Anda di halaman 1dari 6

1.

Tanda-tanda pasien pre operasi yang mungkin memiliki gangguan biopsikologis sistem
pernafasan dan kardiovaskuler. Bagaimana planing anda sebagai seorang perawat?
Jawab :
a. Respon pernapasan
- Nafas cepat
- Nafas pendek
- Tekanan pada dada
- Pembengkakan tenggorokan
- Terengah-engah
- Sensasi tercekik
b. Respon kardiovaskuler
- Palpitasi
- Denyut nadi meningkat
- Rasa mau pingsan
- Jantung berdebar
c. Respon psikologis
- Emosi tidak stabil
Planing sebagai seorang perawat :
a. Monitor tanda-tanda vital pasien
b. Tenangkan pasien
c. Berikan informasi tentang diagnosa prognosis dan tindakan
d. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien
e. Berikan terapi oksigen jika pasien mengalami sesak nafas

2. Bagaimana assesmen pasien post operasi


a. Monitor cairan intake dan output
b. Monitor adanya perdarahan
c. Kolaborasi pemberian analgesik dan antibiotik
d. Perawatan luka
e. Kolaborasi pemberian diit yang tepat
3. Berapa kebutuhan cairan dalam sehari?
Jawab :
Kebutuhan cairan sehari-hari pada setiap orang bisa berbeda-beda tergantung kondisi
tubuh, usia, jenis kelain, suhu lingkungan, jenis makanan yang dikonsumsi maupun jenis
aktivitasnya. Standar kelayanan kebutuhan air bersih adlah 49,5 liter/kapita/hari. Untuk
kebutuhan tubuh manusia air yang diperlukan adalah 2,5 liter per hari. Standar kebutuhan
air pada manusia biasanya mengikuti rumus 30cc perkilogram berat badan perhari.
Artinya jika seseorang dengan berat badan 60 kg maka kebutuhan cairan tiap harinya
sebanyak 1800cc atau 1,8 liter.

4. Berapa kebutuhan energi dalam sehari?


Jawab :
Pada umumnya wanita yang berusia 19-20 tahun dengan aktivitas ringan membutuhkan
2000 kalori perhari. Sedangkan pria yang berusia 19-30 tahun dengan aktivitas ringan
membutuhkan 2400 kalori perhari.namun kebutuhan kalori setiap orang berbeda
tergantung beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia dan aktivitas fisik atau pekerjaan.

5. Bagaimana kriteria pemberian kalsium glukonas?


Jawab :
Obat ini digunakan untuk mengobati kondisi kekurangan kalsium seperti :
a. Pengeroposan tulang (osteoporosis)
b. Lemah tulang
c. Mengurangi kinerja kelenjar paratyroid
d. Beberapa masalah otot
Selain itu, fungsi lain dari obat kalsium glukonas adalah untuk pasien yang harus
memiliki kalsium ang cukup, misalnya :
a. Wanita hamil
b. Wanita yang sudah menopause
c. Orang yang menjalani pengobatan dengan obat tertentu seperti phenytoin,
phenobarbital, dan pednisone.
6. Bagaimana cara pemberian KCL ?
Jawab :
a. Perawat harus mengetahui jenis obat, kontraindikasi, efeksamping, dosis, rute
pemberian
b. Perawat dalam menyediakan obat KCL yang akan diberikan ke pasien harus
melakukan prinsip 5 benar dan 1 dokumentasi dan melakukan double check dengan
perawat lain
c. Perawat menjelaskan kepada pasien atau keluarganya tentang prosedur yang akan
dilakukan dan tentang efek dari obat tersebut
d. Cuci tangan
e. Pemberian KCL sesuai dosis :
- Pemberian denga infus IV lambat laju pemberian tidak boleh 40 mEq/jam
- Laju pada pemberian melalui syring pump adalah 0,5 g/kg per jam
- Pemberian KCL lewat infus tidak boleh digerojok
- Penghitungan dosis koreksi KCL (4,5 – K (Nilai hasil lab kalium) x (BB X 0,4))
- Pemberian KCL tidak boleh lebih dari 4 jam
f. Perawat memasukan obat melalui infus atau syring pump dan memberi label pada
infus atau spuit
g. Perawat melakukan cek lab ulang terhadap koreksi KCL sesuai advis dokter

7. Apa yang dimonitor dalam pemberian KCL dan kalsium glukonase ?


Jawab :
a. Pemberian kalsium glukonase
Pemberian kalsium glukonase per IV baik secara bolus maupun continuous perlu
monitoring tekanan darah dan nadi. Reaksi ini disebabkan karena penurunan kalium
secara drastic dan sangat cepat menyebabkan penurunan nadi dan vasodilatasi
pembuluh darah
b. Pemberian KCL
Perawat melakukan monitoring selama pemberian koreksi KCL meliputi timbulnya
keluhan nyeri, adanya pleibitis, adanya perubahan dalam gelombang EKG

8. Apa nutrisi parenteral dan bagaimana monitoringnya ?


Jawab :
Nutrisi parenteral adalah pemberian cairan streril yang mengandung bahan – bahan gizi
melalui jalur IV, sentral, atau perifer ,dalam jangka waktu tertentu. Pemantauan harus
dilakukan setiap hari terhadap keadaan klinis dan komplikasi yang mungkin terjadi, serta
pemeriksaan laboratorium yang dimulai pada awal pemberian dan selanjutnya secara
berkala tergantung keperluan.

9. Apa nurtisi enteral dan bagaimana monitoringnya ?


Jawab :
Nutrisi enteral adalah pemberian nurtisi melalui saluran cerna , menggunakan pipa atau
kateter, yang diberikan apabila asupan oral tidak adekuat. Parameter monitoring : BB,
tanda edema, balans cairan, glukosa, kalsium, fosfat serum, konsistensi dan volume
feses, tanda status hidrasi, asupan makanan, residu gaster, balans nitrogen, elektrolit,
urea, nitrogen darah dan kreatinin serum

10. Bagaimana tatacara pemberian darah dan apa yang dimonitoring selama pemberian
darah?
Jawab :
Pemberian darah merupakan suatu tindakan untuk memasukan darah ke dalam tubuh
pasien melalui vena sesuai dengan golongan darah pasien.
Tujuan : sebagai dasar dan acuan dalam melaksanakan tindakan pengobatan dan memnuhi
kebutuhan pasien akan darah sesuai dengan program terapi.
Prosedur:
a. Persiapan alat
1) Standar infuse, 1 botol Nacl 0,9 %
2) Darah yang dibutuhkan sesuai dengan nama dan golongan darah pasien
3) 1 set tranfusi darah
4) Kapas alkohol
5) Dexamethazone injeksi k/p
6) Lasix injeksi k/p
7) Spuit 3cc 2 buah
b. Persiapan prosedur
1) Beri salam dan perkenalkan diri
2) Cuci tangan
3) Atur posisi tidur sesuai kebutuhan
4) Observasi nadi, suhu, tekanan darah dan pernapasan
5) Pasang NaCl 0,9 %
6) Berikan injeksi pre tranfusi jika ada advis dari dokter
7) Kontrol kembali darah yang sudah disiapkan mengenai warna darah, identitas pasien,
jenis dan golongan darah, nomor kantong darah, tanggal kadaluarsa, kros metching
dan jumlah darah.
8) Pindahkan slang tranfusi ke darah ( setelah NaCl masuk 15 menit)
9) Atur tetesan darah
10) Catat dalam formulir observasi khusus, jam pemasangan, jumlah dan jenis darah,
kantong ke berapa, nomor kantong, nama perawat yang memasang.
11) Rapikan pasien dari lingkungan
12) Bersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
13) Perawat cuci tangan
14) Observasi reaksi tranfusi dan komplikasi
15) Dokumentasikan tindakan di CM keperawatan.

11. Bagaimana cara manual fecal


Jawab :
Manual fecal adalah tindakan memasukan jari perawat ke dalam rektum pasien untuk
menghancurkan, mengambil, dan mengeluarkannya dalam bentuk yang telah hancur
Tujuan :
Membantu mengeluarkan feses yang keras dari rektum
Prosedur:
a. Menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien
b. Melakukan anamnesa
c. Menjelaskan prosedur kepada pasien
d. Mempersiapkan alat
e. Membawa alat kepada pasien dan memasang sampiran
f. Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut tidur pasien
g. Buka pakaian bawah pasien
h. Mengatur posisi klien (miring ke kiri dengan lutut sedikit fleksi
i. Pasang alas dibawah bokong pasien
j. Mencuci tangan lalu memakai masker dan sarung tangan
k. Memberi pelumas pada jari telunjuk dan jari tengah
l. Memasukan jari telunjuk ke lubang anus pasien sampai rektum
m. Gunakan jari untuk menghancurkan feses
n. Melepaskan feses dari dinding rektum dengan membuat gerakan melingkar
disekitarnya
o. Menarik feses ke anus, dikeluarkan dan letakkan ke dalam pispot
p. Ulangi tindakan jika diperlukan
q. Bersihkan daerah perineal dengan tisu
r. Lepaskan sarung tangan
s. Gunakan waslap untuk membersihkan daerah perineal dengan sabun
t. Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan handuk
u. Lepaskan alas bokong dan selimut mandi, kenakan kembali selimut klien, ganti jika
kotor
v. Kenakan kembali pakaian pasien
w. Buka sampiran, merapikan alat, bersihkan pispot dan mencuci tangan
x. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai