Anda di halaman 1dari 7

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

A. DEFINISI
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan radang telinga tengah dengan
perforasi membran timpani permanen disertai keluarnya sekret
encer/kental/bening/nanah yang intermittent / persistent selama lebih dari 12 minggu

B. ETIOLOGI
Bakteri

• Streptococcus pneumoniae

• Haemophylus influenzae

• Moraxela catarrhalis

Virus

• Respiratory Syncytial Virus

• Influenza virus

• Adenovirus

• Parainfluenza virus

• Enterovirus

C. KLASIFIKASI/JENIS
Klasifikasi berdasrkan poliferasi dibagi atas 2 tipe yaitu ; OMSK tipe aman (tipe
mukosa/benigna/tanpa kolesteatoma) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang/ denagn
kolesteatoma).

 Tipe Aman
 Perforasi sentral (pars tensa )
 Peradangan terbatas pada mukosa
 Jarang ada komplikasi
 Tidak terdapat kolestreatoma
 Tipe Bahaya
 Perforasi margina
 Menimbulkan komplikasi
 Disertai dengan kolesteatoma
 Menegnai tulang
 Tanda klinis – dini – perforasi
Lanjut : abses, fistei auricular, polio atau jaringan granulasi

Ada secret berbau khas

D. PEMERIKSAAN FISIS
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama
pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk
mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan
pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometric nada murni, audiometric tutur (speech
audiometry) dan pemeriksaan BERA (brainstem evoked response audiometry) bagi pasien/ anak
yang tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometric nada murni. Pemeriksaan penunjang
lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga

E. KLASIFIKASI OMSK
Jenis OMSK ada 2 jenis yaitu:

 OMSK tipe aman atau muka/benigna, peradangan terbatas pada mukosa, tidak mengenai
tulang, Kolesteatoma tidak ada, perforasi terletak di sentral dan jarang menimbulkan
komplikasi
 OMSK tipe bahaya atau tulang/ maligna, disertai kolesteatoma, perforasi letaknya marginal
atau di attik, sering muncul komplikasi yang berbahaya.

Bentuk otitis media supuratif kronik yaitu :

 Aktif, terdapat infeksi menahun,kolesteatoma atau kombinasi keduanya di celah telinga


tengah
 Tidak aktif, terjadi kerusakan pada mekanisme hantaran telinga tengah (membrana timpani
dan tulang-tulang pendengaran) oleh infeksi sebelumnya, tetapi pada pemeriksaan tak
terlihat infeksi atau kolesteatoma di celah telinga tengah.
F. KOMPLIKASI

1. Komplikasi di telinga tengah:

a. perforasi membran timpani persisten

b. erosi tulang pendengaran

c. paralisis nervus fasialis

2. Komplikasi di telinga dalam:

a. fistula labirin

b. Labirinitis supuratif

c. Tuli saraf (sensorineural)

3. Komplikasi ekstradural:

a. Abses ekstradural

b. trombosis sinus lateralis

c. petrositis

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat:

a. meningitis

b. abses otak

c. hidrosefalus otitis
• Berisi udara

• Terdapat membran tympani yang memisahkan telinga luar dan telingah tengah

• Cavum tympani terletak di dalam pars petrosa os temporalis.

• Tulang-tulang pendengaran (lateral ke media): os.malleus, os.incus, os.stapes.

• Gerakan 3 tulang pendengaran dikontrol oleh m.tensor tympani dan m.stapedius

Membran tympani terdiri :

1. Pars Flaccida (Supero-anterior)

2. Pars Tensa (infero-posterior)


HISTOLOGI INDERA PENDENGARAN (omsk)

Telinga tengah mengandung rongga timpani yang terisi-udara, suatu ruang iregular yang
berada di dalam os temporale di antara membran timpani dan permukaan tulang telinga
dalam. Di sebelah anterior, ruang ini berhubungan dengan faring melalui tuba auditorius
(tuba Eustachii atau tuba pharyngotympanica) dan di sebelah posterior, berhubungan
dengan rongga mastoid yang berisikan udara pada os temporale.

Rongga timpani terutama dilapisi oleh selapis epitel kuboid yang berada di lamina propria
yang sangat melekat pada periosteum. Di dekat tuba auditorius, epitel selapis ini secara
berangsur berubah menjadi epitel bertingkat silindiris bersilia yang melapisi tuba tersebut.
Meskipun dinding tuba umumnya kolaps, tuba akan terbuka selama proses menelan yang
menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

Pada dinding medial telinga tengah terdapat dua area berlapis membrane dan tidak
bertulang: yaitu, tingkap lonjong (fenestra ovalis) dan tingkap bundar (fenestra rotunda).
Membran timpani berhubungan dengan tingkap lonjong melalui sederetan tiga fulang
keciI, ossicula auditus, yang menghantarkan getaran mekanis membran timpani ke
telinga dalam. Membran timpani adalah suatu membran yang tipis memisahkan telinga
luar dari telinga tengah. Membran timpani dan sebelah luarnya dibatasi oleh epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk dan sebelah dalam oleh epitel kubis rendah dan
bagian tengahnya ada dua lapis serat kolagen.

Ossicula dinamai dengan malleus, incus, dan stapes, bahasa Latin masing-masing untuk
"palu,,, "landasan", dan "pijakan", yang menggambarkan setiap bentuk umum tulang.
Maleus menempel pada jaringan ikat membran timpani dan stapes melekat pada jaringan
ikat membran di tingkap lonjong. Tulang-tulang ini berartikulasi di sendi sinovial yang
bersama-sama periosteum sepenuhnya dilapisi epitel selapis gepeng. Dua otot kecil
berinsersi di dalam malleus dan stapes, yang membatasi pergerakan ossicula dan
membantu melindungi telinga dalam dari bunyi yang terlalu keras.

G. PENATALAKSANAAN
Dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka panjang karena:

 Perforasi pada membran timpani yang permanen


 Adanya sumber infeksi pada faring, nasofaring, nasal, dan sinus paranasal
 Terbentuk jaringan patologis dalam rongga mastoid yang irreversible
 Kurangnya gizi dan hygiene

OMSK TIPE AMAN


Terapi konservatif:

 Aural toilet: bersihkan secret dengan cuci telinga menggunakan H2O2 3% selama 3-5 hari
 Apabila sekret berkurang, berikan obat tetes telinga kombinasi antibiotik dan steroid selama <
1-2 minggu dan tidak terus-menerus karena efek ototoksik. Antibiotik topical lebih efektif
dibandingkan antibiotic oral, khususnya untuk P. aeruginosa. Antibiotic yang dipilih biasanya
aminoglikosida
 Antibioiik oral: ampisilin eritromisin, atau ampisilin asam-klavulanat, sefalosporin serta
siprofloksasin dan ofloksasin
 Observasi 2 bulan masih ada perforasi meskipun sekret hilang:
 Mastoidektomi sederhana
 Indikasi : OMSK tipe aman yang tidak membaik dengan terapi
konservatif
 Cara : membersihkan jaringan patologik pada ruang mastoid
 Tujuan : infeksi tenang dan sekret tidak keluar lagi
 Keterangan : fungsi pendengaran tidak diperbaiki
 Miringoplasti (timpanoplasti tipe I)
 Indikasi : OMSK tipe aman yang tenang dengan tuli ringan hanya akibat
perforasi membrane timpani
 Cara : rekonstruksi membrane timpani tanpa memperbaiki rongga
telinga tengah
 Tujuan : mencegah rekurensi infeksi telinga tengah
 Timpanoplasti (tipe II, III, IV, V)
 Indikasi : OMSK tipe aman dengan kerusakan lebih berat, OMSK tipe
aman yang gagal dengan medikamentosa
 Cara : operasi tahap I (eksplorasi cavum timpani dengan/tanpa
mastoidektomi) kemudian operasi dua tahap; rekonstruksi membrane timpani
dan rekonstruksi tulang pendengaran
 Tujuan : menghentikan proses infeksi secara permanen, memperbaiki
membrane timpani, dan memperbaiki tulang-tulang pendengaran

OMSK TIPE BAHAYA

 Tahap awal
 Perforasi marginal: sebagian tepi perforasi langsung berhubungan dengan
annulus/sulkus timpanikum
 Perforasi atik: perforasi pada pars flaksida
 Tahap lanjut
 Disebut juga penyakit atik koantral karena mengenai tulang dinding liang telinga luar
 Abses/fistula retroaurikuler
 Polip/jaringan granulasi di liang telinga
 Kolesteatoma: kongenital dan akuisita

Anda mungkin juga menyukai