Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“Trend dan Issue Keperawatan Maternitas dengan Budaya


Banjar”

Di Susun oleh :
Kelompok 2
1. Afifah Nida Fauziah 8. Muhammad Reynaldi Adinegara
2. Afira Khofifah 9. Muhammad Rusman Fadhillah
3. Ayu Hariyani 10. Muhammad Tarmidzi Idris
4. Cindi Neni Amalia 11. Priti
5. Fatimah Az-Zahra 12. Reni Anggraeni
6. Jihan Febriyanti 13. Safitriani
7. Kasmawati Bakhrie

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
1.3. Tujuan………………………………………………………………………
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi……………………………………………………………………..
2.2. Macam-macam Budaya Banjar……………………………………………….
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan
yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa(i) agar dapat
berlangsung seara efektif dan efisien.
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat kebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaa.

Samarinda, September 2018


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masyarakat Indonesia adalah masyarakat plural yang terdiri dari berbagai
suku seperti Jawa, Banjar, Batak, Madura dll. Setiap suku tersebut kebanyakan
masih memegang teguh kepercayaan terhadap kebudayaannya masing-masing.
Tak luput pula budaya yang ada di masyarakat berkaitan dengan kehamilan,
persalinan maupun bayi baru lahir yang menjadi cakupan wewenang kita
sebagai seorang bidan atau perawat. Budaya sangat berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayainya, tapi tak jarang
pula ada masyarakat yang tak mempercayainya. Budaya itu dilihat dari segi
medik ada yang baik dilakukan, namun sebagian ada juga yang tidak baik atau
malah membahayakan. Oleh karena itu, selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah Maternitas penulis mengangkat judul Budaya Masyarakat
Banjar Mengenai kehamilan, Persalinan dan Bayi Baru Lahir yang
Menguntungkan Maupun Merugikan dalam Kesehatan untuk sedikit
memberikan gambaran akan beragamnya budaya banjar.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:
A. Apa itu trend dan issue keperawatan maternitas?
B. Bagaimana trend dan issue keperawatan maternitas dan hubungannya dengan budaya
Banjar?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
A. Mengetahui dan memahami trend dan issue keperawatan maternitas.
B. Mengetahui dan memahami trend dan issue keperawatan pada budaya banjar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Trend, Issue dan Keperawatan Maternitas


a. Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
b. Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun
belim jelasa faktanya/buktinya.
c. Keperawatan maternitas merupakan pelayanan professional berkualitas
yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama
proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga dan bayi baru
lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra
pelayanan (Roede, 1997).

2.2. Macam-Macam Budaya Banjar Mengenai Kehamilan, Persalinan,


Maupun Bayi Baru Lahir
1. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya kembar siam.
Fakta : Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet/siam tidak dipengaruhi
oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah
mitos belaka.
Upaya : Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi
untuk membantu kesehatan ibu dan calon bayinya.

2. Larangan bagi ibu hamil duduk di depan pintu karena menyebabkan susah
melahirkan
Fakta : Susah melahirkan bukan disebabkan oleh duduk di depan pintu
melainkan oleh beberapa factor seperti bayi yang terlalu besar, posisi bayi
sungsang, paggul yang sempit, kontraksi yang tidak cukup kuat, umur.
Duduk di depan pintu juga termasuk kebiasaan yang tidak sopan karena
menghalangi orang lewat.
Upaya : Menyarankan untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat dengan
berolahraga seperti jalan, dan makan makanan yang sehat.

3. Larangan membelah punting/kayu api yang ujungnya sudah terbakar,


anaknya nanti mulutnya sumbing atau bagian tubuhnya ada yang bunting
Fakta : Kecacatan pada bayi dapat disebabkan oleh factor keturunan,
kekurangan asam folat dan nutrisi.
Upaya : Menganjurkan pada ibu hamil untuk tidak merokok,
mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Menganjurkan untuk
mengkonsumsi makanan mengandung vitamin B12 seperti susu, ikan,
telur, hati, daging. Mengonsumsi asam folat seperti kacang-kacangan.

4. Bayi yang belum berumur 40 hari tidak boleh dibawa ke luar rumah
Fakta : Masyarakat Banjar mempercayai bahwa bayi yang belum
mencapai usia 40 hari tidak dibawa ke luar rumah karena takut si bayi
akan diganggu makhluk halus. Padahal sebenarnya tidak ada salahnya
bayi diajak keluar sekali-sekal iuntuk mendapat udara segar,tapi harus
diingat bahwa bayi masih belum memiliki system perlindungan tubuh
yang belum maksimal. Oleh karena itu jikalau hendak dibawa keluar
sebaiknya bayi memakai pakaian yang hangat dan nyaman.

5. Setelah melahirkan sebaiknya ibu hanya mengkonsumsi ikan kering bakar


dan cacapan (campuran air,asam jawa,dan garam)
Fakta : Kalau budaya ini dituruti maka dapat dipastikan bahwa sang ibu
akankekurangan banyak gizi. Lihat saja,dari ikan kering gizi apa yang
bisa didapat? Sedangkan cacapan justru berbahaya bagi ibu yang memilki riwayat
penyakit darah tinggi. Jadi budaya ini tidak menguntungkan bagi wanita.
Upaya : Menganjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisi seperti protein, kalsium, kerbohdrat, agar selalu sehat dan bayinya
pun tidak kekurangan gizi.
6. Tidak apa-apa untuk memberi makan bayi makanan selain ASIsupaya bayi lebih
kenyang & tidak rewel
Fakta : Sistem pencernaan bayi dibawah usia 6 bulan masih belum
sempurna untuk mencerna makanan lain selain ASI. Memang
memberi makanan lain akan membuat bayi lebih kenyang tapi pasti
akan berbahaya bagi pencernaannya, jadi yang lebih baik memang memberikan
ASI ekslusif 6 bulan sebelum memberikan makanan padat lainnya.
Upaya : Memberikan penkes kepada para ibu hamil maupun pasca
melahirkan mengenai pentingnya manfaat ASI bagi bayi dan cara
pemberian yang benar.

7. Agar alis bayi tebal maka kotoran dari BAB pertama diusapkan kealis
bayi
Fakta : Hal ini tentu saja tidak benar. Alis yang tebal dipengaruhi oleh
faktor genetik,kalau memang orangtuanya beralis tebal maka bukan tidak
mungkin sang anak juga akan beralis tebal. Jadi jelas kotoran bayi tidak
mempengaruhi ketebalan alisnya,malah akan terlihat jorok jika
ada kotoran di alis bayi.
Upaya : Memberikan pencerahan agak ibu selalu menjaga kebersihan
bayinya dan memberikan alternative lain jika ingin anaknya mempunyai
alis tebal dapat menggunakan bahan alam yang aman seperti minyak
kemiri.
8. Selama kehamilan ibu dilarang memotong kuku maupun memotong
rambut
Fakta : Menurut adat jika hal terrsebut dilakukan maka akan membawa
kesialan bagi si ibu dan calon bayinya. Padahal tidak ada yang salah
dengan hal tersebut. Alangkah tidak nyamannya harus membiarkan kuku
yang mulai panjang danrambut yang membuat gerah selama 9 bulan.
Upaya : Menganjurkan ibu hamil untuk senantiasa selalu menajag
kebersihan tubuhnya selama kehamilan agar tidak berdampak buruk pada
janinnya dan agar selalu terlihat segar.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari makalah diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan
Banjar juga memilki aturan-aturannya sendiri mengenai kehamilan,
persalinan dan bayi baru lahir. Budaya tersebut ada yang masih bermanfaat
bagi kesehatan tapi ada juga budaya yang sebaiknya ditingalkan karena akan
mengakibatkan bahaya bagi wanita dan bayinya. Kebanyakan dari budaya
yang ada di masyarakat Banjar berupa sugesti akan perlindungan terhadap
sesuatu, kemudahan dalam persalinan, dll. Selama sugesti yang diberikan oleh
budaya tersebut berpengaruh baik terrhadap ibu dan bayinya maka boleh saja
untuk tetap melakukannya. Namun jika budaya tersebut akan menyakiti
ataupun merugikan maka hal tersebut harus dikurangi bahkan ditinggalkan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya untuk memahami
kebudayaan yang ada pada masyarakat Banjar saat kehamilan, persalinan,
maupun bayi baru lahir.

3.2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa(i) jurusan keperawatan yang nanti nya
sebagai tenaga kesehatan di masyarakat dapat mengetahui trend dan issue
keerawatan dan dapat memberikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat
luas.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/do/54569981/budaya-yang-menguntungkan-dan-
merugikan-bagi-kehamilan-persalinan-dan-DBL

Anda mungkin juga menyukai