LANDASAN TEORI
4
Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder.
Trafo step up, adalah trafo yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak
daripada lilitan primer (Ns > Np), sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Trafo ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan
yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.
Trafo step down, yaitu trafo yang mengubah tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah, trafo ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
5
2.3.2 Trafo Berdasarkan kedudukan kumparan terhadap inti
Core type, pada jenis inti kedudukan kumparan mengelilingi inti besi, untuk
Shell type, pada jenis Shell memiliki lilitan yang mengelililngi inti yang
berada di tengah-tengah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut
ini :
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis
6
yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan
kumparan tersebut diisolasi terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan
direndam dalam minyak trafo, terutama pada trafo daya yang berkapasitas besar,
karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan juga
7
Berikut ini adalah persyaratan yang harus dimiliki minyak trafo, yaitu:
3. Mempunyai berat jenis yang rendah. Jika minyak berberat jenis rendah,
meledak.
2.5.4 Bushing
yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi
8
2.5.5 Tangki Konservator
Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal yang
dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai tegangan output
yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan
mengubah banyaknya belitan pada sisi primer diharapkan dapat merubah ratio
9
antara belitan primer dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/sekunder
perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang berbeban (On
load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off load tap changer).
Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka
suhu minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar
dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun dan volumenya menyusut
maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Proses di atas disebut “pernapasan
trafo. Untuk mencegah hal tersebut maka pada ujung pipa penghubung udara luar
10
2.6 Gangguan Pada Trafo
suatu kerusakan dalam penyaluran daya listrik yang menyebabkan aliran arus listrik
Secara umum, gangguan pada transformator dibagi menjadi dua jenis yaitu
yang berasal dari transformator itu sendiri sedangkan gangguan eksternal adalah
gangguan yang berasal dari luar transformator dan dapat terjadi kapan saja dengan
menjadi dua jenis, yaitu gangguan incipien dan gangguan elektris. Gangguan
incipien yaitu gangguan yang dimulai oleh suatu gangguan kecil dan tidak berarti
namun secara lambat akan menimbulkan kerusakan. Gangguan ini akan dideteksi
oleh relai pengaman mekanis seperti relai bucholz, relai jansen dan relai sudden
pressure. Gangguan elektris yaitu gangguan elektris yang dideteksi oleh relai
11
a. Gangguan Internal
1. Terjadinya busur api (arc) yang kecil dan pemanasan lokal yang disebabkan oleh
ketika terjadi gangguan di dalam transformator tersebut, maka di dalam minyak itu
b. Gangguan Eksternal
tersebut berada pada beban nominalnya. Namun apabila beban yang dilayani
pemanasan lebih dan hal ini akan mempersingkat umur isolasi transformator
keadaan beban lebih berbeda dengan arus lebih. Pada beban lebih, besar arus
12
hanya kira-kira 10% di atas nominal dan dapat diputuskan setelah
berlangsung beberapa puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, besar arus
mencapai beberapa kali arus nominal dan harus diputuskan secepat mungkin.
3. Gelombang surja
Surja petir adalah gejala tegangan lebih transien yang disebabkan oleh
sambaran petir. Pada saluran transmisi performa petir menjadi salah satu
2. Keandalan (reliable)
Suatu sistem proteksi dikatakan handal jika dapat bekerja dengan baik dan
benar pada berbagai kondisi sistem. Keandalan sistem proteksi dibagi atas dua
unsur yaitu kemampuan relai yang selalu bekerja dengan baik pada kondisi
abnormal dan kemampuan relai untuk tidak bekerja pada kondisi normal.
3. Kecepatan Kerja
Tujuan terpenting dari sistem proteksi adalah memisahkan bagian yang terkena
gangguan dari sistem yang normal dengan cepat agar tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar. Sistem proteksi harus memiliki tingkat kecepatan
4. Sensitifitas
13
Sistem proteksi yang digunakan hendaknya ekonomis dengan tidak
Relai proteksi adalah suatu piranti baik elektrik maupun magnetik yang
dirancang
pada peralatan sistem tenaga listrik. Jika terjadi ketidaknormalan pada sistem
tenaga listrik, maka secara otomatis relai proteksi akan memberikan sinyal atau
perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar bagian yang
terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal. Relai proteksi juga
Berikut ini adalah macam – macam proteksi yang biasa digunakan dalam
gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Gas yang timbul ini diakibatkan
oleh hubung singkat pada kumparan, busur listrik antar laminasi dan busur listrik
akibat kontak yang kurang baik. Relai Bucholz dipasang di antara tangka trafo dan
konservator. Relai ini memberikan indikasi alarm kalau terjadi gangguan didalam
trafo yang relatif kecil dan akan memberikan sinyal triping kalau gangguan yang
terjadi di dalam trafo serius (cukup membahayakan). Relai ini biasanya digunakan
14
2.7.2 Relai Suhu
Relai ini digunakan untuk mengamankan trafo dari kerusakan akibat adanya
suhu yang berlebihan. Relai suhu ini mengukur suhu pada kumparan trafo. Cara
kerja dan fungsinya sama dengan relai suhu pada generator. Pada suhu tertentu relai
ini akan membunnyikan alarm. Jika suhu kumparan terus naik, relai ini akan
memerintahkan pemutus tenaga (PMT) untu trip baik pada sisi primer maupun
skunder.
akibat gangguan tanah. Relai ini dilengkapi dengan trafo arus, kumparan kerja relai
dan kumparan triping. Pada kondisi normal, dimana tidak ada gangguan yang
terjadi pada trafo, jumlah arus ketiga fasa sama dengan nol sehingga jumah fluks
pada inti trafo sama dengan nol. Apabila terjadi gangguan tanah, maka jumlah fluks
Relai ini berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan akibat adanya
beban (arus) yang melebihi harga tertentu. Beban lebih kalau dibiarkan terlalu lama
akan menyebabkan panas pada kumparan trafo sehingga bisa terjadi kerusakan
isolasi pada kumparan trafo. Sensor relai ini pada umumnya berupa bimetal yang
mendapat sinyal atau arus masukan dari trafo arus. Sinyal arus masukan diubah ke
15
2.7.5 Relai Diferensial
yang terjadi di dalam transfomator yang di batasi oleh trafo arus (current
transformer/ CT). Jika terjadi gangguan pada trafo, pada sisi primer dan sekunder
trafo daya maka akan timbul arus tak seimbang dari kedua sisi tersebut. Relai
diferensial akan bekerja jika arus sisi primer tidak sama dengan arus sisi sekunder
(Ip ≠ Is). Ketidak seimbangan arus ini akan membuat relai memerintahkan pemutus
tenaga (PMT) untuk memutuskan rangkaian tenaga listrik dari gangguan tersebut.
hubung singkat antara fase kumparan. Sistem proteksi relai diferensial secara umum
transmisi.
adanya tekanan-tekanan yang berlebihan akibat gangguan di dalam trafo. Relai ini
merupakan relai mekanik yang menggunakan sejenis membran atau pelat yang akan
pecah oleh karena tekanan atau desakan jarum pemecah (breaking needle) akibat
menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan rating-nya.
Pada saat menghubungkan atau memutuskan arus maka timbuk busur listrik. Untuk
memadamkan busur listrik maka PMT dilengkapi dengan bahan pemadam seperti
16
minyak, gas, udara, vaccum. Dari beberapa jenis pemadam tadi maka timbul
1. Pemutus daya minyak (Oil Circuit Breaker) yaitu PMT yang menggunakan
2. Pemutus daya udara (Air Circuit Breaker) yaitu PMT yang memadamkan
3. Pemutus daya gas (Gas Circuit Breaker) yaitu PMT dengan menggunakan
media pemadam busur api berupa gas yaitu gas SF6 (Sulfur Hexaflourida).
dengan tenaga udara bertekanan tinggi yang dihasilkan dari pompa udara.
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh PMT dapat melakukan hal – hal diatas
17
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
18