Anda di halaman 1dari 25

PEMBAHASAN

I. Penataan Sumber Penerangan

Penerangan adalah sumber cahaya yang menyinari suatu tempat/ruangan


yang membantu manusia untuk melihat, bekerja, dll. Penerangan yang baik adalah
penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat
dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan tempat
kerja yang nikmat dan menyenangkan. Dapat dilakukan dengan :
 Pemilihan lampu secara tepat
 Penempatan sumber cahaya secara tepat
 Penggunaan alat pelapis yang tidak mengkilat
 Penyaringan sinar matahari langsung
Sumber penerangan ada 2 macam :
1) Penerangan alami
Sumber cahaya yang didapat dari sinar matahari/terangnya langit.
Menurut Ehlers (1965) : sinar yang cukup, luas jendela 15 – 20% luas
lantai.
Satwiko (2004) menjelaskan beberapa istilah untuk pencahayaan
alami, antara lain :
 Cahaya langit (sky light) adalah cahaya bola langit. Cahaya inilah
yang dipakai untuk penerangan alami ruangan, bukan sinar
langsung matahari (sunlight). Sinar langsung matahari akan sangat
menyilaukan dan membawa panas, sehingga tidak dipakai untuk
menerangi ruangan.
 Langit rancangan (design sky light), luminan langit yang
dipergunakan sebagai patokan perancangan yaitu kondisi langit
yang terjadi sebanyak 90%. Untuk Indonesia dipakai 10.000 Lux.

1
Dalam RSNI 03-2396-2001 ditambahkan untuk langit rancangan
ditetapkan :

1) Langit biru tanpa awan atau


2) Langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu

3) Penerangan buatan
Penerangan buatan merupakan pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain dari cahaya alami. Penerangan buatan sangat
diperlukan pada posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami
atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi lagi.

Dalam Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 tentang


Syarat-Syarat kesehatan, kebersihan serta Pencahayaan dalam tempat kerja
pada ayat 5 menjelaskan bahwa :

1. Kadar pencahayaan diukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang


baik setinggi tempat kerja sebenarnya atau setinggi perut untuk
pencahayaan umum (± 1 meter).
2. Pencahayaan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5
luks.
3. Pencahayaan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan
perusahaan harus paling sedikit mempunyai kekuatan 20 luks.
4. Pencahayaan yang cukup untuk untuk pekerjaan-pekerjaan yang
hanya membeda-bedakan barang kasar seperti :
o Mengerjakan bahan-bahan yang besar
o Mengerjakan arang atau abu
o Menyisihkan barang-barang yang besar
o Mengerjakan bahan tanah atau batu.
o Gang-gang atau tangga di dalam gedung yang selalu dipakai
Harus paling sedikit mempunyai kekuatan 50 luks.
5. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang
membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu seperti :

2
o Mengerjakan barang besi atau baja yang setengah selesai ( =
semi finished )
o Penggilingan padi
o Pengupasan,pengambilan dan penyisihan bahan kapas
o Kamar mesin dan uap
o Alat pengangkut orang dan barang
o Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil
o Kakus, tempat mandi dan urinoir
Harus paling sedikit mempunyai kekuatan 100 luks.
6. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan yang membeda-bedakan
barang-barang kecil yang agak teliti seperti :
o Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.
o Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang
o Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda
o Perusahaan dan pengawasan bahan-bahan makanan dalam
kaleng
o Pembungkusan daging
Harus paling sedikit mempunyai kekuatan 200 luks.
7. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan pembedaan yang teliti
daripada barang-barang kecil dan halus harus paling sedikit
mempunyai kekuatan 300 luks.
8. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan
barang halus dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang
lama harus mempunyai kekuatan antara 500-1000 luks.
9. Pencahayaan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan
barang-barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang
untuk waktu yang lama harus mempunyai kekuatan paling sedikit
2.000 luks.

3
Menurut Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa kebutuhan intensitas
penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja tidak
memadai. Untuk lebih jelas, lihat tabel di bawah ini

Tabel 1 Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut Suma’mur (2009), adalah sebagai
berikut :

Tabel Tabel 2. Nilai Pantulan (reflektan)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel berikut ini

4
Tabel 2.3 Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405
Tahun 2002.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan (lux)


Kegiatan Komputer dengan sumber 300
dokumen yang terbaca jelas
Kegiatan Komputer dengan sumber 400-500
dokumen yang tidak terbaca jelas

II. Pencegahan Silau

Penglihatan bisa menjadi kabur ketika ada penghalang cahaya dari depan
mata (kornea) untuk sampai kebelakang mata (retina). Gangguan pada saraf optik
yang berfungsi untuk mengirim informasi penglihatan ke otak juga antara penyebab
kabur penglihatan

Perubahan pada tingkat penglihatan bisa dirawat dengan mudah dengan


menggunakan kacamata, tetapi untuk kasus-kasus yang lebih rumit pemeriksaan
mata yang rapi diperlukan untuk menentukan penyebabnya.

5
Dalam beberapa situasi, gejala kabur penglihatan membutuhkan perhatian segera,
diantaranya

o mereka yang mengalami kabur penglihatan secara tiba-tiba.


o mereka yang mengalami kebutaan parsial atau sepenuhnya pada sebelah atau
kedua mata, meskipun sementara.
o mereka yang mengalami penglihatan ganda, meskipun sementara.
o mereka yang merasa seolah-olah pandangannya dilindungi oleh sesuatu atau
seperti melihat tabir menutup dari bagian tepi.
o mereka yang melihat lingkaran disekeliling cahaya (halo) atau melihat suatu area
yang herotberot secara tiba-tiba.
o Orang yang mengalami sakit mata, terutama jika mata mereka merah. Mata
merah yang sakit adalah suatu darurat.

Mata Silau Karena Cahaya

Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) adalah suatu gejala dimana mata menjadi
sensitif yang ekstrim terhadap cahaya dan kebencian terhadap cahaya matahari atau
tempat terang. Pasien yang memiliki masalah fotofobia mungkin disebabkan oleh
masalah kesehatan yang berkaitan dengan mata atau sistem syaraf.

Orang yang memiliki luka dipermukaan kornea, tukak (keratitis) kornea,


konjunktivitis, warna mata yang cerah, uveitis (radang mata), katarak dan siapa yang
menderita migraine diperoleh sering mengalami sensitivitas yang ekstrim terhadap
cahaya dan silau.

Yang lebih penting, fotofobia juga merupakan gejala pada masalah kesehatan yang
lebih serius seperti botulisma, rabies, keracunan raksa atau meningitis. Dengan
demikian, siapa yang mengalami fotofobia akut dianjurkan bertemu dokter
secepatnya.

Perawatan yang terbaik untuk fotofobia ini adalah merawat penyebab masalah.
Didalam Biasanya, ketika faktor penyebabnya telah dirawat, fotofobia akan hilang.

6
Selama menjalani perawatan, pasien harus menghindari terkena cahaya matahari dan
apa cahaya lain yang terang untuk mengurangi ketidaknyamanan. Memakai topi yang
lebar dan kacamata gelap dengan perlindungan ultraviolet juga bisa mengurangi
gejala fotofobia.

Hal utama yang perlu diperhatikan untuk Pengobatan Mata Pedih &
Silau adalah dengan memperhatikan nutrisi tubuh setiap hari, nutrisi tubuh tentunya
kita dapat dari bahan makanan yang kita makan, makanan terbaik adalah dengan
memperbanyak asupan sayur dan buahan dalam menu harian kita dan tentu saja
untuk memaksimalkan nutrisi kita juga perlu suplemen.

Berikut ini beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mengapa mata menjadi
silau dan buram, diantaranya :

 Katarak
 Presbiopia
 Rabun jauh
 Mata kering
 Rabun dekat
 Astigmatisme
 Konjungtivitis atau masalah kornea

Selain itu, ada juga beberapa kondisi lain seperti meningitis yang
menyebabkan cahaya menjadi sangat menyakitkan pada mata. Beberapa obat yang
diminum untuk kondisi lain juga dapat menyebabkan sensitivitas cahaya. Contoh
dapat mencakup tetrasiklin, antibiotik, dan digitalis, obat yang digunakan untuk
masalah jantung.

7
Berikut ini adalah 10 cara untuk melindungi mata dari silau :

1. Batasi penggunaan gadget

Mungkin ini agak sedikit memaksa, apalagi bagi mereka yang seorang

gamer hardcore dan seorang penulis profesional, dimana hobi dan tuntutan

pekerjaan menjadi kewajiban yang harus selalu berjalan.

Jika memang tips ini tidak bisa Anda laksanakan, setidaknya

gunakanlah kacamata khusus yang memang didesain untuk mengurangi

tingkat radiasi yang disebabkan oleh cahaya dari gadget elektronik seperti

komputer dan smartphone.

2. Sering-seringlah beristirahat

Para ahli mata menganjurkan mereka yang suka berdiam di depan

komputer atau smartphone kesayangan untuk beristirahat selama 15 hingga

20 menit setiap dua jam.

Pada saat beristirahat, Anda harus membiarkan mata Anda untuk

berkedip dan santai dalam artian 'tidak tegang'. Dengan begitu, selain mata

Anda akan tetap sehat, badan Anda juga akan terjaga kesehatannya.

3. Atur ketinggian layar dengan mata Anda

Posisikan agar layar berjarak setidaknya 13 cm di bawah mata Anda.

Jika Anda melakukan hal ini, Sebagian besar mata Anda akan terlindungi

oleh kelopak mata, karena mata Anda terbuka dengan sudut yang lebih kecil

8
dibandingkan ketika Anda melihat layar dengan posisi layar berada di atas

mata Anda

4. Lindungi mata Anda dengan diet

Diet yang baik dapat mencegah penyakit pada mata. Terutama dari

efek berbahaya berupa radiasi cahaya dari layar gadget elektronik seperti

komputer dan smartphone.

Makananlah makanan yang mengandung banyak vitamin A, vitamin

C, zinc dan omega-3 yang dapat meningkatkan penglihatan mata dan

performa dari sistem saraf.

5. Gunakan kacamata khusus

Tanyakan pada dokter atau ahli kacamata yang biasa ada di toko-toko

kacamata terkemuka di daerah Anda. Cari kacamata yang dapat

mengurangi glare dan ketegangan pada mata dari efek radiasi gadget

elektronik.

Kacamata tersebut akan melindungin Anda dari cahaya silau berlebih

ketika Anda menggunakannya.

“saya punya kacamata baca, apakah bisa dipakai untuk menangkal

radiasi dari perangkat elektronik?”

Jawabannya adalah “tidak”. Kacamata baca bukanlah kacamata

khusus untuk melindungi mata Anda dari cahaya silau berlebihan. Kacamata

yang biasa digunakan untuk menangkal silau berlebihan dari perangkat

elektronik biasa disebut kacamata komputer atau PC glasses.

9
Kacamata ini menggunakan lensa khusus yang memang didesain

untuk mengurangi glare atau tingkat kesilauan dari layar monitor baik itu

cahaya dari komputer ataupun smartphone.

6. Kurangi tingkat kesilauan

Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini, seperti menjaga dan

membersihkan layar gadget Anda, mengambil jarak dari jendela tempat

masuk cahaya ketika menggunakan gadget, menggunakan lampu dengan

voltase yang kecil, atau menghadang cahaya yang masuk lewat jendela

dengan tirai.

7. Atur pencahayaan

Pencahayaan layar Anda harus diatur menyesuaikan kondisi

lingkungan tempat Anda berada. Jika Anda berada di ruangan dengan

pencahayaan tinggi, Anda harus meningkatkan pencahayaan pada layar

gadget elektronik Anda. Atau jika Anda berada di tempat dengan keadaan

pencahayaan yang redup, kurangilah pencahayaan pada layar gadget Anda.

8. Sering-sering keluar rumah

Berjalan-jalan keluar rumah setelah menghabiskan beberapa waktu di

depan gadget adalah suatu hal yang sangat disarankan oleh para ahli mata.

Karena cahaya matahari akan membantu untuk mengatur ‘ritme sirkadian’

alami Anda. Hasilnya? mood dan waktu tidur Anda akan bertambah.

10
9. Jaga jarak Anda dengan layar

Dokter mata sangat menyarankan Anda untuk menjaga jarak mata

dengan layar dengan jarak minimal sepanjang lengan orang dewasa. Hal ini

berlaku untuk semua layar perangkat elektronik, baik itu televisi, komputer,

ataupun ponsel.

10. Latihlah mata Anda

Jika anda terus-terusan berada di depan layar gadget Anda tanpa


berkedip dan meregangkan kedua mata Anda untuk beberapa saat, mata Anda
akan terbiasa dengan jarak layar. Kalau sudah begitu, Anda akan mengalami
masalah susah fokus terhadap sesuatu yang lebih jauh atau lebih dekat dengan
perangkat gadget Anda.

Gerakanlah mata Anda sesering mungkin dan regangkanlah setiap 20

menit atau dibawahnya.

Cahaya sangat penting untuk penglihatan, tapi kadang-kadang cahaya


dapat menjadi penyebab masalah penglihatan saat itu. Lingkaran cahaya
adalah lingkaran terang yang muncul untuk mengelilingi sumber cahaya

Mata yang sensitif terhadap cahaya dikenal juga dengan istilah


fotofobia. Fotofobia di sini bukanlah suatu gangguan psikologis atau rasa
takut terhadap cahaya, melainkan sebuah gejala yang membuat mata mudah
silau, bahkan sampai sakit kepala dan mual.

Cahaya yang dimaksud bisa datang dari mana saja. Misalnya sinar
matahari, lampu ruangan, lampu jalanan, dan lampu yang kelap-kelip.

11
Ternyata, menurut para ahli ada kaitan yang sangat erat antara mata
yang sangat peka terhadap cahaya dengan kondisi mata kering. Mata kering
sendiri bisa terjadi entah karena air mata yang diproduksi sangat sedikit atau
air mata menguap terlalu cepat.

Biasanya memang orang yang punya mata kering akan sangat peka
terhadap cahaya. Begitu juga orang yang peka cahaya pun kerap
menunjukkan gejala-gejala mata kering.

Mata kering sendiri bisa ditandai dengan gejala seperti ada objek yang
menyangkut di mata, mata seolah terasa berpasir, dan mata mudah lelah.
Kadang, mata kering juga bisa menimbulkan rasa nyeri.

Para ahli sendiri belum memahami bagaimana persisinya mata kering


menyebabkan mata jadi tidak tahan cahaya terang. Akan tetapi, bila dilihat
dari fungsi air mata itu sendiri, tidak mengherankan kalau mata kering bisa
menurunkan salah satu fungsi mata, yaitu melihat cahaya terang.

Air mata terdiri dari air, protein, elektrolit, minyak berlemak, dan
berbagai zat untuk melawan bakteri. Campuran hal-hal ini yang membuat
mata Anda bekerja dengan baik. Anda jadi bisa menyaring cahaya yang
diterima mata dengan baik.

Mengetahui bagaimana mata bekerja adalah hal yang penting untuk


memahami peran dari retina. Mata ditutup oleh lapisan tipis pada bagian
depan. Pada lapisan ini, terdapat kornea yang bertugas untuk memantulkan
cahaya agar dapat diterima oleh mata. Kemudian, cahaya dipantulkan ke
dalam hingga mencapai retina, yang berada pada bagian belakang mata.
Retina yang terdiri dari beberapa lapisan jaringan tipis, memiliki batang dan
kerucut yang mengubah cahaya menjadi pesan yang dapat dimengerti oleh
otak

12
Sedangkan kalau cairan pada mata kurang atau tidak seimbang, kerja
mata Anda tentu jadi.

terganggu. Mata jadi mudah lelah dan pusing ketika melihat cahaya
yang sangat terang.

III. Dampak Buruk Penerangan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.


1405/MENKES/SK/XI/2002, Pencahayaan adalah jumlah penyinaran yang
terdapat pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif.

Menurut Trijinx kualitas pencahayaan dikategorikan ke dalam


beberapa jenis, yaitu :

1. Brightness Distribution

Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam setiap daerah


penglihatan. Suatu rasio kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan
yang detil, variasi yang berlebihan dari luminansi dapat mengakibatkan
timbulnya masalah.

Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga


menyebabkan mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-
objek yang lebih gelap di dalam suatu daerah yang terang.

Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama,


difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Untuk membantu
memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata seharusnya
sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakangnya.

13
2. Glare atau Silau

Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang


berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu : 4

1) Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)

Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan


yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan
meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan
rasa sakit pada bagian kepala. 4

2) Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)

Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan


adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia
kurang bisa untuk menerima cahaya seperti ini. Sumber-sumber glare
adalah sebagai berikut : 4

o Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.


o Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.
o Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu
berlebihan.
o Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.

Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi


silau :

o Reduksi luminansi sumber cahaya.


o Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.
o Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.
o Gunakan peralatan dengan permukaan yang dapat mendistribusikan
cahaya.
o Posisikan kembali area kerja dan sumber cahaya untuk meminimasi
refleksi cahaya.
o Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.

14
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem
pencahayaan : 4

o Menghindari penempatan sumber cahaya lansung pada pandang


pekerja.
o Hindari penggunaan cat/warna yang mematulkan cahaya pada
mesin, meja kerja.
o Gunakan pencahayaan visi untuk memberikan atmosfir kerja yang
baik.
o Gunakan semakin banyak lampu, masing-masing dengan daya yang
rendah dibandingkan menggunakan sedikit lampu dengan daya yang
tinggi.
o Hindari sumber cahaya yang tidak stabil.

3. Shadows (Bayang-bayang)

Bayang-bayang tajam (sharp shadows ) adalah akibat dari sumber


cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang berasal dari
cahaya matahari langsung. Kedua sumber mampu mengakibatkan rasio terang
yang berlebihan pada jangkauan penglihatan, detil penting yang tidak terlalu
jelas.

4. Background

Latar belakang sampai kedaerah kerja utama, setidaknya harus dibuat


sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang
memiliki beberapa perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan
menggunakan sekat.

Apabila ingin mengukur intensitas cahaya pada suatu tempat, dapat


anda ukur dengan lux meter. Jika anda ingin mengetahui tentang berbagai
spesifikasi, jenis, dan warna lux meter anda dapat membuka trijinx.com. Di
website ini menjual lux meter dan berbagai alat ukur lainnya.

15
Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan
baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja.
Pengaruh dan penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan
dampak, yaitu:
 Kelelahan mata sehinga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
 Kelelahan mental.
 Keluhan pegal di daerah sekitar mata dan sakit kepala di sekitar
mata.
 Kerusakan indera mata dan lain-lain.

Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara


kepada penurunan performansi kerja, sebagai berikut:
 Kehilangan produktivitas.
 Kualitas kerja rendah.
 Banyak terjadi kesalahn
 Kecelakaan kerja meningkat.

IV. Pengukuran Penerangan

Intensitas penerangan atau intensitas cahaya di tempat kerja


bertujuan untuk menberikan penerangan kepada benda-benda yang
merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin pada proses produksi dan juga
lingkungan kerja. Dalam proses tersebut diperlukan intensitas cahaya
penerangan yang optimal. Selain untuk menerangi obyek kerja, penerangan
juga diharapkan cukup memadai untuk menerangi keadaan sekelilingnya (
lingkungan kerja). Standar pengukuran intensitas cahaya ini meliputi
prosedur, penentuan titik dan peralatan pengukuran intensitas cahaya
penerangan yang digunakan.

Intensitas cahaya penerangan menjadi salah satu aspek yang sangat


penting di tempat kerja, karena akan muncul berbagai masalah jika kualitas
intensitas cahaya penerangan di tempat kerja tidak memenuhi standar yang

16
ditetapkan. Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang
Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja,
telah menetapkan ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat
pekerjaan. Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi
fungsi penglihatan, juga untuk
lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek psikologis, yang dapat
dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan
sampai kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan kerja.

Standar yang telah disusun oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan


Keselamatan Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja ini dimaksudkan untuk menyeragamkan cara mengukur intensitas
cahaya penerangan (lux) di tempat kerja yang selama ini pengukuran
intensitas penerangan telah dilakukan oleh banyak pihak dan telah
dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 5 Nopember 2003, yang dihadiri oleh
wakil-wakil dari pemerintah, pengusaha, asosiasi profesi dan perguruan
tinggi.

Pengukuran intensitas cahaya penerangan ini dilakukan dengan


menggunakan alat Luxmeter yang dinyatakan dalam satuan LUX, Lux adalah
satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus cahaya 1
lumen. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian
energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum skala.
Pada luxmeter digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca
pada layar monitor

Penentuan Titik Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

 Penerangan setempat : Obyek kerja berupa meja kerja maupun peralatan.


Bila objek yang diukur merupakan meja kerja, maka pengukuran dapat
dilakukan di atas meja yang ada.
 Penerangan umum : Titik potong garis horisontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 satu meter dari lantai.

17
Jarak tersebut dibedakan lagi berdasarkan luas ruangan sebagai
berikut :

1. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong garis


horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap
1(satu) meter.
2. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi:
titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan adalah
pada jarak setiap 3(tiga) meter.
3. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi : titik potong garis
horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 6
(enam) meter.

Persyaratan Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

 Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat


pekerjaan dilakukan.
 Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi
pekerjaan.

Cara Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja

 Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka


penutup sensor.
 Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik
pengukuran untuk
intensitas penerangan setempat atau umum.
 Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu
beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
 Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk
intensitas penerangan
setempat seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas

18
penerangan umum seperti pada
Lampiran D.
 Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
penerangan.

Berikut beberapa alat Luxmeter yang bisa Anda gunakan :

Alat Ukur Intensitas Cahaya Ruangan LX-90

Alat Ukur Intensitas Cahaya Ruangan LX-90 Alat ukur intensitas


cahaya ruangan LX-90 adalah produk alat pengukur cahaya atau lux meter
terbaru dari AMTAST USA ,Inch. Alat ukur intensitas cahaya ini memiliki
desain dan bentuk yang sangat menarik dan simple sama persis dengan alat
pengukur cahaya Digital Lux Meter LX-1010B. Luxmeter

Besaran Pencahayaan :  

1. Flux Cahaya (φ)


 Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu
sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang cahaya
 Jadi flux cahaya dapat dipancarkan oleh suatu sumber cahaya
ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik.
 Dalam hubungannya dengan penerangan telah dijelaskan bahwa 1
watt cahaya sama dengan 680 lumen. Jumlah lumen per watt
(lm/W), disebut flux cahaya spesifik.

19
2. Intensitas Cahaya (I)
 Intensitas cahaya dapat didefenisikan sebagai berikut :
 I 
ω
dimana : I : Intencitas cahaya (cd)
φ : Flux cahaya (lumen)
ω : sudut ruang (steradian) = 4π

Sumber cahaya berbentuk titik yang ditempatkan dalam bola


dilingkupi oleh 4π steradian.

3. Intensitas Penerangan (E)


 Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat penerangan adalah
flux cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau permukaan.
 Satuan Intensitas penerangan adalah lumen /m2 atau Lux (Lx).
 Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi dengan Φ lumen,
intensitas penerangan rata-rata di bidang itu adalah :
ERata-rata = Φ Lux
A
 Kalau 10 m2 diterangi dengan 1000 lumen kuat penerangan adalah
100 Lux.
 Untuk kasus bidang permukaan yang tidak rata dimana intensitas
penerangan di suatu bidang berkurang dengan kuadrat dari jarak
antara sumber cahaya dengan bidang itu, disebut hukum kuadrat,
dengan rumus :
Ep  I (lux)
r2
dimana :
Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang yang
diterangi, dinyatakan dalam satuan lux
I : intensitas cahaya dalam satuan candela,
r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam meter.

20
 Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana
pekerjaannya akan dilakukan.
 Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai.
Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau bangku kerja,
atau yang lainnya.

V. Standar Penerangan di Tempat Kerja


Hampir semua tempat kerja selalu membutuhkan penerangan yang
baik sesuai dengan tingkat ketelitian dan jenis pekerjaan yang berlangsung di
tempat kerja tersebut.

Penerangan di tempat kerja yang baik adalah penerangan yang


memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakannya dengan
mudah, jelas dan tanpa upaya yang berlebihan dari indera penglihatannya
sehingga mereka dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat, teliti dan
aman.

Hal ini selain akan dapat meningkatkan produktivitas kerjanya juga


akan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Selain itu
penerangan yang baik di tempat kerja dapat membantu menciptakan
lingkungan kerja nikmat dan menyenangkan sehingga tenaga kerja dapat
bekerja dcngan aman dan nyaman serta menghambat timbulnya kelelahan
pada tenaga kerja terutama kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikis.
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada
permukaan. Satuannya adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau
lux cahaya. Salah satu faktor penting dari lingkkungan kerja yang dapat
memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan yang
baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja
dapat melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa
upaya-upaya yang tidak perlu.

21
Penerangan yang cukup dan diatur dengan baik juga akan
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan
sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Telah kita ketahui hampir
semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita
temui jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar
tenaga kerja dapat dengan jelas mengamati obyek yang sedang dikerjakan.
Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannnya jelas akan
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sanders dan McCormick (1987)
menyimpulkan dari hasil penelitian pada 15 perusahaan, dimana seluruh
perusahaan yang diteliti menunjukkan kenaikkan hasil kerja antara 4-35%.
Selanjutnya Armstrong (1992) menyatakan bahwa intensitas penerangan yang
kurang dapat menyebabkan gangguna visibilitas dan eyestrain. Sebaliknya
intensitas penerangan yang berlebihan juga dapat menyebabkan glare,
reflections, excessive shadows, visibility dan eyestrain. Semakin halus
pekerjaan dan mnyangkut inspeksi serta pengendalian kualitas, atau halus
detailnya dan kurang kontras, makin tinggi illuminasi yang diperluka, yaitu
antara 500 lux sampai dengan 100 lux (Suma’mur, 1996).

Tenaga kerja disamping harus dengan jelas dapat melihat obyek-


obyek yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula
benda atau alat dan tempat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan
kecelakaan. Maka penerangan umum harus memadai. Dalam suatu pabrik
dimana terdapat banyak mesin dan proses pekerjaan yang berbahaya maka
penerangan harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi
kecelakaan kerja. Pekerjaan yang berbahaya harus dapat diamati dengan jelas
dan cepat, karena banyak kecelakaan terjadi akibat penerangan kurang
memadai.

Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua


yaitu penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dan
sinar matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk

22
mengunakan penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula
disediakan penerangan buatan yang memadai. Hal mi untuk menanggulangi
jika dalam keadaan mendung atau kerja di malam hari. Perlu diingat bahwa
penggunaan penerangan buatan harus selalu diadakan perawatan yang baik
oleh karena lampu yang kotor akan menurunkan intensitas penerangan
sampai dengan 30%.

Satwiko (2004) menjelaskan empat istilah standar dalam pencahayaan


beserta satuannya antara lain:
a. Arus cahaya (luminous flux) adalah banyak cahaya yang dipancarkan
ke segala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu (biasanya
per detik), diukur dengan Lumen.
b. Intensitas cahaya (luminousintensity) adalah kuat cahaya yang
dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu, diukur
dengan Candela.
c. Iluminan (illuminance) adalah banyak arus cahaya yang datang pada
satu unit bidang, diukur dengan Lux atau Lumen/m², sedangkan
prosesnya disebut iluminasi (illumination) yaitu datangnya cahaya ke
suatu objek.
d. Luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan,
dipantulkan dan diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi,
diukur dengan Candela/m², sedangkan prosesnya disebut luminasi
(lumination) yaitu perginya cahaya dari suatu objek.

Selain istilah standar di atas, terdapat beberapa istilah pada


pencahayaan secara umum yang mempengaruhi kualitas pencahayaan antara
lain kontras, silau, refleksi cahaya, dan kualitas warna cahaya (temperatur
warna dan renderasi warna)
a. Kontras (contrast) adalah perbedaan antara luminan (kecerahan,
brightness) benda yang kita lihat dan luminan permukaan
disekitarnya. Semakin besar kontras, semakin mudah kita melihat atau

23
mengenali benda tadi. Di ruang yang redup, kontras semakin
berkurang pula (Satwiko, 2004: 66).
b. Silau (glare) terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh
melebihi kecerahan dari interior tersebut pada umumnya. Sumber
silau yang paling umum adalah kecerahan yang berlebihan dari
armatur dan jendela, baik yang terlihat langsung atau melalui
pantulan. Ada dua macam silau, yaitu disability glare yang dapat
mengurangi kemampuan melihat (terjadi jika terdapat daerah yang
dekat dengan medan penglihatan yang mempunyai luminansi jauh
diatas luminansi objek yang dilihat), dan discomfort glare yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan (terjadi jika beberapa
elemen interior mempunyai luminansi yang jauh diatas luminansi
elemen interior lainnya). Kedua macam silau ini dapat terjadi secara
bersamaan atau sendiri-sendiri (SNI 03-6575-2001).
c. Refleksi dan reflektansi (ReflectionandReflectance). Besarnya
pencahayaan dalam ruangan tidak hanya ditentukan oleh pencahayaan
langsung dari lampu tanpa atau dengan armatur, tetapi juga
dipengaruhi oleh refleksi atau pantulan cahaya dari berbagai
permukaan yang ada pada ruangan tersebut. Besaran pantulan cahaya
dinyatakan dalam prosentase. Adapun besaran refleksi cahaya dari
permukaan yang direkomendasikan dapat dilihat pada tabel berikut
(Frick dkk, 2008).
d. Kualitas warna suatu lampu mempunyai dua karakteristik yang
berbeda sifatnya, yaitu tampak warna yang dinyatakan dalam
temperatur warna dan renderasi warna yang dapat mempengaruhi
penampilan objek yang diberikan cahaya suatu lampu. 17Sumber
cahaya yang mempunyai tampak warna yang sama dapat mempunyai
renderasi warna yang berbeda.
1) Temperatur warna (color temperature) Sumber cahaya putih dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok menurut tampak warnanya:
Pemilihan warna lampu bergantung kepada tingkat pencahayaan
yang diperlukan agar diperoleh pencahayaan yang nyaman. Dari

24
pengalaman secara umum, makin tinggi tingkat pencahayaan
yang diperlukan, makin sejuk tampak warna yang dipilih
sehingga tercipta pencahayaan yang nyaman.
2) Renderasi warna (color rendering) Disamping perlu diketahui
tampak warna suatu lampu, juga dipergunakan suatu indeks yang
menyatakan apakah warna objek tampak alami apabila diberi
cahaya lampu tersebut, yang disebut indeks renderasi warna
(color rendering index) atau CRI. Nilai maksimum secara teoritis
dari indeks renderasi warna adalah 100.

25

Anda mungkin juga menyukai