Anda di halaman 1dari 2

Cannibal is Around You!!

Once upon a time. Datanglah seseorang dengan wajah berseri-seri berkata: “Hey, kita makan mayat
yuk! Ini gue bawa banyak mayat nih, dan udah busuk-busuk juga. mari dinikmati..”. Sementara itu
yang ditawari langsung menyambar sambil tertawa riang melahap daging busuk itu. Mereka saling
suap menyuapi satu sama lain. Pemandangan yang begitu sangat menjijikkan. Entah bagaimana bisa
mereka sangat menikmati momen itu, padahal mereka adalah manusia, bukan detritrivora atau
hewan pemakan bangkai.

Sebenarnya masih banyak contoh kasus yang sangat mudah kita temui di sekitar kita. Mungkin kita
sendiri pernah diajak untuk melakukannya, namun kita menolaknya. Syukurlah. Namun jika pernah
suatu kali seseorang minta dihidangkan bangkai, dan kita memberikannya, mari istighfari kekhilafan
kita tersebut. Bersegeralah menuju ampunanNya.

Saudaraku, Rasullullah bersabda: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat” (HR Bukhari). Maka
perhatikanlah firman Allah berikut ini, Al-Hujuraat ayat 12:

Hai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari
prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS 49.12)

Pada ayat di atas, Allah memisalkan ghibah atau menggunjing dengan memakan bangkai seseorang.
Dalam kitab tafsirnya, Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Karena bangkai sama sekali tidak
mengetahui siapa yang memakannya. Sama halnya dengan orang yang hidup sama sekali tidak
mengetahui siapa yang menggunjingkannya”, dilanjutkan, “Dalam ayat di atas terkandung isyarat
bahwa kehormatan manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia saja diharamkan untuk
dimakan, begitupula dengan kehormatannya dilarang untuk dilanggar. Ayat ini menjelaskan agar
setiap muslim menjauhi perbuatan ghibah. Ayat ini menjelaskan bahwa ghibah adalah perbuatan
yang teramat jelek. Begitu tercelanya pula orang yang melakukan ghibah” (Fathul Qadir, 5:87).

Apa yang ingin kami sampaikan di sini adalah tentang ghibah, tentang menggunjing saudara kita
sendiri, yang saya yakin semua orang sudah mengetahui ini. Sejak SD kita sudah diajarkan dalam
pelajaran Agama, Bab Sifat-Sifat Tercela, bahwa ghibab merupakan perbuatan tercela dan termasuk
dosa besar yang harus dijauhi. Namun hal itu hanya menjadi sekedar mata pelajaran agar lulus
ulangan. Sebagian orang masih menganggap ghibah sebagai sesuatu yang lumrah, karena hampir
semua orang juga melakukannya. Maka hampir semua orang saat ini, merasa biasa saja menjadi
kanibal pemakan bangkai. Bahkan daging bangkai itu ditawarkan secara luas melalui acara televisi,
dan para penonton bisa melahapnya langsung dari depan layar kaca. Kalau saja kita sadar bahwa itu
adalah sesuatu yang menjijikkan, tentu kita akan menjauh sejauh-jauhnya. Namun kesadaran kita
telah disamarkan dengan membuat istilah baru untuk GUNJING sebagai hal sangat menjijikkan
dengan nama yang lebih halus, yaitu: gosip, berita selebritis, cek&ricek, silet, dll.

Kemudian ada yang berkomentar, “Tapi itu fakta, semua orang juga tahu kalau dia itu begitu dan
begini”. Maka kegiatan itulah yang dimisalkan Allah dalam Al-Quran dengan memakan bangkai
manusia. Menurut Ulama Tafsir Al Hasan Al Bashri, “Ghibah adalah jika engkau membicarakan
sesuatu yang jelek pada seseorang, maka itu disebut menggibah atau menggunjingnya. Jika sesuatu
yang dibicarakan itu adalah sesuatu yang tidak benar ada pada dirinya, maka itu berarti menfitnah
(menuduh tanpa bukti).”

Maka sekarang pertanyaan paling mendasar, Apakah ada yang suka mendapati adik atau kakak
kandungnya dalam keadaan mayitnya penuh ulat? Tidak ada yang menyukainya. Lalu apakah ada
yang suka kemudian memakan mayat tersebut? Maka sudah sepantasnya kita juga tidak suka meng-
Ghibah atau menggunjingkan saudara sendiri. Hal inilah yang penting harus kita sadari sejak awal.

Oleh karena itu, mulai sekarang mari kita merasa jijik jika ada yang mengajak bergosip. Mari kita
menjaga sikap kita dalam berinteraksi dengan saudara kita, jangan sampai menunjukkan sesuatu
kejelekan yang ada padanya walaupun itu sekedar dengan isyarat. Mari kita berusaha menutupi aib
saudara kita jika kebetulan kita mengetahuinya, In Syaa Allah aib kita pun akan ditutupi oleh Allah
kelak di hari kiamat. Mari kita bela saudara kita dengan kelebihan yang kita ketahui ada padanya, jika
kita temukan ada yang mengghibahinya sementara kita tak sengaja mendengarkannya. Mari kita
jauhkan diri kita dari forum ghibah, jika seandainya kita tidak mempunyai kemampuan untuk
menghentikannya. Mari kita mulai dari yang terkecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari saat ini.

Anda mungkin juga menyukai