Anda di halaman 1dari 7

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

MATA KULIAH :
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pendahuluan
Kurikulum dalam bentuknya yang sederhana merupakan himpunan pengalaman, system
nilai, pengetahuan, keterampilan, dan pola sikap yang akan diberikan kepada siswa. Keseluruhan
yang disajikan itu merupakan bekal para siswa dalam mengembangkan masyarakat dikemudian hari.
Model adalah suatu bentuk mengenai susunan proses yang diwujudkan dalam penalaran
hipotesis dan rumusan-rumusan teori, yang kemudian menggunakan perbandingan data, yang
dipakai untuk menganalisa data tersebut. Dalam pemahaman ini model hamper identik dengan
skema.
Pada dasarnya suatui model adalah pola yang dapat membantu berfikir, konseptualisasi,
suatu proses yang menunjukan prinsip-prinsip, dan prosedur yang dapat menjadikan pedoman
bertindak. Suatu model dapat berwujud diagram atau langkah-lanhkah yang harus diambil, adapula
berupa bagan garis, kotak-kotak, lingkaran, tanda panah, dan sebagainya.
Model yang dipergunakan dalam proses pengembangan kurikulum dapat ditunjukan mulai
dari satu model sederhana sampai dengan model yang paling sempurna.
Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul suatu permasalahan: apa saja model-model
pengembangan? Oleh karena itu, maka makalah ini bertujuan untuk mengetahui model-model
pengembangan kurikulum.
B. Model-Model Pengembangan Kurikulum
1. Model Pengembangan Kurikulum dari Rogers
Model dalam pengembangan kurikulum yang dikemukan oleh Rogers, yaitu:
 Model I
Pendidikan hanyalah meliputi informasi dan ujian. Asumsi yang mendasari pemiiran ini
menyatakan bahwa:
Evaluasi adalah pendidikan dan pendidikan adalah evaluasi
Pendidikan adalah akumulasi dari materi dan informasi
 Model II
Sebagai suatu model pengembangan kurikulum yang telah diperbaiki.
 Model III
Merupakan pengembangan lebih lanjut dari model sebelumnya. Model ini telah memasukan
teknologi pendidikan sebagai alat dan perangkat lunak yang mempunyai peranan penting
dalam proses belajar mengajar.
2. Model Pengembangan Kurikulum dari Ralp Tyler.
Model pengembangan kurikulum ini berguna untuk membuat desaint dan pelaksanaan
suatu mata pelajaran baru yang lebih memadai. Jika tujuan dan sasaran suatu mata pelajaran
yang telah ditentukan, maka pengembangan kurikulum harus memperhatikan komponen-
komponen sebagaiberikut:
 Hakikat siswa
 Hakika materi pelajaran
 Kebutuhan masyuarakat
 Hambatan-hambatan
 Hakikat guru
Apabila komponen-komponen tersebut diabaikan, maka suatu mata pelajaran mungkin
dapat dihasilkan, tetapi penuh kesulitan dan tidak relevan bagi siswa.
3. Model Pengembangan menurut Robert S. Zais
Model dalam pengembangan kurikulum yang dikemukan oleh Robert S. Zais, yaitu:
 Model Administratif
Dikatakan demikian, klarena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum dating dari
administrator pendidikan dan penggunaan prosedur administrasi. Dengan wewenang
administrasinya, administrator pendidikan, membentuk suatu tim pegarah pengembangan
kurikulum.
 Model dari Bawah (Grass Roots)
 Model grass roots adalah pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru-guru atau sekolah.
Model ini berkembang dalam system desentralisasi.
 Model Demonstrasi
Model ini terdapat dua varisasi. Pertama sekelompok guru dari suatu sekolah ditunjuk untuk
melaksanakan suatu percobaan untuk melaksanakan kurikulum. Tujuannya adalah agar
dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas. Kedua, sejumlah guru mencoba mengadakan
penelitian terhadap kurikulum yang adamelalui percobaan lain yang berlaku.Hasilnya untuk
kemudian dilakukan didaerah yang lebih luas.
 Sistem Beauchamp
Ada lima langkah penting dalam model ini. yaitu:
1. Kegiatan yang harus dilakukan adalah menetapkan areayang akan dicangkup oleh
pengembangan kurikulum
2. Menetapkan personalia
3. Pengorganisasian dan penentuan prosedur perencanaan kurikulum
4. Mengimplementasikan kurikulum secara sistematis
5. Menyelenggarakan evaluasi kurikulum
 Model Terbalik Hilda Taba
Model ini merupakan kebalikan cara yang lajim ditempuh secara deduktif, atau
menggunakan cara induktif. Karena itu model ini dimulai dengan melakukan eksperimen,
diteorikan kemudian diimplementasikan. Penerapan model ini untuk menjembatani lebih
dekat antara teori dan praktik, serta menghindari sifat keumuman dan keabstrakan
kurikulum yang sering terjadi, jika dilakukan tanpa kegiatan eksperimental.
 Model Hubungan Interpersonal dari Rogers
Bahwa kurikulum diperlukan guna mengembangkan individu yang terbuka, lues dan adaptis
terhadap situasi perubahan. Kurikulum ini hanya dapat digunakan oleh pendidikan yang
terbuka lues, dan berorientasi pada proses, sehingga diperlukan kelompok dalam latihan
sensitive.
 Model Action Research yang Sistematis
Ini berdasarkan pada asumsi bahwa perubahan kurikulum merupakan perubahan social. Hal
itu mencangkup suatu proses yang melibatkan orang tua, siswa, guru, pola hubungan
pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat.
Model ini berdasarkan dari tiga factor, yaitu:
1. Hubungan antar manusia
2. Organisasi sekolah dan masyarakat
3. Otoritas ilmu
 Model Teknologi
Model ini mempunyai tiga variasi, yaitu:
1. Model analisis prilaku melalui kegiatan dengan jalan melatih kemampuan anak didik,
mulai dari sederhana sampai padayang kompleks secara bertahap.
2. Model analisis system melalui kegiatannya dengan jalan menjabarkan tujuan-tujuan
secara khusus, kemudian menyusun alat-alat pengukur untuk menilai
keberhasilannyadan mengidentifikasikan sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap
proses penyelenggaraannya.
3. Model berdasarkan computer memulai kegiatan dengan jalan mengidentifikasikan
sejumlah unit-unit kurikulum lengkap dengan tujuan-tujuan instruksional khususnya.
C. Analisis Terhadap Model-Model Pengembangan Kurikulum
Analisis terhadap model pengembangan kurikulum dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
1. Segi penekanan suatu titi pandang
2. Segi keuntungan model
3. Segi kekurangan model
D. Model Pengembangan Kurikulum Diindonesia
Pengembangan kurikulum diindonesia yakni pendekatan yang berorientasi pada baghan
pelajaran dan pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran dan pendekatan yang
berorientasi pada tujuan.
Model yang digunakan untuk mengembangkan kurikulum setiap jenjang sekolah ialah model
yang berorientasi pada tujuan. Pertanyaan pertama ynag muncul adalah apakah yang ingin dicapai,
atau pengetahuan keterampilan dan sikap apakah yang diharapkan dimiliki siswa setelah mereka
menyelesaikan kurikulum?
Jawaban atas pertanyaan diatas adalah merumuskan tujuan-tujuan dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan. Dengan rumusan tujuan itu , maka
ditetapkan pokok materi pelajaran dan kegiatan belajar. Kesemuanya diharapkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum di Indonesia meliputi tiga tahap, yaitu:
 Pengembangan Program Tingkat Lembaga
 Pengembangan Program Setiap Bidang Studi dan Mata Pelajaran
 Pengembangan Program Pengajaran di Kelas
1. Pengembangan Program Tingkat Lembaga
 Perumusan tujuan institusional
- Tujuan pendidikan nasional
- Harapan masyarakat
- Harapan sekolah yang lebih tinggi
 Penetapan isi dan stuktur kurikulum
 Penetapan struktur kurikulum yang harus mencangkup beberapa hal, diantaranya:
- Jenis-jenis program pendidikan
- Sistem kelasdan unit waktu yang dipergunakan
- Jumlah bidang studi
- Alokasi waktu yang dipergunakan untuk setiap mata pelajaran
 Penyusunan strategi pelasanaan kurikulum
Kegiatan ini berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum disekolah. Kegiatan-kegiatan
tersebut mencangkup:
1. Pelaksanaan pengajaran,
2. Mengadakan penilaian,
3. Mengadakan penyuluhan,
4. Mengadakan administrasi dan supervise.
2. Pengembangan Program Setiap Bidang Studi dan Mata Pelajaran
Pengembangan program setiap bidang studiatau mata pelajaran dilaksanakan dengan
menempuh langkah-langkah kegiatan, sebagai berikut:
a) Perumusan Tujuan Kurikulum
Tujuan kulikulermerupakan rumusan tujuan yang mencangkup aspek pengetahuan, sikap,
dan nilai, serta keterampilan yang diharapkan siswa setelah mereka menyelesaikan setiap
bidang stadinyaselama program itu diajarkan
b) Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional adalah tujuan yang berisikan perubaha perilaku siswa.
c) Menetapkan Pokok dan Subpokok Bahasan.
Tujuan instruktur dapat tercapai oleh sejumlah pokokbahasan dari uraian bahan pengajaran.
d) Menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Penyususna Garis-garis besar Penyusunan Program (GBPP) dilakukan setelah ketiga kegiatan
diatas telah disusun. GBPP inilah yang nantinya dipergunakan oleh staf pengajar sebagai
pedoman pokok dalam proses beljar mengajar.
3. Pengembangan Program Pengajaran di Kelas
Penyusunan setiap satuan pelajaran mencangkup komponen-komponen sebagai
berikut:
 tujuan instruksional umum (TIU) diturunkan langsung dari GBPP.
 Tujuan instruksional khusus (TIK) dijabarkan dari TIU, terdapatdalam GBPP yang dikerjakan
oleh GBPP yang dikerjakan oleh guru.
 Uraian bahan pelajaran dijabarkan dari uraikan bahan dalam GBPP dengan mendasarkan
pada TIK-TIK yang telah dirumuskan sebelumnya.
 Perencanaan kegiatan belajar mengajar yang berpungsi mengatur kegiatan yang akan
dilakuakan guru dan siswa.
 Pemilihan metode alat atau media yang dipergunakan dan sumber bahan pelajaran.
 Penilaian yang menyangkut prosedur dan alat penelitian.
E. Penutup
Pada dasarnya suatui model adalah pola yang dapat membantu berfikir, konseptualisasi,
suatu proses yang menunjukan prinsip-prinsip, dan prosedur yang dapat menjadikan pedoman
bertindak. Suatu model dapat berwujud diagram atau langkah-lanhkah yang harus diambil, adapula
berupa bagan garis, kotak-kotak, lingkaran, tanda panah, dan sebagainya.
Analisis terhadap model pengembangan kurikulum dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
 Segi penekanan suatu titi pandang
 Segi keuntungan model
 Segi kekurangan model
 Pengembangan kurikulum di Indonesia meliputi tiga tahap, yaitu:
 Pengembangan Program Tingkat Lembaga
 Pengembangan Program Setiap Bidang Studi dan Mata Pelajaran
 Pengembangan Program Pengajaran di Kelas
===== 000 =====
REFERENSI
Chamisijatin, Lisa, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Cienurani. 2008. Revisi Kurkulum. (http://cienurani.blog.com/ diakses pada tanggal 20 Nopember 2008).
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengembangan Kurikulum (http://istpi.
wordpress.com/2008/10/27/pengembangan-kurikulum/ diakses pada tanggal 20 Nopember 2008).
———-. 2008. Pengertian Kurikulum. (http://akhmadsudrajat.wordpress .com/2008/07/08/pengertian-
kurikulum/ diakses pada tanggal 20 Nopember 2008).

Anda mungkin juga menyukai