TUGAS AKHIR
Oleh:
IBNU SINA
NIM 12204065
TUGAS AKHIR
Oleh:
IBNU SINA
NIM 12204065
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Tugas Akhir,
Tanggal 28 Juni 2010
_______________________________
Ir. Leksono Mucharam, M.Sc., Ph.D.
Studi Laboratorium Pengaruh Metode Injeksi Surfactant
terhadap Faktor Perolehan Minyak pada Model Fisik
Reservoir 3 Dimensi dengan Pola Injeksi 5-Titik
Oleh :
Ibnu Sina*
Ir. Leksono Mucharam, M.Sc., Ph.D.**
Sari
Saat ini banyak metode EOR (Enhanced Oil Recovery) yang digunakan untuk meningkatkan perolehan
minyak. Salah satu metode EOR yang paling signifikan terbukti di laboratorium dan lapangan adalah injeksi
surfactant, suatu zat aktif yang dapat menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air dan efektif untuk
menurunkan saturasi minyak yang terjebak dalam pori-pori batuan. Dengan injeksi surfactant ke dalam
reservoir, maka minyak yang terjebak dalam pori-pori mikroskopik batuan karena efek kapilaritas dapat didesak
dan diproduksikan kembali sehingga dapat meningkatkan faktor perolehan minyak.
Paper ini membahas pengaruh metode injeksi surfactant terhadap faktor perolehan minyak pada suatu
model fisik reservoir 3D yang berupa sandpack berukuran 15 cm x 15 cm x 2.5 cm yang terbuat dari bahan
campuran antara pasir dan semen yang berfungsi sebagai reservoir minyak buatan. Metode pendekatan dengan
menggunakan model fisik reservoir 3D ini lebih akurat dan mendekati keadaan reservoir yang sebenarnya di
lapangan dibandingkan pada model pendesakan satu dimensi pada core plug. Dalam rangka untuk memperoleh
minyak dari model fisik reservoir 3D maka dilakukan waterflooding yaitu menginjeksikan sejumlah air yang
terproduksi untuk mensimulasikan primary dan secondary recovery di laboratorium. Faktor perolehan minyak
pada tahap ini adalah sebesar 28.28 %. Sisa minyak yang tertinggal dalam model fisik selanjutnya menjadi
target untuk injeksi surfactant, baik secara konvensional maupun dengan metode soaking. Total faktor perolehan
minyak pada tahap injeksi surfactant secara konvensional adalah sebesar 31%, sedangkan untuk injeksi
surfactant dengan metode soaking dilakukan dalam 3 kali, masing-masing total faktor perolehan minyaknya
adalah 37.81 %, 44.66 % dan 51.65 %.
Kata kunci : surfactant, tegangan antarmuka, model fisik reservoir 3D, faktor perolehan, waterflooding, metode
soaking.
Abstract
At the present time, there are a lot of ways to improve oil recovery. One of them which significant in
laboratory and field are surfactant injection, an active agent that can reduce interfacial tension between oil and
water and reduce residual oil saturation. By injecting surfactant into reservoir, so oil trapped by capillary effect
can be produced to improve oil recovery factor.
This paper discuss about the effect of surfactant injection on the oil recovery factor in a 15 cm x 15 cm x
2.5 cm 3D reservoir physical model, made of mixing both sand and cement on a specified composition and used
as artificial oil reservoir. The approaching method of this 3D model is more reliable and acceptable as a
reservoir representative than one dimension displacement in core plug. In order to recover oil from 3D reservoir
physical model, amount of produce water injected to simulate both primary and secondary oil recovery in
laboratory. The recovery factor for this waterflood method was about 28.28 %. Meanwhile the residual oil
which left in reservoir model would be then recovered by surfactant injection both using conventional and
soaking method. The total recovery factor due to surfactant injection by conventional EOR method increased up
to 31%, while for the three phases of soaking method was about 37.81 %, 44.66 % and 51.65 %.
Keyword: surfactant, interfacial tension, 3D reservoir physical model, recovery factor, waterflooding, soaking
method.
W picnometer fluida W picnometer tanpa penutup atas dan bawah.
Volume Picnometer ............ (2) 4.5 Pembuatan model fisik reservoir 3D
Dimana: Untuk memudahkan pengamatan dan
ρ = densitas fluida (gr/cc) menghemat waktu percobaan, maka model ini
Wpicnometer = berat picnometer (gr) dibuat hanya seperempat dari pola 5-titik, seperti
Wpicnometer+fluida = berat picnometer yang yang dapat dilihat pada Gambar 4.
berisi fluida (gr)
Dimana:
4
Wsource = berat surfactant yang dibutuhkan (gr)
Wsolution = berat larutan surfactant yang diinginkan 6 5
(gr)
Csolution = konsentrasi larutan surfactant yang 2 3
diinginkan (wt%)
AC = Active Content
1
Kemudian ditambahkan brine sambil diaduk
● = Main Well
dengan menggunakan magnetic strirer sampai
○ = Back Up Well
surfactant melarut sempurna dalam larutan. Brine
yang diperlukan untuk pengenceran adalah sebagai Gambar 5. Lokasi Sumur pada Model Fisik
berikut : Reservoir 3D
Vwater out = volume air yang keluar (cc) 9 Klorida (Cl-) mg/l SMEWW 4500-Cl- 7270
Tabel 2. Densitas Fluida Lapangan X Dari hasil penimbangan berat kering dan berat
Densitas (gr/cc) jenuh model yang telah tersaturasi brine, dapat
No. Sampel dihitung pore volume dan porositas efektif dari
@ T=26 oC
1 Brine 1.0146 sandpack tersebut. Porositas efektif adalah
persentase dari volume pori yang berhubungan satu
2 Minyak mentah 0.8072
sama lain terhadap volume bulk. Porositas efektif
menunjukkan indikasi kemampuan batuan untuk
Saran
Perlu percobaan lebih lanjut untuk mendesak
minyak residu yang masih tertinggal, baik di area
yang telah maupun belum tersapu oleh fluida
injeksi, diantaranya dengan cara:
Menambah sumur (membuka back up well).
Meningkatkan konsentrasi surfactant.
Meningkatkan laju injeksi.
Menambah soaking time.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar B.5 Fiber glass Gambar B.6 Lem epoxy, resin & hardener
Gambar B.7 Melapisi sandpack dengan lem Gambar B.8 Model fisik reservoir 3D