Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH FISIKA

PENERAPAN DAN PERAN ILMU FISIKA DALAM BIDANG


TEKNOLOGI INFORMASI

DISUSUN OLEH

DONI ANDRIANTO D111811120

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK TEDC

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah “Penerapan Dan Peran Ilmu Fisika Dalam Bidang Teknologi Informasi ”
ini tepat waktu. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas Mata Kuliah
Fisika Semester Ganjil.

Makalah ini dirancang untuk memperkuat kompetensi dari sisi


pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi
dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata kuliah, sehingga
kompetensi dasar tiap mata kuliah mencakup kompetensi dasar kelompok
keterampilan. Semua mata kuliah dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis


khususnya dan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, 18 oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 2
1.1. LATAR BELAKANG .............................................................................. 2
1.2. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 2
1.2.1. Dalam ilmu fisika bagaimana pesawat udara bisa terbang?.............. 2
1.2.2. Kenapa pesawat udara bisa terbang tanpa awak? ............................. 2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN PESAWAT TERBANG ................................................. 3
2.2. PENERAPAN FISIKA TERHADAP PESAWAT TERBANG ............. 3
2.3. PERANGAKAT KENDALI PESAWAT TERBANG ............................ 5
2.4. PESAWAT TANPA AWAK ................................................................... 6
2.5. PENGENDALIAN TAHAP AUTO PILOT ............................................ 7
2.6. DASAR-DASAR AUTO PILOT ............................................................. 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
3.1. KESIMPULAN ...................................................................................... 11
REFERENSI ......................................................................................................... 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 gaya pada pesawat .................................................................................. 4


Gambar 2 Alur laju pesawat terbang ....................................................................... 5
Gambar 3 Aerofoil .................................................................................................. 5
Gambar 4 Bagian perangkat dasar kendali pesawat ................................................ 6
Gambar 5 Super Heavy Global Hawk ..................................................................... 7

iii
DAFTAR TABEL
Table 1 Processor .................................................................................................... 9
Table 2 Interfaces .................................................................................................. 10

iv
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kita semua pasti pernah memandang ke angkasa dan melihat ada pesawat
terbang yang sedang melintasi udara di atas kita. Mungkin ada di antara kita
yang pernah bertanya “bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi”?. Pertanyaan
ini wajar, apa lagi jika kita melihat massa dari pesawat yang berton-ton sehingga
sepertinya mustahil untuk membuatnya dapat terbang terangkat di atas
tanah. Di tambah lagi bahwa massa jenis dari pesawat itu yang terbuat dari
material logam jauh lebih besar dari massa jenis udara yang bertindak ibarat
“Jalan Raya”.
Bagaimana pesawat udara dapat terbang? Adalah suatu yang salah jika
kita berfikir bahwa mesin (engine) lah menyebabkan pesawat dapat terbang.
Pada dasarnya, sayap lah yang memberi gaya angkat yang dibutuhkan
untuk terbang, sedangkan engine hanya memberi gaya dorong (thrust) untuk
bengerak maju. Jadi, kesimpulan mudahnya adalah bahwa pesawat udara
(bukan pesawat antarikasa) dapat terbang karena memiliki sayap.
Lalu bagaimana dengan pesawat tanpa awak? Pesawat tanpa awak atau
Pesawat nirawak sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak
jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan
hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan
mampu membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Dalam ilmu fisika bagaimana pesawat udara bisa terbang?
1.2.2. Kenapa pesawat udara bisa terbang tanpa awak?
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan ini dimaksudkan untuk mengatahui betapa pentingnya penerapan
ilmu fisika dan teknologi informasi didalam pesawat terbang yang bisa
membuat pesawat beroprasi tanpa awak.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PESAWAT TERBANG

Pesawat terbang atau pesawat udara adalah mesin atau kendaraan apapun
yang mampu terbang di atmosfer atau udara. Pesawat terbang yang lebih berat
dari udara diterbangkan pertama kali oleh Wright Bersaudara (Orville Wright
dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang
dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain
Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan
pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di
lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910.
Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan dari udara sudah terbang jauh
sebelumnya. Penerbangan pertama kalinya dengan menggunakan balon udara
panas yang ditemukan seorang berkebangsaaan Perancis bernama Joseph
Montgolfier dan Etiene Montgolfier terjadi pada tahun 1782, (Admin,
2015)kemudian disempurnakan seorang Jerman yang bernama Ferdinand von
Zeppelin dengan memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk
membawa penumpang dan barang pada tahun 1900.
Pada tahun tahun berikutnya balon Zeppelin mengusai pengangkutan udara
sampai musibah kapal Zeppelin pada perjalanan trans-Atlantik New Jersey
1936 yang menandai berakhirnya era Zeppelin meskipun masih dipakai
menjelang Perang Dunia II. Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak
mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat
untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

2.2. PENERAPAN FISIKA TERHADAP PESAWAT TERBANG

Sebagaimana kita ketahui, di permukaan bumi ini setiap benda yang


bobotnya lebih berat dari udara (heavier than air) pasti akan jatuh ke
permukaan bumi karena fenomena ini tunduk pada hukum Gravitasi (G).
Untuk mempertahankan agar benda tetap berada pada tempatnya dan tidak
jatuh ke bumi, maka dibutuhkan Gaya (Force) sebesar Gaya Gravitasi (G-
4

Force) yang timbul terhadap benda itu, yang dalam sehari-hari disebut Bobot
(Weight). Hal ini berlaku pula pada sebuah pesawat terbang sebagai benda
yang lebih berat dari udara.

Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang terdiri atas: (1) Gaya
Dorong (Thrust) yang mendorong pesawat ke depan, (2) Gaya Hambat (Drag)
yang arahnya ke belakang pesawat, berlawanan dengan Gaya Dorong, (3) Gaya
Angkat (Lift) yang mengangkat pesawat ke atas, dan (4) Gaya Gravitasi yang
bekerja pada pesawat sehingga menimbulkan Bobot (Weight) yang arahnya
selalu ke bawah, ke pusat bumi.

Gambar 1 gaya pada pesawat

Lalu agar pesawat dapat terbang (mengudara) melawan Gaya Gravitasi


bumi, maka harus ada Gaya yang lebih besar dari Gaya Gravitasi
(Bobotnya) yang bekerja pada pesawat itu. Gaya untuk melawan Gaya
Gravitasi (Weight) pada pesawat terbang adalah Gaya Angkat (Lift) yang
dihasilkan oleh sayap sebagai akibat adanya Gaya Dorong (Thrust) dari
Mesin (Engine) pesawat, baik dari jenis Baling-baling (Propeller) ataupun
jenis Jet (Propulsion Jet), yang besarannya harus jauh lebih besar dari Gaya
Hambat (Drag).
5

Gambar 2 Alur laju pesawat terbang

Gaya Dorong (Thrust) yang berasal dari Mesin pesawat dan besarnya jauh
lebih besar dari Gaya Hambat (Drag) ini akan mendorong pesawat melaju
ke depan dengan kecepatan tertentu. Hal ini akan menimbulkan Gaya
Aerodinamik pada sayap yang bentuknya dirancang sedemikian rupa
(Aerofoil) sehingga dapat menimbulkan Gaya Angkat (Lift) pada sayap
(tentunya juga pada pesawat secara keseluruhan) sehingga pesawat bisa
terbang. Gaya Angkat pada sayap timbul karena adanya kecepatan aliran
udara pada sayap sehingga menimbulkan perbedaan tekanan udara di bagian
atas dan di bagian bawah sayap sebagai akibat perbedaan kecepatan aliran
udara pada bagian atas dan bagian bawah sayap sesuai Hukum Bernouli.

Gambar 3 Aerofoil

2.3.PERANGAKAT KENDALI PESAWAT TERBANG

Selanjutnya, agar pesawat dapat dikendalikan sesuai keinginan sehingga


dapat terbang mencapai tujuannya maka pesawat harus memiliki Perangkat
Kendali (Control Devices). Gerakan terbang pesawat seperti naik, turun, belok
ke kiri dan ke kanan atau berguling ke kiri dan ke kanan dilakukan oleh
perangkat pengendali pada pesawat yang dikendalikan oleh Pilot di ruang
6

kendali (Cockpit). Perangkat Kendali Dasar pesawat terbang meliputi:


(1) Elevator(bagian dari sirip horizontal di ekor pesawat) yang berfungsi untuk
mengendalikan pesawat naik dan turun (Up-down), (2) Rudder(bagian dari sirip
vertikal di ekor pesawat) untuk belok ke kiri dan ke kanan (Yaw) yang dibantu
oleh Aileronyang terletak di kiri-kanan sayap utama (sayap depan pesawat), dan
terakhir (3) Aileronitu sendiri yang berfungsi untuk mengendalikan pesawat
agar bisa berbelok (membantu Rudder), sedangkan fungsi utamanya adalah
untuk mengendalikan pesawat agar bisa berguling (Roll) ke kiri dan ke kanan
(Gambar 4).

Gambar 4 Bagian perangkat dasar kendali pesawat

Perangkat Kendali tersebut di atas adalah perangkat kendali utama atau dasar
yang mutlak ada pada setiap pesawat kecil maupun besar. Sedangkan perangkat
pengendali lainnya seperti Flap, Spoiler, dan sebagainya, tidak selalu ada pada
pesawat kecil tapi pasti ada di pesawat-pesawat besar.

2.4. PESAWAT TANPA AWAK


Pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) adalah sebuah mesin
terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu
mengendalikan dirinya sendiri. Pesawat tanpa awak adalh drone target, pesawat
tanpa awak yang digunakan sebagai sasaran tembak. Perkembangan kontrol
otomatis membuat pesawat sasaran tembak yang sederhana mampu berubah
menjai pesawat tanpa awak yang komplek dan rumit. Kontrol pesawat tanpa
awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu kontrol melalui pengendalian
7

jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat terbang secara mandiri berdasarkan
program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang. Saat ini pesawat
tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) mampu melakukan misi pengintaian
dan penyerangan, saat ini pesawat tanpa awak juga semakin banyak digunakan
untuk keperluan sipil (non militer) seperti pemadam kebakaran keamanan non
militer atau pemeriksaan jalur pemipaan. Pesawat tanpa awak sering melakukan
tugas yang dianggap terlalu kotor dan terlalu berbahaya untuk pesawat berawak.
Dalam sebuah perancangan pesawat terbang tanpa awak, terlebih dahulu harus
mendefinisikan misi penerbangan seperti apa yang akan dilakukan oleh pesawat
tersebut. Hal ini harus dilakukan karena tidak ada satu jenis pesawat terbang
tanpa awak yang bisa melakukan semua misi yang ada dalam penerbangan.
Pesawat terbang tanpa awak dimaksudkan untuk mengemban misi pemanyauan
udara untuk melihat objek yang diam atau bergerak diatas permukaan tanah.
Misi tersebut dilakukan didaerah dengan dukungan infrastruktur yang minim
seperti daerah hutan pegunungan, rawa dan lain-lain. Dengan misi tersebut,
maka pesawat terbang tanpa awak harus merupakan gabungan karakter antara
tipe pesawat sport, trainer, dan pesawat trainer glideer, yaitu berkecepatan
rendah, snagat stabil dapat melayang dan mudh dikendalikan.agar dapat
dimobilisasi/demobilisasi dengan mudah maka pesawat tersebut harus praktis,
portable dan agar dapat dioperasikan secara “take off hand launched” maka
bobot pesawat tersebut harus ringan agar dapat diluncurkan dengan
menggunakan tangan, sehingga berat pesawat harus lebih kecil dari 6 kg.

Gambar 5 Pesawat tanpa awak

2.5. PENGENDALIAN TAHAP AUTO PILOT


Pada tahap ini ketika pesawat terbang tanpa awak sudah terbang pada
ketinggian operasi dan kecepatan terbang yang diinginkan maka pilot akan
8

mengaktifkan sistem kendali autopilot dengan mengaktifkan stick fligh mode


pada remote control sehingga pesawat dapat terbang sesuai dengan program
yang kita masukan kedalam fligh controller pesawat adapun sistem bekerja
meliputi : wing leveler untuk menjaga pesawat terbang tetap datar, airspeed
hold untuk menjaga kecepatan pesawat agar tetap pada satu angka kecepatan
yang telah diprogram dan altitude hold untuk menjaga ketinggian terbang
pesawat agar pada satu ketinggian yang telah diprogram. Adapun sistem
navigasi yang digunakan pada saat pesawat pada mode autopilot adalah Pada
saat pesawat terbang tanpa awak dalam mode autopilot maka pesawat
mengunakan sistem navigasi yang berbasis GPS. Pada uji penerbangan
waypoint following (menggikuti titik-titik koordinat yang telah ditentukan).
Navigasi berbasis GPS secara efektif memandu pesawat melakukan
penerbangan pesawat tanpa awak melewati titik-titik koordinat yang telah
diprogram dibantu dengan sistem autopilot.pesawat tanpa awak memiliki fungsi
utama sebagai pengintai, dengan demikian penempatan kamera video sebagi
mata dari pesawat ini menjadi penting. Ada beberapa hal penting yang
dipertimbangkan dalam penempatan kamera, antara lain memiliki sudut
pandang yang terbuka, dan
menjadi alat bantu penglihatan bagi pilot dan kamera ditempatkan pada
dudukan yang kokoh.
2.6. DASAR-DASAR AUTO PILOT
Fligh controller adalah kumpulan dari berbgai komponen-komponen dan
sensor yang berfungsi untuk menjaga pesawat terbang tanpa awak tetap
seimbang dan dapat dikendalikan. Secara umum, autopilot adalah sistem yang
memungkinkan pesawat tanpa awak terbang secara autonomus melewati way
point (titik-titik kordinat yang diinginkan), sedangkan fligh controller adalah
alat yang digunakan agar pesawat tanpa awak dapat terbang dengan stabil dan
9

Gambar 6 Komponen auto pilot

mengoreksi gerakannya. Berikut ini adalah komponen-komponen sistem


autopilot secara umum :
fligh controller adalah otak dari pesawat terbang tanpa awak. Fligh controller
ini membaca sinyal dari sensor dan melakukan kalkulasi untuk memerintahkan
pesawat terbang tanpa awak terbang sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut
ini adalah spefikasi dari pxhawk :
Processor
32bit STM32F427 Cortex M4 core with FPU

168 MHz

256 KB RAM

2 MB Flash

32 bit STM32F103 failsafe co-processor Sensor

ST Micro L3GD20H 16 bit gyroscope

ST Micro LSM303D 14 bit accelerometer / magnetometer

Invensense MPU 6000 3-axis accelerometer/gyroscope

MEAS MS5611 barometer

Table 1 Processor
10

Interfaces
5x UART (serial ports), one high-power capable, 2x with HW flow control

2x CAN (one with internal 3.3V transceiver, one on expansion connector)

Spektrum DSM / DSM2 / DSM-X® Satellite compatible input

Futaba S.BUS® compatible input and output

PPM sum signal input

RSSI (PWM or voltage) input

I2C

SPI

3.3 and 6.6V ADC inputs

Internal microUSB port and external microUSB port extension

Table 2 Interfaces
11

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Bisa disimpulkan bahwa gaya-gaya yang bekerja pada sebuah pesawat
agar terbang terdiri atas: (1) Gaya Dorong (Thrust) yang mendorong pesawat
ke depan, (2) Gaya Hambat (Drag) yang arahnya ke belakang pesawat,
berlawanan dengan Gaya Dorong, (3) Gaya Angkat (Lift) yang mengangkat
pesawat ke atas, dan (4) Gaya Gravitasi yang bekerja pada pesawat sehingga
menimbulkan Bobot (Weight) yang arahnya selalu ke bawah, ke pusat bumi.
Dan bilamana pesawat terbang dipadukan dengan teknologi yang lebih
canggih, pesawat ini mampu terbang tanpa awak yang berguna untuk berbagai
kebutuhan manusia.
12

REFERENSI

Abdullah, M. (2016). Fisika dasar I. Bandung: INSTITUT TEKNOLOGI


BANDUNG.
Admin. (2015, Maret 10). Bandara.id; Bandar Udara. Retrieved from Bandar
Udara: https://bandara.id/
Nugroho, F. (2011, Juli 11). IlmuTerbang.com;Fajar Nugroho. Retrieved from
Ilmu Terbang: http://www.ilmuterbang.com

Anda mungkin juga menyukai