Anda di halaman 1dari 8

Boccia

Boccia adalah jenis olahraga yang dimainkan di atas kursi roda dan dirancang untuk
dimainkan oleh orang-orang dengan keterbatasan kemampuan motorik, termasuk di
antaranya penderita cerebral palsy.

Tujuan permainan ini adalah melemparkan bola kulit warna merah atau biru, sedekat
mungkin dengan target. Atlet yang tidak dapat melempar bola dengan tangan bisa
memakai alat bantu.

Boccia menjadi olahraga paralimpik sejak tahun 1984.

Goalball

Goalball adalah permainan yang didesain untuk paratuna netra atau yang punya
kekurangan dalam penglihatan.

Atlet yang sama sekali tidak dapat melihat dan atlet yang punya gangguan
penglihatan bisa bermain dalam satu pertandingan, karena setiap atlet harus
bermain dengan penutup mata.

Setiap tim terdiri dari tiga peserta. Bola dilempar ke gawang lawan, dan lawan
berusaha mencegah masuknya bola dengan badan mereka. Pemain hanya berada
di area depan gawangnya sendiri sepanjang pertandingan.

Image copyrightGETTY IMAGES/ATSUSHI TOMURA

Image captionTim putri Jepang bertanding di goalball di Paralimpik Rio de Janeiro, Brasil, 2016.

Karena tidak ada yang bisa melihat bola, maka bola diisi dengan lonceng agar
pemain bisa mengetahui arah datangnya bola. Maka, penonton pertandingan ini pun
diminta untuk tidak berisik agar pemain dapat berkonsentrasi mendengar datangnya
bola.
Emas kelima Merah Putih disumbangkan dari cabang olahraga (cabor) para atletik lari 200
meter putra T37, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senin (8/10).

Adalah Sapto Yogo Purnomo, pelari disabilitas Indonesia menjadi yang tercepat dengan
catatan waktu 23,7 detik.

Sapto menggalahkan dua atlet asal Iran yaitu Ali Olfatnia yang meraih perak dengan catatan
waktu 24,7 detik dan Davoudali Ghasemi (24,38 detik), peraih perunggu.

Lihat juga:
Indonesia Rebut Emas Keempat di Asian Para Games 2018
Emas yang diraih Sapto merupakan emas ketiga yang berhasil dipersembahkan dari cabor
para atletik. Suparniyati meraih emas di nomor tolak F20, sedangkan Rica Oktavia meraih
emas dari lompat jauh putri T20.

Sapto Yogo Purnomo meraih emas kelima Indonesia di cabor para atletik nomor 200 meter T37. (dok.
gms.kualalumpur2017.com.my)

Cabor atletik juga menyumbang medali perak dan perunggu. Perak diraih Sapto Yogo di
nomor 200 meter T12 putra, sedangkan perunggu didapat Abdul Halim Dalimunte di nomor
200 meter T11 putra.
Emas Asian Para Games, Karisma Evi Tarani: Atletik
Cinta Pertama
REPORTER: MOH KHORY ALFARIZI
EDITOR: ARIANDONO

RABU, 10 OKTOBER 2018 12:03 WIB

Sprinter Indonesia Karisma Evi Tiarani (tengah) memacu kecepatan saat berlaga dalam nomor 100 meter putri T42 dan
T63 Asian Para Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu 10 Oktober 2018. Evi berhasil
meraih emas pada nomor tersebut. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta- Atlet lari Indonesia Karisma Evi Tiarani berhasil membawa
emas Asian Para Games 2018 di cabang para atletik nomor lari 100 meter kategori
T47/T63 di Stadion Utama GBK pada Rabu 10 Oktober.

Pelajar asal Boyolali, Jawa Tengah itu finis pertama dengan catatan waktu 14,98
detik. Baginya Atletik adalah cinta pertamanya.

"Buat saya, atletik itu kayak cinta pertama dan pengen jadi yang terakhir juga,
kayanya enggak mau pindah," ujar Evi saat ditemui awak media di Venue Atletik,
Komplek GBK, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 10 Oktober 2018.

Baca: Asian Para Games, Ada Perasaan Keliru kepada Atlet Disabilitas
"Awalnya ingin jadi atlet bulu tangkis, ya karena pas coba ikut event pertama kan
paperda 2014, itu baru mulai di atletik, mulai dari situ tertarik atletik, setelah itu mau
pindah rasanya enggak bisa."

Dengan catatan waktu tersebut, Evi lebih cepat dua detik dari peraih perak yang
direbut atlet asal Jepang Kaeda Maegawa dengan catatan waktu 16,89 detik.

Evi mendapatkan emas setelah sebelumnya berhasil meraih perunggu di cabang


olah raga lompat jauh kategori T42-44/61-64 dengan lompatan 4,03 meter.

Sementara, kata dia, impian menjadi pebulutangkis sudah ia impikan sejak duduk di
bangku sekolah dasar. Namun, Evi belum pernah ikut pertandingan para
bulutangkis, tapi jika dirinya diberikan kesempatan, dia ingin mencobanya. Dengan
capaiannya yang sekarang, Evi merasa cukup lega.

"Setelah perunggu sekarang akhirnya emas, rasanya lega karena target minimal itu
emang satu emas, tapi saya pribadi targetnya 2 emas, itu sekarang belum bisa, ya
sudah cukup puas," tambah Evi yang saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA.

"Rahasianya fokus, latihan sama jaga kesehatan. Di lintasan perasaannya gugup, itu
pasti, dan engatasinya ya saya harus percaya diri soalnya sudah latihan cukup lama
jadi pasti bisalah untuk mengatasinya," lanjutnya.

Baca: Asian Para Games 2018: Elsa Maris Raih Medali Emas Tenpin Bowling

Gadis berperawakan mungil itu sudah mempersiapkan untuk unjuk gigi dalam
gelaran Asian Para Games 2018 sejak Januari lalu. Bahkan dia juga sempat berlatih
di Cina, meskipun hanya eksebisi saja, kata dia, jadi hanya cek waktu.

Medali yang dia dapatkan saat ini dipersembahkan untuk keluarga dan teman-
temannya yang sudah mendukung. Kemudian, Evi berujar, dipersembahkan juga
untuk seluruh masyarakat Indonesia.

"Bonus rencananya untuk umroh sekeluarga, untuk masa depan dan sekolah.
Umroh mungkin tahun depan. Ini nazar saya, karena ini Asian Para Games pertama
dan kemarin juga Asean Para Games pertama, pencapainnya memang meningkat
sudah dan sesuai ekspektasi saya, makanya saya merasa cukup puas. Kedepannya
saya berharap masih bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," lanjut Evi,
atlet Asian Para Games yang lahir pada tahun 2001 itu.
JAKARTA - Indonesia kembali menambah kepingan medali emas di ajang Asian Para Games
2018. Medali emas kesembilan bagi Indonesia itudidapat dari cabang olahraga (cabor) para
atletik. Tiarani Karisma Evi yang turun di nomor 100 meter T42/T63 sukses menyabet emas usai
catatan waktu terbaik dengan 14,98 detik pada final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora
Bung Karno (SUGBK), Rabu (10/9/2018).
(Foto: Admiraldy Eka Saputra/Okezone)

Sementara medali perak diraih wakil Jepang, Kades Maekawa dengan catatan waktu 16.89
detik. Sedangkan tempat ketiga ditempati wakil Jepang lainnya yakni Tomomi Tozawa yang
mencatatkan 16,98 detik.

Medali emas yang diraih Tiarani Karisma Evi di nomor 100 meter putri T42/T63 di hari kelima
Asian Para Games 2018 ini merupakan medali emas kelima yang didapat dari cabor para atletik.
Empat medali emas sebelumnya didapat Suparniyati di nomor tolak peluru putri F20 (1), Rica
Octavia di nomor lompat jauh putri T20 (1), dan Sapto Yogo Purnomo yang berhasil menyabet
dua emas di nomor 200 meter dan 100 meter T37 putra.

Anda mungkin juga menyukai