menguap dan mengembun sebagai satu zat, tidak
seperti campuran lainnya. Azeotrop yang paling dikenal adalah R502 yang merupakan campuran
48.8% R22 dan 51.2% R115. Azeotrop lainnya adalah R-500, campuran dari 73.8% R-12 dan
26.2% R-152a.

2. Sifat Regfrigeran

Dalam pemilihan refrigeran, sifat refrigeran yang penting antara lain sifat termodinamika, kimia,
dan fisik. Sifat termodinamika yang penting antara lain titik didih, tekanan penguapan dan
pengembunan, tekanan dan suhu kritis, titik beku, volume uap, COP, tenaga per ton refrigerasi.
Sifat kimia berhubungan dengan reaksi refrigeran terhadap keadaan sekitar, antara lain tidak
mudah terbakar, tidak beracun, tidak bereaksi dengan air, minyak dan bahan konstruksi.
Sedangkan sifat fisik refrigeran berhubungan dengan bahan itu sendiri,antara lain konduktivitas
dan kekentalan.

Sifat Refrigeran

 Tekanan penguapan harus cukup tinggi


 Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi
 Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan pengembunannya
terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga
penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang
lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya kebocoran,
kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
 Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan
yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah
refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil
 Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran dengan kalor
laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis yang besar)
akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih
kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi
yang bersangkutan menjadi lebih kecil
 Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari refrigeran,
koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya operasi
 Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan
karakteristik perpindahan kalor
 Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya tahanan aliran
refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang
 Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik
 Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga
tidak menyebabkan korosi
 Refrigeran tidak boleh beracun
 Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
 Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada tekanan
atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk sistem
refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi masuk kompresor (pada
tekanan rendah).

Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting:

 Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya dipakai untuk keperluan operasi
pendinginan temperatur rendah (refrigerasi)
 Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk keperluan pendinginan
temperatur tinggi (pendinginan udara)

Titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan apakah refrigeran dapat menguap
pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan yang tidak terlalu rendah. Dari segi
termodinamika R12, R22, R500, R502, ammonia dapat dipakai untuk daerah suhu yang luas, dari
keperluan pendinginan udara sampai ke refrigerasi. Sifat termofisik dari beberapa refrigeran
disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Sifat termofisik beberapa refrigeran

Parameter R-12 R-22 R-114 R-500 R-502 R-717 R-718


Simbol kimia CCl2F2 CHClF2 CClF2 - - NH3 H20
Berat molekul 120.9 86.5 170.9 99.29 112 17 18
Titik didih (0C, 1 atm) -29.8 -40.8 3.6 -33.3 -45.6 -33.3 100
Titik beku (0C, 1 atm) -157.8 -160.0 -77.8
Cp/Cv (g) 1.13 1.18 1.31 1.40
Suhu kritik (0C) 112.2 96.1 132.8
Tekanan kritik (kPa) 4115.7 4936.1 1423.4
Panas laten penguapan (kJ/kg) 161.7 217.7 1314.2

3. Atribut Lingkungan dan Atribut Kerja

Pemilihan refrigeran lainnya dibuat berdasarkan atribut kerja dan lingkungan. Atribut kerja
refrigeran adalah sifat yang berkaitan dengan penggunaan refrigeran. Sifat ini dibandingkan
dengan beban kerja yang sama atau suhu evaporasi dan suhu kondensasi yang sama. Sifat yang
dibandingkan antra lain COP, efek pendinginan, serta tekanan kondensasi dan evaporasi. Tabel 3
menampilkan atribut kerja bebrapa refrigeran dengan suhu kondensasi 300C dan suhu evaporasi -
150C.

Tabel 3. Atribut kerja beberapa refrigeran

Tekanan Tekanan Rasio Efek Laju aliran massa per COP


Refrigeran evaporasi kondensasi tekanan refrigerasi kW refrigerasi (L/det)
(kPa) (kPa) (kJ/kg)
11 20.4 125.5 6.15 155.4 4.9 5.03
12 182.7 744.6 4.08 116.3 0.782 4.70
22 295.8 1192.1 4.03 162.8 0.476 4.66
502 349.6 1308.6 3.74 106.2 0.484 4.37
717 236.5 1166.6 4.93 1103.4 0.462 4.76

Atribut lingkungan suatu refrigeran duhubungkan dengan reaksi refrigeran saat terlepas di
atmosfer. Pada refrigeran halokarbon, atom klorin pada refrigeran akan berikatan dengan ozon di
atmosfer, sehingga menyebabkan terjadinya penipisan ozon yang menyebabkan pemanasan
global. Terdapat tiga jenis atribut lingkungan yang umum dikenal, GWP, ODP, dan tahun
atmosferik.

GWP (Global Warming Potential) adalah ukuran seberapa banyak jumlah gas rumah kaca
yang diperkirakan akan mempengaruhi pemanasan global. GWP merupakan suatu ukuran relatif
yang membandingkan gas yang ingin diketahui nilainya dengan gas CO2 dalam jumlah yang
sama. GWP juga harus diukur dalam waktu yang sama, umumnya diukur dalam waktu 100
tahun. ODP (Ozone Depletion Pottential) merupakan parameter yang menyatakan kemampuan
suatu refrigeran untuk berikatan dengan ozon di stratosfer. Umumnya, makin banyak ion klorin
dalam suatu refrigeran maka makin tinggi ODPnya. Siklus hidup menentukan lamanya suatu gas
terurai di atmosfer. Atribut lingkungan beberapa refrigeran ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4. Atribut lingkungan refrigeran primer

Refrigeran Tahun atmosferik ODP GWP


Karbon dioksida 50-200 0 1
Metana 12 + 3 0 21
R-11 50 + 5 1.0 4000
R-12 120 1.0 8500
R-22 13.3 0.055 1700
R-502 - 0.283 5600
R-717 (Amonia) - 0 Tidak ada

C. Refrigeran sekunder

Seperti dijelaskan sebelumnya, refrigeran sekunder merupakan fluida yang membawa panas dari
benda yang didinginkan ke evaporator suatu sistem pendinginan. Suhu refrigeran sekunder akan
berubah saat refrigeran mengambil panas namun tidak berubah fasa. Air dapat digunakan sebagai
refrigeran sekunder, namun hanya untuk kondisi operasi di atas titik beku air. Refrigeran yang
umum digunakan adalah campuran garam dan air (brine) atau anti beku yang mempunyai titik
beku di bawah 00C. Beberapa anti beku yang umum digunakan adalah campuran air dengan
etilen glikol, propiln glikol atau kalsium klorida. Etilen glikol dapat digunakan dalam industri
makanan karena tidak beracun.

Refrigeran Inorganik Penggunaan


Amonia (NH3) Untuk cold storage, pabrik es, pendinginan bahan pangan
Air (H2O) Pendinginan tipe ejektor
CO2 Sebagai karbondioksida padat atau es kering dan hanya
digunakan untuk refrigerasi angkutan
Refrigeran 11 (CCL3F) Pendinginan dengan kompresor sentrifugal untuk sistem AC
ber-kapasitas besar
Refrigeran 12 (CCL2F) Pendinginan dengan kompresor piston untuk refrigerasi unit
kecil terutama water cooler, kulkas
Refrigeran 22 (CHCLF2) Pendinginan dengan kompresor tipe piston untuk unit
refrigerasi kapasitas besar seperti pengemasan dan central AC
Refrigeran 502 Untuk bahan pangan beku dalam kabinet, terutama untuk
pendinginan di pasar swalayan

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab5.php
TEKNOLOGI REFRIGERASI LANJUTAN

(Mekanisme terjadinya kerusakan ozon dan Jenis Refrigerant Ramah Lingkungan)

OLEH

LADY ANGEL JORIS


136- 9117- 018

PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN ILMU KELAUTAN


MINAT PERIKANAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018

Anda mungkin juga menyukai