PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
4. Adanya kegiatan
1
Dita Wahyu Permata, "Organisasi Koperasi", diakses dari
https://ditawahyup.wordpress.com/koperasi-dan-kewirausahaan/organisasi-koperasi/, pada
tanggal 14 Oktober 2018 pukul 20.21 WIB
2
2.2 Struktur Organisasi Koperasi
3
a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi. Tetapi bukan berarti rapat anggota tidak bersifat
tak terbatas. Kekuasaan tertinggi suatu rapat anggota tetap ada
batasnya, yaitu prinsip koperasi dan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.2
b. Pengurus
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang
sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai Organisasi
ekonomi bertwatak sosial. Pengurus bertanggung jawab mengenai
segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat
anggota
2
Sonny Sumarsono, "Manajemen Koperasi : Teori dan Praktek", (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2003)
Hlm. 26
4
Menurut pasal 30 Undang - Undang Nomor 25/1992 tentang
perkoprasian. Tugas dan wewenang pengurus adalah sebagai
berikut :
1) Mengelolah koperasi dan Usahanya.
2) Mengajukan rancangan rencana kera serta rancangan
rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
3) Menyelenggarakan rapat anggota.
4) Mengajukan laporan keuangan dan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
5) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
c. Pengawas
Meski dalam UU No. 25/1992, keberadaan pengawas pada
struktur Orgaisasi Koperasi bukan merupakan sesuatu yang di
wajibkan, tetapi dengan adanya pengawas yang di tempatkan di
koperasi maka peluang terjadinya penyimpangan dan
penyelewengan dalam pengelolaan organisasi dan usaha koperasi
di harapkan dapat dikurangi.4
Berdasarkan Pasal 39 UU No. 25/1992, tugas dan wewenang
pengawas adalah :
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengeloaan koperasi.
2) Meneliti catatan yang ada pada koperasi
3
Ibid, hlm. 40
4
Ibid, hlm. 48
5
3) Memberikan bimbingan kepada pengurus dan karyawan
kearah keahlian dan keterampilan.
4) Mencegah pemborosan bahan, waktu dan tenaga agar
tercapai efisiensi usaha.
5) Menilai hasil kerjasama dengan rencana yang sudah
diterapkan.
6) Mencegah terjadinya penyelewengan.
7) Menyelesaikan administrasi secara menyeluruh
d. Manajer
Manajer dalam pengertian umum adalah orang yang
mengatur pekerjaan atau kerja sama diantara berbagai kelompok
untuk mencapai suatu tujuan.
Manajer dapat diklasifikasi menurut tingkat nya dalam
organisasi atau menurut ruang lingkup kegiatan yang di kelola
manajer dan menjadi tanggung jawabnya, manajemen dibagi
menadi 3 tingkatan yaitu, :
1. Manajer Puncak
Dalam koperasi, Manajer puncak bertanggung jawab
langsung kepada pengurus. Kelompok ini bertanggung
jawab atas manajemen bidang usaha yang menyeluruh dari
koperasi yang bersangkutan. Dalam perusahaan Swasta
yang besar mereka disebut sebagau CEO (Chief Excutive
Officer).5
2. Manajer menengah
Tingkatan manajemen ini memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen
puncak. Manajemen tingkat menengah mempunyai
tanggung jawab pula terhadap segala kegiatan yang
dilaksanakan oleh tingkatan manajemen di bawahnya
bahkan terhadap beberapa karyawan operasional. Contoh
5
Yusuf, "3 tingkatan Manajemen dalam organisasi lengkap", diakses dari https://www.
http://jurnalmanajemen.com/tingkatan-manajemen/, pada 15 Oktober 2018 pukul 15.40 WIB
6
tingkatan manajemen tingkat menengah seperti kepala
departemen (manajer pemasaran, manajer keuangan, dll)
atau HOD, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer
cabang (cabang perusahaan atau unit lokal), manajer
pabrik, Junior Executive (asisten manajer pembelian,
asisten manajer pemasaran, dll) dan manajer divisi.
6
Ibid, hlm. 56
7
2.3 Manajemen koperasi
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi.
Sebagaimana diketahui, hakikat manajemen ialah mencapai tujuan dengan
tangan orang lain. Pencapaian tujuan dengan tangan orang lain itu
dilakukan oleh manaemen dengan melaksanakan fungsi - fungsi
manajemen, yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Dengan demikian, keberhasilan
manajemen sebuah organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan
masing - masing fungsi tersebut.7
Agar dapat mengetahui tugas manajemen dengan lebih jelas, secara
umum fungsi manajemen dibedakan dalam lima fungsi sebagai berikut :
a) Perencanaan
Perencanaan adalah proses perumusan program beserta
anggarannya yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai
tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan.
Untuk itu pelaksanaan fungsi perencanaan dalam sebuah organisasi
koperasi harus secara konsistem mengacu pada tujuan dan misi
koperasi tersebut.
Koperasi dalam melaksanakan sebuah perencanaan, selain
harus mengacu pada tujuan dan misi koperasi itu. Penentuan
strategi harus mempertimbangkan secara cermat hal - hal berikut :
1. Berbagai ketentuan koperasi.
2. Berbagai kelemahan yang dimilikinya.
3. Kesempatan bisnis yang dimanfaatkan untuk mencapai
tujuan koperasi
4. Hambatan bisnis yang diperkirakan akan mengganggu
penapaian tujuan koperasi
Sedangkan jenis strategi yang dapat dipilih pada tingkatan
unit usaha meliputi : minimasi biaya, diferensiasi produk,
konsentrasi pada pasar tertentu, atau gabungan ketiganya.
7
Ibid. hlm. 71
8
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang
dalam koperasi diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan rencana - rencana koperasi itu
Dalam garis besarnya, jenis struktur organisasi dibedakan
atas struktur fungsional, struktur unit usaha, dan struktur matriks.
Struktur fungsional adalah yang membagi wewenang pengelolaan
koperasi berdasarkan fungsi - fungsinya. Struktur Unit Usaha ialah
yang membagi wewenang pengelolaan koperasi berdasarkan unit -
unit usahanya dan Struktur Matriks adalah gabungan antara
struktur fungsional dan struktur Unit usaha.8
c) Pengarahan
Pengarahan disini adalah pengarahan agar para karyawan
lebih mengkonsentrasikan diri dalam bertugas. Mereka diarahkan
pada tujuan koperasi yang sudah ditetapkan. Pengurus koperasi
mengarahkan karyawannya bila ada penyimpangan penyimpangan
sebagai hasil karena kerja yang kurang baik.
d) Pengawasan
Fungsi pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh
kewenangan yang lebih tinggi untuk, untuk mengukur tingkat
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang
telah dicapai.
Sesuai dengan UU No. 25/1992, pengawasan atas
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi dilaksanakan oleh pengawas.
Kegiatan pengawasan terutama sekali dilakukan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Dengan
demikian pengawas diharapkan dapat menegah/mengurangi akan
terjadinya penyalahgunaan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
oleh koperasi secara tidak bertanggungjawab.9
8
Ibid. Hlm. 81
9
Ibid. Hlm. 86
9
2.4 Aspek - Aspek Manajemen Koperasi
A. Manajemen Operasi
Manajemen operasi adalah salah satu aspek dari manajemen
Koperasi yang memusatkan perhatiannya terhadap pengelolaan
variabel - variabel kunci yang menentukan tercapainya efisiensi dan
efektivitas kegiatan utama Koperasi secara optimal.
Cakupan manajemen operasi dapat diilustrasikan dengan melihat
pengelolaan kegiatan sebuah Koperasi yang bergerak dalam bidang
manufaktur. Sebagaimana diketahui, karakteristik operasi sebuah
manufaktur ialah terjadinya proses transformasi masukan (input)
menjadi keluaran (output). Baik dengan bantuan tenaga manusia
maupun dengan bantuan peralatan - peralatan mekanik10
Manajemen Masukan
Yang dimaksud masukan dalam hal ini adalah bahan baku
yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Sehubungan
dengan bahan baku ini, maka pertama tama pengurus koperasi
harus bisa menentukan sumber pengadaan bahan baku paling
murah berkualitas.
Manajemen Keluaran
Pengurus koperasi harus dapat menentukan secara tepat,
baik jumlah satuan yang akan dihasilkan yang dapat dapat
10
Ibid. Hlm. 91
10
diserap oleh pasar maupun standart kualitas tertentu sesuai
dengan sasaran pasar yang ingin di raih. Agar proses produksi
dapat berjalan dengan biaya terendah maka biaya susunan
standar produksi dan biaya merupakan kebutuhan yang mutlak
sifatnya pada tahap produksi.
B. Manajemen Keuangan
Pusat perhatian manajemen keuangan adalah terhadap
pengelolaan berbagai sumber aspek keuangan suatu usaha. Sebagai
salah satu sumber daya strategis untuk menjalankan usaha, maka
masalah pengelolaan keuangan ini sangat pernting artinya bagi
kelangsungan hidup Koperasi.
Sesuai dengan cakupannya itu, maka hakikat manaemen
adalah mengupayakan tercapainya keseimbangan antara kebutuhan
dana serta penggunannya. Pengertian seimbang dalam hal ini
adalah keseimbangan antara sisi aktiva dengan pasiva neraca. Sisi
aktiva menunjukan macam macam pos kekayaan (pembelanjaan),
sedangkan sisi pasivanya menunjukan sumber sumber dana yang
digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pembelanjaan.
Dengan demikian pembelanjaan yang direncanakan dengan
baik, akan menempatkan koperasi pada posisi yang sehat dilihat
dari segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.11
11
Ibid. Hlm 94
11
kegiatannya, harus dapat kembali masuk kedalam koperasi
melalui penjualan barang barang atau jasa yang dilakukan.
Manajemen Kas
Pusat perhatian manajemen kas adalah pada tercapainya
keseimbangan antar kas yang dikeluarkan ( Cash outflow)
dengan kas yang diterima (cash inflow). Sebagaimana
diketahui, kas adalah aktiva yang paling likuid, selain itu, kas
juga merupakan aktiva yang tidak mempunyai identitas
pemilikan yang jelas, karena itu sangant besar
kemungkinannya menjadi sasaran penyelewengan. Dengan
sifat seperti itu, maka manjemen kas harus diarahkan agar
mencapai keadaan keadaan sebagai berikut :
a. Terjadinya kas dalam jumlah yang cukup untuk
membiayai transaksi transaksi koperasi selama periode
berjalan.
b. Menghidari terjadinya pengangguran kas koperasi
dalam jumlah yang relatif besar
c. Menghindari terjadinya penyalagunaan penggunaan kas
koperasi
Manajemen Piutang
Piutang adalah tagiha kepada pihak - pihak di luar
Koperasi, yang timbul karena terjadinya penjualan atau
penyerahan jasa jasa koperasi. Dari segi waktu nya, piutang
dapat dibedakan atas piutang jangka pendek dan piutang
jangka panjang.12
Permasalahan manajemen piutang biasanya terletak pada
segi penagihannya. Piutang mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap likuiditas koperasi. Karena piutang menyangkut
hubungan dengan pihak ketiga, maka pengendaliannya
cenderung agak rumit. Resiko paling kecil yang sering kali
terjadi dalam kaitannya dengan piutang adalah tidak
12
Ibid. Hlm. 97
12
tertagihnya piutang itu pada tanggal jatuh tempo nya. Agar
dampak dari kelambatan pengumpulan piutang itu dapat di
perkecil, maka keputusan menjual barang dan jasa secara
kredit dan tunai perlu direncanakan dengan memperhatikan
kondisi likuiditas koperasi.
Manajemen persediaaan
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki ole
koperasi, dengan maksud untuk dijual kembali atau diproses
lebih lanjut menjadi produk baru yang mempunyai nilai
ekonomis lebih tinggi. Sesuai dengan jenis nya, persediaan
dapat dibedakan menadi persediaan bahan baku dan persediaan
barang jadi.
C. Manajemen pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu
usaha untuk menimbulkan permintaan terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan. Sebagai suatu prosesm maka kegiatan pemasaran
dapat dibagi atas beberapa tahap kegiatan sebagai berikut :
Analisis pasar
Indentifikasi kebutuhan konsumen
Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan konsumen
Menguji rencana pemasaran dengan menempatkan produk ke
pasar
Evaluasi hasil - hasil pengujian rencana pemasaran
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja
sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama
dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama
dalam suatu wadah koperasi.
Struktur Organisasi diantaranya adalah : Rapat Kerja, Pengurus,
Pengawas, dan Manajer
Manajemen koperasi berarti mengelolah koperasi sedemikian rupa
guna mencapai tujuannya yaitu meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Fungsi Manajemen diantaranya adalah : Perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan.
Aspek Aspek Manaemen diantaranya adalah : Manajemen Operasi,
Manajemen Keungan, dan Manajemen pemasaran
14