Anda di halaman 1dari 14

SAP PROMOSI KESEHATAN

“KESEHATAN GIGI DAN MULUT“

Dosen Pembimbing: Alpha Tidar S.kep Ns

Nama Mahasiswa : HerdiantoBachtiar

NIM : 201601082

Kelas : 2B

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

AKPER PEMKAB PONOROGO

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


“KESEHATAN GIGI DAN MULUT”

A. Latar Belakang

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat
mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang
menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek
lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk
pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara
keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam
menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).

Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut lebih dari
itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita dan
dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum
mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut
anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies
dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan
gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies
(Machfoedz dan Zein, 2005).

Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau karies gigi adalah
proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel menuju ke dalam gigi atau
dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain.
Masyarakat umumnya cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan
diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik
sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis di dunia.
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang
dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin.
Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis
anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies
merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59%
orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut data terbaru yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72
persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91
persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen
yang menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur
malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah menggosok gigi
dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data memprihatinkan
bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang.
Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk
Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha
mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga
gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan pada abad
terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang
signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut
masih menduduki urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.

Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya proses karies
atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi geligi di rahang, derajat
keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor tersebut
berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor
luar sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses
terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat
ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya
kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya perawatan
dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup
yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab
kerusakan gigi.

Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat untuk mengubah
perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah perawatan gigi dan mulut
pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai
kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi kepada masyarakat tentang merawat dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi
masyarakat yang terkena maupun yang belum

B. TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat mengerti dan
memahami tentang kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

5. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
POKOK BAHASAN : Kesehatan Gigi dan Mulut
SUB POKOK BAHASAN : 1. Definisi kesehatan gigi dan mulut

2. Manfaat memelihara kesehatan gigi dan mulut

3. Cara mencegah sakit gigi

4. Cara menyikat gigi yang baik

SASARAN : Siswa Sekolah Dasar (SD)

TEMPAT : SDN Purworejo 3

HARI/TANGGAL : Sabtu ,26 Agustus 2017

WAKTU : 30 menit

METODE : Ceramah & Praktek

EDIA : LCD, Laptop, Speaker, Sikat gigi, Pasta gigi , leflat


TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat mengerti dan
memahami tentang kesehatan gigi dan mulut.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.


4. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

5. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1. 3 Menit  Pendahuluan  Menjawab salam
 Mendengarkan dan
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri memperhatikan.
 Menjelaskan cakupan  Mendengarkan dan
dan tujuan materi memperhatikan pemateri
 Melakukan kontrak menyampaikan cakupan
waktu materi dan tujuan.
 Menyetujui kontrak
waktu.
2. 20 Menit  Menjelaskan pengertian  Mendengarkan dan
kesehatan gigi dan mulut menyimak apa yang
 Menyebutkan faktor – disampaikan oleh
faktor yang pemateri.
mempengaruhi kesehatan  Mencatat hal – hal
gigi dan mulut. penting.
 kesehatan gigi dan  Bertanya mengenai
materi yang diberikan.
mulut.
 Praktek bersama tentang  Peserta mengekuti
praktek secara bersama
cara menyikat gigi yang
benar
3. 7 Menit  Penutup  Menjawab pertanyaan
 Mengevaluasi dari pemateri tentang

pengetahuan peserta kesehatan gigi dan mulut.


 Mencatat hasil
tentang materi yang
kesimpulan
disampaikan oleh
 Mengucapkan salam
pemateri dengan
memberi pertanyaan
kesehatan gigi dan
mulut.
 Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan.
 Menutup acara,
mengucapkan salam dan
terimakasih kepada
sasaran.

MEDIA

 LCD
 Laptop
 Speaker
 Leaflet
 Phantom gigi
 Sikat gigi
 Pasta gigi

MATERI

(terlampir)

KRITERIA PEMANTAUAN

a. Input

 Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 5 peserta


 Media penyuluhan yang digunakan adalah LCD, Laptop
 Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
 Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
 Tempat penyuluhan adalah diruang penyuluhan
 Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan

b. Proses

 Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan


 Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
 Narasumber menguasai materi dengan baik

c. Output

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan

d. Outcome

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik

Evaluasi
Penyuluhan yang diberiakan dapat berjalan dengan lancar dan peserta penyuluhan dapat
mengikuti langkah-langkah menggosok gigi yang baik dan benar serta menerapkan dikehidupan
sehari-hari.

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan
yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan
kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani dan
rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan
berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut
adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut,
kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan
bersih, serta memiliki kekuatan yang baik

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara
berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan terlalu banyak makanan
yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa
dengan menyikat gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan
karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah
tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap
enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada
gigi, maka akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang
gigi serta masalah bau mulut

II. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI

A. Fungsi Gigi

Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang memiliki 3
fungsi utama yaitu,

1. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.


2. Keindahan (estetika)

3. Berbicara (phonetic).

B. Macam –macam gigi beserta fungsinya

Gigi Seri (Incisivus)

Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan (mastikasi). Jumlahnya
ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai
tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun
pada rahang bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
Gigi Taring (Caninus)

Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi yang paling panjang
dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak makanan. Jumlahnya ada 4, dengan
pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus
permanen pada usia 11 – 13 tahun.

Gigi Geraham Kecil (Premolar)

Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan. Gigi ini hanya ada
pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus. Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan
menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan
makanan.

Gigi Geraham (Molar)

Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 – 11 tahun dan
digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar
setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen
adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen
inilah yang paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan.

C. Manfaat Menggosok Gigi

1. Supaya gigi tetap bersih.

2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat.

3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

4. Dapat berfungsi dengan baik.

III. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG

1. Tanda Gigi Berlubang

Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti kapur pada
permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk
lubang. Spot kecokelatan yang buram menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh
sebab itu, diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.

2. Gejala Gigi Berlubang

Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok dari gigi yang melindungi
daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam,
panas atau dingin.

Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum
manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi,
nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).

IV. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI

Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :

1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena
karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang.
Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis
imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan
ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi dapat
menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering
terselip sisa makanan.

3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar,
bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus,
Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.

4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka
bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat
menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan
mineral gigi.

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana
air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur. Terapi
radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.

3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang
signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang
menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.

4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi yang
sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga.
Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan
botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan
cairan manis.

5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering
ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang
tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini
merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

V. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT

1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat.
Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi ke ujung gigi
dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.

2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan yang berarti.
Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua kali
sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.

3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah melekat pada
gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan akhirnya
menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi
segera setelah mengonsumsi makan tersebut.

4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi yang tepat
juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang mengandung perpaduan
bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut
secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar
gigi tidak mudah berlubang.

5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan catatan rutin.

VI. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR

Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut adalah cara
menyikat gigi yang benar:

1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.


2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.

4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.

5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah.

6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.

7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.

8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek gabungan
dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
DAFTAR PUSTAKA
E-jurnal.com.2013.12.jenis-jenis-gigi.html.http.www.

Jurnalkedokterangigi.com.artikel/jurnal-resmi-tentang-jenis-bentuk-gigi-dan-fungsinya.html

Sriyono, NW.2009. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan Kualitas Hidup:Jakarta

Saputra, Dc.Perawat Gigi Bukan Profesi Pembantu,Dental&Dental,Yogyakarta:t.p:2010

Depkes,RI.Riset Kesehatan Dasar,Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan:2008

Anda mungkin juga menyukai