METODE PENELITIAN
Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah asuhan keperawatan pada
pasien yang dilewatkan Diabetes Mellitus dengan Kerusakan Integritas Kulit
di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo. maka penyusun studi kasus
harus menjaharkan tentang konsep Diabetes Mellitus dengan Kerusakan
Integritas Jaringan
1.3. Partisipan
Partisipan pada studi kasus ini adalah klien dengan diagnosa medis
diabetes melitus dengan kerusakan integritas kulit. Subjek yang digunakan
adala 1 klien dengan masalah keperawatan dan diagnosa medis Diabetes
Melitus. Dengan tanda-tanda fisik kerusakan pada lapisan kulit, kerusakan
pada permukaan kulit, invasi struktur tubuh dengan skor .2 serta dengan
grade kerusakan integritas kulit sedang.
2. Waktu Penelitian
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan ata
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu
pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari
metode observasi. Gejala-gejala yang tidak dapat terlihat atau diperoleh
melalui observasi dapat digali dari wawancara.
Pada pasien yang dapat dijadikan data adalah ungkapan verbal,
karena pasien composmetis dan kooperatif seperti identitas klien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, pola aktivitas
sehari-hari, riwayat pengobatan, genogram, dapat dilanjutkan wawancara
sekunder, bila data yang didapat kurang diperoleh dari keluarga atau
penanggung jawab. Dalam studi kasus ini peneliti menggunakan alat
berupa pedoman wawancara atau format pengkajian.
Selain itu data yang dapat diperoleh melalui wawancara yaitu
selain untuk mengetahui karakteristik pasien. Data yang diperoleh
merupakan data karakteristik ulkus diabetik berdasarkan klasifikasi
Meggit Wagner. Bagi peneliti, klasifikasi luka diabetic sangat diperlukan
untuk pasien yang dirawat, mempelajari hasil akhir pasien setelah
perawatan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.
2. Pengamatan (observasi)
Dalam penelitian, pengamatan adalah suatu prosedur yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat
sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada
hubunganya dengan masalah yang diteliti “melihat” atau “menonton”
saja, tetapi disertai keaktifan jiwa atau perhatian khusus dan melakukan
pencatatan-pencatatan. Ahli lain mengatan bahwa observasi adalah studi
yang disengaja dan sistemik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala
psychis dengan jalan mengamati dan mencatat (Notoatmojo, 2010).
Hasil dari pengamatan yang dilakukan dari pasien DM yaitu
mengamati luka gangren yang membutuhkan waktu beberapa menit,
untuk disesuaikan dengan kriteria dari gangren yang di niliai. Setelah itu
mengisi ke dalam lembar observasi.
Observasi yang diperlukan dalam lembar observasi yaitu
1. Observasi kesadaran
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Observasi kadar glukosa darah
4. Observasi keadaan luka
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan
untuk memperoleh data obyektif dari klien. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan melalui empat teknik yaitu palpasi, perkusi dan auskultasi.
Dalam studi kasus ini, yang diharapkan oleh penulis bisa mendapatkan
data yang meliputi :
a. Inspeksi
Melihat keadaan luka pasien meliputi ukuran (panjang x lebar x
dalam). Tingkatan luka (1-IV), lokasi, eksudat, granulasi, atau
jaringan nekrotik dan epitelisasi.
b. palpasi
palpasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan data tentang suhu,
odema, kelembapan, dan kondisi area sekitar luka yang abnormal pada
pasien DM.
c. Metode Studi Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi di dalam waktu silam (Suyono, 2013)
Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengambil data yang
berasal dari dokumen asli. Dokumentasi tersebut dapat berupa gambar,
table atau daftar periksa, status pasieb dan lembar observasi yang di
buat, studi literature, foto rontgen, hasil laboratorium antara lain darah
lengkap, glukosa darah dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah, hemoglobin, albumin, GDA, dan leukosit.
1.6. Uji Keabsahan Data
1. Kepercayaan (kreadibility)
2. Ketergantungan (depandibility)
3. Kepastian (konfermobility)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang
dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil
penelitian yang di dukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
1. Pengumpulan data
Data dalam studi kasus ini dipilih tteknik wawancara, obsrvais serta
pengamatan. Hasil pengamatan pada pasie untuk mengumpulkan data
objektif dan data subjektif di peroleh dari pernyataan pasien. Dari semua
dat yang di peroleh dari anamnesa dan pengamatan pada pasien yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Hal-hal yang harus diamati
meliputi perkembangan pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan data-data yang menunjukkan kerusakan integritas jaringan.
Selain mengamati pasien pengamat harus mencatat data-data yang
diperoleh dari hasil pengamatan. Data-data tersebut selanjutnya akan
dikelompokkan dalam suatu analisa data dengan masalah yang sama
sehingga penggamat menggunakan data tersebut untuk menegakkan suatu
diagnosa dan dapat menggolongkan diagnosa tersebut dalam diagnosa
aktual, potensial maupun diagnose resiko. Setelah diagnosa ditegakkan
maka proses selanjutnya ialah menentukan intervensi tersebut berasal dari
buku NIC untuk intervensi dan NOC untuk Kriteria Hasil. Pross yang
dilakukan setelah menentukan intervensi adalah membuat implementasi
atau penerapan intervensi adalah membuat implementasi atau penerapan
intervensi. NIC langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan untuk
melihat kesesuaian antara data, fakta, dan kesesuaian data tersebut dengan
teori yang telah ditulis peneliti.
2. Pengelolaan data
3. Penyajian data
4. Analisa data
1. Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa menagibatkan penderitaan kepada
subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindari dari keadaan yang
tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya
dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan tidak akan
dipengaruhi dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk
apapun.
c. Resiko (benefit ration)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self
determinated). Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek
mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek
ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat
terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perilaku yang diberikan (right
to full disclosure). Seorang peneliti harus memberikan penjelasan
secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada
subjek.
c. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada imformed
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu.
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right to fair treatment).
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi
apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidentiality).