Anda di halaman 1dari 10

UJI ANALISIS KUALITATIF PROTEIN

KIKI ZAKI LAZUARDI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2017

ABSTRAK

Protein merupakan makromolekul penting yang utama pada sel hewan atau
manusia. Pembagian tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yakni
strutur primer, struktur sekunder, struktur tertier dan struktur kuarterner.
Pengendapan dapat terjadi karena saat ammonium sulfat ditambalkan pada larutan
protein, ion-ion garam ammoniuam menarik molekul air menjauh dari protein. Uji
Pengendapan Oleh Garam Anorganik. Uji Kogulasi (Penggumpalan). Pada
percobaan ini digunakan (NH4)2SO4. Jika protein ditambahkan (NH4)2SO4 akan
terbentuk endapan putih. Uji Millon yang dilakukan terhadap endapan yang
terbentuk menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna kuning, yang
membuktikan bahwa endapan tersebut mengandung protein. Uji biuret adalah
salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa
yang memiliki ikatan peptida. Pada uji koagulasi, endapan albumin yang terjadi
setelah penambahan asam asetat, bila direaksikan dengan pereaksi millon
memberikan hasil positif terhadap reagen millon dengan berubahnya warna endapan
menjadi oranye kecoklatan.

Kata kunci : Protein, Uji pengendapan oleh garam anorganik, Uji kogulasi

PENDAHULUAN protein ada 20 macam. Protein


terdapat dalam sistem hidup semua
Protein merupakan organisme baik yang berada pada
makromolekul penting yang utama tingkat rendah maupun organisme
pada sel hewan atau manusia. Protein tingkat tinggi. Protein mempunyai
berasal dari kata protos atau proteos fungsi utama yang kompleks di dalam
yang berarti pertama atau utama. semua proses biologi.
Protein dalam sel berfungsi sebagai
zat utama dalam pembentukan dan Protein berfungsi sebagai
pertumbuhan, juga dapat digunakan katalisator, sebagai pengangkut dan
sebagai sumber energy jika tubuh penyimpan molekul lain seperti
kekurangan karbohidrat dan lemak. oksigen, mendukung secara mekanis
Melalui hidrolisis oleh asam atau sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
enzim, protein akan menghasilkan menghasilkan pergerakan tubuh,
asam amino. sebagai transmitor gerakan syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan
Protein adalah makromolekul perkembangan. Analisa elementer
yang tersusun dari bahan dasar asam protein menghasilkan unsur-unsur C,
amino. Asam amino yang menyusun H, N dan 0 dan sering juga S.
Disamping itu beberapa protein juga merubah struktur protein, sangat
mengandung unsur-unsur lain, solubel, relatif murah, muda
terutama P, Fe, Zi dan Cu didapatkan dan densitas kejenuhan
(Soerodikoesoemo & Hari: 1989). larutannya tidak setinggi agent
pengendap yang lain, misalnya
Peran dan aktivitas protein potassium fosfat
dalam proses biologis antara lain
sebagai katalis enzimatik, bahwa Pengendapan dapat terjadi
hampir semua reaksi kimia dalam karena saat ammonium sulfat
sistem biologi dikatalis oleh ditambalkan pada larutan protein, ion-
makromolekul yang disebut enzim ion garam ammoniuam menarik
yang merupakan satu jenis protein. molekul air menjauh dari protein. Hal
Sebagian reaksi seperti hidrasi ini disebabkan ion-ion pada garam
karbondioksida bersifat sederhana, ammonium sullat memiliki muatan
sedangkan reaksi lainnya seperti berat jenis besar dibanding protein,
replikasi kromosom sangat rumit sehingga ketika ditambahkan dan
(Staryer: 1995). Enzim mempunyai berikatan dengan molekul air dapat
daya katalitik yang besar, umumya memaksa molekul protein berinteraksi
mingkatkan kecepatan reaksi sampai dan ketika penambahan ammonium
jutaan kali. sulfat dalam jumlah cukup banyak
menyebabkan protein terpresipitasi.
Pembagian tingkat organisasi Kelarutan protein akan berkurang bila
struktur protein ada empat kelas yakni kedalamlarutan protein ditambahkan
strutur primer, struktur sekunder, garam-garam anorganik.
struktur tertier dan struktur kuarterner. Pengendapan terus terjadi karena
Sedangkan klasifikasi protein dibagi kemampuan ion garam untuk
berdasarkanfungsi .biologisnya, menghidrasi, sehingga terjadi
berdasarkan sifat kelarutannya dan kompetisi antara garam anorganik
berdasarkan gugus prostetiknya. dengan molekul protein untuk
Seperti yang telah diuraikan mengikat air. Karena garam anorganik
sebelumnya bahwa terdapat banyak lebih menarik air maka jumlah air yang
Jenis protein sesuai dengan klasifikasi tersedia untuk molekul protein akan
dan fungsinya, akan tetapi khusus berkurang. (poedjiadi, 1994)
dalam tulisan ini pembahasan
mengenai protein hanya terbatas pada Prinsip pengendapan dengan
satu jenis protein saja yakni kolagen ammonium sullat berdasarkan pada
dan akan lebih jauh diuraikan pada kelarutan protein yang merupakan
bagian pembahasan. interaksi antara gugus polar dengan
molekul air, interaksi ionik protein
Pengendapan protein dengan garam dan daya tolak
merupakan tahapan yang diperlukan menolak protein yang bermuatan
dalam pemurnian protein. sama. Berdasarkan fenomena ini,
Pengendapan protein bertujuan untuk proses kelarutan protein terbagi dua,
menghilangkan komponen sel selain yaitu proses salting in dan salting out.
protein. Metode pengendapan protein
yang dilakukan pada unit adalah Analisis protein dapat dilakukan
pengendapan dengan ammonium dengan dua metode, yaitu secara
sulfat. Amonium sulfat ini mempunyai kualitatif dan secara kuantitatif.
beberapa keunggulan antara lain tidak Analisis protein secara kualitatii terdiri
atas reaksi xantoprotein, reaksi tabuung reaksi yang berbeda.
Hopicins-Cole, reaksi Millon, reaksi Masukan larutan biuret keladam
Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. tabung berisi filtrate dan masukan
Sedangkan analisis protein secara larutan millon ke dalam tabung reaksi
kuantitatif terdiri dari metode kjeldahi yang berisi endapan. Amati perubahan
metode titrasi formol, metode Lowry, yang terjadi. Percobaan di ulangi
metode spektrofotometri menggunakan susu kedelai, putih telur
visible(Biuret), dan metode dan santan.
spektrofotometri Uv. Pada percobaan
ini akan di gunakan alasisi kulaitatif 2. Uji Kogulasi (Penggumpalan)
meliputi uji pengendapan oleh garam
anorganik dan uji koagulasi. Bahan

Bahan yang digunakan adalah asam


asetat (CH3COOH) , susu segar, susu
METODELOGI kedelai, putih telur, santan, larutan
Millon (Cu2+, Fe).
1. Uji Pengendapan Oleh
Garam Anorganik Alat

Bahan Praktikum ini menggunakan tabung


reaksi, kertas saring, gelas kimia,
Bahan yang digunakan adalah garam gelas ukur, pipet tetes, corong,
ammonium sulfat ((NH4)2SO4) , susu pengaduk, lampu Bunsen, kaki tiga
segar, susu kedelai, putih telur, dan rak tabung reaksi.
santan, larutan biuret, larutan Millon
(Cu2+, Fe). Prosedur Praktikum

Alat Sebanyak 10 ml larutan susu segar


dimasukan kedalam tabung reaksi.
Praktikum ini menggunakan tabung Kemudian di masukan 5 tetes asam
reaksi, kertas saring, gelas kimia, asetat (CH3COOH). Lalu diaduk atau
gelas ukur, pipet tetes, corong, dikocok dan panaskan dalam gelas
pengaduk dan rak tabung reaksi. reaksi yang sudah mendidih selama 5
menit. Pisahkan filtrat dan endapan
Prosedur Praktikum menggunakan kertas saring kedalam
tabung reaksi yang berbeda.
Sebanyak 10 ml larutan susu segar Masukan larutan biuret keladam
dimasukan kedalam tabung reaksi. tabung berisi filtrate dan masukan
Kemudian di masukan 1 sendok larutan millon ke dalam tabung reaksi
garam ammonium sulfat (bubuk). Lalu yang berisi endapan. Amati perubahan
diaduk atau di kocok dan tunggu yang terjadi. Percobaan di ulangi
sampai ada filtrat dan endapan. menggunakan susu kedelai, putih telur
Pisahkan filtrat dan endapan dan santan.
menggunakan kertas saring kedalam
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Oleh Garam Anorganik

Perubahan Pereakksi Ket.


Warna
Sampel Pereaksi Uji Biuret Uji Millon Uji Uji
Awal Akhir pada (Cu2+, Fe) Biuret Millon
endapan pada filtrate
Terdapat Terdapat + -
Susu Putih endapan endapan
(NH4)2SO4 Putih
Segar Kuning sedikit sedikit

Terdapat Tidak dan + -


Susu Putih endapan endapan
(NH4)2SO4 Putih
Kedelai Kuning sedikit

Terdapat Tidak dan +++ -


endapan endapan
Putih Putih Putih sedikit dan
(NH4)2SO4 warnanya
Telur Keruh Kuning
ungu
pekat

Terdapat Tidak dan + -


Putih endapan endapan
Santan (NH4)2SO4 Putih
Keruh sedikit

Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Koagolasi


Perubahan Warna Uji warna
Sampel Pereaksi Sebelum Setelah Uji Air Uji Millon Ket.
dipanaskan dipanaskan
Endapan Tidak ada UJi Air : +
Susu Putih
CH3COOH Putih endapan Uji Millon :
Segar Kuning
+
Endapan Coklat UJi Air : +
Susu Putih
CH3COOH Putih Uji Millon :
Kedelai Kuning
+
Endapan Endapan UJi Air :
Putih Putih +++
CH3COOH Putih Keruh
Telur Kuning Uji Millon :
+++
Endapan Endapan UJi Air : +
Santan CH3COOH Putih Putih Keruh Uji Millon :
+
Pembahasan pengaruh larutan protein amonium
sulfat (garam anorganik).
1. Uji pengendapan dengan
garam

Pada percobaan ini digunakan


(NH4)2SO4. Jika protein ditambahkan
(NH4)2SO4 akan terbentuk endapan
putih. (NH4)2SO4 yang bersifat
higroskopis akan menarik air yang
terikat pada protein sehingga protein
kehilangan air, mempunyai kelarutan
terkecil dan mudah mengendap. Jadi
peranan (NH4)2SO4 adalah untuk
mengendapkan protein yang
terkandung dalam larutan sampel,
sehingga menghasilkan larutan yang Gambar 1. Tabung sampel + amonium
positif. Hal ini sesuai dengan teori sulfat
bahwa salah satu sifat protein adalah
mengalami koagulasi. Menurut Pada masing-masing larutan
Girindra (1986), salah satu sifat protein tersebut (gelatin & albumin)
protein adalah mengoagulasi terdapat endapan putih dilapisan
(menggumpal/mengendap/mengental) bawah, endapan putih itu adalah
. Reaksi yang terjadi pada pengujian endapan garam yang tidak larut akibat
endapan: ditambahkan dengan ammonium
sulfat, peristiwa pemisahan protein ini
disebut salting out. Hal ini terjadi
karena ammonium sulfat memiliki
tingkat kelarutan yang lebih tinggi
Pada percobaan ini adalah daripada protein. Sehingga pada saat
protein (gelatin & albumin) dijenuhkan penambahan ammonium sulfat,
dengan amonium sulfat. Dengan cara ammounium sulfat akan melarut
ditambahkan logam, diaduk sampai dalam air/pelarutnya dan mendesak
larut, ditambahkan amonium sulfat protein keluar, kembali dalam bentuk
dan juga diaduk lagi sehingga solidnya sehingga terbentuklah protein
tertinggal sedikit garam. Pada larutan yang terendapkan. Dan endapan putih
gelatin setelah ditambahan amonium tersebut juga di saring menggunakan
sulfat ini terjadi 2 palisan pada larutan, kertas saring, kemudian masing-
lapisan atas berwarna kuning dan masing hasil saring dari protein
lapisan bawah terdapat endapan tersebut albumin dilarutkan
putih. Sedangkan pada larutan gelatin menggunakan air, dilarutkan
setelah ditambahkan amonium sulfat menggunakan reagen Millon, dan
terdapat 3 lapisan pada larutan, difiltrat juga dengan uji biuret. Pada
lapisan atas berwarna bening, lapisan endapan garam yang dilarutkan
tengah berwarna putih keruh, dan dengan air yaitu semua endapan larut,
lapisan bawah terdapat endapan karena sifat garam yang hidrofobik,
putih. Tujuan dilakukan percobaan ini jadi saat garam dilarutkan pada air,
adalah mengetahui sifat garam pada garam akan menyerap air sehingga
garam mudah larut dalam air. Bila
garam netral yang ditambahkan garam mengahsilkan endapan tetapi
berkonsentrasi tinggi, maka protein tidak ada filtrate. Perbedaan kuantitas
akan mengendap. Pengendapan terus endapan yang terjadi disebabkan oleh
terjadi karena kemampuan ion garam intensitas garam yang direksikan dan
untuk mengdehidrasi, sehingga terjadi jenis garamnya. Semakin banyak yang
kompetisi antara garam anorganik direaksikan, maka endapan yang
dengan molekul protein untuk dihasilkan akan semakin banyak.
mengikat air. Karena garam anorganik Peristiwa ini sesuai dengan metode
lebih menarik air maka jumlah air yang salting in dimana metode ini dilakukan
tersedia untuk molekul protein akan dengan menambahkan garam yang
berkurang. tidak jenuh atau pada konsentrasi
rendah sehingga protein menjadi
Pada hasil endapan (gelatin & bermuatan dan larut dalam larutan
albumin) yang ditambahkan amonium garam. Kelarutan protein akan terus
sulfat dilarutkan dengan reagen millon meningkat sejalan dengan penigkatan
yaitu endapan tidak larut pada reagen konsentrasi garam. Apabila
millon dan endapannya berwarna konsentrasi garam ditingkatkan terus,
orange, padahal mulanya endapan maka kelarutan protein akan turun,
tersebut berwarna putih. Sedangkan pada konsentrasi garam yang lebih
pada endapan putih gelatin yang tinggi, protein akan mengendap.
ditambahkan amonium sulfat Pengendapan ini disebut salting out
dilarutkan dengan reagen millon karena proses persaingan antara
terjadi reaksi pada larutan, yaitu garam dan protein untuk mengikat air.
larutan tersebut berwarna kuning dan Ion garam yang memiliki tingkat
didalamnya terdapat gelembung yang densitas lebih tinggi dibandingkan
naik keatas, serta terdapat busa pula. dengan protein. Kadar susu segar,
Prinsif reagen millon itu sendiri susu kedelai, putih telur dan santan
bembentukan garam merkuri dari yang direasikan juga.mempengaruhi
tirosin yang ternitrasi. Tirosin proses pengendapan protein
merupakan asam amino yang
mempunyai molekul fenol pada gugus
R-nya, yang akan membentuk garam
merkuri dengan pereaksi millon. Dari
hasil percobaan, diketahui bahwa
protein albumin mengandung Tirosin
sebagai salah asam amino
penyusunnya, sedangkan gelatin
tidak. Tirosin memiliki molekul fenol
pada gugus R-nya.

Pada percobaan yang dilakukan


pada uji susu segar yang di reaksikan
dengan garam terdapat endapan dan
sedikit filtrate begitu juga pada susu
kedalai terdapat endapan dan filtrate. Gambar 2. Hasil uji millon dan
Putih Telur (Albumin) yang direksikan biuret
dengan garam, maka akan
menimbulkan adanya endapan. Dan Uji Millon yang dilakukan
juga pada santan di reaksikan dengan terhadap endapan yang terbentuk
menunjukkan hasil positif dengan warna ungu yang terbentuk akan
terbentuknya warna kuning, yang semakin nyata (Gilvery 1996).
membuktikan bahwa endapan
tersebut mengandung protein. Hal 2. Uji Koagulasi
ini menunjukkan bahwa penambahan
garam tidak merusak protein, garam Pada uji koagulasi, endapan
hanya menutupi permukaan protein albumin yang terjadi setelah
yang aktif. Uji Biuret yang dilakukan penambahan asam asetat, bila
terhadap filtrat memberikan hasil direaksikan dengan pereaksi millon
negatif sehingga dapat disimpulkan memberikan hasil positif terhadap
bahwa filtrat tersebut tidak reagen millon dengan berubahnya
mengandung protein. Hal ini berarti warna endapan menjadi oranye
protein sudah mengendap secara kecoklatan. Hal ini menunjukan bahwa
sempurna sehingga tidak tersisa lagi endapan yang terbentuk benar-benar
pada filtrat. Buiret adalah senyawa merupakan endapan protein, hanya
dengan dua ikatan peptida yang saja telah terjadi perubahan struktur
terbentuk pada pemanasan dua tersier ataupun kwartener, sehingga
molekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi protein tersebut mengendap.
Biuret dalam suasana basa akan Perubahan struktur tersier albumin ini
berekasi dengan polipeptida atau tidak dapat diubah kembali ke bentuk
ikatan-ikatan peptida yang menyusun semula, ini bisa dilihat dari tidak
protein membentuk senyawa larutnya endapan albumin itu dalam
kompleks berwarna ungu atau violet. air. Protein yang tercampur oleh
Reaksi ini positif terhadap dua buah senyawa logam berat akan
ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif terdenaturasi. Hal ini terjadi pada
untuk asam amino bebas atau albumin yang terkoagulasi setelah
dipeptida. Semua asam amino, atau ditambahkan CH3COOH. Senyawa-
peptida yang mengandung asam-α senyawa logam tersebut akan
amino bebas akan bereaksi dengan memutuskan jembatan garam dan
ninhidrin membentuk senyawa berikatan dengan protein membentuk
kompleks berwarna biru-ungu. endapan logam proteinat. Protein
Namun, prolin dan hidroksiprolin akan terkoagulasi oleh pemanasan.
menghasilkan senyawa berwarna
kuning (Sudarmaji, 1989). Uji biuret
adalah salah satu cara pengujian yang
memberikan hasil positif pada
senyawa-senyawa yang memiliki
ikatan peptida. Oleh karena itu, uji
Biuret ini sering digunakan untuk
menunjukkan adanya senyawa
protein. Uji biuret menghasilkan warna
biru keunguan pada asam amino yang
mengandung kompleks Cu2+, NH, dan
gugus CO dari rantai peptidanya.
Albumin memiliki gugus bangun yang
kompleks dan mengikat dua atau lebih
asam amino esensial, sehingga
terbentuk ikatan peptida. Semakin Gambar 3. Pemanasan tabung sampel
banyak ikatan peptida yang dimiliki + asam asetat
Terjadinya koagulasi disebabkan Reagen Millon terdiri dari
karena ion H+ dari CH3COOH terikat merkuri dan ion merkuro dalam asam
pada gugus negatif pada protein. nitrat dan asam nitrit. Sampel protein
Ketika ion H+ dari asam asetat masuk yang mengandung asam amino ketika
ke dalam larutan, akan mempengaruhi direaksikan dengan reagen Million
keseimbangan dan pengkutuban akan membentuk garam merkuri dari
muatan dari molekul protein. tirosi yang ternitrasi. Garam yang
Perubahan pengkutuban ini terbentuk ini akan memberikan warna
menyebabkan rusaknya konformasi yang spesifik yaitu warna merah.
alamiah protein seperti struktur tersier Warna yang terbentuk tersebut
dan struktur kwartener protein. mengindikasikan bahwa sampel yang
Rusaknya konformasi alamiah protein digunakan mengandung asam amino.
menyebabkan terganggunya stabilitas Campuran yang kemudian dipanaskan
dari larutan protein, sehingga larutan bertujuan untuk mempercepat reaksi
protein mengalami koagulasi. antara reagen dengan sampel
sehingga terbentuknya garam merkuri
Larutan protein (albumin) lebih cepat. Penambahan reagen tidak
didalam tabung reaksi, kemudian boleh terlalu banyak karena warna
ditambahkan asam asetat 5 tetes dan yang terbentuk pada saat pemanasan
dipanaskan, terjadi reaksi pada larutan akan menghilang. Pada praktikum ini
albumin yang ditambahkan asam ketiga tabung tidak menunjukkan
asetat yaitu seluruh larutan setelah warna merah setelah larutan
dipanaskan menjadi endapan putih dipanaskan. Hal ini kemungkinan
susu. Kemudian endapan tersebut ada disebabkan oleh peralatan yang
yang ditambahkan dengan air ada kurang bersih.
juga yang ditambahkan dengan
reagen millon. Pada endapan yang Pada pH 3.8 terjadi endapan
ditambahkan dengan air terjadi reaksi yang paling banyak ketika sebelum
pada larutan yaitu terjadi 2 lapisan dipanaskan. Pada saat dipanaskan
pada larutan, lapisan atas berwarna atau setelah dipanaskan, pada Ph 3.8
keruh dan lapisan bawah terdapat dan 4.7 menghasilkan endapan yang
endapan putih. Sedangkan pada paling banyak. Ketika jumlah muatan
endapan yang ditambahkan reagen positif dan negative jumlahnya sama
millon terjadi reaksi pada larutan yaitu atau netral, maka protein akan
larutan berwarna bening. mengalami koagulasi. Pada titik
isoelektrik terdapat keseimbangan
antara bentuk-bentuk asam amino
sebagai ion amfoter, anion dan kation.
Tetapi sebagian besar molekul asam
amino terdapat dalam bentuk ion
amfoter dan hanya sedikit sekali yang
terdapat dalam bentuk kation dan
anion dalam jumlah yang sama.
(Raymond, 2008)

Ketika jumlah muatan sama


Gambar 4. Hasil uji millon pada uji dengan nol, maka protein akan
koagulasi mengalami koagulasi sehingga protein
akan mengendap. Hal ini sering
dilakukan untuk memisahkan atau garam, maka akan menimbulkan
menghitung kadar protein dari suatu adanya endapan. Dan juga pada
bahan. santan di reaksikan dengan garam
mengahsilkan endapan tetapi tidak
Putih telur tidak mengandung ada filtrate.
lemak, sehingga putih telur dapat
menyatu dengan penambahan air. Pada uji koagulasi, endapan
Menurut Winarno (1991) dalam putih albumin yang terjadi setelah
telur tidak terkandung lemak, penambahan asam asetat, bila
kolesterol, lemak trans dan direaksikan dengan pereaksi millon
karbohidrat, namun terdapat protein, memberikan hasil positif terhadap
potassium, kalsium fosfor dan seng. reagen millon dengan berubahnya
Sehingga putih telur bisa di konsumsi warna endapan menjadi oranye
untuk membantu mengurangi tingkat kecoklatan.
kolesterol. Putih telur dalam masakan
atau makanan sehari-hari dapat
menurunkan tingkat kolesterol. Putih
telur menghasilkan protein yang DAFTAR PUSTAKA
langsung bisa diserap oleh tubuh. Triandita, Nanda. 2017. Modul
Praktikum Biokimia
Tanaman.Garut: Universitas
KESIMPULAN Garut.

Unsur penyusun protein adalah Katili, Sidik, Abubakar. 2009. Struktur Dan
C,H,O,N dan S. Protein dapat larut Fungsi Protein Kolagen. JURNAL
PELANGI ILMU VOLUME 2 NO. 5
dalam air karena keduanya sama-
sama bersifat polar. Protein juga dapat
Pudjiadi, Anna, 1994. Dasar-dasar
larut dalam larutan asam dan basa
Biokimia. Jakarta : UI
karena protein bersifat amfoter.Protein
tidak larut dalam pelarut Wirahadikusumah, Muhammad. 1997.
nonpolar.Protein dapat mengendap Biokimia Protein, Enzim, dan
melalui penambahan garam-garam Asam Nukleat. Bandung : ITB
anorganik dengan metode sating in
dan salting out.Penambahan ion-ion Malik, Maulana, dkk. Uji Kualitatif
logam pada protein menyebabkan Protein. Jakarta : Universitas
protein mengendap dengan Islam Negeri (UIN) Syarif
membentuk garam proteinat.Pengaru
Hidayatullah Jakarta
parameter fisik seperti pH, suhu, dan
konsentrasi sangat berpengaruh
http://siti-khairun-
terhadap uji kualiatit protein. nisa.blogspot.co.id/2013/03/lapo
Pada percobaan uji ran-biokimia-uji-reaksi-
pengendapan oleh garam anorganik protein.html (diakses pada
yang dilakukan pada uji susu segar tanggal 1 Mei 2017)
yang di reaksikan dengan garam http://silviahidayantiaskep.blogspot.co.
terdapat endapan dan sedikit filtrate id/2012/01/biokimia-uji-
begitu juga pada susu kedalai terdapat
protein.html (diakses pada
endapan dan filtrate. Putih Telur tanggal 1 Mei 2017)
(Albumin) yang direksikan dengan
http://rahmisyavira.blogspot.co.id/2014
/10/laporan-praktikum-biokimia-
koagulasi.html (diakses pada
tanggal 1 Mei 2017)

http://c31120067.blogspot.co.id/2013/
06/koagulasi-protein.html
(diakses pada tanggal 1 Mei
2017)

http://nissakhoiriah.blogspot.co.id/201
2/03/laporan-praktikum-biokimia-
reaksi-uji.html (diakses pada
tanggal 1 Mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai