Disusun oleh:
Mi lik P
ha e sa
sa n
U
n
tre
da
n
Ba
Alghon iyyah
KAB GARUT
aM i lik P
ah es
s an
U
tr e
d a
n
n
Ba
A lg honiy yah
Nomor : 025/ban/ppdq/10/2018
Lampiran : 1 bundel
Perihal : Bantuan Modal Usaha Opop untuk Usaha Corn Beef di Pesantren
Kenapa Yth
BPK Gubernur Jabar
C/q kepala dinas koperasi & UKM Propinsi Jabar
Di Bandung
Doa kami smg bapak peserta setap sllu dalam lindungan Allah SWT.
Selanjutnya kami ketua BUMP Pesantren Al-Ghoniyyah, Kab Garut sedang giat-giatnya
mengembangkan usaha produksi Corn Beef untuk mensejahterakan para ustadz santri dan
masyarakat sekitar ... untuk meningkatkan hasil usaha tersebut kami butuh bantuan dana kepada
bapak gubernur Jabar melalui dinas koperasi dan UKM peropinsi Jabar dana yg kami butuhkan
sejumlah Rp. 149.000.000 (. Seratus Empat puluh sembilan juta juta rupiah ) Sebagai bahan
pertimbangan kami lampirkan SK BUMP legalitas Pesantren anggaran penggunaan bantuan dan suart
domisili dari desa dan Poto kopi KTP Ketu BUMP dan Poto kegiatan santri
Demikian permohonan yg kami ajukan atas segala bantuan dan perhatian nya kami ucapkan terima
tre n
Ba d
Al ghoniyyah
memang sangat memperihatinkan sejak krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia membuat
banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan pengangguran. Banyak kejehatan yang terjadi
dimana-mana terlebih lebih di kota kota besar seperti Jakarta. Banyak para pengusaha yang
bangkrut kemudian gulung tikar. Banyak para remaja yang putus sekolah dan menjadi
pengangguran. Sebagai warga Negara kreatif kita tidak boleh putus asa ataupun pantang
menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha, kreatif, inovatif dan
berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Kita tidak harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan kita harus
berusaha semaksimal mungkin. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi
pengangguran yaitu dengan berwirausaha. Dengan kita berwirausaha kita bisa belajar mandiri
dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung kita sudah membantu banyak
orang.
Usaha ini berawal dari keinginan pimpinan pondok untuk berwirausaha dan menghasilkan uang
dari kasil usaha sendiri. Lalu, dipilih pengolahn daging yang merupakan bahan pangan yang
penting karena kandungan protein hewaninya yang sempurna dan mengandung asam amino
esensial yang lengkap yang dibutuhkan manusia. Daging sapi merupakan hasil utama dari sapi
yang digemari masyarakat. Akan tetapi, daging merupakan salah satu produk hewan yang mudah
mengalami kontaminasi dan perlu dilakukan pengolahan agar memiliki umur simpan lebih lama
dan cita rasa yang lebih baik. Salah satu metode pengolahan yang dilakukan adalah dengan
membuat daging menjadi kornet.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi sel makhluk hidup termasuk manusia.
Protein dibagi menjadi protein nabati dan protein hewani. Protein hewani yang sering
dikonsumsi adalah daging ayam, daging kambing dan daging sapi. Daging sapi merupakan
daging yang jarang dikonsumsi secara langsung. Berbagai macam jenis olahan daging beredar di
masyarakat saat ini. Salah satu produk olahan daging yang telah banyak dijual di pasaran yakni
kornet. Kini kornet dapat dijumpai dalam bentuk kalengan di swalayan maupun
supermarket.Pembuatan kornet cukup mudah. Kornet dibuat dengan teknologi presscooking,
dimana daging yang digunakan adalash daging yang dicuring terlebih dahulu. Tujuan curing
sendiri adalah untuk mempertahan kan warna merah cerah pada daging, serta menambah lama
daya simpan daging kornet.
Jadi, proposal ini adalah untuk mengetahui mengenai kornet. Baik dalam pengolahannya maupun
fungsi-fungsi dalam pengolahan tersebut berupa analisis kelayakan usaha baru pembuatan kornet
beef.
D. Tujuan
Daging sapi digiling dengan chopper pada suhu rendah sehingga selama penggilingan, suhu dapat
dipertahankan tetap di bawah 16°C. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan es batu atau air
dingin. Hasil gilingan berupa daging cincang yang masih kasar. Setelah dicincang, daging
dimasukkan ke dalam mixer untuk mencampur daging, bumbu, dan bahan lainnya menjadi adonan
yang homogen. Agar emulsi tetap terjaga stabilitasnya, pencampuran harus dilakukan pada suhu
rendah (10-16°C).
Emulsi daging yang telah terbentuk selanjutnya diisikan ke dalam kaleng yang sebelumnya telah
disterilkan dengan panas. Pengisian dilakukan dengan menyisakan sedikit ruang kosong di dalam
kaleng, disebut head space. Kaleng yang telah diisi, kemudian divakum (exhausting) dengan cara
melewatkannya melalui ban berjalan ke dalam exhauster box bersuhu 90-95°C selama 15 menit.
Setelah keluar dari exhauster box, kaleng dalam keadaan panas langsung ditutup dengan mesin
penutup kaleng.
Setelah ditutup, kaleng beserta isinya disterilisasi dengan cara memasukkan kaleng ke dalam retort
dan dimasak pada suhu 120°C dan tekanan 0,55 kg/cm2, selama 15 menit. Agar daging tidak
mengalami pemanasan yang berlebihan, kaleng yang telah disterilkan harus segera didinginkan di
dalam bak pendingin yang berisi air selama 20-25 menit. Setelah permukaan kaleng dibersihkan
dengan lap hingga kering, produk siap untuk diberi label dan dikemas.
2.2. Penjelasan Proses Pembuatan Kornet
a. Pembersihan Bahan Baku (Daging Sapi)
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan air bersih yang mengalir, guna menghilangkan
kotoran yang menempel pada bahan. Selain itu menghilangkan bagian-bagian yang tidak bisa
dimakan.
b. Chopping
Daging sapi digiling dengan chopper pada suhu rendah sehingga selama penggilingan, suhu
dapat dipertahankan tetap di bawah 16°C. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan es
batu atau air dingin. Hasil gilingan berupa daging cincang yang masih kasar.
c. Curing
Setelah dicincang, daging dimasukkan ke dalam mixer untuk mencampur daging, bumbu, dan
bahan lainnya menjadi adonan yang homogen yang disebut dengan curing. Agar emulsi tetap
terjaga stabilitasnya, pencampuran harus dilakukan pada suhu rendah (10-16°C). Menurut
Soeparno (2005) CURING adalah cara processing daging dengan menambahkan beberapa
bahan seperti garam NaCl, Na-nitrat dan atau Na-nitrit dan gula (dekstrosa atau sukrosa),
serta bumbu-bumbu. Maksud CURING antara lain untuk mendapatkan warna yang stabil,
aroma, tekstur dan kelezatan yang baik, dan untuk mengurangi pengerutan daging selama
processing serta memperpanjang masa simpan produk daging.
d. Filling
Emulsi daging yang telah terbentuk selanjutnya diisikan ke dalam kaleng yang sebelumnya
telah disterilkan dengan panas. kemudian ditimbang dengan timbangan kasar. Pengisian
dilakukan dengan metode hot filling. Hot filling adalah kombinasi proses pengawetan dengan
pemanasan (pasteurisasi) dengan metode lainnya (pengawetan sekunder) untuk memberikan
tingkat keamanan produk yang diinginkan. Produk pangan diisikan ke dalam kemasan dalam
keadaan panas (hot fiiling), umumnya pada suhu 180°F. Pemanasan yang diberikan tidak
membunuh spora dan pada proses pendinginan terbentuk kondisi vakum (anaerobik).. Setelah
dilakukan filling, kaleng disusun dalam nampan dan diletakkan ke atas CONVEYOR BELT.
Lalu dalam perjalanannya menuju ke EXHAUSTER BOX, kaleng-kaleng tersebut ditimbang
kembali dengan timbangan digital yang lebih akurat. Beratnya bervariasi tergantung jenis
kaleng yang digunakan. Pengisian dilakukan dengan menyisakan sedikit ruang kosong di
dalam kaleng, disebut head space. Ukuran head space bervariasi, umumnya kurang dari ¼
tinggi kaleng.
e. Exhausting
Kaleng yang telah diisi, kemudian divakum (exhausting) dengan cara melewatkannya
melalui ban berjalan ke dalam exhauster box bersuhu 90-95°C selama 15 menit.
f. Seaming
Setelah keluar dari exhauster box, kaleng dalam keadaan panas langsung ditutup dengan
mesin penutup kaleng. Semakin tinggi suhu penutupan kaleng, maka semakin tinggi pula
tingkat kevakumannya (semakin rendah tekanannya). Proses penutupan kaleng juga
merupakan hal yang sangat penting karena daya awet produk dalam kaleng sangat tergantung
pada kemampuan kaleng (terutama bagian-bagian sambungan dan penutupan) untuk
mengisolasikan produk di dalamnya dengan udara luar. Penutupan yang baik akan mencegah
terjadinya kebocoran yang dapat mengakibatkan kerusakan.
g. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang tercecer di permukaan kaleng akibat
proses filling. Apabila kotoran tidak dibersihkan, dikhawatirkan mikroba akan dapat tumbuh
dan mengkontaminasi produk setelah dibuka, karena proses sterilisasi hanya difokuskan pada
produk yang berada dalam kaleng.
h. Sterilisasi
Setelah ditutup, kaleng beserta isinya disterilisasi dengan cara memasukkan kaleng ke dalam
retort dan dimasak pada suhu 120°C dan tekanan 0,55 kg/cm2, selama 15 menit.
i. Cooling
Agar daging tidak mengalami pemanasan yang berlebihan, kaleng yang telah disterilkan harus
segera didinginkan di dalam bak pendingin yang berisi air selama 20-25 menit. Pendinginan
pasca sterilisasi menjadi penting karena timbul perbedaan tekanan yang cukup besar yang
dapat menyebabkan rekontaminasi dari air pendingin ke dalam produk. Perlu dipastikan
bahwa air pendingin yang digunakan memenuhi persyaratan mikrobiologis. Untuk industri
besar, proses pendinginan biasanya dilakukan secara otomatis di dalam retort, yaitu sesaat
setelah katup uap dimadkan maka segera dibuka katup air dingin. Untuk ukuran kaleng yang
besar, maka tekanan udara dalam retort perlu dikendalikan sehingga tidak menyebabkan
terjadinya kaleng-kaleng yang menggelembung dan rusak.
2.3.1 Alat
(5) mesin penutup kaleng untuk menutup kaleng secara hermetis (kedap udara),
(6) retort untuk memanaskan kaleng dan isinya, sehingga tercipta kondisi yang steril.
2.3.2 Bahan
Bahan dasar pembuatan kornet adalah daging sapi yang digiling. Bahan tambahan yang
diperlukan adalah garam dapur, nitrit, alkali fosfat, bahan pengisi, air, lemak, gula, dan
bumbu.
1.Daging sapi
Daging tersebut kaya protein yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan
membentuk emulsi yang baik.
Garam dapur (NaCI) merupakan bahan penolong dalam proses pembentukan emulsi daging
kornet. Garam mampu memperbaiki sifat-sifat fungsional produk daging dengan cara
mengekstrak protein miofibriler dari serabut daging selama proses penggilingan dan
pelunakan daging. Garam berinteraksi dengan protein daging selama pemanasan, sehingga
protein membentuk massa yang kuat, dapat menahan air, dan membentuk tekstur yang baik.
Selain itu, garam memberi cita rasa asin pada produk, serta bersama-sama senyawa fosfat,
berperan dalam meningkatkan daya menahan air dan meningkatkan kelarutan protein serabut
daging. Garam juga bersifat bakteriostatik dan bakteriosidal, sehingga mampu menghambat
pertumbuhan bakteri dan mikroba pembusuk lainnya.
3.Nitrit
Fungsi nitrit adalah menstabilkan warna merah daging, membentuk flavor yang khas,
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan beracun, serta memperlambat terjadinya
ketengikan. Jumlah nitrit yang diizinkan tersisa pada produk akhir adalah 50 ppm (mg/kg).
Kemampuan nitrit dalam mempertahankan warna merah daging adalah dengan cara bereaksi
dengan pigmen mioglobin (pemberi warna merah daging) membentuk nitrosomioglobin
berwarna merah cerah yang bersifat stabil.
4.Alkali Fosfat
Penambahan senyawa alkali fosfat pada daging akan meningkatkan daya ikat air dan protein
daging dan mengurangi pengerutan kornet yang dihasilkan. Alkali fosfat akan meningkatkan
pH dan menyebabkan terbukanya ikatan-ikatan antargugus protein daging yang akan
memudahkan pengikatan air. Bersama-sama dengan asam askorbat, senyawa fosfat dapat
menghambat proses ketengikan oksidatif, dan bisa memperbaiki tekstur. Fosfat dapat
meningkatkan keempukan dan juiciness daging kornet, meningkatkan daya terima warna,
keseragaman dan stabilitas produk, serta melindungi dari kemungkinan pencokelatan selama
penyimpanan.
5.Air
Air yang ditambahkan ke dalam massa daging berfungsi untuk membantu melarutkan garam-
garam yang ada, sehingga dapat tersebar dan terserap dengan baik dalam massa produk.
Selain itu, air juga dapat memperbaiki sifat fluiditas emulsi dan meningkatkan tekstur
(kekenyalan) produk akhir.
6.Bahan Pengisi
Penambahan bahan pengisi dan pengikat pada produk daging adalah untuk meningkatkan
stabilitas, daya ikat air, flavor dan karakteristik irisan produk, serta untuk mengurangi
pengerutan selama pemasakan dan mengurangi biaya formulasi. Bahan pengisi yang dapat
ditambahkan adalah tepung tapioka, terigu, atau susu skim. Penambahan bahan pengisi pada
produk daging harus tidak melebihi 3,5 persen dari produk.
7.Lemak
Penambahan lemak pada pembuatan daging kornet berfungsi untuk membentuk produk yang
kompak dan empuk, serta memperbaiki rasa dan aroma. Bertambahnya kadar air dan lemak di
dalam kornet akan menambah juiciness dan keempukannya.
Fungsi utama gula dalam pembuatan kornet adalah untuk memodifikasi rasa, menurunkan
kadar air, dan sebagai pengawet. Bumbu merupakan bahan aromatik yang diperoleh dari
tumbuhan atau diproduksi secara sintetis. Bumbu memberikan cita rasa enak yang diinginkan
dalam kornet.
E. ANALISA BISNIS
Aspek Pasar
Kab Garut berdasarkan memiliki jumlah penduduk 1 juta jiwa. dari jumlah tersebut 900 ribu jiwa
beragama islam
● Warga muslim Kabupaten Garut peduli dengan produk halal 20% jiwa ini disebut Pangsa
Pasar Potensial
● Warga muslim Kab garut yang diharapkan langsung memberikan respon positif terhadap
bisnis atribut syariah diperkirakan 20% dari Pasar Potensial. ini disebut sebagai PASAR yang
bisa DIJANJIKAN atau DILAYANI Direct Market
● Warga muslim kab garut yang memiliki komitmen syariah tinggi, sangat selektif terhadap
produk syariah dan dipastikan menjadi pelanggan tetap diperkirakan 20% dari Direct Market.
ini disebut sebagai Pasar Loyal (Loyal Market)
● Loyal market dibagi menjadi dua kelompok, kelompok Keluarga (@ 4 orang/KK) dan
Perorangan.
● Rata rata anggaran belanja kebutuhan sehari hari dari Loyal Market setiap bulanya
Produk strategik
● Kornet Halal ini merupakan produk strategis dan model pertama di Kab Garut, Pendiriannya
didukung oleh pimpinan ormas islam terbesar, perbankan syariah, pengusaha muslim dan
komunitas masyarakat ekonomi syari’ah
Produk halal
● Koperasi Pelajar
● Kemudahan dalam waktu (operasional toko 12 – 14 jam)
● Lokasi yang mudah dijangkau (di daerah pemukiman dan keramaian)
Dewan Pimpinan :
Sekretaris :
Bendahara :
Manajeman
Aspek Legal
A. Target Produk
Produk yang kami tawarkan adalah makanan bergizi yang enak, sehat dan mengenyangkan perut
yaitu Corn Beef. Makanan yang kami sediakan adalah makanan sehat yang berasal dari jagung
manis yang dicampur dengan daging, keju dan juga susu kental. Setiap pelanggan akan
menikmati makanan ini dalam kaleng. Kami akan melakukan penjualan dari pagi sampai siang di
sekolahan dan dari siang sampai sore kita keliling dari rumah ke rumah.
B. Target Konsumen
Konsumen yang kami targetkan adalah pelajar dengan rata rata jumlah konsumen 152 per hari.
Dan peningkatan jumlah konsumen setelah 2 tahun pertama karena perluasan usaha dengan
ditambahnya personil baru.
C. Target Pendapatan
Jumlah pendapatkan yang ingin kami peroleh setiap bulan adalah Rp 650.000. Hal ini kami
targetkan dari analisis berikut:
BAB IV Rencana Biaya
1) Biaya Investasi
2) Peralatan
3) Data Operasi Bahan baku dan perlengkapan untuk 1 bulan
BIAYA VARIABLE
4) Biaya Variable
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Corned Beef atau Kornet, adalah salah satu jenis produk olahan daging sapi.
Tujuan pembuatan kornet daging sapi adalah untuk tetap dapat memperoleh produk daging
sapi yang berwarna merah, awet dan praktis.
Peralatan yang diperlukan adalah chopper, mixer ,alat pengukus, exhauster, mesin penutup
kaleng, dan retort.
Bahan dasar pembuatan kornet adalah daging sapi yang digiling. Bahan tambahan yang
diperlukan adalah garam dapur, nitrit, alkali fosfat, bahan pengisi, air, lemak, gula, dan
bumbu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa daging kornet dalam kaleng mempunyai nilai gizi yang
cukup baik, khususnya protein, vitamin, dan mineral.