PEMBAHASAN
5
2.4 Tanda dan gejala pre eklamsia dan eklampsia
2.4.1 Pre-eklampsia ringan :
a. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160
mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg
b. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)
c. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau
tangan
2.4.2 Pre-eklampsia Berat
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
2.4.3 Eklampsia Ringan
Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg, Keluarnya protein melalui
urine (proteinuria) ,Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu, Bengkak
kedua kaki, lengan dan kelopak mata.
2.4.4 Eklamsi berat
Tekanan darah 160/110 mmHg, Proteinuria kuantitatif > = 2 gr/24 jam,
terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang signifikan, Trombosit
kurang dari 100.000/mm3.
2.5 Penatalaksanaan
Pemeriksaan antenatal teratur dan bermutu serta teliti, mengenal tanda-
tanda sedini mungkin(pre elkampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang
cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat. Harus selalu waspada
terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor
peredisposisi. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, dan pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, karbohidrat,
tinggi protein dan menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
6
2.6 Asuhan Keperawatan Pre-eklampsia dan Eklampsia
Asuhan keperawatan pada Pre eklampsia melakukan pengkajian Riwayat
Kesehatan, Riwayat Kehamilan, Pola aktivitas sehari-hari, Pemeriksaan Fisik,
Pengelompokan Data, Pemeriksaan Penunjang ( USG : untuk mengetahui keadaan
janin), dan diagnosa keperawatan prioritas yang mungkin muncul : Resiko tinggi
terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (
vasospasme dan peningkatan tekanan darah ) , dan intervensi yang dilakukan :
Monitor tekanan darah tiap 4 jam, Catat tingkat kesadaran pasien, Kaji adanya
tanda-tanda eklampsia . setelah itu implementasi keperawatan dan evaluasi.
3.2 Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan
karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan
untuk membawa glukosa melewati membran sel.
7
3.3 Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui.
Glukosa dapat difusi secara tetap melalui plasenta pada janin, namun insulin
ibu tidak mencapai janin, sehingga kadar glukosa ibu mempengaruhi kadar
janin.
3.5 Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien
b. Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan
bila pengaturan diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar
glukosa darah
c. Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5
unit/kgBB/ hari.
d. Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi
fundus uteri, USG, dan kardiotokografi.
8
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang
tepat. Intervensi : Timbang berat badan setiap kunjungan prenatal, Kaji masukan
kalori dan pola makan dalam 24 jam. Dan implemetasi , evaluasi.
9
4.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah,
pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas
normal.
a. Merasa lelah atau lemah
b. Kulit pucat progresif
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak napas
e. Konsentrasi terganggu
10
melakukan tugas/aks normal, awasi tekanan darah, nadi, pernafasan
selama dan sesudah beraktivitas. Lanjut ke implementasi dan evaluasi.
11
5.4 Tanda dan gejala perdarahan anenatal
Solusio berat :
12
5.5 Penatalaksanaan perdarahan anenatal
a. Perawatan konservatif : istirahat, memberikan hematinik dan
spasmolitik untuk mengatasi anemia, memberikan antibiotic bila ada
indikasi.
b. Pemberian tranfusi darah.
13