Di Susun oleh :
Kelompok 2
1. Afifah Nida Fauziah 8. Muhammad Reynaldi Adinegara
2. Afira Khofifah 9. Muhammad Rusman Fadhillah
3. Ayu Hariyani 10. Muhammad Tarmidzi Idris
4. Cindi Neni Amalia 11. Priti
5. Fatimah Az-Zahra 12. Reni Anggraeni
6. Jihan Febriyanti 13. Safitriani
7. Kasmawati Bakhrie
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
1.3. Tujuan………………………………………………………………………
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi……………………………………………………………………..
2.2. Macam-macam Budaya Banjar……………………………………………….
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………
3.2. Saran……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga
makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan
yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa(i) agar dapat
berlangsung seara efektif dan efisien.
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapat kebih baik lagi. Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaa.
2. Larangan bagi ibu hamil duduk di depan pintu karena menyebabkan susah
melahirkan
Fakta : Susah melahirkan bukan disebabkan oleh duduk di depan pintu
melainkan oleh beberapa factor seperti bayi yang terlalu besar, posisi bayi
sungsang, paggul yang sempit, kontraksi yang tidak cukup kuat, umur.
Duduk di depan pintu juga termasuk kebiasaan yang tidak sopan karena
menghalangi orang lewat.
Upaya : Menyarankan untuk menjaga tubuh tetap fit dan sehat dengan
berolahraga seperti jalan, dan makan makanan yang sehat.
4. Bayi yang belum berumur 40 hari tidak boleh dibawa ke luar rumah
Fakta : Masyarakat Banjar mempercayai bahwa bayi yang belum
mencapai usia 40 hari tidak dibawa ke luar rumah karena takut si bayi
akan diganggu makhluk halus. Padahal sebenarnya tidak ada salahnya
bayi diajak keluar sekali-sekal iuntuk mendapat udara segar,tapi harus
diingat bahwa bayi masih belum memiliki system perlindungan tubuh
yang belum maksimal. Oleh karena itu jikalau hendak dibawa keluar
sebaiknya bayi memakai pakaian yang hangat dan nyaman.
7. Agar alis bayi tebal maka kotoran dari BAB pertama diusapkan kealis
bayi
Fakta : Hal ini tentu saja tidak benar. Alis yang tebal dipengaruhi oleh
faktor genetik,kalau memang orangtuanya beralis tebal maka bukan tidak
mungkin sang anak juga akan beralis tebal. Jadi jelas kotoran bayi tidak
mempengaruhi ketebalan alisnya,malah akan terlihat jorok jika
ada kotoran di alis bayi.
Upaya : Memberikan pencerahan agak ibu selalu menjaga kebersihan
bayinya dan memberikan alternative lain jika ingin anaknya mempunyai
alis tebal dapat menggunakan bahan alam yang aman seperti minyak
kemiri.
8. Selama kehamilan ibu dilarang memotong kuku maupun memotong
rambut
Fakta : Menurut adat jika hal terrsebut dilakukan maka akan membawa
kesialan bagi si ibu dan calon bayinya. Padahal tidak ada yang salah
dengan hal tersebut. Alangkah tidak nyamannya harus membiarkan kuku
yang mulai panjang danrambut yang membuat gerah selama 9 bulan.
Upaya : Menganjurkan ibu hamil untuk senantiasa selalu menajag
kebersihan tubuhnya selama kehamilan agar tidak berdampak buruk pada
janinnya dan agar selalu terlihat segar.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan
Banjar juga memilki aturan-aturannya sendiri mengenai kehamilan,
persalinan dan bayi baru lahir. Budaya tersebut ada yang masih bermanfaat
bagi kesehatan tapi ada juga budaya yang sebaiknya ditingalkan karena akan
mengakibatkan bahaya bagi wanita dan bayinya. Kebanyakan dari budaya
yang ada di masyarakat Banjar berupa sugesti akan perlindungan terhadap
sesuatu, kemudahan dalam persalinan, dll. Selama sugesti yang diberikan oleh
budaya tersebut berpengaruh baik terrhadap ibu dan bayinya maka boleh saja
untuk tetap melakukannya. Namun jika budaya tersebut akan menyakiti
ataupun merugikan maka hal tersebut harus dikurangi bahkan ditinggalkan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya untuk memahami
kebudayaan yang ada pada masyarakat Banjar saat kehamilan, persalinan,
maupun bayi baru lahir.
3.2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa(i) jurusan keperawatan yang nanti nya
sebagai tenaga kesehatan di masyarakat dapat mengetahui trend dan issue
keerawatan dan dapat memberikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat
luas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/do/54569981/budaya-yang-menguntungkan-dan-
merugikan-bagi-kehamilan-persalinan-dan-DBL