Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

Penatalaksanaan Anestesi pada Operasi Seksio Caesarea Pasien G4p3a0


dengan Trombositopenia, Presentasi Bokong Murni dan Bayi Besar
Dita Aryanti Prabandari, M. Erias Erlangga
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Trombositopenia adalah penurunan jumlah trombosit dibawah normal. Umumnya terjadi pada 7 ̶ 8% kehamilan.
Trombositopenia dapat terjadi pada beberapa kondisi, beberapa diantaranya adalah kehamilan. Trombositopenia
merupakan kelainan hemotologis umum kedua setelah anemia pada kehamilan. Perdarahan pada kasus obstetri
berperan besar terhadap kematian ibu, yaitu sekitar 127.000 kematian setiap tahun di dunia. Perdarahan post
partum merupakan mayoritas penyebabnya dan penyebab umum dari perdarahan post partum adalah gangguan
koagulasi dan koagulopati. Seorang wanita, G4P3A0 parturien aterm kala I fase aktif, trombositopenia, presentasi
bokong murni, TBBJ >3.500 gr direncanakan seksio caesarea (SC). Hasil laboratorium didapatkan Trombosit 7.000
mm3. Pemeriksaan didapatkan ekimosis di keempat extremitas. Penatalaksanaan anestesi pada pasien ini dilakukan
dalam anestesi umum. Kondisi pasien pasca operasi, tidak didapatkan defisit neurologis maupun perdarahan aktif.
Setelah diobservasi di ruang pemulihan, pasien dipindahkan ke ruang perawatan.

Kata kunci: Kehamilan, seksio caesaria, trombositopenia

Anesthetic Management in Patient with G4p3a0 and Trombositopenia,


Breech Presentation, Large Baby Underwent Cesarian Section

Abstract

Trombositopenia is a term of decrease in platelet count below normal value. 7 ̶ 8% happens in pregnancy.
Trombositopenia can happen in several conditions, one of them was pregnancy. Trombositopenia is a hemotologic
disorder that commonly happen secondary after anemia in pregnancy. Hemorrhage in obstetri cases play major
role in mother’s death, around 127,000 mother died each year. Post partum hemorrhage is the major cause and
the general cause of post partum hemorrhage was coagulation disorder and coagulopathy. A woman G4P3A0 in
parturient at term phase I, trombositopenia, frank breech presentation, prediction baby body weight >3500 plan
for cesarian section (c-section). The lab result shows platelet count 7000 mm3. From physical examination shows
echimosis in both extremity. We performed the c-section in general anesthesia. Post operative condition, no sign
of defisit neurologis nor active bleeding. After close monitoring in the recovery room, the patient then transferred
to regular ward.

Key words: C-seksion, pregnancy, trombositopenia

Korespondensi: Dita Aryanti Prabandari, dr, DepartemenAnestesiologi & Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran/Rumah Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung, Jl. Kesehatan 10 Bandung Mobile 081294043656 Email ditaprabandari@
gmail.com

210
211
Penatalaksanaan Anestesi pada Operasi Seksio Caesaria Pasien G4p3a0 dengan Trombositopenia, Presentasi Bokong Murni
dan Bayi Besar

Pendahuluan (6) pregnancy induced hypertension/hemolysis


elevated liver enzym low platelet count (HELLP)
Trombositopenia didefinisikan sebagai suatu syndrome; (7) trombotic trombositopenia
keadaan dimana jumlah trombosit <150x109/L, purpura; (8) Hemolitik uremic syndrome; (9)
merupakan kelainan hematologi kedua setelah infeksi (HIV, malaria); (10) drug-induced
anemia yang umum terjadi selama kehamilan. (heparin, sulphonamide, penicillin, rifampicin,
Jumlah trombosit <100x109/L, terjadi hanya pada quinine); (11) Systemic Lupus Erythematosus
1% wanita hamil. Tugas seorang klinisi tidak (SLE); (12) antiphospholipid syndrome; (13)
hanya untuk menentukan patofisiologi penyebab Disseminated Intravascular Coagulation (DIC);
trombositopenia, tetapi untuk memikirkan risiko emboli amnion; (14) kelainan dengan penurunan
ibu dan janin.1 Normal trombosit pada wanita produksi dari trombosit; (15) trombositopenia
yang tidak hamil adalah 150–400x109/L. pada kongenital; (15) anemia aplastic; (16) leukemia;
wanita hamil tanpa komplikasi, penelitian terbaru (17) drug-induced; (18) myelodysplasia.2
melaporkan bahwa jumlah trombosit menurun ± Pada kehamilan dapat mempengaruhi banyak
10% selama kehamilan trimester ketiga sebagai organ. Banyak perubahan fisiologis yang terjadi
akibat dari hemodilusi atau percepatan destruksi akibat adaptasi ibu dalam mentoleransi stress
sehingga menyebabkan trombosit semakin muda saat kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Efek
dan besar.2 kehamilan pada hematologis berhubungan dengan
Penyebab dari trombositopenia secara spesifik suatu kondisi hiperkoagulasi yang dapat memberi
dapat sebagai komplikasi dari kehamilan atau keuntungan dalam membatasi kehilangan darah
tidak berhubungan dengan kehamilannya. Angka disaat persalinan. Fibrinogen dan faktor VII,
kejadian trombositopenia kehamilan, dikatakan VIII, IX, X, dan XII meningkat, hanya faktor
sebagai trombositopenia kehamilan, terjadi pada XI yang menurun. Percepatan fibrinolysis dapat
70–80% kasus. Hal ini terjadi pada trimester dilihat pada akhir dari trimester ketiga. Sebagai
tengah kedua dan ketiga, dengan penyebab yang tambahan dari anemia akibat dilusi, leukositosis,
belum diketahui. Hal ini diperkirakan sebagai dan penurunan 10% jumlah trombosit dapat
akibat dari berbagai faktor, termasuk hemodilusi terjadi pada trimester ketiga.4
dan kecepatan klirens. Trombositopenia yang Kehamilan dengan taksiran berat badan
terjadi umumnya ringan-sedang, dimana pada janin >3500 gr atau disebut dengan besar masa
2/3 kasus didapatkan jumlah trombosit 130 kehamilan (BMK). Definisi dari besar masa
–150x109/L. Pada literatur tidak didapatkan kehamilan adalah dimana fetus dengan berat
nilai “cut-off” dari trombosit yang memerlukan lebih dari 90 percentile untuk usia kehamilanya.5
perhatian lebih. Dianggap bahwa trombosit Beberapa penyebab terjadinya hal ini: (1) Genetik
<80x109/L dianggap perlu dicari penyebab (ibu yang besar dan tinggi); (2) diabetes maternal;
lainya.3 (3) jumlah penambahan berat badan ibu selama
Trombositopenia dalam kehamilan adalah bila kehamilan (semakin besar penambahan berat
kadar trombosit <50x109/L, dan pada beberapa badan maka semakin besar berat badan bayi); (4)
kasus dapat mencapai 40 ̶ 50x109/L tanpa riwayat multiparitas.6
trombositopenia sebelumnya. Trombositopenia Presentasi dari fetus dapat diartikan sebagai
yang terjadi akan membaik atau kembali menjadi bagian fetus yang berada pada rongga perlvis.
normal dalam waktu 1 ̶ 2 bulan setelah melahirkan Bagian presentasi ini dapat diraba melalui cervix
dan kadar trombosit bayi normal.1 saat pemeriksaan vaginal. Beberapa presentasi
Penyebab trombositopenia pada kehamilan fetus adalah cephalic, bokong (breech), atau
diantaranya: (1) normal; (2) trombositopenia bahu. Presentasi bokong dan bahu umumnya
gestasional; (3) pseudotrombositopenia (artefact terjadi pada pasien dengan kehamilan yang
laboratorium dengan antikoagulan enthylene ganda atau multiple. Presentasi bokong murni
diamine tetraacetic acid (EDTA) ); (4) kelainan disebut juga sebagai “frank breech” adalah posisi
pada peningkatan konsumsi trombosit; (5) ekstrmitas bawah fleksi pada panggul dan ekstensi
idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP); lutut. Komplikasi obstetri lebih sering terjadi

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 32 No. 3, Oktober 2014


212

Dita Aryanti Prabandari, M. Erias Erlangga

pada presentasi bokong. Seksio sesarea (SC) dL setelah kelahiran.10


menurunkan risiko dari beberapa komplikasi. SC
tidak menghilangkan risiko trauma pada janin, Laporan Kasus
bahkan SC pada presentasi bokong akan sulit dan
traumatik, terutama jika insisi kulit dan uterin dan Seorang wanita usia 38 tahun dengan berat badan
relaksan otot tidak adekuat.7 55 kg G4P3A0 parturien aterm kala I fase aktif,
Pemilihan teknik anestesi untuk operasi SC trombositopenia, presentasi bokong murni, TBBJ
lebih direkomendasikan untuk anestesi regional >3.500 gr akan dilakukan tindakan SC.
dan anestesi umum hanya digunakan jika memang Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
betul-betul diperlukan. Hal ini disebabkan karena umum composmentis, tekanan darah 140/90
kemungkinan kejadian kematian akibat anestesi mmHg, laju nadi 104 x/mnt, laju napas 22 x/
umum akibat gagal intubasi, gagal ventilasi dan mnt, SpO2 99% dengan binasal canul 3 L/
oksigenasi, dan/atau aspirasi pulmonal atau ini menit. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
lambung lebih besar. 5 ikterik, thorax dalam batas normal. Abdomen
Indikasi untuk pemilihan anestesi umum pada sesuai dengan kehamilan 9 bulan. Ekstremitas
operasi seksion sesarea adalah (1) gawat janin; (2) edema -/-, echimosis +/+ multiple. Hasil
acute maternal hipovolemia; (3) koagulopathy laboratorium didapatkan hemoglobin (Hb) 14.4
yang signifikan; (4) anestesi regional yang tidak g/dL, hematokrit 42%, leukosit 23100/mm3,
adekuat; (5) ibu menolak anestesi regional.3 Trombosit 7000/mm3 Protrombin Time 12,7
Perdarahan obstetri didefinisikan sebagai International Normalized Ratio 1.06 Activated
kehilangan darah >500 mL yang terjadi pada 5% Partial Tromboplastin Time 25.5
persalinan. Ekspansi dari sirkulasi berhubungan Kondisi pra-induksi CM, tekanan darah
dengan kehamilan mengurangi jumlah trombosit. 154/62 mmHg, laju nadi 105 x/mnt, laju napas
Batasan trombosit pada kehamilan antara 150x109 20 x/mnt, SpO2 100% melalui bnc 3 L/menit.
g/dL sampai 100x109 g/dL dikatakan umum Dilakukan preoksigenasi melalui sungkup muka
terjadi pada kehamilan. O2 100% 10 L/menit dengan 4 tarikan napas
Pada epidural anesthesia risiko terjadinya dalam, lalu dilakukan induksi dengan propofol
perdarahan tercatat satu insiden epidural 130 mg, gas anestetika isofluran diberikan 1.2
hematom pada wanita hamil yang terjadi pada vol%, dan dilakukan ventilasi. Setelah ventilasi
jumlah trombosit 71x109 g/dL. Sedangkan untuk terkuasai, atracurium 25 mg diberikan. Pasien
tindakan spinal anestesi jika kondisi kehamilan diintubasi dengan ETT 6.5. Transfusi Trombosit
baik, nilai fibrinogen, INR, APTT dengan jumlah Consentrate (TC) 4 unit diberikan. Setelah bayi
trombosit paling rendah 50x109 g/dL maka dapat lahir, diberikan fentanil 100 mcg, rumatan dengan
dilakukan dengan anestesi yang berpengalaman.9 anestesi inhalasi isofluran 0,8 ̶ 1,2 vol% O2:N2O
Risiko untuk terjadinya hematoma setelah 50%:50%.
spinal diperkirakan 1 : 150.000 setelah analgesi Operasi berlangsung selama ± 45 menit.
ekstradural. Bahkan apabila risiko komplikasi Perdarahan selama operasi 500 mL. Diuresis 100
meningkat pada pasien dengan jumlah trombosit mL/jam. Kontraksi uterus baik.
rendah, sangat sulit untu mendefinisikan batas Postoperasi pasien mendapatkan analgetik
bawah yang aman untuk jumlah trombosit. tramadol 200 mg dalam Ringer laktat (RL) 500
Batas bawah 100x109 g/dL trombosit mL diberikan 15 gtt/mnt, di ruang pemulihan
“dinyatakan” aman untuk analgesi ekstradural dengan TD 106/59 mmHg, nadi 100 x/mmt, laju
meskipun tidak memiliki data yang mendukung. napas 20 x/mnt SpO2 99% dengan bnc 3 L/menit.
Tanpa adanya gangguan faktor koagulasi Dilakukan pemberian Trombosit Consentrat 5
beberapa peneliti lebih menurunkan batas bawah unit.
dari trombosit yaitu 80x109 g/dL. Beberapa tim Laboratorium post transfusi Hb 11.5 g/dL,
pernah melaporkan kasus analgesi ekstradural hematokrit 34%, leukosit 26.000/mm3, trombosit
tanpa komplikasi pada parturient yang 49.000/mm3. Pasien lalu dipindahkan ke ruang
asimptomatis dengan jumlah trombosit 2x109 g/ perawatan.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 32 No. 3, Oktober 2014


213

Penatalaksanaan Anestesi pada Operasi Seksio Caesaria Pasien G4p3a0 dengan Trombositopenia, Presentasi Bokong Murni
dan Bayi Besar

Pembahasan Peningkatan risiko selama induksi seperti


kemungkinan terjadinya aspirasi, kesulitan jalan
Pada kasus diatas seorang ibu hamil G4P3A0 napas, kemungkinan kesulitan untuk intubasi
datang dengan kondisi parturient dan direncakan dan atau ventilasi, menyebabkan regional
SC dikarenakan taksiran berat badan janin yang anestesi merupakan pilihan yang lebih baik
≥3500 gr dengan hasil laboratorium trombosit untuk operasi SC. Anestesi umum mungkin
7000/m3, sehingga risiko kemungkinan terjadinya merupakan indikasi untuk SC emergensi. Pada
solusio plasenta. kasus pasien parturient dengan kondisi medis,

Tabel 1 Penyebab dan Incidence Relatif Trombositopenia Pada Kehamilan


Berkaitan dengan Kehamilan
Trombositopeni terisolasi
Trombositopeni gestasional (70%–80%)
Trombositopeni berhubungan dengan penyakit sistemik
Pre-eklampsi (15%–20%)
Sindrom HELLP (<1%)
Acute fatty liver of pregnancy (<1%)
Tidak Berkaitan Dengan Kehamilan
Trombositopeni terisolasi
Primary immune thrombocytopenia-ITP (1%–4%)
ITP sekunder (<1%)
Drug-induced thrombocytopenia (<1%)
WWD tipe IIb (<1%)
Kongenital (<1%)
Trombositopenia berhubungan dengan kelainan sistemik
TTP/HUS (<1%)
SLE (<1%)
Sindrom antibody antifosfolipid (<1%)
Infeksi virus (<1%)
Kelainan sumsum tulang (<1%)
Defisiensi nutrisi (<1%)
Sekuestrasi splenic (penyakit liver, thrombosis vena portal, kelainan penyimpanan, dll ; < 1%)
Dikutip dari: Gemsheimer T, dkk11

140
120
100 TDS
80 TDD
60 HR
40 SpO2
20
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45

Keterangan: TDS=tekanan darah sistol (mmHg); TDD=tekanan darah diastol (mmHg); HR: heart rate (x/mnt); SpO2: Saturasi
Oksigen (%)

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 32 No. 3, Oktober 2014


214

Dita Aryanti Prabandari, M. Erias Erlangga

kondisi komorbid akan mempengaruhi pemilihan Keputusan seorang anesthesiologist untuk


anestesi. Pasien dengan gangguan koagulopati menyiapkan dan membutuhkan jumlah trombosit
berisiko untuk hematom pada epidural setelah merupakan keputusan individual dan berdasarkan
teknik anestesi regional. Trombosit yang rendah pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan gejala
berhubungan dengan pre-eklampsi, HELLP klinis. Sedangkan pemeriksaan rutin trombosit
syndrome, dan komplikasi lain dari kehamilan tidak dibutuhkan untuk parturient yang sehat.8
seperti trombotik trombositopenia purpura (TTP). Menentukan anestesi regional aman pada
Meskipun masih suatu kontroversi, kebanyakan pasien trombositopenia: (1) adanaya bukti klinis
anestesi akan menimbang jika jumlah trombosit terjadinya perdarahan; (2) jumlah trombosit
antara 80 ̶ 100x109/L sebagai batas dimana jika terbaru; (3) perubahan terbaru pada jumlah
jumlah trombosit berada di bawah angka tersebut trombosit; (4) kualitas trombosit; (5) adekuatnya
merupakan kontraindikasi untuk teknik regional.6 faktor koagulasi; (6) risk and benefit dari anestesi
Pemilihan suatu teknik anestesi pada pasien regional.1
dengan kelainan hematologis, (1) anestesi umum Pemberian transfusi trombosit diberikan
merupakan suatu pilihan karena adanya masalah saat jumlah trombosit <80x109 g/dL jika pasien
terhadap pembekuan kecuali telah diterapi direncanakan persalinan melalui operasi. Pada
dengan pengobatan dan diperiksa parameter kasus emergensi, pemberian desmopressin, yang
pembekuan kembali ke nilai normal.; (2) volume dapat mempromosikan aktivasi trombosit. Dosis
darah pengganti dan support sirkulasi dapat yang direkomendasikan adalah 0.3 mcg.kgBB i.v
dibutuhkan, (3) jenis darah whole blood (WB) (intravena) selama 30 menit. Onset dalam waktu
atau packed red cell (PRC) dan fresh frozen 30 menit dan bertahan selama beberapa jam.
plasma (FFP) mengandung semua faktor-faktor Dapat menyebabkan sekresi ADH (Antidiuretik
pembekuan yang harus digunakan; (4) pemberian Hormone) yang menyebabkan retensi cairan
procoagulan untuk menggantikan faktor yang dan harus digunakan hati-hati pada pasien pre-
telah dikonsumsi itu penting. eklampsi yang menerima cairan intravena.9
Pada pasien dengan trombositopenia untuk
pemilihan teknik anestesi regional diindikasikan Simpulan
untuk seksio sesaria, hanya apabila faktor
pembekuan normal. Jika terdapat gangguan Pada kasus ini didapatkan seorang pasien G4p3a0
pada faktor pembekuan maka anestesi umum parturien aterm kala I fase aktif dengan TBBJ
merupakan pilihan utama. Intubasi yang lembut >3.500 gr dengan trombositopenia yang ekstrim.
dengan pipa endotrakeal penting untuk mencegah Pemilihan teknik anestesi, selain memperhatikan
perdarahan pada pita suara.7 bahwa pasien ini dalam kondisi hamil sehingga
Pada kasus ini didapatkan nilai normal resiko lambung penuh dan perubahan fisiologis
untuk faktor pembekuan, maka untuk pemilihan wanita hamil, trombositopenia yang ekstrim pada
teknik anestesi regional tidak merupakan suatu kasus ini mencapai 7000/mm3 perlu diperhatikan.
masalah. Jumlah trombosit yang rendah (7000/ Teknik anestesi menurut literatur, untuk
mm3) berdasarkan literatur tidak memprediksi wanita hamil yang menjalani SC pemilihan
komplikasi. teknik anestesi yang terbaik adalah regional
Literatur menyatakan bahwa jumlah anestesi. Tetapi dalam kondisi seperti kasus ini
trombosit secara klinis berguna untuk parturient dengan nilai trombosit ekstrim akan lebih baik
dengan kasus kelainan kehamilan berhubungan jika menggunakan teknik anestesi umum. Dugaan
dengan hipertensif, seperti pre-eklampsi atau penyebab trombositopenia pada kasus ini adalah
HELLP syndrome, dan untuk kelainan lain gestasional/incidental trombositopenia.
yang berhubungan dengtan koagulopati. Sebuah Meskipun tidak ada literatur yang mengatakan
rekomendasi menyatakan bahwa suatu prediksi secara jelas mengenai batasan nilai trombosit
komplikasi anestesi neuraxial yang berhubungan untuk tindakan anestesi regional, tetapi pada
dengan jumlah trombosit secara spesifik belum kasus ini dipilih teknik anestesi umum. Pasien
ditentukan. harus diobservasi secara ketat di ruang pemulihan.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 32 No. 3, Oktober 2014


215
Penatalaksanaan Anestesi pada Operasi Seksio Caesaria Pasien G4p3a0 dengan Trombositopenia, Presentasi Bokong Murni
dan Bayi Besar

pasien tidak didapatkanya perdarahan spontan 5. Chestnut David H. Obstetri anesthesia


dan setelah transfusi trombosit yang cukup, principles and practice 3rd edition. Elseveir
didapatkan hasil lab trombosit 49000/mm3. Pasien mosby: Philadeplphia; 2004.
tidak mengeluhkan adanya defisit neurologis. 6. Bravemen Ferne R. Obstetri and gynecologic
Kondisi stabil, lalu pasien dipindahkan ke ruang anesthesia the requisites in anesthesiology,
rawat biasa. Pasien harus dilakukan pemeriksaan Mosby. Philadelphia, 2006.
laboratorium trombosit hingga nilai mendekati 7. Sanjay D, Bhavani S,Scott S. Obstetri
normal. anesthesia handbook. 5th edition, springer
New York, 2006.
Daftar Pustaka 8. The American Society of Anesthesiologist.
Practice guidelines for obstetri anesthesia,
1. Anestesi obstetri, Bisri T, Wahjoeningsih an updated report by the American society
S, Suwondo B. Anestesi Obstetri; komisi of anesthesiologist task force on obstetri
pendidikan spesialis anestesiologi konsultan anesthesia, anesthesiology, lippincott wiliams
anestesi obstetri kolegium anestesiologi dan and wilkins, inc;2007;106:843–63.
terapi intensif Indonesia. 2013. 9. Lyons Gordon, Platelet Counts and Obstetric
2. Grensheimer T, James A, Stasi R. How I treat Analgesia and Anaesthesia, National Blood
trombositopenia in pregnancy, journal of the Transfusion Committee, London
American society of hematology, nov 2012 10. Simon L, Santi TM, Sacquin P, Hamza J.,
3. Thompson SA, Liew ACS, Kam P.C.A. Pre-anaesthetic assessment of coagulation
Anesthesia university of St. George Hospital, abnormalities in obstetric patiens: usefulness,
Australia, 2004, 59, pages 255–264 tiing and clinical implication; BJA
4. Butterworth John F., Mackey David 1997;78;678–683
C. Morgan and Mikhail’s clinical 11. Gemsheimer T., James H. Andra, Stasi R.,
anesthesiology maternal and fetal physiologi How I Treat Thrombocytopenia in Pregnancy.
and anesthesiology: Newyork;McGraw Hill, United Kingdom. Blood. 2013;121(1); 38
2013.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 32 No. 3, Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai