Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Premenstrual Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga

Suhailif Fatul
suhailiffatul@gmail.com

Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract
The purpose of this study to determine whether there is a relationship between premenstrual
syndrome with the level of physical activity on a student of the Faculty of Science and Political
Science Sosila. Prementrual syndrome is a condition that occurs in women and takes place
before the onset of menstruation. Level of physical activity is one of the triggers of prementrual
syndrome. Data collection was performed at the Faculty of Social and Political Sciences,
University of Airlangga in respondents aged 17-22 years and as many as 85 respondents. This
study using chi-square statistical test by combining two cells premenstrual syndrome and
physical activity. Results of statistical analysis showed that Ho = accepted meaning,
premenstrual syndrome may be related to the level of physical activity, with p = 0,678. It can be
concluded that there is no relationship between premenstrual syndrome with physical activity
levels.

Keywords: premenstrual syndrome, physical activity levels

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara premenstrual syndrome dengan tingkat
aktivitas fisik pada mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Prementrual syndrome adalah keadaan yang
terjadi pada wanita dan berlangsung sebelum terjadinya menstruasi. Tingkat aktivitas fisik merupakan salah satu
faktor pemicu terjadinya prementrual syndrome. Pengambilan data dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Airlangga pada responden berumur 17-22 tahun dan sebanyak 85 responden. Penelitian ini
menggunakan uji statistic chi-square dengan menggabungkan dua sel premenstrual syndrome dan aktivitas fisik.
Hasil dari uji statistic menunjukkan bahwa Ho = diterima yang artinya, premenstrual syndrome tidak mempunyai
hubungan dengan tingkat aktivitas fisik, dengan p = 0.678. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
premenstrual syndrome dengan tingkat aktivitas fisik.

Kata kunci: premenstrual syndrome, tingkat aktivitas fisik

Pendahuluan penjajahan dan orde lama, pendidikan hanya

Perkembangan pendidikan di mampu dirasakan oleh para pria, sedangkan

Indonesia saat ini berbeda dengan masa perempuan belajar mengurus rumah. Masa

penjajahan dan orde lama. Pada masa kini perempuan bebas untuk menuntut ilmu

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 234


dan belajar sesuai minat dan bakatnya tanpa mereka mempunyai peranan yang sama
ada pembatasan. Perempuan dan laki-laki dalam menyumbang prestasi. Prestasi yang
saat ini memiliki kedudukan yang sama, didapatkan tidak melihat dari jenis kelamin
apalagi pada bidang pendidikan. mereka melainkan kemampuan mahsiswa
Meningkatnya taraf pendidikan yang sendiri. Meskipun begitu ada perbedaan
maju, terutama di kalangan mahasiswa tidak antar perempuan dan laki-laki yang secara
menutup kemungkinan terjadinya sebuah alami tidak bisa dipungkiri.
kompetisi baik secara akademik maupun Wanita memiliki perbedaan, yaitu
non akademik, hal ini terbukti dari prestasi- perbedaan secara biologis yang tidak bisa
prestasi yang mampu mahasiswi dapatkan di dihindari oleh seorang wanita itu sendiri.
tingkat kampus maupun luar kampus. Haid merupakan keadan biologis yang akan
Prestasi yang didapatkan tidak memandang terjadi pada setiap bulannya dan hanya
jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, perempuan yang mengalaminya. Haid
mereka mempunyai peranan yang sama merupakan keadaan biologis pada setiap
dalam menyumbang prestasi. Prestasi yang wanita dan rutin terjadi pada setiap bulannya
didapatkan tidak melihat dari jenis kelamin pada wanita yang sehat. Perbedaan yang
mereka melainkan kemampuan mahsiswa dimaksud tidak untuk menjadi salah satu
sendiri. Meskipun begitu ada perbedaan penghalang dalam prestasi yang ingin diraih
antar perempuan dan laki-laki yang secara oleh seorang wanita.
alami tidak bisa dipungkiri. Menstruasi atau bisa juga disebut
Meningkatnya taraf pendidikan yang dengan haid, normalnya akan terjadi rutin
maju, terutama di kalangan mahasiswa tidak pada setiap bulannya pada wanita yang
menutup kemungkinan terjadinya sebuah sehat. Haid merupakan keadaan yang biasa
kompetisi baik secara akademik maupun bagi wanita akan terjadi pada wanita yang
non akademik, hal ini terbukti dari prestasi- sehat dan sudah pubertas, tapi haid juga
prestasi yang mampu mahasiswi dapatkan di memiliki beberapa kelainan yang terjadi
tingkat kampus maupun luar kampus. saat, sedang atau setelah haid. Kelainan
Prestasi yang didapatkan tidak memandang yang sering muncul dialami wanita adalah
jenis kelamin perempuan maupun laki-laki, amenore (tidak terjadinya haid selama 3-6

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 235


bulan berturut-turut), dismenore (yaitu dengan rasa nyeri di sekitar perut bawah dan
adanya nyeri saat haid tersebut datang dan bagian tubuh lainnya (Farikha, 2009).
pra menstruasi sindrome (yaitu sindrome di Kurang memiliki nilai kesadaraan atas
mana terjadi sebelum haid secara psikis diri mereka sendiri yang membuat
maupun fisik). pengetahuan yang mereka mililki tentang
Kelainan yang terjadi bisa menjadi premenstrual syndrome sangatlah minim
salah satu penyebab terganggunya aktivitas atau kurang mereka pahami. Kepedulian
mahasiswi untuk menjalankan kegiatan inilah yang seharusnya dapat mereka
akademik maupun non akademik. timbulkan dalam diri mereka agar lebih
Perempuan dewasa yang sehat dan tidak menjaga diri mereka.
hamil, setiap bulan secara teratur Gejala yang muncul sebenarnya bisa
mengeluarkan darah dari alat kandungannya menjadi salah satu faktor dalam
(Farikha, 2009) Secara tidak langsung menghambat kehidupan mereka baik di
gangguan ini bisa terjadi setiap bulannya kampus maupun di luar kampus atau
bersamaan dengan akan atau sudah keluarga. Kejadian premenstrual
datangnya haid. syndromeakan menggangu aktivitas sekolah
Premenstrual syndrome merupakan dan aktivitas sehari-hari sehingga dapat
suatu kumpulan keluhan dan/ atau gejala menurunkan kualitas hidup remaja
fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi (Candranatte dalam Indrawari, 2011). Gejala
pada wanita usia produksi; yang muncul yang ringan belum bisa memberikan
secara siklik dalam rentang 7-10 hari gangguan dapat yang menggangu
sebelum menstruasi dan menghilang setelah penderitanya, orang-orang yang pernah
darah haid keuar; yang terjadi pada suatu mengalami keluhan berat akan terasa
tingkatkan yang mampu mempengaruhi mengganggu kegiatan atau aktivitas mereka
gaya hidup keluar; yang terjadi pada suatu dalam keseharian
tingkatan yang mampu mempengaruhi gaya Kurangnya minat dalam melakukan
hidup dan pekerjaan wanita tersebut; dan tingkat aktivitas fisik yang harus dilakukan
kemudian diikuti periode waktu bebas gejala setiap harinya, pentingnya aktifitas fisik
sama sekali (Suparman, 2012). Menyatu untuk tubuh kita dan kesehatan. Tujuan

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 236


pengobatan yang utama adalah untuk yang sering disebut dengan PMS akan
sedapat mungkin meredakan gejala-gejala menggunaan metode cross sectional dengan
yang paling jelas. Dukungan emosional dan Populasi dari penelitian ini mengambil
pendidikan atau penyuluhan bagi wanita dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
keluarganya juga dapat membantu (Price, Politik Universitas Airlangga, yang sudah
1994). Tujuan dari penelitian ini pernah mengalami premenstrual syndrome.
dimaksudkan untuk memberikan gambaran Responden dari Mahasiswi Fakultas
bagaimana wanita dapat mengantisipasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
keluhan yang akan dirasakan oleh mengalami premenstrual syndrome,
penderitanya ketika kelainan haid yang sedangkan teknik pengambilan data dengan
akan terjadi saat sedang atau telah dialami menggunakan cara kuisioner dan
oleh perempuan. wawancara. Jumlah responden 85 orang
Penelitian yang menggunakan SPAF Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
bertujuan agar peneliti bisa melihat Politik Universitas Airlangga. Cross
gambaran keluhan yang diderita oleh sectional metode yang digunakan dalam
responden, penggambaran keluhan yang penelitian ini dengan populasi mahasiswa,
mereka alami bisa digunakan sebagai bentuk responden berjumlah 80 responden. Data
mengenali diri mereka agar lebih peduli yang dikumpulkan meliputi identitas
akan kesehatan mereka sendiri. Penelitian responden, aktivitas fisik, pramenstrual
yang akan dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial syndrome, dengan menggunakan penilaian
dan Ilmu Politik Universitas Airlangga SPAF (SHORTENED PREMENSTRUAL
dengan responden angkatan 2014-2016 ASSESSMENT FORM).
dengan seluruh program studi yang ada di Variabel terikat dalam penelitian ini
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah tingkat aktifitas fisik (tipe, durasi dan
dengan 85 responden. intensitas) yang akan dibagi menjadi 2 tipe
yaitu ringan, dan berat. Penggunaan
Metode Penelitian variabel bebasnya menggunakan data
Penelitian yang akan dilakukan pramenstrual syndrome yang diperoleh dari
tentang premenstrual syndrome atau yang penilaian SPAF (SHORTENED

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 237


PREMENSTRUAL ASSESSMENT FORM). tinggi dari kelompok laki-laki (41,4 %)
Meliputi gejala fisik dan psikis yang dialami (www.depkes.go.id diakses pada tanggal 30
oleh responden. Gambaran tingkat aktivitas November 2016)
fisik harus mempertimbangkan
. Bahkan (52,2 %) perempuan yang
kemungkinan aspek-aspek (1) tipe dan
berusia 15-24 tahun kurang melakukan
tujuan tingkat aktivitas fisik (misal: rekreasi
tingkat tingkat aktivitas fisik. Penelitian
atau kewajiban, aerobik atau anaerobik,
yang dilakukan menunjukan bahwa (78,8 %)
pekerjaan), (2) intensitas (beratnya), (3)
mereka melakukan aktivitas yang tergolong
efisiensi, (4) durasi (waktu), (5) frekuensi
sedang dan sisanya (21,2%) mereka
(misalnya waktu per minggu), (6)
melakukan aktivitas berat.
pengeluaran kalori dari aktivitas yang
dilakukan (Goran M dalam Indrawari, 1998) Hasil penelitian ini memberikan
gambaran yang hampir sama antara hasil
Hasil Penelitian Riskesdas tahun 2003 dengan melihat status
aktivitas responden. Terlihat dari lebih
Hasil penelitian yang diperoleh
banyak responden yang melakukan aktifitas
bahwa sebagian besar responden melakukan
yang rendah dari pada melakukan aktivitas
aktivitas ringan (79,7%). Hasil tersebut
yang berat. Usia responden yang mulai 17
menunjukan bahwa sebagian besar
sampai dengan 22 menunjukan bahwa ada
responden cenderung melakukan aktivitas
kesamaan, karena dalam pengelompokan
yang ringan dari pada aktifitas yang berat,
usia Riskesdas rentang usia responden
sedangkan penelitian sebelumnya yang
merupakan kelompok usia kurang
dilakukan di SMAN 4 Jakarta (37,9%)
melakukan tingkat aktivitas fisik dalam
melakukan aktivitas olahraga yang
kesehariannya.
mempunyai pengaruh terhadap
Premenstrual Syndrome. Kekurangan aktivitas fisik
menyebabkan tidak adanya implus saraf
Menurut Riskesdas tahun 2007
yang merangsang hipotalamus dan hiposisi
menyatakan bahwa kelompok perempuan
untuk mengeluarkan β-endorphin sehingga
kurang melakukan tingkat (54,5 %) lebih
tidak terjadi perbaikan fisik dan emosional
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 238
pada wanita (Ratna, 2014). Menurut WHO Hasil penelitian yang telah dilakukan
tahun 2010 tingkat aktivitas fisik adalah menunjukan bahwa sebagian besar
setiap gerakan tubuh yang merupakan hasil responden mengalami gejala yang ringan
dari otot rangka yang membutuhkan dari pada gejala yang berat, yaitu sebesar
pengeluaran energi. Tingkat tingkat aktivitas (78,7%) mengalami gejala ringan dan
fisik dibagi menjadi kategori yaitu ringan (17,2%) mengalami gejala yang berat.
sedang dan berat. Gambaran mayoritas responden mahasiswi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Tingkatan yang dilakukan cenderung
mengalami gejala ringan fisik atau psikis.
ringan dan dari 85 responden kebanyakan
Hasil yang berbeda dari penelitian yang
mereka melakukan aktivitas keseharian
sbelumnya dilakukan pada SMAN 4 Jakarta
seperti bersih-bersih, belanja dan jalan-jalan.
bahwa gejala ringan lebih rendah yaitu
Riset BMC jurnal health tahun 2014
sebesar (44,8%) dibandingkan dengan gejala
mengatakan kegiatan tersebut tidak bisa
prementrual syndrome yang berat yaitu
digolongkan dalam olahraga, Menurut
sebesar (55,2%). Premenstrual syndrome
Riskesdas tahun 2003 aktivitas fisik adalah
juga menjadi salah satu penyebab
setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
terganggunya aktivitas fisik.
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran
energy (m.detik.com diakses tanggal 30 Menurut the American College of
November 2016). Obstetri and Ginekologipramenstruasi
. Menurut WHO tahun 2010 tingkat syndrome adalah terjadinya gejala-gejala
aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh khusus dapat menggagu aktivitas keseharian
yang merupakan hasil dari otot rangka yang wanita dan muncul secara konsisten periodik
membutuhkan pengeluaran energi. dan selalu berkaitan dengan akan terjadinya
Meskipun aktivitas sehari-hari juga menstruasi pada setiap bulan. Menurut
melakukan olah tubuh serta mengeluarkan Pertiwi tahun 2016 prementrual syndrome
keringan dan tenaga, akan tetapi tingkatan merupakan gejala yang mengganggu
aktivitas fisik (sehari) bukan merupakan aktivitas sehari-hari.
bentuk kegiatan olahraga.

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 239


Premenstrual syndrome yang atau p >α maka dinyatakan Ho diterima. Ho
dialami oleh 85 responden wahasiswi diterima yang berarti tidak ada hubungan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik antara prementrual syndrome dengan tingkat
termasuk dalam kategori ringan dan aktifitas fisik
sebagian kecil mengalami prementrual
Gambaran hasil dari analisa data
syndrome berat, yang tidak memberikan
dengan menggunakan uji Chi-
dampak signifikan dalam keadaan sehari-
Squaremenunjukan value p = 0,678 dan
hari. Wanita yang mengalami premenstrual
nilai chi square 0,678. Nilai signifikan yang
syndrome terjadi ketidakseimbangan
diperoleh 0,678> (0,05) maka hipotesis nol
hormon estrogen dan progesteron, di mana
diterima atau Ho diterima, berarti
kadar estrogen meningkat dan kadar
menyatakan bahwa tidak ada hubungan
progesteron menurun sehingga terjadi
antara premenstrual syndrome dengan
penurunan sintesis serotonin yang
tingkat aktivitas fisik.
berpengaruh pada perubahan suasana hati
Uji statistik dengan menggunakan 85
dan perilaku. (Pratita, 2013)
responden Mahasiswi Fakultas Ilmu Politik
Tingkat PMS Signifikan dan Ilmu Sosial Universitas Airlangga
Aktivitas Berat Ringan Angkatan 2014-2016, dengan umur 17
Fisik N % N % sampai 22 tahun, meskipun dengan
Ringan 55 82,1 14 77,8 P=
penggabungan secara crosstab menjelaskan
Berat 12 17,9 4 22,2 0,678
bahwa mahasiswa yang memiliki gejala
Jumlah 67 100 18 100
ringan adalah mahasiswa yang melakukan
Keterangan Ho = diterima 0,678>0,05
tingkat aktivitas fisik secara berat,
sedangkan yang memiliki gejala ringan berat
mereka yang cenderung jarang atau kurang
Tabel di atas munujukkan dengan
melakukan tingkat aktivitas fisik.
melakukan uji chi square dengan
Hasil tabel di atas menunjukkan
penggabungan dua sel, yaitu premenstrual
bahwa ada hubungan antara premenstrual
syndrome dengan tingkat aktivitas fisik,
syndrome dengan tingkat aktivitas fisik,
yang mendapatkan nilai sebesar p = 0,678
mahasiswi yang melakukan aktivitas berat
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 240
cenderung mengalami keluhan premenstrual olahraga (Sloane, 2003). Diperkirakan
syndrome ringan sedangkan mahasiswi bahwa latihan atau tingkat aktivitas fisik
yang melakukan aktivitas ringan cenderung memicu produksi endorfin, obat alami yang
mengalami keluhan berat. Ternyata setelah meningkatkan toleransi wanita terhadap
dilakukan uji statistik dengan hasil p = 0,678 perubahan pramenstrual syndorme dalam
secara signifikan berarti Ho = diterima yang kehidupannya (Andrews dalam Indrawari,
menyatakan tidak ada hubungan antara 2009). Beberapa mekanisne biologis dapat
tingkat aktivitas fisik dengan premenstrual menjelaskan hubungan tingkat aktivitas fisik
syndrome dengan sindroma premenstruasi. Tingkat
Hasil ini berbeda dari penelitian aktivitas fisik dapat meningkatkan endorfin,
sebelumnya yang dilakukan oleh Nashruna menurunkan estrogen dan hormon steroid
et al (2012) yaitu ada hubungan antara lainnya, meningkatkan transportasi oksigen
premenstrual syndrome dengan tingkat dalam otot, mengurangi kadar katisol dan
aktivitas fisik memiliki value p = 0,008 yang meningkatkan keadaan psikologis
artinya ada hubunga antara tingkat aktivitas (Ramadani, 2013).
fisik dengan prementrual syndrome. Terdapat perbedaan hasil yang
Penelitian yang lain dilakuka oleh Arantika diperoleh dari penelitian sebelumnya, bisa
tahun 2014 bahwa ada negatif antara jadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
aktivitas olahraga dengan sindrom disebabkan oleh tingkat aktivitas fisik yang
premenstruasi, yaitu semakin besar nilai perbeda, responden penelitian ini (88,2%)
aktivitas olahraga maka semakin kecil nilai menunjukan tingkat aktivitas fisik yang
sindrom premenstruasi dengan value p = - mereka lakukan menuju kepada tingkat
0,821, dan penelitian mereka saling aktivitas fisik yang dilakukan di kehidupan
berhubungan dan Ho ditolak. sehari-hari. Riset BMC jurnal health tahun
Endorfin disebut endogeneous opaites 2014 mengatakan kegiatan tersebut tidak
karena berasal dari tubuh dan efeknya bisa digolongkan dalam olahraga, sedangkan
menyerupai efek heroin dan morfin. Zat ini responden penelitian sebelumnya menuju
berkaitan dengan penghilang rasa nyeri yang aktivitas olahraga bukan aktivitas sehari-
alamiah berfungsi merespon stres atau hari. Menggunakan SPAF dalam derajat

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 241


gejala yang di alami oleh responden, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
penilaian ini memiliki derajat pemikiran Politik. Pengambilan data dengan 85
yang berbeda antara responden dengan sampel, yaitu dengan angkatan 2014-2016.
responden yang lainnya Korelasi yang diuji untuk
(www.health.kompas.com diakses tanggal mengetahui hubungan antra premenstrual
20 Agustus 2016). syndromedengan tingkat aktivits fisik
Ada faktor lain dalam mempengaruhi dengan menggunakan uji Chi –
premenstrualsyndrome yang tidak bisa Squaredengan valuep = 0,678. Hasil dari
dilihat melalui alat kuisioner, kekurang analisis tersebut menunjukan bahwa Ho
penelitian ini jika menggunakan SPAF =diterima, yang berarti tidak ada hubungan
responden melihat secara subyektif, karena antara premenstrual syndrome dengan
setiap gejala memiliki respon yang berbeda, tingkat aktivitas fisik.
hingga menghasilkan perbedaan dengan Hasil dari penelitian ini menunjukan
penelitian yang sebelumya. Penilaian yang aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswi
subyektif dari gambaran gejala prementrual Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tidak
syndrome yang membuat setiap responden berpengaruh terhadap premenstrual
memiliki penilaian yang berbeda-beda. syndrome yang terjadi pada mereka. Teori
sebelumnya yang ada tidak berlaku
SIMPULAN khususnya pada penelitian mahasiswi
Kesimpulan dari penelitian ini yang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
berjudul “Hubungan Premenstrual Universitas Airlangga.
Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik
pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Airlangga”,
bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara premenstrual
syndromedengan tingkat aktivitas fisik pada

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 242


Daftar Pustaka
Pratita, Rosa Dwi Pratiwi Putri. (2013).
Farah, Cut Aldira.( 2014). Hubungan Hubungan Antara Derajat Sindrome
Aktifitas fisik dan Stres dengan Pramenstruasi dan tingkat aktivitas
Sindrom Pramenstrual pada Remaja fisik dengan Perilaku Makan pada
Putri di SMA Bina Insani Bogor, Remaja Putri’, Universitas
Institut Pertanian Bogor : Bogor Diponegoro : Semarang

Farikha, Hana Ayu. (2009). Hubungan


Antara Olahraga dan Stress Dengan Price, Sylvia Anderson. (1994)
Kejadian Premestrual Syndrome Pada Patolofisiologis : Konsep Klinis
Siswi SMA Khadijah Surabaya, Proses-Proses Penyakit / Sylvia
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Anderson Price; Alih Bahasa, Peter
Universitas Airlangga. Anugrah : editor bahasa Indonesia
Caroline Wijaya, Jakarta: EGC

Indrawari, Andi Mallapiang. (2012).


Ramadani, Mery. (2013). Prementrual
Hubungan Tingkat Tingkat aktivitas
Syndrome : Jurnal Kesehatan
fisik, IMT, Lingkar Pinggang Dengan
masyarakat, vol 07, No 1. Fakultas
Derajat Pramenstrual Syndrome Pada
Kesehatan Universitas Andalas.
Wanita Usia Subur,Universitas
Hasanudin : Makassar.
Ratna, Aida wijayanti. (2014). Hubungan
Antara Aktivitas Kegiatan Fisik Pada
Meidya, Arantika Pratiwi, (2014). Aktivitas
Remaja Putri Kelas XI SMA Negeri 2
Olahraga dengan Kejadian Sindrom
Batu, Universitas Airlangga :
Premenstruasi padaAnggota
Surabaya.
Perempuan UKM INKAI UNS,
1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Alma Ata Yogyakarta Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi
untuk Pemula / Ethel Sloane; Alih
Bahasa, James Veldman: Editor Edisi
Nashruna, Ifana (2012). Hubungan
Bahasa Indonesia Palupi, Jakarta
Aktivitas Olahraga dan Obesitas
:EGC.
dengan Kejadian Sinrom pramentruasi
di Desa Pucangmiliran Tulung Klaten:
www.news-medical.net diakses pada tanggal
Gaster Vol 9, No 1, Sekolah Tinggi
20 April 2016
Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta.
www.depkes.go.id diakses pada tanggal 30
Pertiwi, Choirunnisa . (2016). Hubungan November 2016
Aktivitas Olahraga terhadap kejadian
Sindrom Pramenstrual pada Remaja di www.lusa.web.id diakses pada tanggal 20
SMAN 4 Jakarta, Universitas Islam April 2016
Negeri Syarif Hidayatullah.
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 243
jurnal-griyahusada.com diakses pada tanggal www.health.kompas.com diakses tanggal 20
18 April 2016 Agustus 2016

www.beverageinstitusi.eindonesia diakses m.detik.com diakses tanggal 30 November


pada tanggal 20 mei 2016 2016

www.mentrusi .com 23 Desember 2016


www.sehatki.com 23 Desember 2016

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.2/Juli 2017, hal 244

Anda mungkin juga menyukai