Anda di halaman 1dari 6

BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE

Corporate Governance
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

DISUSUN OLEH :

Ica Damayanti (55117120114)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2018

FORUM

Implementasi Pelaksanaan GCG PT Len Industri

Perseroan memastikan mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG dalam setiap aspek bisnis


dan operasional dengan mengacu pada pemenuhan 5 prinsip dasar GCG yakni meliputi keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), responsibilitas (responsibility), independensi
(independency) serta kewajaran dan kesetaraan (fairness). Len menyakini bahwa pelaksanaan GCG
secara konsisten akan memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha,
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya perusahaan, memaksimalkan nilai
perusahaan dalam jangka panjang serta meningkatkan kepercayaan para stakeholders.
Perseroan memiliki komitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola yang baik dan berupaya keras
menerapkan GCG secara berkesinambungan lebih dari sekedar kepatuhan terhadap standar dan
peraturan perundangan, dimana dalam implementasi GCG Len mengadopsi standar ketentuan
Kementerian Negara BUMN.

Assessment & Improvement GCG

Len telah melaksanakan penilaian (Assessment) terhadap implementasi Good Corporate


Governance (GCG)untuk periode tahun 2013 yang dilakukan sejak tanggal 9 September sampai dengan
1 November 2013. Assessment dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi
penerapan GCG yang dikaitkan dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dan praktik-praktik
terbaik (best practices) penerapan GCG, sehingga area-area yang memerlukan
perbaikan/penyempurnaan dapat diidentifikasi.

Asessment terhadap penerapan GCG pada Len dilaksanakan berdasarkan standar alat uji
Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang
Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
pada BUMN, yang mencakup 6 (enam) aspek pokok pengukuran meliputi (a) Komitmen Terhadap
Penerapan Tata Kelola secara Berkelanjutan, (b) Pemegang Saham dan RUPS, (c) Dewan Komisaris,
(d) Direksi, (e) Pengungkapan Informasi dan Transparansi dan (f) Aspek Lainnya. Aspek-aspek yang
dinilai terangkum dalam 43 indikator dan 153 parameter.

Hasil assessment GCG pada tahun 2013 menjadi landasan perusahaan untuk memperbaiki dan
meningkatkan implementasi GCG secara bertahap dan berkelanjutan di masa mendatang. Hasil
rekomendasi assessmentGCG yang menjadi area of improvement yang sebagian sudah dilakukan dan
masih dalam proses penyelesaian.

Beberapa yang sudah dilaksanakan di tahun 2013-2014 antara lain :

 Penyusunan dan pengesahan Kebijakan Whistleblowing System oleh Direksi dan Dewan
Komisaris
 Penyusunan dan pengesahan Kebijakan Pengendalian Gratifikasi oleh Direksi dan Dewan
Komisaris
 Pengesahan Board Manual oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengesahan Code of Conduct oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengesahan Code of Corporate Governance (CoCG) oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pernyataan komitmen atas implementasi GCG oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Pengisian Daftar Khusus oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Penandatangan Pernyataan Benturan Kepentingan oleh Direksi dan Dewan Komisaris
 Menetapkan kebijakan mengenai informasi publik dan informasi rahasia dan prosedur
pengungkapan informasi kepada stakeholder
 Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan dan pemutakhiran website
 Mengikuti sosialisasi pedoman pengukuran GCG dan sharing on excellence penerapan GCG
yang diadakan oleh Kementerian BUMN yang bekerjasama dengan BPKP
 Sosialisasi atas Code of Corporate Governance (CoCG), Code of Conduct, Whistleblowing
System dan Pengendalian Gratifikasi.

BUMN Bersih

Sejalan dengan program BUMN Bersih yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN melalui
keputusan Menteri BUMN Nomor SK-439/MBU/2013 tanggal 14 Agustus 2013, Kementerian BUMN telah
meluncurkan roadmapBUMN Bersih yang wajib diikuti oleh seluruh BUMN. Berkenaan dengan hal
tersebut, Len menyambut positif dan berkomitmen untuk mengimplementasikannya sebagai upaya untuk
mendukung anti korupsi sejalan dengan nilainilai Len yang bersih dan anti korupsi. Len telah
mengimplementasikan kegiatan assessment BUMN Bersih tahap satu yang dilakukan pihak independen
dengan hasil predikat yang dicapai “Berkomitmen”. Adapun hasil penilaian BUMN Bersih adalah dari
aspek Upaya Internal / Dokumen Aplikasi mencapai skor 8,51 dan aspek Persepsi / Kuesioner mencapai
skor 7,32. Dengan pencapaian tersebut, Len berkomitmen untuk terus konsisten menerapkan tata kelola
perusahaan yang bersih dari gratifikasi dan Korupsi Kolusi serta Nepotisme (KKN). Selanjutnya Len siap
untuk dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan tahapan yang ditetapkan secara berkala.

Quiz
Corporate Governance di Indonesia
Perkembangan ekonomi global yang semakin meningkat dewasa ini menuntut perusahaan atau
organisasi untuk mampu menangkap peluang bisnis baik secara lokal maupun internasional.
Perekonomian global dengan segala pernak-perniknya banyak menawarkan dampak yang positif
terutama terjadinya interaksi antara negara dengan perekonomian yang telah maju dengan negara-
negara dengan perekonomian yang sedang berkembang, dan hal tersebut memunculkan berbagai isu
dan tantangan yang lebih kompleks bagi perusahaan atau organisasi.
Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan dan isu-isu global tersebut oleh perusahaan maka diperlukan
adanya sistem pengelolaan perusahaan yang baik dan setiap personil yang mengedepankan etika, agar
nantinya misi dan visi perusahaan yang telah digariskan mampu tercapai. Salah satu alat untuk mencapai
tata kelola yang baik bagi suatu perusahaan atau organisasi adalah Good Corporate Governance (GCG).
GCG adalah proses untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabiltas perusahaan guna
mewujudkan nilai Pemilik Modal/RPB dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders perusahaan berlandaskan peraturan dan nilai etika. Stakeholders perusahaan antara lain
pemilik, kreditor, pemasok, asosiasi usaha, karyawan, pelanggan, pemerintah dan masyarakat luas.
Untuk mendapatkan manfaat dan tujuan GCG, maka dibutuhkan prinsip sebegai pedomannya, yaitu
sebagai berikut:
1. Transparansi (transperancy)
Pada organisasi yang menerapkan Corporate Governance, transparansi atau keterbukaan menjadi hal
yang wajib untuk diterapkan. Mulai dari keterbukaan akan proses produksi, laporan keuangan sepanjang
keterbukaan tersebut tidak menyangkut rahasia organisasi.
2. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas berhubungan dengan sistem yang mengendalikan hubungan antara unit-unit yang ada di
organisasi. Akuntabilitas dilakukan oleh dewan komisaris dan direksi, dan komite audit. Prinsip ini
diharapkan dapat memberikan jaminan perlindungan kepada pemegang saham dan pembatasan
kekuasaan yang jelas di jajaran direksi.
3. Responsibilitas (responsibility
Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat untuk mematuhi
peraturan dan hukum yang berlaku serta kewajiban-kewajiban sosial di tengah masyarakat.
4. Kemandirian (independency)
Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan
dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan
yang berlaku. Dengan kata lain, prinsip ini menuntut bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi
yang dimilikinya tanpa ada tekanan. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap
memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun
peraturan perusahaan.

5. Kewajaran (fairness)
Prinsip kewajaran menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada
pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak-hak pemegang saham asing serta investor
lainnya. Prinsip kewajaran ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang timbul dari adanya hubungan
kontrak antara pemilik dan manajer karena diantara kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang
berbeda.

Latar Belakang Good Corporate Governance di Indonesia


Krisis ekonomi yang menghantam Asia telah berlalu lebih dari delapan tahun. Krisis ini ternyata
berdampak luas teutama dalam merontokkan rezim-rezim politik yang berkuasa di Korea Selatan,
Thailand, dan Indonesia. Ketiga Negara yang diawal tahun 1990-an dipandang sebagai “the Asian tiger”,
harus mengakui bahwa pondasi ekonomi mereka rapuh, yang pada akhirnya merambah pada krisis
politik. Setelah delapan tahun, sejak krisis tersebut melanda, kita sekarang dapat melihat pertumbuhan
kembali Negara-negara yang amat terpukul oleh krisis tersebut. Korea Selatan yang pernah terjangkit
kejahatan financial yang melibatkan para eksekutif puncak perusahaan-perusahaan blue-chip, kini telah
pulih. Perkembangan yang sama juga terlihat dengan Thailand maupun Negara-negara ASEAN lainnya.
Bagaimana dengan Indonesia?. Era pascakrisis ditandai dengan goncangan ekonomi berkelanjutan.
Mulai dari restrukturisasi sektor perbankan, pelelang-an asset para konglomerat, yang berakibat pada
penurunan iklim berusaha (Bakrie,2003). Laporan tentang GCG oleh CLSA (2003), menempatkan
Indonesia di urutan terbawah untuk masalah penegakan hukum. Meskipun skor Indonesia di tahun 2004
lebih baik dibandingkan dengan 2003, kenyataannya, Indonesia masih tetap berada di urutan terbawah di
antara Negara-negara Asia. Faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja Indonesia adalah penegakan
hukum dan budaya corporate governance yang masih berada di titik paling rendah di antara Negara-
negara lain yang sedang tumbuh di Asia. Penilaian yang dilakukan oleh CLSA didasarkan pada faktor
eksternal dengan bobot 60% dibanding-kan faktor internal yang hanya diberi bobot 40% saja. Fakta ini
menunjukkan bahwa implementasi GCG di Indonesia membutuhkan pendekatan yang kompre-hensif dan
penegakan yang lebih nyata lagi.

Implementasi GCG di Indonesia


Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki
beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi(Efendi,2005):
1. Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya msalah karena seringkali menjadi
penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis
yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia
dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis.
2. Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika
Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang
belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan
berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara
menyeluruh. Permasalahan krisis ekonomi di Indonesia masih berlanjut sehingga perlu dilahirkan
kebijakan untuk segera.
3. Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang tercover dalam
kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut
perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam
menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi
pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan
Indonesia saat ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan
negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial.
Sesuai dengan UUD NRI Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Masyarakat
diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan
dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan
good governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan keadaan
masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut.
4. Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai istrumen mewujudkan tujuan
negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem
hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good
governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem
hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. Hukum
saat ini lebih dianggap sebagai komiditi daripada lembaga penegak keadilan dan kalangan kapitalis
lainnya. Kenyataan ini yang membuat ketidakpercayaan dan ketidaktaatan pada hukum oleh masyarakat.

Mewujudkan Good Corporate Governance di Indonesia


Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan dengan mencapai keadaan yang baik dan sinergi
antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber-sumber alam, sosial,
lingkungan dan ekonomi. Prasyarat minimal untuk mencapai good governance adalah adanya
transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan.
Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah harus transparan, efektif dan efisien, serta mampu
menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai bentuk penyelenggaraan negara yang baik maka harus
keterlibatan masyarakat di setiap jenjang proses pengambilan keputusan (Hunja, 2009). Konsep good
governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur hubungan politik dan sosial
ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan
tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang
tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok,
dan/atau kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional.
Dalam rangka mewujudkan setiap kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam
merealisasikan apa yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan utama.
Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan kelompok yang membuat sulit tercapainya
kata “sepakat”. Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.
Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan demi
kesejahteraan rakyat dengan sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawaban kepada publik. Meruju pada 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan. Dalam
pembangunan ekonomi, lingkungan, dan pembangunan manusia. Good governance menyentuh 3 (tiga)
pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak
ekonomi), dan masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya).

DAFTAR PUSTAKA
Bahasapedia. Pengertian, Manfaat, Prinsip, Mekanisme Good Corporate Governance. Diperoleh 5
September 2017, pukul 12:00. http://bahasapedia.com/pengertianmanfaat-prinsip-mekanisme-good-
corporate-governance/
Banyumaskab. Pelaksanaan Good Governance di Indonesia. Diperoleh 5 September 2017,
pukul18:00. http://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governancedi-indonesia
Berbagi blogspot. Lima Prinsip GCG (2015, 3 Februari). Diperoleh 5 September 2017, http://yanuarto-
berbagi.blogspot.co.id/2012/02/5-lima-prinsip-gcg.html
Kaihatu, Thomas. 2006. Good Corporate Governance dan Penerapammya di Indonesia. Surabaya:
Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.8, No. 1, Maret 2006: 1-9.
Kompasiana. Etik dan Good Corporate Governance (GCG) Sebuah Cara Mewujudkan Entitas Bisnis
yang Sehat. Diperoleh 4 September 2017 pukul 20:53, http://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/etik-dan-
good-corporate governance-ggcsebuah-cara-mewujudkan-entitas-bisnis-yang-
sehat_57df999e7593733941aef017
Perumnas. Good Corporate Governance (GCG). Diperoleh 5 September 2017, pukul
12:05. http://www.perumnas.co.id/good-corporate-governance/

Anda mungkin juga menyukai