Anda di halaman 1dari 3

Da aku mah apa atuh, pendukung Jokowi juga bukan.

Tapi aku ingin #SelamatkanIndonesia

Perkenalkan masyarakat, nama saya Ibnu Jharkasih. Sekarang anda sudah kenal saya, saya percaya
sekarang pasti juga udah sayang. Terimakasih masyarakat.. :)

Sebagai manusia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, saya mempunyai tugas
yang sama dengan para jin dan manusia lainnya yaitu untuk beribadah kepada Allah. Karena tidaklah
diciptakan-Nya jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah (Az-Zariyat:56). Oleh
karena itu, dengan membuat tulisan ini, harapan saya hanyalah agar tulisan ini benar hanya sebagai
bentuk ibadah. Agar hanya kebaikan dan kebaikan saja yang tersebar dengan adanya tulisan ini.

Saya bukanlah siapa-siapanya calon presiden Indonesia saat ini, Prabowo atau Jokowi. Saya tidak
kenal dengan mereka secara personal, begitu pun dengan mereka, mereka juga pasti tidak
mengenal saya. Tak tahu bagaimana setelah ini. Namun sebagai rakyat Indonesia, saya berhubungan
erat sekali dengan Indonesia. Dan saya merasa paling berhak dalam menentukan bagaimana saya
hidup bersama Indonesiaku ini. Dan saya akan ikut memperjuangkan bagaimana Indonesia ini dapat
dimiliki sepenuhnya oleh rakyat Indonesia ini sendiri. Oleh karena itulah saya berani berbicara, dan
saya siap atas risiko yang akan saya hadapi atas pilihan ini.

Dalam memilih calon presiden, saya tidak ujug-ujug milih capres nomor satu, bukan juga hanya
sekedar ikut-ikutan. Selama saya masih mempunyai otak dan kemampuan berfikir secara logis, maka
saya akan berusaha dengan kemampuan ini dalam menentukan pilihan yang sulit ini. Jika kita
berharap menemukan sosok yang sangat sempurna dari kedua pasang calon ini, maka kita akan
merasa kecewa. Namun jika kita menaruh harapan dan kepercayaan untuk Kebangkitan Indonesia
menjadi bangsa terhormat, maka mau tak mau pilihannya hanya satu. Tetapi jika itu dua, saya
percayakan amanah ini kepada Prabowo –Hatta.

Perkenalan saya terhadap kedua pasang calon ini baru dimulai ketika Indonesia masih panas-
panasnya dengan isu pemilihan anggota legislatif Indonesia. Walaupun Prabowo sudah lama
berkecimpung dalam dunia politik Indonesia, tapi saya lebih tahu Jokowi lebih awal daripada
Prabowo. Diawali dengan perkenalan saya dengan sosok Jokowi dari berbagai kanal media yang ada
di dunia maya. Dia muncul dengan pesona yang luar biasa sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Maka
pada saat pertama mengetahui orangnya melalui berita sudah pasti semua orang akan tertarik dan
kagum pada sosoknya itu. Bagaimana tidak tertarik, pencitraannya yang sangat kuat dengan
pemimpin yang jujur, sederhana, dan bekerja dengan gaya blusukannya ini hampir setiap menit
disampaikan dalam berbagai media, baik itu koran, TV, maupun sosial media. Apalagi setelah
menonton video presentasi rencana program kerja yang ditawarkannya pada saat mencalonkan diri
menjadi gubernur DKI Jakarta, saya sempat terkagum-kagum sambil bergumam, “memang
sebenarnya Jakarta harus memiliki pemimpin yang memiliki ide seperti ini.”

Seiring berjalannya waktu pencitraan Jokowi ini semakin menjadi-jadi saya rasakan. Bagus memang
bagus, tapi enek juga kalau berita ga penting juga disebar secara masif oleh berjuta media yang ada.
seperti berita “Karena kebelet pipis, Jokowi berhenti di jalan tol”, terus aku harus gimana kakak?
Harus pipis juga di jalan tol? Apalagi ketika hasil kerja yang tidak seberapa pengumumannya
sesumbar sampai ke pelosok dunia. Apalagi ketika program-program yang keren luar biasa ketika
kampanye itu entah bagaimana pengaplikasiaannya di ibukota. Saya berikan maklum yang sebesar-
besarnya untuk itu karena masa jabatannya baru 1 tahun. Karena tidak mungkin sesuatu yang besar
dapat terwujud jebret seketika itu juga, apalagi dalam setahun. Terlepas dari itu Jakarta memang
sudah banyak perubahan yang lebih baik untuk urusan administrasinya. Walaupun banyak juga yang
tidak beres dimana-mana, hanya maklum yang saya ekspresikan. Lima tahun bisa kok, asalkan kerjaa.
Semangat!

Dilanjutkan dengan perkenalan saya dengan sosok Prabowo. Jujur saya belum pernah dan tidak
pernah tertarik untuk mengenal sosok beliau ini sebelum masa-masa pemilu ini. Tidak ada satu hal
pun yang membuat saya tertarik, karena memang tidak dibuat terkenal oleh media sepeti halnya
Jokowi. Perkenalan pertama saya dengan Prabowo adalah ketika ada seorang teman FB yang
membagikan tautan link tentang kronologis peristiwa tahun 98. Artikel yang sangat panjang itu saya
baca dari awal sampai akhir. Dan saya merasa sangat terkesan dengan bahasa artikelnya yang sangat
jujur dan santun dalam menyampaikan the history of 98 undercover. Prabowo adalah prajurit yang
sangat cemerlang dan pemimpin yang sangat berpotensi di TNI. Namun Jendral2 yang iri dengki
padanya membuat konspirasi untuk menghancurkan nama baiknya. Peabowo hanyalah korban.
Beranjak dari sana, saya mulai mencari tahu siapa orangnya Prabowo Subiyanto itu. Di zaman
dengan teknologi dengan arus informasi yang ada saat ini tidak terlalu sulit untuk mengenal siapakah
Prabowo. Ternyata beliau adalah seorang tokoh di Partai Gerindra. Dan satu hal yang membuat saya
tertarik adalah sebuah postingan di FB, yang kemudian saya share juga, berisi visi misi dan langkah-
langkahnya yang keren untuk membangun Indonesia. Sebenarnya itu ga fair sih menurut saya,
karena belum masanya, masa itu adalah masa untuk pemilu anggota legislatif. Menurut saya kalau
pemilu legislatif yang diangkat adalah partainya, pada pilpres barulah tokoh yang diangkat. Saya
anggap kejadian itu agar saya bisa berkata, “Mungkin bapak ini sangat cocok menjadi Presiden, kita
lihat aja nanti”.

Semakin dalam saya mengenal kedua capres ini makan semakin kuat juga keyakinan saya pada
keduanya, bahwa mereka sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Saya yakin dengan Prabowo
sebagai presiden Indonesia maka Indonesia bisa bangkit dari segala masalah keterpurukan selama ini.
Serta maju dalam ekonomi dan pendidikan sehingga rakyat Indonesia bisa lebih sejahtera. Untuk
Jokowi, bukannya dia tidak bagus tapi belum waktunya aja beliau copras capres. Pendapat saya
sejalan dengan Pak Jusuf Kala dan Anies Baswaedan sebelum mereka tiba-tiba bergabung bersama
kubu Jokowi. You know lah ya.

Mengenal Prabowo lebih dalam membuat saya lebih bersemangat untuk hidup lebih lama lagi di
Indonesia. Tertular semangat nasionalis, adalah wabah yang tak bisa dihindari ketika mendengarkan
orasinya. Dia tidak hanya sopan dan sangat menghormati rakyat, namun semangat yang ditularkan
itu telah mampu menggetarkan hati Ibnu Jharkasih ini. Saya berkata seperti ini bukan karena efek
euforia karena mendukung pasangan nomor 1 ini, lebih tepatnya ini adalah curahan hati yang saya
rasakan sendiri saat beliau datang ke Bandung awal Juni lalu. Perasaan ini sama dengan ketika waktu
saya membaca buku karya Amien Rais, Selamatkan Indonesia. Perasaan yang bercampuraduk yang
tanpa sadar telah menyisakan setetes bening di sudut mataku. Dan pada waktu itulah aku benar-
benar yakin, “Ibnu Jharkasih, inilah orang yang engkau tunggu-tunggu untuk menyelamatkan
Indonesia. Perjuangkan dia.. Perjuangkan dia Ibnu..”. Oleh karena ini jugalah saya mau-maunya
ketika diajak teman untuk bergabung bersama Relawan Sayap Garuda Jatinangor.

Ah, rasanya benar-benar galau. Harapan ini sangat kuat untuk kemenangannya, namun di sisi lain
saya juga sangat takut jika kekuasaan ini jatuh ke tangan yang salah.
Nah, jika teman-teman suka melihat postingan saya tentang kampanye nomor 1, sebenarnya itu
hanyalah ekspresi kegalauan yang saya rasakan ini. Dan saya tidak pernah berbagi hal-hal yang buruk
dalam postingan saya, hanya fakta. Dan terimakasih juga atas teman-teman yang sudah mau-
maunya tiba-tiba menjadi relawan kampanye dadakan untuk memenangkan Prabowo-Hatta di
sosmed. Sudah mau-maunya timelinenya dipenuhi konten-konten untuk membuka pikiran
masyarakat terhadap dua capres ini. Jasamu abadi, Kawan! Saya kira kita merasakan hal yang sama,
sama-sama ingin Indonesia Hebat. Bukan hanya dengan kata-kata saja, padahal ngEmbat.

Setelah 3 hari ditulis, akhirnya artikel ini saya posting juga. Jika ada kata-kata yang salah sebenarnya
itu hanyalah dari saya, maaf banyak-banyak saya sampaikan. Marilah memilih dengan cerdas!

9 Juli 2014, Saya yakin coblos nomor 1 #pilihanKuSatu

Anda mungkin juga menyukai