Thermal Overload Relay
Thermal Overload Relay
Disusun Oleh :
Nama : Siti Marlina (161321059)
Nama partner :
M. Fawaz Abizar (161321048)
Rahmat Frasetio (161321052)
Reni Sulastri (161321054)
Renny Setiawati (161321055)
Rizaldi Subagja (161321056)
Zulfikar M. Fauzan (1613210
Kelas : 2B-2 TLI
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi
melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.
.
Gambar 2 : Simbol Thermal Over Load
Agar thermal overload relay dapat berkerja sebagai pengaman motor listrik dari
beban lebih maka pengaturan arus pada thermal overload harus di setting tidak terlalu
jauh melebihi arus motor listrik setelah mendapat beban. Kalau pengaturan arus terlalu
jauh melebihi arus motor listrik maka thermal overload relay tidak akan maksimal
mengamankan motor namun sebaliknya jika pengaturan arus thermal sama atau
dibawah arus motor listrik malah terlalu sensitif nantinya sehingga baru bekerja
sebentar sudah pada trip.
Secara umum Thermal overload relay dilengkapi dengan
(1). Pengatur besarnya arus maksimum yang dapat diamankannya,
(2). Tombol trip yang berfungsi untuk menguji secara manual apakah dapat berkerja
sebagai pemutus rangkaian dan
(3).Tombol reset yang berfungsi mengembalikan posisi trip keposisi normal
.
Overload relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan
arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti. Jenis
pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas
bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa
apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk
pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.
Mekanisme kerja Over load relay: apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa
slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah terdorong ke
kiri dan kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak NO (97-98) akan
terhubung.
gambar kegagalan 1 phasa akibat arus lebih dari arus nominal pada Thermal Overload
Relay Selama bimetal trip itu masih panas, maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke
kiri, sehingga kontak – kontaknya belum dapat dikembalikan ke kondisi semula
walaupun reset buttonnya ditekan, apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya
dapat kembali lurus dan kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan
reset button.
1. Kabel secukupnya
2. TOLR
3. Kontaktor
4. Timer Handphone
5. Ampere meter
6. Modul praktikum
7. MCB 1 Phasa
Langkah kerja :
- Kami dapat memahami cara kerja operasi peralatan proteksi “Thermal Overload
Relay”. Yaitu Thermal Overload relay bekerja dengan menggunakan bimetal.
Bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, arus yang mengalir
akan menyebabkan panas, semakin besar perubahan arus maka akan semakin
tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan, dan
akan terjadi pemutusan arus, sehingga rangkaian akan terputus.
- Pada saat melakukan percobaan, TOLR trip karena bimetal merasakan arus yang
mengalir, semakin tinggi arus yang mengalir maka temperatur pada bimetal akan
semakin naik. Dan ketika menekan tombol reset kontak TOLR masih dalam
keadaan normally close dengan ditandai lampu pada modul praktikum menyala.
Ini dikarenakan bimetal dalam keadaan melengkung dan juga dalam keadaan
temperature yang tinggi sehingga membutuhkan jeda beberapa saat agar bimetal
dalam keadaan dingin sehingga kontak-kontak TOLR kembali dalam keadaan
semula, ketika mereset TOLR maka lampu indikator dalam keadaan mati.
- Setting arus TOLR yang kami gunakan terdapat 4 setting yaitu 1A, 1.2A, 1.4A,
dan 1.6A. Pada praktikum yang kami lakukan setting yang digunakan adalah 1A
dan 1.6A. Dapat dilihat pada tabel 1 adalah setting arus 1A dan tabel 2 adalah
setting arus 1.6A. kami dapat menyimpulkan bahwa semakin besar daya yang
digunakan maka semakin cepat waktu pemutusannya. Dengan demikian agar
thermal overload relay dapat berkerja sebagai pengaman motor listrik dari beban
lebih maka pengaturan arus pada thermal overload harus di setting tidak terlalu
jauh melebihi arus motor listrik setelah mendapat beban. Jika pengaturan arus
terlalu jauh melebihi arus motor listrik maka thermal overload relay tidak akan
bekerja maksimal mengamankan motor namun sebaliknya jika pengaturan arus
thermal sama atau dibawah arus motor listrik TOLR akan bekerja terlalu sensitif
yang mengakibatkan ketika TOLR baru bekerja sebentar saja sudah pada trip.