Formulir Daftar Riwayat Hidup
Formulir Daftar Riwayat Hidup
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Keperawatan
komunitas” dengan baik, untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa jurusan Prodi
Keperawatan, Politehnik Kesehatan Kemenkes Kaltim.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
memberikan bimbingan serta dukungan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini,baik
dari segi moril maupun materil.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya berharap kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi banyak pihak.
......................
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Komunitas ……………………………………... . 4
B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas ………………………………. 4
C. Komunitas Sebagai Klien …………………………………………………. 5
D. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas ………………………………. 6
E. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas ………………………… 7
F. Pengertian CHN ………...…………….………………………………….. 8
G. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas……………………….. 9
H. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan
Kesehatan Utama............................................................................................ 10
I. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas ………………………………. 11
J. Pengkajian ...................................................................................................... 12
K. Sumber data ..................................................................................................... 13
L. Jenis Data ........................................................................................................ 13
M. Diagnosa keperawatan...........................…………………………………...... 14
N. Intervensi keperawatan................................................................................... 14
O. Implementasi keperawatan .............................................................................. 15
P. Evaluasi............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum :
1. Untuk mengetahui definisi keperawatan komunitas.
C. Tujuann Khusus :
1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keperawatan komunitas.
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas.
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan
Pelayanan Kesehatan Utama
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak
ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena
itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System
(Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan
komunitas adalah:
Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar atau sistem klien.
Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari
atau mengatasi stresor.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual pada tiga
garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat
diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang menjadi
sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan masyarakat.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972 dalam Anderson,
2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk
menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model
komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang
luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum terjadi
karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang
paling umum yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan
gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikan
sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini dan
rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan, berikut ini diuraikan
falsafah keperawatan komunitas dan pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):
Pengorganisasian masyarakat.
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998) meliputi peran serta
masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social
developmant) dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak,
2009).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap persiapan.
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas, menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat , mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian.
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan pola yang ada
dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan.
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat melalui
pengkajian, membuat pelayanan keperawatan langsung pada individu, keluarga dan
masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan.
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan yang mengikuti
perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan
kesehatan.
5. Tahap koordinasi.
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan masyarakat 6) Tahap akhir
Suverpisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan balik dan masing-
masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat
diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan
konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan
melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai
dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data objektif (Mubarak,
2005):
Data Subjektif .
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
Data Objektif.
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran
c. Sumber Data
Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga, kelompok, masyarakat
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: kelurahan,
catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
14
d. Pengelolaan Data :
o Klasifikasi data atau kategorisasi data.
o Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly.
o Tabulasi data.
o Interpretasi data
e. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan
kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
g. Prioritas Masalah.
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:
o Keadaan yang mengancam kehidupan
o Keadaan yang mengancam kesehatan
o Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
15
3. Perencanaan/ Intervensi.
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang
sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi
yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah (Mubarak, 2005):
Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit.
Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit.
Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit.
Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat.
Lakukan olahraga secara rutin.
Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki
lingkungan komunitas.
Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan
angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan
anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit.
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas.
16
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan evaluasi
adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi.
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata.
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami menarik suatu kesimpulan :
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
B. Saran
Saran kami yaitu : marilah kita belajar dengan sungguh-sungguh agar kita dapat menjadi
perawat yang professional.
17
DAFTAR PUSTAKA
Global Health Initiative (2008). Why Global Health Matters . Washington, DC: FamiliesUSA .
http://mahmudahcity.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-keperawatan.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/07/asuhan-keperawatan-komunitas.html
Organisasi Kesehatan Dunia dan Transisi Dari "Internasional" Kesehatan "Global" Publik. Brown et
al, AJPH:. Jan 2006, Vol 96, No 1. http://www.ajph.org/cgi/reprint
• Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar
dan teori,buku 1.Salemba Medika.Jakarta
• http://staff.undip.ac.id/psikfk/muhammadrofii/2010/07/26/asuhankeperawatan
18
MAKALAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DISUSUN OLEH:
.......................................
19
MAKALAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DISUSUN OLEH:
.......................................