Anda di halaman 1dari 2

Mulailah Jadi Insan Bermanfaat!

"Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus
mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan yang dituntut dari diri saya. Jika kakanda
bisa, kenapakah saya, adiknya, tidak bisa. Jika lelaki bisa, kenapa perempuan tidak bisa."
(Rahmah El Yunusiah)

Menjadi seorang mahasiswa adalah suatu amanah besar, baik itu sebagai pengabdi
masyarakat, pencari ilmu, pembawa perubahan dan perbaikan bagi negara, dan penjaga
terlaksananya nilai- nilai agama. Seiring berjalannya waktu, manusia harus tersadar akan
perannya di masyarakat supaya dapat menjadi manusia yang menebar manfaat.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, “Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-
Daruqutni).

Menjadi sebaik-baiknya manusia inilah yang menjadi tugas besar di dalam


lingkungan kita, apakah kita telah benar-benar menebar manfaat? Khususnya apa yang
telah kita pelajari selama 14 tahun di sekolah setiap harinya. Belajar, belajar, belajar dan
terus belajar. Belajar sebagai kegiatan formal di ruang kelas harus dihargai rangkaiannya
agar mencapai sebuah tujuan, proses pembelajaran tersebut merupakan kebutuhan kita
sebagai individu. Tapi memang pada hakikatnya perjalanan hidup kita adalah pembelajaran
tiada henti.

Bagaimana kita mengaplikasikan teori atau ilmu yang sudah kita dapat selama itu
tentu bukan hal yang mudah, hal yang terkecil saja seperti membuang sampah atau meludah
sembarangan tetap terjadi, walau setinggi apa pun gelar pendidikan yang ia dapat.

Masa depan yang dipenuhi rancangan-rancangan akan selalu terdiam di situ-situ


saja, penulis ingin agar masa depan juga dipenuhi dengan berbagai gerakan-gerakan, yang
mendobrak zona nyaman. Menciptakan ide-ide segar dan mengaplikasikannya di tengah-
tengah masyarakat sebagi suatu tindakan nyata, suatu hal yang tentu mahasiswa ingin
benar-benar melakukannya. Rasa malas dan keingintahuan yang kurang dalam adalah suatu
rintangan besar bagi generasi muda. Butuh ‘suatu penyadaran dan pembentukan karakter’,
agar generasi muda memiliki api semangat utuk senang bergerak dan mencoba hal-hal baru
dan bermafaat.

Dalam bidang pembentukan karakter generasi muda inilah, yang memiliki cacat
terbesar. Serangan serangan budaya barat mulai merasuki dan membuat generasi muda
memiliki pandangan yang salah. Mabuk-mabukan dan main ke club malam malah dijadikan
parameter, likes instagram dan view Youtube dijadikan patokan ‘eksistensi’ dirinya.

Padahal berbanding terbalik dengan konsep tersebut, Islam mengajarkan agar


menebar manfaat secara nyata, posisinya adalah dimana kita membantu masyarakat, bukan
posisi masyarakat yang ‘membantu eksistensi’ diri kita. Kita sebagai subjek dalam
kehidupan kita, dan sebagai objek evaluasi bila memiliki akhlak tercela.

Masa depan dimana generasi muda senang untuk menciptakan hal baru dan terus
belajar lambat laun menjadi sautu harapan besar saya melihat keapatisan generasi muda
dewasa ini. Tinggalkanlah jejak di alam semesta, menjadi salah satu motivasi tebesar,
dimana suatu pengembaraan dengan pemberhentiannya adalah suatu pohon, dan kita dapat
memberikan pohon itu air dalam perjalanan tersebut.

Sebagaimana kutipan Rahmah El Yunusiah di awal , pengorbanan yang dituntut


dalam diri seorang pelopor gerakan akan sangat besar. Karena masa muda hanya sekali,
penulis ingin agar masa depan akan diisi dengan berbagai gerakan bermafaat bagi umat.

Sebelum itu terwujud, di sinilah peran penting pendidikan menghantarkan penulis


ke tujuan tersebut. Jalan panjang dengan berbagai ilmu dan terus berlanjut menjadi ilmu
yang lebih bermanfaat, diiringi dengan karakter yang harus diasah dalam menghadapai
tuntutan zaman tanpa melupakan tujuan Allah, Sang Pencipta, menciptakan hamba-Nya.

Anda mungkin juga menyukai