Laporan Profil Tanah Edo
Laporan Profil Tanah Edo
PROFIL TANAH
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran, penopang tegak
tumbuhnya tanaman, serta penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg). Dan
secara biologis berfungsi sebagai habitat biota atau organisme yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman. (Hanafiah, 2014)
Proses pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk
menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik
dengan bahan mineral di permukaan tanah, pembentukan struktur tanah,
pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas tanah ke bagian bawah dan
berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horison-horison tanah. Horizon
tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses
pembentukan tanah dan proses pembentukan tanah ini juga dipengaruhi oleh
iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu (Hardjowigeno, 2015)
Dari proses pembentukan tanah tersebut, secara vertikal tanah membentuk
horizon-horizon (lapiasan-lapisan) yang berbeda-beda baik morfologi seperti
ketebalan dan warnanya, maupun karasteristik fisik, kimiawi, dan biologis
masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan
terhadap bahan induk asalnya maupun bahan-bahan eksternal, berupa bahan
organik sisa-sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral nonbahan-induk yang
berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawah oleh aliran air. Susunan
horizon-horizon tanah dalam lapisan permukaan bumi setebal 100-120 cm disebut
sebagai profil tanah. (Hanafiah, 2014)
Profil tanah itu sendiri merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas
hingga ke bebatuaan induk tanah, yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-
E-B-C-R. Sedangkan horizon yang menyusun solum tanah adalah hanya horizon
A, E, dan B. Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman –
tanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya
mempunyai ketebalan dibawah 30 cm (Hanafiah, 2014)
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui bagaimana profil tanah dibuat
dan diamati, kenampakan dari profil tanah secara utuh, pencirian horizon-horizon
tanah, pembentukan tanah dari bahan induknya, dan bagaimana mencatat hasil
pengamatan suatu profil tanah. Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu agar
kita dapat mengetahui dan membedakan tiap-tiap horizon tanah dengan
melihatnya langsung dilapangan serta mengetahui karakteristik dari masing-
masing horizon pada profil tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Iklim
Iklim merupakan faktor yang amat penting dalam proses pembentukan tanah.
Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan
fisika di dalam tanah. Setiap suhu naik 10° C maka kecepatan reaksi menjadi dua
kali lipat. Reaksi-reaksi mikroorganisme juga dipengaruhi oleh suhu tanah.
Adanya suhu dan curah hujan tinggi di daerah tropika menyebabkan reaksi kimia
berjalan cepat sehingga proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat.
2. Organisme
3. Bahan Induk
Sifat-sifat batuan induk masih tetap dilihat, bahkan pada daerah tanah humit yang
telah mengalami pelapukan sangat lanjut. Misal tanah-tanah bertekstur pasir
akibat kandungan pasir yang tinggi dari bahan induk. Susunan mineral dan kimia
bahan induk tidak hanya berpengaruh terhadap intensitas tingkat pelapukan,
namun kadang-kadang menentukan jenis vegetasi alami yang tumbuh di atasnya.
Terdapatnya batu kapur di daerah humit akan menghambat tingkat kemasaman
tanah. Di samping itu vegetasi yang hidup di atas tanah berasal dari batu kapur
biasanya banyak mengandung basa-basa. Bahan induk berasal dari batuan beku,
batuan sedimen, batuan metamorfose, bahan induk organik.
4. Topografi (relief)
Topografi adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk di
dalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng. Relief mempengaruhi proses
pementukan tanah dengan cara mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap
atau yang ditahan masah tanah, mempengaruhi dalamnya air tanah,
mempengaruhi besarnya erosi dan mengarahkan gerakan air dan bahan-bahan
yang terlarut di dalamnya.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus mangalami perubahan akibat
dari pelapukan dan pencucian yang terus menerus sehingga tanah tua menjadi
semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
Profil tanah juga semakin berkembang dengan meningkatnya umur.
Tanah sebagai media tanaman memilki sifat dan karakteristik yang dapat dilihat
dari sifat fisik, kimiawi, maupun biologisnya dimana ketiganya ini saling
mempengaruhi satu sama lain dalam pertumbuhan suatu tanaman. Berikut ini
penjelasan masing-masing sifat atau karakteristik tanah baik dari sifat fisik,
kimiawi, maupun biologisnya.
Sifat fisik tanah itu merupakan karakterisitik, proses, atau reaksi dari tanah yang
diakibatkan oleh berbagai gaya/kekuatan yang dapat dinyatakan atau
diekspresikan dengan istilah/persamaan fisik.
Menurut Hardjowigeno (2015), sifat - sifat fisika tanah meliputi batas-batas
horizon, warna tanah, drainase tanah, tekstur tanah, struktur tanah dan konsistensi
tanah dimana dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan batas
horison horison ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu lebar
peralihan kurang dari 2,5 cm dan berangsur. Warna tanah menunjukkan apabila
makin tinggi bahan organik, warna tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase
buruk yaitu daerah yg selalu tergenang air sedangkan tanah yang berdrainase baik
yaitu tanah yang tidak pernah terendam air. Tekstur tanah menunjukkan halus
kasarnya tanah dari fraksi tanah halus. Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa
tekstur tanah yaitu: kasar, agak kasar, sedang, agak halus, dan halus. Struktur
tanah yang merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. struktur ini terjadi
karna butir-butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat
seperti bahan organik oksida-oksida besi. Konsistensi tanah merupakan kekuatan
daya kohesi butir- butir tanah dengan benda lain. Tanah yang mempunyai
konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah
tanah, yang juga mempengaruhi bulk density (kerapatan isi tanah) yang
menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah
termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan
tanah.
2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Pada permukaan partikel tanah terjadi berbagai reaksi kimiawi tanah yang
menentukan pergerakan, penyediaan, dan penyerapan unsur hara dari tanah ke
tanaman (Hanafiah, 2014)
Menurut Hardjowigeno (2015), sifat-sifat kimia tanah itu meliputi pH tanah,
koloid tanah, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa dimana reaksi tanah (pH
tanah) itu menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H+ di dalam tanah.
Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Koloid
tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halus sehingga
membentuk permukaan yang tinggi persatuan berat. Koloid tanah merupakan
bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi reaksi fisikokimia di dalam tanah
yang juga mempengaruhi kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam satuan
kimia yaitu miliekivalen per 100 g. Sedangkan pertukaran anion banyak
ditemukan pada mineral liat. Kejenuhan basa menunjukan perbandingan antara
jumlah kation kation basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam
kompleks jerapan tanah.
III. METODOLOGI
Letak Geografis dari lokasi pengamatan profil tanah adalah 05°07’37”LS dan
119°28’54,1”BT. Sedangkan batas penggunaan lahan dari lokasi pengamatan
adalah:
- Sebelah Utara : Tanaman Hortikultura
- Sebelah Timur : Tanaman Semusim
- Sebelah Selatan : Semak
- Sebelah Barat : Tanaman Hortikultura
Pada praktikum profil tanah ini, alat-alat yang digunakan untuk pengambilan
sampel tanah profil adalah cangkul, linggis, sekop, cutter, meteran, dan ring
sampel. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu profil tanah dan DIP (Daftar
Isian Profil)
4.1 Hasil
Parameter Lapisan
Pengamatan I II III
Kedalaman Lapisan (cm) 0 – 25 25 – 70 70 – 100
Lembab
Konsistensi Kering teguh Lembab lepas
gembur
Granula (halus Granula (halus
Struktur Agak Kasar
dan lemah) dan lemah)
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
Terdapat perbedaan pada setiap lapisan pengamatan profil tanah dari segi
kedalaman tanah, konsistensi tanah, dan struktur tanah. Pada konsistensi tanah,
lapisan I dan III nya kurang baik digunakan dalam bidang pertanian karena
konsistensi lapisan I yaitu lembab lepas dan didominasi oleh fraksi pasir,
kemudian pada lapisan III yaitu kering teguh sehingga tanahnya susah untuk di
cangkul dan sulit untuk diolah. Sedangkan pada lapisan II itu cocok digunakan
dalam bidang pertanian karena konsistensi tanahnya baik sehingga tanah tersebut
mudah untuk diolah.
5.2 Saran
Untuk pengamatan profil tanah, sebaiknya dalam proses penggalian untuk lebih
dioptimalkan dalam dilengkapi dan disiapkan alat-alat yang akan digunakan.
Misalnya menyiapkan alat atau mesin agar lapisan tanah bisa dapat dilihat dengan
jelas, dan juga agar tidak memakan waktu yang lama dalam proses penggaliannya.
DAFTAR PUSTAKA