Anda di halaman 1dari 2

TEORI EKONOMI ISLAM

1. Ekonomi Islam
a. Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
b. Islam adalah kata bahasa Arab yang terambil dari kata salima yang berarti selamat, damai,
tunduk, pasrah, dan berserah diri. Objek penyerahan diri ini, adalah pencipta seluruh alam
semesta yakni Allah SWT. Dengan demikian, islam berarti penyerahan diri kepada Allah
SWT, sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an surat Ali Imran, yang artinya kurang lebih
sebagai berikut: “Sesungguhnya agama atau yang diridhoi disisi Allah adalah islam…”
c. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid
sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
2. Orang yang mempunyai jiwa tauhid itu, dia tidak akan mungkin melakukan hal larangan tuhan,
jika dia melakukan bisnis ia tidak akan menjual barang yang haram. Ekonomi sebagai sebuah ilmu
yang dijadikan mediasi dalam memenuhi kebutuhan (hajat) manusia, baik kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder maupun kebutuhan pelengkap, melibatkan interaksi antara aspek metafisik
dan aspek fisik, sebab kegiatan ekonomi (bisnis) dalam perspektif tauhid dilandasi oleh prinsip-
prinsip ilahi.
Tauhid yang merupakan aksioma etika ekonomi islam dalam perspektif diatas merupakan sebuah
konsepteoritis yang implementatif, ada empat kondisi ideal bentuk perekonomian atau bisnis,
yaitu :
1.)Memastikan bahwa transaksi ekonomi dan bisnis berada dalam koridor nilai-nilai peribadatan
yang dikehendaki tuhan, seperti menghindari praktik riba dan melarang pelaku ekonomi untuk
menjalankan bisnisnya secara bathil, mengandung unsur spekulasi dan judi. Hai orang-orang
beriman, bertakwalah kepada allah dan tinggalka sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-
orang beriman.
2.)Memastikan setiap transaksi bisnis berlangsung dalam suasana adil, semua pihak memiliki
kedudukan yang setara sebagai mitra antara satu dengan lainnya. Kedudukan dan tanggung jawab
para pelaku bisnis dibangun melalui prinsip “akad dan saling setuju”, memasyarakatkan system
mudharabah atau kontrak masyarakat, kedua system ini mendekati nilai-nilai keadilan.
3.)Memastikan setiap akad bisnis berlangsung dengan penuh tanggung jawab bukan hanya antara
principal-agent, antara perusahaan dengan shareholders, melainkan dalam spectrum yang lebih
luas, masyarakat dan lingkungan.
4.)Memastikan bahwa segala bentuk transaksi ekonomi dan bisnis tidak menyengsarakan para
pelakunya secara khusus dan juga masyarakat secara umum. Dengan memasukkan aspek etika
(nilai tauhid) membuka peluang bagi pelaku ekonomi dan bisnis untuk secara kreatif menciptakan
beragam bentuk dan model yang mampu membawa kemaslahatan.
3. Di dalam terminologi al qur’an keadilan disebutkan dalam berbagai istilah,yaitu
‘adl,qisth,mizan,hiss,qasd atau variasi tidak langsung.[1]Dengan berbagai muatan pengertian di
atas makna adil secara garis besar dapat di definisikan dimana suatu keadaan tersebut terdapat
kesamaan perlakuan di mata hukum,hak kompensasi,hidup layak serta tidk adanya pihak-pihak
yang akan dirugikan. Berdasarkan makna-makna adil diatas terdapan berbagai nilai turunan,yaitu:
a. Persamaan Kompensasi
Peramaan kompensasi di sini adalah pngertian adil yang bersifat umum yaitu suatu
pengorbanan seseroarang kepada orang lain,setelah itu orang yang mendapat
pengorbanan itu membayar seseuai dengan pengorbanan seseorang itu.
b. Persamaan Hukum
di dalam persamaan hukum yang di maksutkan di sini ialah setiap orang harus
diberlakukan sama didepan hukum.Artinya kita tidak boleh membeda-bedakan antara
golongan satu dengan golongn yang lain,kita tidak boleh mendiskriminasi terhadap
seseorang didepan hukum dengan alasan apapun.Setiap orang harus diberlakukan yang
sama adilnya dengan orang lain.
c. Moderat Makna
moderat di sini ialah mengambil posisi tengah-tengah maksudnya adalah orang yang
bersangkutan itu bisa menempati di posisi tengah-tengah maksudnya seseorang itu harus
menempatkan dirinya di dalam posisi tengah yang mengartikan bahwa seseorang itu
tidak mengambil keputusan yang terlalu memperberat atau memperingan hukuman
salah satu orang tersebut.
4. Qiradh adalah pemberian dana oleh seseorang kepada orang lain untuk diolah dengan cara
berniaga, dimana keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduannya dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh mereka Sedangkan mudharabah adalah akad kerja sama antara dua orang
dimana yang satu memberikan sejumlah uang sedangkan yang lain memberikan jasa tenaga untuk
mengolah uang tersebut. keuntungan yang dihasilkan dari usaha ini dibagi dua berdasarkan syarat
yang telah mereka tentukan.
Bagi hasil merupakan suatu langkah inovatif dalam ekonomi Islam yang tidak hanya sesuai dengan
perilaku masyarakat, namun lebih dari itu bagi hasil merupakan suatu langkah keseimbangan
sosoal dalam memperoleh kesempatan ekonomi. Dengan demikian, sistem bagi hasil dapat
dipandang sebagai langkah yang lebih efektif untuk mencegah terjainya konflik kesenjangan
antara is kaya dan si miskin di dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Nilai dasar ekonomi Islam yang bersifat universal, yakni tauhid (keimanan), adl (keadilan),
nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah), dan ma'ad (hasil).
a. Tauhid
Karena itu segala aktivitas manusia dalam hubungannya dengan alam dan sumber daya
serta manusia (muamalah) dibingkai dengan kerangka hubungan dengan Allah. Karena
kepada Allah manusia akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan, termasuk
aktivitas ekonomi.
b. Adl (Keadilan)
Implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk
mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.
c. Nubuwwah (Sifat-sifat Teladan Nabi)
Sifat-sifat utama Nabi yang harus diteladani oleh semua umatnya dalam menjalankan
aktivitas ekonominya di antaranya adalah sidiq, amanah, tabligh dan fatonah.
d. Khilafah
Dalam ekonomi Islam nilai khilafah dapat diterapkan dengan tanggung jawab berperilaku
ekonomi dengan cara yang benar. Suatu usaha pemilikan, pengelolaan, ataupun
pemanfaatan sumber daya yang tidak benar akan bisa membuat kerusakan pada
lingkungan baik kerusakan yang dampak langsung maupun kerusakan yang baru akan
dirasakan akibatnya setelah beberapa dekade kemudian.
e. Ma'ad (Hasil)
Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi Islam adalah motivasi para pelaku bisnis
adalah untuk mendapatkan laba, baik laba di dunia maupun di akhirat. Karena itu konsep
profit mendapatkan legitimasi dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai