Anda di halaman 1dari 9

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Ethical Dilemmas, Sources, and their Resolutions

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

DISUSUN OLEH :

Ica Damayanti (55117120114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018
FORUM

Pengertian Dilema etika adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Para auditor, akuntan,
serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan
kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu
bersedia untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang
serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang tepat untuk
diterbitkan. Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang atasan yang telah menyatakan
nilai pendapatan departemennya secara material lebih besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat
menerima bonus lebih besar merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen
sebuah perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan tidak layak
atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu dilema moral, khususnya jika ia
memiliki keluarga yang harus dibiayai serta terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan
pekerjaan.

PT.Megasari Makmur

Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari Makmur yang
terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur juga memproduksi banyak
produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan
dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga
mengekspor produknya ke luar Indonesia. Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari
Makmur dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang
menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan
pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya
karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak
puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya
yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum
Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11
Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah
akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

ANALISIS :

Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan
kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau
kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-
sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang
dihasilkan bersama-sama itu?

Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas apa
yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain halnya pendapat
para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi
seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai
tindakan kelompok, dan konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang
mengharuskan kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut. Kaum tradisional membantah
bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan kepada kelompok perusahaan, fakta legal
tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang
bergabung secara sukarela dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud
menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu. Namun
demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan dengan bebas turut
dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau untuk mengejar tujuan
perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung
jawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris,
juru tulis, atau tukang bersih-bersih di sebuah perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan
yang meringankan dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan
menghilangkan tanggung jawab moral orang itu.

Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip
kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya
produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengenyampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam
produknya . dalam kasus HIT sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal
bila dilihat dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat
menimbulkan kanker hati dan lambung.

Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang dengan
memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya perusahaan
jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila dalam penggunaan jangka
panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan aman bagi kesehatan konsumen
selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya.

Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT.Megasari Makmur dan Tindakan Pemerintah

Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua produk HIT yang telah
dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk HIT Aerosol Baru dengan formula yang
telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya. HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan
mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada tanggal 08 September 2006 Departemen Pertanian dengan
menyatakan produk HIT Aerosol Baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI.
2543/9-2006/S).Sementara itu pada tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga
mengeluarkan izin yang menyetujui pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.

Undang-undang

Jika dilihat menurut UUD, PT Megarsari Makmur sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :

Pasal 4, hak konsumen adalah :

Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa”.
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa”.

PT Megarsari tidak pernah memberi peringatan kepada konsumennya tentang adanya zat-zat berbahaya
di dalam produk mereka.Akibatnya, kesehatan konsumen dibahayakan dengan alasan mengurangi biaya
produksi HIT.

Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :

Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”

PT Megarsari tidak pernah memberi indikasi penggunaan pada produk mereka, dimana seharusnya
apabila sebuah kamar disemprot dengan pestisida, harus dibiarkan selama setengah jam sebelum boleh
dimasuki lagi.

Pasal 8

Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang
tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan”

Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”

PT Megarsari tetap meluncurkan produk mereka walaupun produk HIT tersebut tidak memenuhi standar
dan ketentuan yang berlaku bagi barang tersebut.Seharusnya, produk HIT tersebut sudah ditarik dari
peredaran agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tetapi mereka tetap menjualnya walaupun
sudah ada korban dari produknya.

1 Pasal 19 :

Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau
kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”

Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau
pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku”

Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
transaksi”

Menurut pasal tersebut, PT Megarsari harus memberikan ganti rugi kepada konsumen karena telah
merugikan para konsumen.

Tanggapan : PT. Megarsari Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan
memasukkan 2 zat berbahaya pada produk mereka yang berdampak buruk pada konsumen yang
menggunakan produk mereka. Salah satu sumber mengatakan bahwa meskipun perusahaan sudah
melakukan permintaan maaf dan berjanji menarik produknya, namun permintaan maaf itu hanyalah
sebuah klise dan penarikan produk tersebut seperti tidak di lakukan secara sungguh –sungguh karena
produk tersebut masih ada dipasaran.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Megarsari Makmur yaitu Prinsip Kejujuran
dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang ada
pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu
penggunaan dari produk tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya
ditunggu 30 menit terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut.
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak
merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya lebih
mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya karena dengan meletakkan
keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

Quiz
Dilema Etika

Pengertian Dilema etika adalah suatu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya. Para auditor, akuntan,
serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka. Melakukan
kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari seorang auditor baru kecuali jika auditor itu
bersedia untuk menerbitkan sutu pendapat wajar tanpa syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang
serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat bukanlah pendapat yang tepat untuk diterbitkan.
Memutuskan apakah akan berkonfrontasi dengan seorang atasan yang telah menyatakan nilai
pendapatan departemennya secara material lebih besar daripada nilai yang sebenarnya agar dapat
menerima bonus lebih besar merupakan suatu dilema etika yang sulit. Tetap menjadi bagian manajemen
sebuah perusahaan yang selalu mengusik dan memperlakukan para pegawainya dengan tidak layak
atau melayani para pelanggannya secara tidak jujur merupakan suatu dilema moral, khususnya jika ia
memiliki keluarga yang harus dibiayai serta terdapat persaingan yang sangat ketat dalam lapangan
pekerjaan.
Menurut Arens dan Loebbecke (1995: 74) yang dimaksud dengan dilema etika adalah situasi yang
dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas harus dibuat. Ada beberapa
alternatif pemecahan dilema etika, tetapi harus berhati-hati untuk menghindari cara yang merupakan
rasionalisasi perilaku pendekatan sederhana untuk memecahkan dilemma etika :
1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan.
2. Mengidentifikasi issue-issue etika dari fakta-fakta yang ada.
3. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema.
4. Mengidentifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang harus memecahkan dilemma
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif.
6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.
a. Egoism
Menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak, tanpa
memandang bagaimana kita biasanya bertindak. Menurut teori ini hanya ada satu prinsip perilaku yang
utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami
seseorang.
b. Utilitarism
Utilitarisme adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh David Hume. Dalam teori ini suatu perbuatan
atau tindakan dapat dikatakan baik jika dapat menghasilkan manfaat. Akan tetapi bukan bermanfaat
untuk pribadi seseorang saja, tapi untuk sekelompok orang atau sekelompok masyarakat.
c. Deontology
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Etika deontologi memberikan
pedoman moral agar manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan nilainilai atau
norma-norma yang ada. Suatu perilaku akan dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang
mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma moral. Tindakan sedekah kepada orang miskin adalah
tindakan yang baik karena perbuatan tersebut merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya.
Sebaliknya, tindakan mencuri, penggelapan dan korupsi adalah perbuatan buruk dan kewajiban manusia
untuk menghindarinya. Etika deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu
perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi perilaku itu memang
baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan.
d. Virtue Etics
Virtue Etics atau teori keutamaan dapat didefinisikan sebagai cara pikir seseorang yang memungkinkan
dia untuk bertindak baik secara moral. Teori ini cenderung memandang sikap atau akhlak seseorang.
Setiap orang melakukannya yaitu Argumentasi bahwa merupakan perilaku yang wajar bila dapat
memalsukan pajak penghasilan, atau menjual produk yang cacat umumnya berdasarkan pada
rasionalisasi bahwa setiap individu lainnya pun melakukan hal tersebut dan hal tersebut merupakan
perilaku yang wajar. jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etis. Menggunakan
argumentasi bahwa semua perilaku yang sah menurut hukum adalah perilaku yang etis sangat
bersandarpada kesempurnaan hukum. Dibawah filosofi ini, seseorang tidak memiliki kewajiban apapun
untuk mengembalikan suatu obyek yang hilang kecuali jika pihak lainnya dapat membuktikan bahwa
obyek tersebut miliknya.
Etika membutuhkan jiwa yang bijaksana untuk bisa meresap dengan empati ke dalam
kompleksitas persoalan. Bila perilaku yang bijak dan penuh empati tidak disiapkan, maka Anda pasti
menghadapi dilema etika setiap hari. Dilema etika muncul karena ada keraguan dan ketidaktegasan di
dalam diri, saat menghadapi realitas yang tidak sepakat dengan normatif etika, Panduan etika bisnis
perusahaan sebagai standar, serta kode etik perilaku sebagai cara untuk bertindak dan bersikap, tetaplah
berada di dalam kekuatan normatif. Padahal, etika bisnis membutuhkan perilaku etis untuk membuat
keputusan dan tindakan etis secara teratur. Diperlukan kerangka berpikir dan logika yang tepat, untuk
mempengaruhi orang-orang agar mereka secara sukarela menjalankan perilaku etis di setiap situasi dan
keadaan bisnis.
Perilaku baik dengan nilai moral yang tinggi pasti menjadi alat untuk mengatasi dilema etika.
Dilema etika dapat diatasi dengan kepatuhan untuk memenuhi standar kerja sesuai panduan etika bisnis.
Perilaku etis selalu melestarikan kejujuran, dan bersikap dengan cerdas emosional. Walaupun pikiran
menjadi sangat liar dan menciptakan berbagai macam emosional, tetapi etika harus selalu menjadi
kekuatan yang terfokus di dalam hati nurani. Tempat etika bukanlah di pikiran dan emosi, tetapi di dalam
hati nurani yang bermoral tinggi. Bila etika ditempatkan dalam pikiran dan emosi, maka ego kreatif pasti
muncul untuk mencari peluang dari etika, dan tidak akan mau patuh pada normatif etika.
Etika bukanlah sesuatu untuk ditafsirkan, tetapi untuk dipatuhi dengan penuh tanggung jawab.
Hanya orang-orang yang fokus pada kepatuhan yang mampu memiliki perilaku etis, sedangkan yang
fokus pada kemajuan, selalu memiliki perilaku yang disesuaikan dengan kebutuhan dari kemajuan
tersebut. Jadi, mereka yang fokus pada kemajuan suka mengabaikan etika, dan perilakunya tergantung
dengan situasi. Etika bisnis di perusahaan membutuhkan nilai-nilai yang sama untuk semua orang.
Setiap orang wajib menguasai nilai dan prinsip-prinsip, lalu terhubung dengan satu persepsi dan satu
perilaku yang etis. Semua orang yang sudah sama nilai dan prinsip-prinsipnya, termasuk persepsi dan
keyakinannya, maka dapat menjadi energi positif yang menciptakan kolaborasi untuk mengatasi dilema
etika. Dengan struktur dan sistem yang berkualitas dapat diciptakan lingkungan kerja yang etis. Bila
lingkungan kerja sudah beretika, maka perilaku etis secara otomatis menjadi kekuatan yang memperkaya
proses bisnis. Perilaku etis mampu menyerap nilai-nilai positif, dan menjadikannya sebagai etos kerja.
Perilaku etis mampu mempertimbangkan berbagai keadaan, kepentingan, situasi, dan stakeholders,
supaya dapat melayaninya dengan bijak dan profesional.
Sumber
Secara garis besar dimanapun kita berada maka kita akan dihadapkan pada 4 hal yang dipandang
sebagai sumber nilai-nilai etika dalam komunitas, yaitu :
a. Agama
Bermula dari buku Max Weber The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism (1904-5) menjadi tegak awal
keyakinan orang adanya hubungan erat antara ajaran agama dan etika kerja, atau anatara penerapan
ajaran agama dengan pembangunan ekonomi. Etika sebagai ajaran baik-buruk, slah-benar, atau ajaran
tentang moral khususnya dalam perilaku dan tindakan-tindakan ekonomi, bersumber terutama dari ajaran
agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil
(Bibble), dan etika ekonomi yahudi banyak menunjuk pada Taurat. Demikian pula etika ekonomi Islam
termuat dalam lebih dari seperlima ayatayat yang muat dalam Al-Qur’an.
Prinsip-prinsip nilai-nilai dasar etika yang ada dalam agama yaitu :
1. Keadilan : Kejujuran, mempergunakan kekuatan untuk menjaga kebenaran.
2. Saling menghormati : Cinta dan perhatian terhadap orang lain
3. Pelayanan : Manusia hanya pelayan, pengawa, sumber-sumber alam
4. Kejujuran : Kejujuran dan sikap dapat dipercaya dalam semua hubungan manusia, dan integritas
yang kuat.
Etika bisnis menurut ajaran Islamdigali langsung dari Al Quran dan Hadits Nabi. Dalam ajaran Islam,
etika bisnis dalam Islam menekakan pada empat hal Yaitu : Kesatuan (Unity), Keseimbangan
(Equilibrium), Kebebasan (FreeWill) dan tanggung jawab (Responsibility). Etika bisnis Islam menjunjung
tinggi semangat saling percaya, kejujuran dan keadilan, sedangkan antara pemilik perusahaan dan
karyawan berkembangan semangat kekeluargaan (brotherhood). Misalnya dalam perusahaan yang
islami gaji karyawan dapat diturunkan jika perusahaan benar-benar merugi dan karyawan juga mendapat
bonus jika keuntungan perusahaan meningkat. Buruh muda yang masing tinggal bersama orang tua
dapat dibayar lebih rendah, sedangkan yang sudah berkeluarga dan punya anak dapat dibayar lebih
tinggi disbanding rekan-rekannya yang muda.
b. Filosofi
Salah satu sumber nilai-nilai etika yang juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan oleh
manusaia adalah ajaran-ajaran Filosofi. Ajaran filosofi tersebut bersumber dari ajaran-ajaran yang
diwariskan dari ajaran-ajaran yang sudah diajarkan dan berkembang lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Ajaran ini sangat komplek yang menjadi tradisi klasik yang bersumber dari berbagai pemikiran para fisuf-
filsuf saat ini. Ajaran ini terus berkembanga dari tahun ke tahun Di Negara barat, ajaran filosofi yang
paling berkembang dimulai ketika zaman Yunani kuno pada abd ke 7 diantaranya Socrates (470 Sm-399
SM) Socrate percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar memainkan
peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya
sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian
pemikirannya. Socretes percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia
pada dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan
yang membebani kondisi seseorang. Pepatah yang terkenal mengatakan. : “Kenalilah dirimu” dia yang
memperkanalkan ide-ide bahwa hukum moral lebih inggi daripada hukum manusia.

c. Pengalaman Dan Perkembangan Budaya


Setiap transisi budaya antara satu generasi kegenerasi berikutnya mewujudkan nilai-nilai,aturan baru
serta standar-standar yang kemudian akan diterima dalam komunitas tersebutselangjutnya akkan
terwujud dalam perilaku.Artinya orang akan ‘15 9 Business Ethics & GG Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Prof. Dr. Hapzi Ali, MM, CMA http://www.mercubuana.ac.id selalu mencoba mendekatkan dirinya atau
beradaptasi dengan perkembanganperkembangan nilai-nilai yang ada dalam komunitas tersebut,dimana
nilai-nilai itu tidak lain adalah budaya yang hadir karna adanya budaya pengetahuan manusia dalam
upayanya untuk menginterpentasikan lingkunganya sehingga bisa selalu bertahan hidup.
Kebijakan baru pemerintah Belanda ini memungculkan masalah baru dalam hal ketimpangan ekonomi.
Ketimpangan distribusi pendapatan ini belum ditambahdengan tingkat pajak yang dibebangkan kepada
petani bertanah terutama di Jawadan Madura yang berjumlah 40% dari pendapatan kasarnya setelah
diperhitungkan pajak tanah. Ketika itu para tuan-tuan tanah yang patuh pada pemerintahan akan
mendapatkan pasilitas dan kemudahan oleh pemerintah untuk mengekplorasi. Ketimpangan dalam
dialektik hubungan ekonomi menjadi salah satu pemicu bagi bangsa Indonesia untuk menuntut revolusi
kemerdekaan. Revolusi ini baru merupakan tahapan awal untuk melakukan proses pembangunan
ekonomi nasional dari belenggu model ekonomki colonial, serta untuk melakukan koreksi total terhadap
fundamental social ekonomi.
d. Hukum
Hukum adalah perangkat aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka untuk menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Hukum menentukan ekspektasi-ekspektasi etika yang
diharapkan dalam komunitas dan mencoba mengatur serta mendorong para perbaikan-perbaikan
masalah-masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam komunitas. Sebenarnya bila kita berharap
bahwa dengan hukum dapat mengantisipasi semua tindakan pelanggaran sudah pasti ini menjadi suatu
yang mustahil. Karena biasanya hukum dibuat setelah pelanggaran yang terjadi dalam komunitas.
Beberapa prinsip/hukum yang dianut oleh system perbankan syariah antara lain:
1. Pertama, pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan
nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
2. Kedua, pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha
institusi yang meminjam dana.
3. Ketiga, islam tidak memperbolehkan “menghasilkan uang dari uang”. Uang hanya
merupakanmedia pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
4. Keempat, unsur gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus
mengetahui dengan baik dengan hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi.
5. Kelima, investasi hanya boleh diberikan pada usaha-usaha yang tidak diharamkan dalam islam.
Usaha minuman keras misalnya tidak boleh didanai oleh perbankan syariah.

Memasuki era reformasi, hingga sekarang belum sepenuhnya bias dibilang pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi membaik. Namun dengan adanya semangat untuk membangun demokrasi, setelah
mendorong semua stakeholder dinegara ini untuk lebih bersikap demokratis, mendengarkan suara-suara
rakyat dan memiliki kesempatan yang luas untuk mengeluarkan pendapat dan berkumpul. Satu sisi
budaya yang muncul diera reformasi ini memberikan sedikit segera dalam hal penegakan hukum, namun
itu semua masih jauh dari pengharapan seluruh elemen bangsa. Indonesia adalah Negara yang
menganut system hukum campuran dengan system hukum utama hukum Eropa Kontinental, yang
dibawa oleh Belanda ketika menjajah selama 3,5 abad lamanya.
Selain system hukum Eropa Kontinental, dengan diberlakukannya otonomi daerah, didaerah-daerah
system hukum setempat yang biasanya terkait dengan hukum adat dan system hukum agama,
khususnya hukum (syariah) islam, seperti yang berlaku diaceh. Para umumnya para pebisnis akan lebih
banyak menggunakan perangkat hukum sebagai cermin etika mereka dalam melaksanakan aktivitasnya.
Karena hukum dipandang suatu perangkat yang memiliki bentuk hukuman/punishment yang paling jelas
dibandingkan sumber-sumber etika yang lain, yang cenderung lebih pada hukuman yang sifatnya
abstrak, seperti mendapat malu, dosa dan lain-lain.
Hal ini sah-sah saja, tetapi ini akan sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis itu sendiri. Boatright
(2003) menyebutkan ada beberapa alasan yang bias menjelaskan hal ini. Pertama, hukum tidaklah cukup
untuk mengatur semua aspek aktivitas dalam bisnis, sebab tidak semua yang tak bermoral adalah tidak
legal. Beberapa etika dalam bisnis konsen pada hubungan interpersonal kerja dan hubungan dengan
para pesaing, yang sangat sulit diatur melalui undang-undang. Contohnya adalah kasus persaingan para
industri mie instan seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

Daftar Pustaka
Fernando, A. C. (2012). Business Ethics and Corporate Governance, Second Edition. india. Pearson.
Hapzi Ali, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
LoRusso, James Dennis. (2017). Spirituality, Corporate Culture, and American Business: The Neoliberal
Ethic and the Spirit of Global Capital (Critiquing Religion: Discourse, Culture, Power), London.
Bloomsbury.

Anda mungkin juga menyukai