Anda di halaman 1dari 7

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Corporate Social Responsibilities

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

DISUSUN OLEH :

Ica Damayanti (55117120114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
FORUM

Keberhasilan sebuah bisnis pada era modern tidak hanya dinilai dari ketekunan dan kerja keras
karyawannya yang tampak dalam hasil kerja berupa angka, namun juga dari manfaat yang diberikan
Perseroan terhadap masyarakat dan lingkungan terutama dalam lingkup wilayah operasinya.
Berlandaskan Tri Hita Karana – Keselarasan dengan Tuhan, Manusia, dan Lingkungan, PT Bukit Uluwatu
Vila Tbk berkomitmen untuk melaksanakan program tanggung jawab sosial (CSR) setiap tahun. Hal ini
sebagai realisasi kontribusi Perseroan untuk memberi manfaat dan perbaikan pada kehidupan
masyarakat dan lingkungan.

TUJUAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Pelaksanaan CSR sebagai tanggung jawab moral dari aktivitas operasional Perseroan memiliki beberapa
tujuan yaitu:

· Meningkatkan hasil kinerja Perseroan melalui peningkatan produktivitas serta lingkungan usaha
yang stabil;

· Mempertahankan reputasi dan citra merek yang baik pada semua lini bisnisnya;

· Memperkuat relasi dengan para pemangku kepentingan, sebab dalam melaksanakan kegiatan
CSR, dibutuhkan peran serta para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah dan masyarakat
pada umumnya;

· Memberi kesempatan kepada Perseroan untuk menonjolkan keunggulan komparatifnya, sehingga


masyarakat dengan mudah mengingat perbedaan Perseroan dengan pesaing yang menawarkan produk
atau jasa yang sama.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Dalam mengelola semua aspek kegiatan operasional, Perseroan memiliki komitmen untuk selalu
mempertimbangkan secara penuh dampak yang timbul terhadap para pemangku kepentingan. Sebab itu
Perseroan secara konsisten menaruh perhatian terhadap kelestarian lingkungan dengan melakukan
beberapa bentuk inisiatif tanggung jawab sosial dalam bidang lingkungan hidup diantaranya:

Alila Villas Uluwatu Bali

· Kegiatan kebersihan (gotong royong)

Alila Villas Uluwatu melakukan kegiatan bersih-bersih sebelum & setelah hari Piodalan di Pura Ulun Danu
Beratan, Pura Uluwatu, Pura Muren dan Pura Semer serta melakukan pembersihan Jalan Belimbing Sari
bersama-sama dengan masyarakat Tambyak dan sekitarnya.

· Green Campaign oleh Alila Villas Uluwatu


Alila Villas Uluwatu mengambil inisiatif untuk melakukan

Green Campaign dengan cara mengadakan perlombaan memungut sampah organik pada tanggal 26
Februari 2016 di areal hotel.

· Penanaman 100 pohon Ketapang Kencana

Alila Villas Uluwatu menyumbangkan 100 pohon Ketapang Kencana untuk ditanam di sekitar areal Pura
Uluwatu untuk penghijauan dan penanamannya dilakukan oleh tim Villa bersama warga Desa Pecatu
pada tanggal 20 Maret 2016.

· Pembersihan pantai Jimbaran

Program pembersihan pantai Jimbaran yang disebut International Coastal Clean-Up programme tanggal
10 September 2016

· Kontrak Dengan Perusahaan Pengangkutan Sampah Lokal

Melakukan kerja sama dengan perusahaan lokal (Tambyak Lestari) untuk mengambil sampah di area
Alila Villas Uluwatu. Sampah-sampah tersebut dipilah dalam beberapa kategori yaitu, digunakan kembali,
didaur ulang dan dikirim ke pembuangan akhir (TPA) milik pemerintah.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM BIDANG PRAKTIK KETENAGAKERJAAN,


KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

Dalam mengelola semua aspek kegiatan operasional, Perseroan memiliki komitmen untuk selalu
mempertimbangkan penuh dampak yang timbul terhadap para pemangku kepentingan. Hal ini
ditunjukkan dalam ketegasan Perseroan terkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan
kerja dengan tujuan meminimalkan jumlah kecelakaan kerja.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam kelangsungan kegiatan usaha, sebab itu
Perseroan memiliki komitmen untuk melakukan pengelolaan SDM yang menitikberatkan pada
peningkatan kualitas dan kemampuan profesionalitas.

Kesetaraan Gender dan Kesempatan Kerja

Praktik pengelolaan ketenagakerjaan Bukit Uluwatu tidak membeda-bedakan gender, agama, ras,
maupun perbedaan golongan lainnya. Semua warga Indonesia yang memenuhi syarat dan kualifikasi
serta telah melalui tahapan rekrutmen sebagaimana ditetapkan oleh Perseroan memiliki hak yang sama
untuk berkarier di Perseroan. Perseroan juga berkomitmen merealisasikan berbagai program pemenuhan
hak dan kewajiban karyawan sesuai perundang-undangan dan peraturan terkait lainnya sebagai
kebijakan ketenagakerjaan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Perseroan menaruh perhatian tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Beberapa
fasilitas keselhatan yang diakomodasi Perseroan kepada karyawan antara lain fasilitas kesehatan rawat
jalan, pertanggungan asuransi rawat inap, asuransi jiwa dan kecelakaan kerja.

Selain itu, Perseroan juga memberikan sejumlah jaminan kepada karyawan melalui Jaminan Sosial
sesuai dengan regulasi yang berlaku, yaitu:

1. BPJS Ketenagakerjaan
· Jaminan Kematian;

· Jaminan Kecelakaan Kerja;

· Jaminan Hari Tua; dan

· Jaminan Pensiun

2. BPJS Kesehatan

Tingkat Perputaran Karyawan

Tingkat perputaran karyawan pada tahun 2016 adalah 51 orang. Jumlah ini mengalami penurunan
dibanding 2015 dengan jumlah 58 orang.

Pendidikan dan/atau pelatihan

Sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM, Perseroan telah menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan profesi karyawan untuk menunjang kemajuan
Perseroan. Selama Tahun 2016, Perseroan menyelenggarakan 544 program pelatihan yang diikuti oleh
sebanyak 598 peserta.

Quiz

CSR merupakan suatu konsep serta tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagairasa
tanggung jawab social serta lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berdiri. Seperti melaksanakan
suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjaga lingkungan, membangun
fasilitas umum, memberikan beasiswa, dan memberikan bantuan dana untuk kesejahteraan masyarakat.
Indikator keberhasilan dapat dilihat dari dua sisi perusahaan dan masyarakat. Dari sisi perusahaan,
citranya harus semakin baik di mata masyarakat. Sementara itu, dari sisi masyarakat, harus ada
peningkatan kualitas hidup. Karenanya, penting bagi perusahaan melakukan evaluasi untuk mengukur
keberhasilan program CSR.
Menurut pemahaman saya implementasinya di Indonesia belum berjalan semestinya karena masih
ditemukan beberapa kasus mengenai penerapan CSR di Indonesia, antara lain seperti CSR di PT
Freeport dimana PT. Freeport Indonesia telah memberikan kompensasi terhadap masyarakat Papua,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian masyarakat Papua yang lain tidak mendapatkan ganti
rugi. Di sisi lain, pemiskinan juga berlangsung di wilayah Mimika, yang penghasilannya hanya sekitar
$132/tahun, pada tahun 2005. Kesejahteraan penduduk Papua tak secara otomatis terkerek naik dengan
kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di wilayah operasi Freeport, sebagian besar
penduduk asli berada di bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang tersisa dari
limbah Freeport. Selain permasalahan kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport juga
merusak lingkungan secara masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.
Corporate Social Responsibility ( CSR )
Menurut (Kotler & Nance, 2005) mendefinisikannya sebagai komitmen korporasi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi sumber daya
korporasi. Menurut (Widjaja & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk kerjasama antara perusahaan
(tidak hanya Perseroan Terbatas) dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak
langsung berinteraksi dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup
usaha (sustainability) perusahaan tersebut. Dari pendapat diatas, menurut pemahaman saya Corporate
Social Responsibility adalah bentuk kerjasama antara perusahaan dengan seluruh stakeholder baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui kebijakan praktik bisnis dan pemberian kontribusi untuk
menjaga keberadaan dan kelangsungan hidup (sustainability) perusahaan.
Dasar pemahaman CSR bagi perusahaan
1. Sukarela (Voluntary)
Suatu perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh karena itu perusahaan
memiliki kehendak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan peran ini
2. Kedermawanan (Filantropi)
Menyisihkan sebagian keuntungannya untuk pemberdayaan social dan perbaikan lingkungan akibat
eksplorasi dan eksploitasi
3. Kewajiban (Obligation)
Kewajiban perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis kemanusiaan dan lingkungan

Pola atau bentuk CSR juga berkembang dari yang bentuk charity principle kepada stewardship principle
(Anne, 2005). Berdasarkan charity principle, kalangan masyarakat mampu memiliki kewajiban moral
untuk memberikan bantuan kepada kalangan kurang mampu. Jenis bantuan perusahaan ini sangat
diperlukan dan penting khususnya pada masa atau system Negara dimana tidak terdapat system jaminan
sosial, jaminan kesehatan bagi orang tua, dan tunjangan bagi penganggur. Sedangkan dalam
stewardship principle, korporasi diposisikan sebagai public trust karena menguasai sumber daya besar
dimana penggunaannya akan berdampak secara fundamental bagi masyarakat. Oleh karenanya
perusahaan dikenakan tanggungjawab untuk menggunakan sumber daya tersebut dengan cara-cara
yang baik dan tidak hanya untuk kepentingan pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat secara
umum..

Model alasan perusahaan melakukan aktifitas CSR


1. Model Kewarganegaraan Perusahaan terlibat dalam upaya tanggung jawab sosial perusahaan
sematamata untuk kepentingan umum dan tidak mengharapkan balasan komersil.
2. Model Kontrak Sosial Perusahaan memetik keuntungan dari kegiatan melayani sebagai anggota
komunitas dan karena itu memiliki kewajiban yang bersifat timbal balik kepada komunias tersebut.
3. Model Kepentingan Pribadi Yang Tercurahkan Memasukan CSR kedalam budaya perusahaan
yang berhubungan dengan citra perusahaan dan dapat menghasilkan keunggulan pasar yang kompetitif.
Bidang-Bidang Penerapan CSR oleh Perusahaan
· Investasi dalam lingkungan masyarakat
· Pendidikan dan Pelatihan
· Kebijakan dan Program Ketenagakerjaan
· Tanggungjawab Terhadap Lingkungan
· Perlindungan Konsumen
Hubungan antara CSR dengan Ethics and Social Responsibility
Pada saat ini persaingan bisnis semakin ketat, dan kita dituntut harus memiliki etika dan memperhatikan
moral dalam menjalankan bisnis. Pandangan tradisional yang menganggap bisnis adalah bisnis harus
dijalankan selaras dengan pandangan sosioekonomi dimana tanggungjawab perusahaan bukan hanya
sekedar mencari keuntungan semata namun harus mempunyai tanggung jawab moral kepada seluruh
stakeholder baik internal maupun eksternal dalam rangka mempertahankan sustainability perusahaan.
Apalagi dalam era globalisasi ini kebutuhan masayarakat akan tenaga dunia bisnis yan bermoral dan
beretika baik sangat diharapkan oleh semua pihak. Etika bisnis sendiri dapat menjadi batasan bagi
aktivitas bisnis yang dijalankan dan keberadaannya juga sangat penting mengingat aktifitas bisnis itu
sendiri yang tidak terlepas dari elemen –elemen lain di dalamnya. Karena secara etis yang mengikat
perusahaan atau membagi aktifitasnya adalah :
· Memiliki tanggung jawab untuk tidak merugikan orang lain
· Untuk mencegah kerugian
· Untuk berbuat kebaikan
Sebagai pelaku bisnis sebuah perusahaan selain memiliki tanggung jawab moral dan memiliki etika
bisnis mereka juga memiliki tanggung jawab sosial perusahaan. Etika bisnis dan CSR sangat
berhubungan erat dan kedua konsep tersebut terkait erat karena sebuah perusahaan bertanggung jawab
sosial sebuah perusahaan harus etis dan selain itu sebuah perusahaan yang etis harus bertanggung
jawab secara sosial. Hubungan antara etika bisnis dan CSR sangat erat dalam hal pelaksanaan CSR
karena etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit usaha. Sementara CSR
merupakan manifestasinya. Etika bisnis berbicara mengenai nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut
nilai yang baik atau yang buruk. Kalau memang memegang nilai yang baik dalam berbisnis, maka
perusahaan tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang bertanggung jawab, makanya sebuah
etika bisnis lebih melekat kepada individu yang menjalankan entitas bisnis. Sedangkan CSR sebagai
hasil atau kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Standar CSR yang lebih luas cakupannya berpandangan
bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab social untuk melakukan perbuatan baik dan membangun
dunia yang lebih baik.
Kepentingan bisnis jangka panjang pun dicapai tidak hanya melalui pertumbuhan dan laba. Namun juga
sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan hidup, dan perbaikan kualitas hidup.
meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara yang berkelanjutan (sustainable), meningkatkan
kepercayaan investor terhadap manajemen perusahaan sehingga lebih menarik sebagai target investasi.
Juga, meningkatkan citra perusahaan di antara stakeholder sebagai good corporate citizen, sehingga
mengurangi biaya untuk melawan publisitas negatif. Serta meningkatkan nilai perusahaan. Dengan
memiliki etika bisnis yang baik, Chrysanti percaya kalau dunia usaha dapat memberikan kontribusi
terhadap pengentasan praktik korupsi yang kini marak terjadi. Menurutnya, suap yang merupakan salah
satu bentuk korupsi memerlukan dua sisi.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Business Ethic & GCG Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemenbisnis/article/viewFile/2324/2109http://journal.uny.a
c.id/index.php/jpakun/article/download/964/774 http://supremasihukumusahid.org/attachments/article/79/
%5BFull%5D%20Telaah%2 http://swa.co.id/swa/trends/business-research/masih-banyak-permasalahan-
dalampelaksanaan-csr

Anda mungkin juga menyukai