Anda di halaman 1dari 18

1.

GHEA LUTHFIA
OKTARI
2. ZANA HARY
BARUS
3 SIPIL 1

KESELAMATAN & KESEHATAN


KERJA [K3] DALAM PROSES
KONSTRUKSI
MANFAAT K3 BAGI
KONTRAKTOR
1. Terasuransikan
– Kompensasi pendapatan.
– Biaya pengobatan & perawatan rumah sakit.
– Penggantian cacat.
– Biaya rehabilitasi
– Pensiun, tunjangan keluarga
– Biaya penguburan
– Kebakaran
– Hilang dan rusak
– Kewajiban terhadap masyarakat
2. Tidak terasuransikan

– Biaya pertolongan pertama.


– Biaya angkutan.
– Biaya pemeriksaan / investigasi kecelakaan
– Biaya laporan.
– Pekerjaan terhenti
– Pembersihan daerah kecelakaan.
– Perbaikan peralatan.
– Waktu yang digunakan untuk pertolongan pertama.
– Produksi yang hilang atau rusak akibat kecelakaan.
– Kehilangan ketrampilan akibat kecelakaan.
– Kemunduran produksi akibat penggantian tenaga kerja trampil yang
cedera
– dll.
MANFAAT K3 BAGI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI
Tenaga kerja konstruksi akan memperoleh haknya bila mengikuti program
asuransi,Program pencegahan kecelakaan jelas mencegah kerugian. Tenaga kerja
konstruksi yang telah mempelajari tugasnya dengan cara yang efisien dan selamat
merupakan tenaga kerja yang baik.
Bagi industri konstruksi suatu team work dapat mencegah kecelakaan. Tenaga
kerja yang efisien dengan memahami K3 merupakan suatu aset tersendiri di dalam
pekerjaan
MANFAAT K3 BAGI PEMBERI
KERJA / KONSUMEN
Kelalaian dan absennya program K3 akhirnya membebani konsumen. Biaya proyek
bukan semata-mata biaya konstruksi, tetapi termasuk juga biaya modal yang tidak
produktif. Kecelakaan mengakibatkan kerugian waktu, tertundanya pelaksanaan,
waktu menunggu penggantian peralatan yang rusak, waktu untuk mendapatkan
penggantian tenaga kerja yang cedera, waktu untuk melatih tenaga kerja baru. Hal
demikian tidak perlu terjadi apabila kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan
secara efisien dan selamat, sehingga semua pihak mendapatkan keuntungan dan
secara khusus bagi pemberi kerja.
K3 DAN HUBUNGAN
KONTRAKTOR – TENAGA KERJA

Cedera pada tempat pekerjaan mempengaruhi turn over tenaga kerja.


Pendekatan yang hati-hati dan cermat untuk mengarahkan penampilan pelak-
sanaan, cenderung untuk menimbulkan kesadaran tenaga kerja, bahwa di
lingkungan demikian terdapat tanggung jawab manajemen terhadap tenaga kerja.
Kesadaran demikian merupakan landasan yang baik dengan hubungan kerja sama
antara kontraktor dengan tenaga kerja konstruksi.
PERENCANAAN PROGRAM K3

Program K3 yang efektif adalah hasil suatu perencanaan, koordinasi serta


komitmen semua karyawan suatu perusahaan, dari tenaga kerja terbawah sampai
pimpinan teratas.
Unsur-unsur K3 adalah :
 Penunjang dan pengarahan dari manajemen
perusahaan
Perusahaan konstruksi perlu melakukan kebijaksanaan yang lengkap dan jelas mengenai
penerapan K3 dan pencegahan kecelakaan yang konsisten. Hal-hal yang lebih lanjut perlu di atur
oleh manajemen perusahaan dalam penerapan K3 adalah ;
– Menetapkan penanggung jawab serta pemberian wewenang untuk menegakan kebijaksanaan
penerapan K3 dan pencegahan kecelakaan di lingkungan operasi pelaksanaan.
– Mengadakan standar keselamatan kerja yang realistis.
– Merencanakan seleksi penempatan personil, serta memberikan penjelasan mengenai K3, dan
kadang-kadang dalam bentuk indoktrinasi mengenai K3 sehingga K3 menjadi way of life di
lingkungan perusahaan.
– Mengadakan peralatan atau alat kerja yang dapat digunakan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
syarat-syarat keselamatan.
– Mengatur agar tenaga kerja menggunakan alat perlindungan kerja yang di syaratkan di lokasi-
lokasi kerja.
– Membantu dalam perencanaan pencegahan kecelakaan pada tahap sebelum operasi
pelaksanaan proyek.
– Berpartisipasi penuh dalam pelaksanaan program K3.
Kecenderungan mutakhir mengenai program K3 adalah integrasi K3 dengan
sistem produksi perusahaan yang meliputi aspek-aspek bahan, peralatan, dan
tenaga kerja serta meninggalkan sikap seolah-olah K3 hanya mendapat
tempat bila masih ada waktu serta uang yang tersisa untuk penerapannya.
Dengan penunjang serta pengarahan yang demikian maka program K3 dapat
direalisir.

– Organisasi K3

K3 atau pencegahan kecelakaan secara cepat telah berkembang ke arah


ilmu terapan. Peranan petugas K3 (safety officer) menjadi semakin
penting. Petugas K3 ditetapkan oleh perusahaan, merupakan tenaga
dinamis dan memenuhi per-syaratan. Petugas K3 ini merupakan kunci
keberhasilan dalam menegakkan suatu program K3
Tugas-tugas petugas K3 antara lain ;

– Menyusun program K3 di perusahaan.


– Menghimpun catatan analisa kecelakaan dan penyebabnnya
sebagai bahan indikasi pada kecelakaan.
– Menyebarkan informasi cara mengatasi kecelakaan ke
pejabat-pejabat perusahaan dan tenaga kerja.
– Menyelenggarakan upaya untuk mengatasi penyebab
kecelakaan kecil sebelum berkembang menjadi besar.
– Mengadakan sistem penerimaan saran K3
– Meninjau ulang secara berkala program K3 di perusahaan.
– Mengupayakan peningkatan lingkungan kerja & memproses
informasi K3.
– Inspeksi K3
 Latihan tenaga kerja
program K3 yang baik perlu dimulai dengan latihan perorangan di tempat
kerja. Latihan perorangan kepada seluruh tenaga kerja dan latihan-latihan
demikian diperkuat dengan rapat-rapat K3 pada proyek konstruksi.
Setiap kesempatan untuk memperagakan atau mendemonstrasikan cara-cara
pencegahan kecelakaan, diadakan untuk tetap menanamkan kesadaran K3
demikian pula dengan penggunaan poster-poster, dan metode visual lainnya
serta panduan-panduan, peraturan-peraturan dikembangkan penggunaannya
sedapat mungkin.

– Pengawasan K3
Pengawasan K3 menjadi tanggung jawab setiap tenaga kerja
dilingkungan kerjanya masing-masing, bukan tanggung jawab
organisasi K3 saja. Pemerik-saan K3 perlu diadakan sesering
mungkin, dan segera ditindak lanjuti untuk lokasi yang potensial
dapat menimbulkan kecelakaan
Peraturan-peraturan yang dimaksud untuk melindungi jiwa tenaga
kerja, peralatan dan bagian-bagian konsrtruksi, tidak ada
manfaatnya kecuali ditetapkan 100 % setiap saat.
 Rencana kesehatan kerja dan P3K
Organisasi K3 perlu menginformasikan kepada tenaga kerja mengenai
seluk beluk urusan rumah sakit, dokter, perawatan serta jasa angkutan
ambulance. Perlu diingat bahwa tidak suatu program pun dapat
mencegah semua kecelakaan. Setiap kecelakaan perlu diteliti secara
menyeluruh sehingga didapat informasi yang bermanfaat, dalam upaya
mencegah terjadinya kecelakaan semacam itu kelak.
IMPLEMENTASI PROGRAM K3
DISEKTOR INDUSTRI JASA
KONSTRUKSI
Implementasi program K3 pada sektor industri jasa
konstruksi yang efektif adalah hasil suatu perencanaan,
koordinasi serta komitmen semua karyawan suatu
perusahaan, dari tenaga kerja terbawah sampai pimpinan
teratas. Dalam implementasi program K3 tersebut terdiri
unsur-unsur K3 sebagai berikut :
– Organisasi K3
– Dewan K3 jasa konstruksi
– Kampanye K3
– Asuransi tenaga kerja konstruksi
– Sertifikasi dan lisensi
– Latihan K3
PENYAKIT AKIBAT KERJA

– Secara umum penyakit akibat kerja dapat juga disebut sebagai penyakit jabatan, yang berarti
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau didapat pada waktu menjalankan pekerjaan.
Menurut undang-undang kecelakaan disebutkan bahwa penyakit yang timbul karena
hubungan kerja termasuk kecelakaan. Penyakit akibat kerja harus mendapatkan perhatian
secara khusus, hal ini dikarenakan bahwa ;
– Penyakit yang terjadi sebenarnya dapat dicegah, untuk itu perlu adanya kesadaran dan kemauan.
– Penyakit yang telah terjadi dapat menimbulkan kelainan / cacat yang tidak dapat dipulihkan kembali.
– Kemungkinan cacat mempunyai frekuensi yang besar.
– Menyebabkan hilangnya waktu kerja.
– Penyakit yang timbul / terjadi adalah akibat tindakan / perbuatan manusia itu sendiri.
– Penyebab penyakit adalah akibat dari apa yang dikerjakan atau yang dihasilkan pekerjaan maupun
peralatan yang dipakai untuk bekerja.
Etiologi penyakit
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam beberapa golongan yaitu :
– Golongan fisik antara lain ;

– Suara gaduh dapat menimbulkan pekak atau tuli.


– Tekanan yang berubah-ubah dapat menyebabkan penyakit caisson.
– Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan penyakit heat stroke, heat cramp, atau
hyperpiera.
– Suhu terlalu rendah dapat menimbulkan frostbite, white fingger desease, trench foot
dan lain-lain.
– Getaran dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi darah tepi dan gangguan syaraf
antara lain ; syndrome vibrasi, raynaud phenonem, white finger, low back pain
(lumbago), syndrome sciatica dan lain-lain.
– Penerangan lampu yang kurang terang dapat merusak daya penglihatan
– Sinar infra merah dapat menyebabkan kekeruhan lensa mata (katarak).
– Sinar ultra violet dapat menyebabkan peradangan pada mata.
– Radiasi sinar radio aktif dapat menyebabkan tumor ganas, kulit dan sistem darah
lukemia, aplastik animea.
– Golongan kimia antara lain ;
– Gas seperti CO, H2S, HCN, Amoniak dapat menyebabkan keracunan pada
tenaga kerja.
– Uap diantaranya uap dari logam yang dapat menyebabkan penyakit kulit
meradang, keracunan dan metal fume fever.
– Larutan / zat kimia dapat menyebabkan kulit dermatitis dan luka bakar.
– Debu, penimbunan debu dalam paru-paru, menyebabkan penyakit tertentu
antara lain ;
– Silicious disebabkan oleh Si2 bebas.
– Byssinosis disebabkan debu kapas.
– Asbestosis disebabkan debu asbes.
– Stenosis disebabkan oleh debu biji timah.
– Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung Fe2O3
– Golongan hayati (biologi/infeksi) antara lain;
– Cacing dapat menyebabkan ankylostmiasis, schitosomiasis.
– Serangga misalnya lebah, kutu, pinjal, atau nyamuk dapat menularkan
penyakit malaria, filarisasi dan lain-lain.
Pencegahan penyakit akibat
kerja
– Substitusi, yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan
dengan bahan yang tidak membahayakan, tampa mengurangi mutu dan
hasil pekerjaan.
– Isolasi, yaitu menjauhkan atau memiisahkan suatu proses pekerjaan yang
mengganggu / membahayakan.
– Ventilasi, baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih
yang dialirkan keruang kerja atau dengan menghisap keluar.
– Alat pelindung diri, alat ini dapat berbentuk topi pelindung kepala, sarung
tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depanuntuk menahan beban berat,
masker khusus untuk melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas
yang berbahaya, kaca mata khusus dan sebagainya.
– Pemeriksaan kesehatan, hal ini meliputi pemeriksaan kesehatan berkala
untuk dapat mencari faktor penyebab yang menimbulkan gangguan dan
kelainan terhadap tenaga kerja.
– Latihan dan informasi sebelum kerja, agar pekerja tahu dan lebih berhati-
hati terhadap kemungkinan adanya bahaya.
– Pendidikan tentang keselamatan dan kesehatan secara benar.

Anda mungkin juga menyukai