PENDAHULUAN
Agar pelayanan gizi di Rumkit Tk.IV 02.07.02 Lahat berjalan dengan baik,
maka disusun pedoman pelayanan gizi di Rumkit Tk.IV 02.07.02 Lahat. Buku ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan.
1
7. Tercapainya peningkatan mutu pelayanan gizi.
1.1.3 Visi, Misi, Tujuan dan Falsafah
1.1.3.1 Visi
Rumah sakit Tk IV 02.07.02 Lahat Menjadi Rumah Sakit Prajurit TNI,
PNS, dan keluarganya serta masyarakat penggunanya dalam bidang
pelayanan kesehatan.
1.1.3.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang optimal yang
berorientasikan pada kebutuhan dan kepuasan pasien;
2. Mengembangan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terapan.
1.1.3.3 Tujuan
1. Terlaksananya pelayanan makanan yang prima, tepat gizi, tepat
rasa, tepat waktu, aman dan menarik;
2. Terlaksananya asuhan gizi pasien yang optimal di ruang rawat
inap dan ruang rawat jalan;
3. Terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan
dalam berbagai aspek pelayanan gizi rumah sakit,
1.1.3.4 Falsafah
Visi Tanpa Aksi, Hanya Mimpi
Aksi Tanpa Visi Buang Waktu
Visi Dengan Aksi Bangun Perubahan.
2
Sekelompok petugas rumah sakit yang terkait dengan pelayanan gizi
terdiri dari dokter spesialis, nutrision/dietisien, dan perawat dari setiap unit
pelayanan, bertugas menyelenggarakan asuhan gizi (nutrition care) untuk
mencapai pelayanan paripurna dan bermutu.
c. Masyarakat Rumah Sakitadalah
Sekelompok orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit dan
terkait dengan aktifitas rumah sakit, terdiri dari pegawai atau karyawan,
pasien rawat inap dan penggunjung poliklinik.
h. Nutrisionis adalah
Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat berwenang melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietik, baik di masyarakat maupun
rumah sakit dan unit pelaksana lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi.
i. Dietisienadalah
Seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan
keterampilan dietik, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman
kerja dengan kerja minimal satu tahun atau yang mendapat sertifikat dari
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan bekerja di unit pelayanan
yang menyelenggarakan dietetik.
3
digunakan konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun pengunjung
rawat jalan.
k. Klien adalah
Pengunjung poliklinik rumah sakit dan atau pasien rumah sakit yang
sudah berstatus rawat jalan.
4
BAB II
KEGIATAN PELAYANAN GIZI
2.1.1 Pengertian
Penyelenggaraan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi.
2.1.2 Tujuan
Penyelenggaraan di Rumah Sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik dan jumlah yang sesuai
kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi klien atau
konsumen yang membutuhkannya.
2.1.3 Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit Tk. IV 02.07.02
Lahat adalah konsumen, dalam hal ini yaitu pasien . Dalam penyelenggaraan
makanan rumah sakit, standar masukan (input) meliputi biaya, tenaga, sarana
dan prasarana, metoda peralatan, sedangkan standar proses meliputi
penyusunan anggaran belanja bahan makanan, pembelian bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan
serta pengolahan makanan dan pendistribusian makanan. Sedangkan
standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan kepuasan konsumen.
5
Pengertian
Penyusunan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan
penyusunan anggaran biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani,
Tujuan
Tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan
makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar
kecukupan gizi.
Prasyarat :
1. Adanya kebijakan rumah sakit
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan rumah sakit
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan
5. Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen/pasien yang
dilayani
6. Tersedianya siklus menu
Langkah – langkah
1. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun
Sebelumnya
2. Tetapkan macam dan jumlah konsumen/pasien
3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survey pasar, harga rekanan Tahun sebelumnya
kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan
4. Buat standar kecukupan gizi (standar porsi) kedalam berat kotor
5. Hitung indeks harga makanan perorangan perhari sesuai
dengan konsumen yang mendapat makanan
6. Hitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing-
masing pasien perkelas perawatan
7. Buat RBA semua bahan yang diperlukan oleh Instalasi Jangwat
8. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada bagian bina
program untuk di gabung dengan unit yang lain, kemudian
diserahkan kebagian keuangan
9. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur
administrative.
6
Pengertian :
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu
yang akan diolah untuk memenuhi selera konsumen/pasien dan
kebutuhan zat gizi yang memenuhiprinsip gizi seimbang.
Tujuan :
Terrsedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada
dirumah sakit (misalnya 10 hari/seminggu sekali)
Prasyarat :
1. Peraturan pemberian makanan rumah sakit
2. Standar porsi dan standar resep
3. Standar bumbu
Langkah-langkah
a. Bentuk Tim
b. Kumpulkan tanggapan-tanggapan menu yang lalu
c. Catat jumlah pemasak, alat dapur yang tersedia
d. Buat rincian dan jumlah konsumen
e. Lihat peraturan pemberian makanan di rumah sakit
f. Tetapkan suatu siklus menu
g. Tetapkan besar porsi untuk setiap hidangan menu
h. Membuat menu khusus hari raya atau hari tertentu
i. Susun menu yang diinginkan
7
Mengumpulkan berbagai jenis hidangan, kelompokan
berdasarkan jenis makanan (hewani, nabati, sayuran, buah dan
snack) sehingga memungkinkan variasi yang lebih banyak
Buat master menu berdasarkan siklus menu yang berlaku
Serasikan dengan warna, komposisi, konsistensi bentuk dan
variasinya; kemudian lauk nabati, sayur, buah dan snack
Uji menu dan tes berdasarkan hasil uji cita rasa
Nilai menu dengan beberapa penilaian objektif
Buat perbaikan menu dan selanjutnya menu siap untuk diusulkan
kepada pengambil keputusan.
Pengertian :
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan
penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk
pengadaan bahan makanan.
Tujuan :
Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan
untuk pasien dalam satu Tahun anggaran.
Persyaratan :
1. Adanya kebijakan rumah sakit mengenai biaya makan pasien
2. Tersedianya data peraturan pemberian makanan rumah sakit
3. Tersedianya data standar makanan untuk pasien
4. Tersedianya data standar harga bahan makanan
5. Tersedianya siklus menu
6. Tersedianya data jumlah pasien/konsumen yang dilayani
7. Tersedianya standar resep, standar porsi, dan standar bumbu
8. Memperhatikan spesifikasi bahan makanan
9. Memperhatikan hari-hari khusus seperti hari raya
10. Memperhatikan situasi pasar.
Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
1. Kumpulkan semua data permintaan makanan dari setiap ruang
Perawatan
8
2. Rekap semua permintaan makanan berdasarkan Kelas
perawatan, tingkat diet dan jenis diet
3. Tentukan standar porsi tiap bahan makanandan buat berat kotor
4. Hitung kebutuhan bahan makanan sesuai dengan siklus menu
dan jumlah pasien berdasarkan kelas perawatan
5. Hitung dengan cara :Jumlah pasien X Berat kotor + 5%
Pengertian :
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan
makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata jumlah
konsumen yang dilayani.
Tujuan :
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar
atau spesifikasi yang ditetapkan.
Persyaratan :
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan makanan
2. Adanya perjanjian kerja sama rumah sakit dengan rekanan
3. Adanya peraturan pemberian makanan rumah sakit
4. Tersedianya standar makanan untuk pasien
5. Tersedianya siklus menu
6. Tersedianya data jumlah pasien/konsumen yang dilayani
7. Tersedianya dana
9
Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian,
pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan
kuantitas makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta
spesifikasi yang ditetapkan.
Tujuan :
Tersedianya bahan makanan yang siap diolah
Persyaratan :
1). Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian
berupa macam dan jumlah yang akan diterima
2). Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah
ditetapkan.
3). Bahan makanan sebelum diterima harus diperiksa oleh
Tim Komisi Barang Rumah Sakit
Tujuan :
Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Persyaratan :
1). Adanya system penyimpanan barang
2). Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan
makanan segar dan kering sesuai dengan persyaratan
3). Tersedianya buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
10
Langkah –langkah Penyimpanan Bahan Makanan
1). Bahan makanan langsung digunakan setelah ditimbang
dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan. Bahan
makanan dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
11
3. Pembersihan lemari es/ruang pendingin dilakukan setiap
hari.
4. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah
terjadi pengerasan .
5. Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang
6. Pendingin sebaiknya dibungkus plastik atau kertas timah
7. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau bersama
bahan makanan lain yang tidak berbau.
8. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul
diperhatikan, untuk buah-buahan, ada yang tidak
memerlukan pendinginan, perhatikan sifat buah tersebut
sebelum dimasukkan ke dalam ruang/lemari pendingin.
9. Memperhatikan sisa bahan makanan untuk pembelian yang
akan datang.
Tujuan :
Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan pesanan
Persyaratan :
1. Adanya bon permintaan bahan makanan
2. Tersedianya buku catatan keluar masuknya bahan
makanan
Pengertian :
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
rangka mempersiapkan bahan–bahan makanan serta bumbu-bumbu
sebelum dilakukan kegiatan pemasakan yang termasuk dalam proses
persiapan adalah membersihkan, memotong, mengupas, mengocok,
merendam dan sebagainya.
Tujuan :
12
Tersedianya bahan makanan serta bumbu-bumbu sesuai standar
resep
Prasyarat :
1. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
2. Tersedianya peralatan persiapan
3. Tersedianya protap persiapan
4. Tersedianya aturan proses-proses persiapan
Pengertian :
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan
mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan
yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan :
1. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
2. Meningkatkan nilai cerna
3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa,
keempukan dan penampilan makanan
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
Prasyarat :
1. Tersedianya siklus menu
2. Tersedianya bahan makanan yang akan diolah
3. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan
4. Tersedianya aturan penilaian
5. Tersedianya prosedur tetap pengolahan.
Pengertian :
Tujuan :
Konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang
berlaku.
Prasyarat :
1. Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit,
menyangkut standar penyediaan energi dan zat gizi lainnya
serta dietetika.
2. Tersedianya standar porsi yang disediakan rumah sakit.
3. Adanya peraturan pengambilan makanan
4. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien/kebutuhan
konsumen
5. Tersedianya peralatan makan
6. Tersedianya sarana pendistribusian makanan
7. Tersedianya tenaga penyaji makanan
8. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.
14
Sistem penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi makanan
yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan
dan perlengkapan yang ada. Terdapat 3 (tiga) system penyaluran
makanan yang biasa dilaksanakan di rumah sakit yaitu system yang
dipusatkan (Sentralisasi), system yang tidak dipusatkan
(Desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi.
1. Sentralisasi : yaitu pendistribusian makanan yang dipusatkan
di dapur utama, dimana dari dapur utama makanan langsung
disajikan ke dalam alat makan pasien.
2. Desentralisasi : yaitu pendistribusian makanan yang tidak
dipusatkan dimana makanan pasien dari dapur utama dibawa
ke dapur ruang perawatan dalam jumlah yang banyak.
Selanjutnya di ruang perawatan makanan akan disajikan ke
dalam alat makan pasien.
3. Kombinasi : dilakukan dengan cara sebagian makanan
ditempatkan langsung ke dalam alat makan pasien, dan
sebagian lagi dimasukan kedalam wadah besar untuk dibawa
ke ruang perawatan untuk disajikan.
Di Rumah Sakit Tk.IV 02.07.02 Lahat pendistribusian makanan
dilakukan dengan cara sentralisasi.
15
Kelemahan cara Desentralisasi :
1. Memerlukan tenaga yang lebih banyak
2. Makanan dapat rusak bila petugas lupa menghangatkannya
3. Besar porsi sukar diawasi
4. Pengawasan harus lebih banyak dilakukan
5. Ruangan pasien dapat terganggu.
Pengertian :
Tujuan :
Untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan
penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit dan
pengambilan keputusan.
1. Pengertian :
Pelayanan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet
hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap
2. Tujuan :
Memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara optimal, berupa pemberian
makanan dan konsultasi gizi pada pasien rawat inap.
3. Konsumen :
16
Konsumen adalah pasien yang dirawat inap yang dirawat di ruang
rawat Rumkit TK.IV02.07.02 Lahat
4. Kebijakan :
1. Membuat
Diagnosa Masalah
Gizi 2. Menentukan
Kebutuhan Zat
Gizi
17
Didukung oleh :
5.Evaluasi/peman Administrasi
tauan Respon Farmasi, dll
Pasien
3.Mempersiapkan
Makanan/gizi
medisinal
4. Pelaksanaan
Pemberian Zat Gizi
Oral/Enternal/Parental
b. Dietisien
Mengkaji status gizi pasien
Melakukan anamnesis riwayat diet pasien
Merencanakan diet kedalam bentuk makanan
Memberikan masukan kepada dokter berdasarkan hasil
pemantauan/evaluasi terapi gizi
Memantau masalah yang berkaitan dengan asuhan gizi kepada
pasien bersama dengan perawat ruangan
Memberikan penyuluhan dan konsultasi diet kepada pasien dan
keluarganya
18
c. Perawat
Melakukan kerja sama dengan dietisien dalam memberikan
pelayanan gizi kepada pasien
Membantu pasien pada waktu makan
Melakukan pengukuran antropometi untuk menentukan dan
mengevaluasi status gizi pasien
Bekerja sama dengan dietisien memantau masalah-masalah yang
berkaitan dengan asuhan gizi kepada pasien
d. Farmakolog
Memberikan masukan tentang sifat obat, metabolism obat,
interaksi obat dengan obat, interaksi onat dengan makanan
Memberi masukan tentang produk enteral dan parenteral yang
ada di pasaran
Monitoring dan evaluasi tentang cairan parenteral yang ditetapkan
Pengertian :
Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang berkesinambungan
dimulai dari perencanaan diet hingga evaluasi rencana diet pasien di
ruang rawat inap.
Tujuan:
Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar memperoleh
gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan. Pelayanan gizi rawat inap merupakan
serangkaian kegiatan selama perawatan yang meliputi :
a. Pengkajian status gizi.
b. Menentukan kebutuhan gizi sesuai status gizi.
c. Penentuan macam dan jenis diet sesuai dengan status gizi dan
penyakitnya
d. Penyuluhan dan konsultasi gizi pasien rawat inap.
19
e. Pemantauan dan evaluasi.
f. Pencatatan dan pelaporan.
Pengertian :
Pengkajian status gizi adalah suatu proses menentukan status gizi
pasien untukperencanaan diet yang diberikan kepada pasien.
Pengkajian status gizi dapat dilakukan dengan cara:
- Wawancara
- Kuesioner
- Data rekam medik
Tujuan :
- Menentukan status gizi pasien
- Mengawasi perubahan status gizi pasien selama
mendapatkan dukungan nutrisi
Prasyarat :
- Tersedianya form anamnesa
- Tersedianya form food recall/ food record
- Tersedianya alat antropometri : mengukur berat badan,
tinggi badan
Riwayat Diet
Setiap pasien rawat inap akan dianalisis mengenai kebiasaan makan
sebelum dirawat yang meliputi asupan gizi, pola makan, bentuk dan
frekuensi makan serta pantangan makan. Asupan zat gizi diukur
denganmenggunakan food model dan selanjutnya dianalisis zat gizinya
dengan menggunakan daftar bahan makanan penukaran atau nutria
survey.
Antropometri
20
Setiap pasien akan diukur data antropometri berupa tinggi badan, berat
badan, panjang badan, tebal lemak bawah kulit, lingkar lengan atas
dan lain-lain sesuai kebutuhan. Analisis status gizi dapat
menggunakan :
Nilai Standar
Batas Ambang Kategori
< 18,5 Berat badan kurang
18,5-22,9 Normal
>23 Overweight
23-24,9 Preobesitas
25-29,9 Obesitas I
>30 Obesitas II
Nilai Standar
Batas Ambang Kategori
<90% Kurus
90-110% Normal
>110% Overweight
>120% Obesitas
Pemeriksaan Fisik
21
Pemeriksaan fisik meliputi kesan klinis keadaan gizi, jaringan lemak
subkutan, trofi otot dan defisiensi zat gizi lainnya. Pemeriksaan fisik
dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis yang berhubungan
dengan gangguan gizi atau untuk menentukan hubungan sebab akibat
antara status gizi dan kesehatan, erta menentukan terapi obat dan diet.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dlakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan biokimia untuk mendukung diagnose penyakit serta
menentukan terapi gizi.
Pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan status gizi
antara lain :
Kadar Hb, albumin darah, glukosa, profil lipid, creatinin, kolestrol total,
HDL, LDL, gula darah, ureum, creatine, asam urat,triliserida, dan
feces.
Kebutuhan Energi
Komponen utama yang menentukan kebutuhan energy adalah Angka
Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas
fisik. Komponen lain adalah pengarung termis makanan atau Specific
Dynamic Action of Food (SDA). Karena jumlahnya relatif kecil, komponen
SDA dapat diabaikan.
1. Perhitungan Energi
Dengan rumus Harris Benedict :
22
Kecukupan Energi
Golongan Umur
Laki-Laki Perempuan
(Tahun) (kkal/kg BB) (kkal/kg BB)
0-1 110-120 110-120
1-3 100 100
4-6 90 90
6-9 80-90 60-80
10-14 50-70 40-45
14-18 40-50 40
Rumus Yang Lebih Spesifik
Dewasa : KKB + FS + AF + SDA
Anak : KKS = KKB x Faktor Pertumbuhan + FS + AF + SDA
Keterangan :
- KKB (Kebutuhan Kalori basal)
Laki-laki : 27xBB
Perempuan : 25xBB
Anak : 50–60xBB
- Faktor Pertumbuhan Anak : 12%
- Faktor Stres :
Malnutrisi : 0.7
Gagal ginjal kronis, nondialisis :1
Hemodialisis : 1-1,0.5
Bedah efektif tanpa komplikasi : 1.1
Peritonitis : 1.15
Trauma jaringan lunak : 1.15
Patah tulang : 1.3
Infeksi ringan :1
Infeksi sedang : 1.2-1.3
Infeksi berat : 1.4-1.5
Luka bakar 0-20% BSA : 1-1.5
Luka bakar 20-40% BSA : 1.5-1.8
Luka bakar >40% BSA : 1.8-2
Trauma capitis : 1.6
- Aktifitas Fisik :
Tirah baring total 1 : 10%
Tirah baring total 2 : 20%
Ambulasi : 30%
23
2. Perhitungan Kebutuhan Protein
Kecukupan Protein Sehari Menurut Umur
Golongan Umur Kecukupan
Protein
(Tahun) (g/kg BB)
0-1 2.5
1-3 2
4-6 1.8
6-10 1.5
10-18 1-1.5
Kebutuhan protein normal adalah 10-15% dari kebutuhan energy
total, atau 0,8-1,0 g/kg BB. Kebutuhan energy minimal untuk
mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah 0,4-0,5 g/kg BB.
Demam, sepsis, oprasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan
katabolisme protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein
sampai 1,5-2,0 g/kg BB.
Tujuan:
- Memberikan makanan sesuai kebutuhan/diet, psikologis, dan
estetika
- Mengetahui asupan makan selama di rawat
Prasyarat :
1. Adanya tenaga penyaji makanan
2. Adanya alat makan
3. Tersedianya form permintaan makanan
24
4. Tersedianya form pasien baru
5. Tersedianya buku/ formulir asupan makanan
Pengertian :
Konsultasi gizi adalah suatu kegiatan komunikasi dua arah yang
dilakukan dietisien pada pasien rawat inap untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, perilaku, sehingga membantu pasien
mengenali dan mengatasi masalah gizi di ruang rawat inap.
Tujuan :
Membuat perubahan perilaku pasien dan memberikan gambaran
mengenai :
- Penjelasan mengenai diet (hubungan antara makanan dengan
penyembuhan penyakit)
- Jenis makanan yang dianjurkan/ tidak dianjurkan
- Perencanaan makanan
- Pemakaian daftar penukar makanan
- Menu dan makanan yang sesuai
Prasyarat:
1. Adanya tim asuhan gizi
2. Tersedianya form anamnesa
3. Tersedianya alat ukur antropometri
4. Tersedianya leaflet diet
5. Tersedianya Daftar Penukar Bahan Makanan
6. Tersedianya Food Model
7. Tersedianya form analisa bahan makanan
Langkah-langkah :
1. Pengkajian Data :
Pengumpulan data dan evaluasi status gizi
2. Perencanaan :
Mengumpulkan prinsip ilmu tentang makanan dan gizi
3. Implementasi :
Pasien mampu mandiri merencanakan menu, cara mempersiapkan
makanan dan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan jumlah
yang ditetapkan
4. Evaluasi :
Menggambarkan apakah tujuan dan rencana yang disusun dapat
tercapai
25
Tahap Konsultasi Gizi :
1. Melakukan anamnesa diet
2. Menganalisis hasil anamnesa
3. Mengetahui status gizi pasien melalui antropometri, hasil
laboratorium, fisik dll
4. Rencana pemberian diet
5. Penjelasan diet dengan alat bantu food model/ makan asli
6. Penjelasan menu dan daftar penukar
7. Pencatatan pada dokumen medic
8. Evaluasi
Pengertian:
- Pemantauan adalah cara yang dilakukan untuk mengukur status gizi
dan kesehatan pasien sesuai dengan diet yang diberikan
berdasarkan diaknosis dan dampaknya. Pemantauan mencangkup
perubahan diet bentuk makanan diet, asupan makanan, toleransi
terhadap makanan yang diberikan, mual, muntah, keadaad klinis
hasil laboratorium dll.
- Evaluasi Gizi adalah cara membandingkan secara sistematik kondisi
yang ada saat ini dengan kondisi sebelumnya.
Hasil evaluasi menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan gizi rawat
inap.
- Tindak Lanjut adalah proses perubahan yang dilaksanakan
berdasarkan hasil evaluasi antara lain perubaah diet untuk
mengubah preskripsi diet sesuai kondisi pasien
Tujuan :
Untuk menentukan seberapa jauh rencana diet sudah dibuat dan
tercapai
Pengertian :
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pencatatan data
pelayanan
gizi rawat inap dalam jangka waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan,
triwulan, dantahunan)Pencatatan dan pelaporan meliputi :
- Daftar permintaan makana pasien berdasarkan kelas perawatan
- Intake makanan pasien
26
- Keluhan pasien
- Penyuluhan dan konsultasi gizi
Pengertian
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian kegiatanan penyuluhan
dan konsultasi diet berupa penyampaian pesan-pesan gizi untuk tujuan
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku sehat bagi
individu dan masyarakat rumah sakit.
Tujuan
Menjadikan cara-cara hidup sehat sebagai kebiasaan sehari-hari
pasien dan masyarakat rumah sakit.
1. Sasaran/konsumen
Pasien rawat jalan
Pasien rawat inap
Pengunjung/keluarga pasien
Petugas/pegawai rumah sakit
Masyarakat
2. Kebijakan
Adanya surat permintaan konsultasi diet
Tersedianya dokumen medic
Tersedianya Form Anamnesa
Tersedianya Food recall
Tersedianya Form Anamnesa Bahan Makanan
Tersedianya Leaflet Diet
Tersedianya Daftar Penukar Bahan Makanan
Tersedianya Form Asupan Makanan
Tersedianya Alat Antropometri
Tersedianya Food Model
27
a. Pengkajian status gizi rawat jalan
Pengertian
Pengkajian status gizi rawat jalan adalah proses yang digunakan untuk
menentukan status gizi pasien, mengidentifikasi gizi 9 kurang atau
lebih 0 untuk menentukan preskripsi diet atau rencana diet dan menu
makanan yang harus diberikan kepada pasien/ klien.
Pengkajian status gizidapat dilakukan dengan cara :
Wawancara
Data rekam Medik
Tujuan
Menentukan satus gizi pasien
Mengidentifikasi malnutrisi yang relevan
Mengawasi perubahan status gizi pasien selama mendapatkan
dukungan nutris
Prasyarat
1. Tersedianya Form Anamnesa
2. Tersedianya Form Food Recall/ Form Food Record
2).Antropometri adalah :
Cara menentukan status gizi berdasarkan pengukuran tinggi badan,
berat badan, rentan lengan, lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala
dan lingkar dada.
28
Tinggi Badan (cm)
Nilai Standar
Batas Ambang Kategori
< 18,5 Berat Badan Kurang
18,5-22,9 Berat Badan Normal
>23 Berat Badan Lebih
23-24,9 Preobesitas
25-29,9 Obesitas I
>30 Obesitas II
Nilai Standar
Batas Ambang Kategori
<90% Kurus
90-110% Normal
>110% Overweight
>120% Obesitas
29
3) Feces : contoh feces (tinja), fungsi pencernaan, lemak cacing
Pengertian :
Gambaran kebiasaan makan pasien sehari-hari meliputi : Asupan zat
gizi pola makan, bentuk makanan, frekuensi makan dan pantangan
makan diperoleh berdasarkan anamnesis riwayat gizi secara kualitatif
dan kuantitatif.
Kualitatif : Untuk memperoleh kebiasaan makan/pola makan sehari
hari berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan.
Kuantitatif : Untuk memperoleh gambaran asupan gizi sehari
dengan cara recall 24 jam menggunakan food model.
Analisa menggunakan :
- Daftar penukar bahan makanan baru
- Daftar penukar bahan makanan lama
Pengertian :
Kebutuhan zat gizi pasien ditentukan berdasarkan :
- Umur, jenis kelamin, aktifitas rutin
- Hasil pemeriksaan fisik, status nutrisi
- Hasil laboratorium dan pemeriksaan khusus
- Riwayat gizi
1. Perhitungan Energi (untuk pasien dewasa)
1.1. Dengan rumus Haris Benedik
1.2.2. Anak
30
Golongan Laki-Laki Perempuan
Umur
(Tahun) (kkl/kg (kkl/kg BB)
BB)
0-1 110-120 110-120
1-3 100 100
4-6 90 90
6-9 80-90 60-80
10-14 50-70 40-45
14-18 49-50 40
Pengertian :
Penentuan jenis diet adalah diagnosis untuk menentukan masalah gizi
berdasarkan pengkajian data-data gizi.
Jenis diet ditentukan oleh dokter yang merawat atau yang mengirim.
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/ penyakit yang diderita serta
kemampuan pasien untuk menerima makanan dengan memperhatikan
prinsip menu seimbang ( E, P, L, HA, VIT, Mineral, Air dan Serat) dan
kebiasaan/ pola makan. Bagi pasien diet ditentukan oleh dietsien
berdasarkan diagnosa dan hasil laboratorium.
31
Pengertian :
Penyuluhan dan konsultasi gizi adalah suatu kegiatan komunikasi dua
arah dilakukan dietisien pada pasien rawat jalan baik individu,
kelompok atau masal untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap, perilaku, sehingga membantu pasien dan mengatasi
masalah gizi.
Tujuan :
Membuat perubahan perilaku pasien dan memberikan gambaran
mengenai :
- Penjelasan mengenai diet (hubungan antara makanan dengan
penyembuhan penyakit)
- Jenis makanan yang dianjurkan/ tidak dianjurkan
- Perencanaan makanan
- Pemakaian daftar penukar makanan
- Menu makanan yang sesuai
Prasyarat :
1) Tersedianya Form anamnesa
2) Tersedianya Alat Ukur Antropometri
3) Tersedianya Lieflet Diet
4) Tersedianya daftar penukar bahan makanan
5) Tersedianya Food Model
6) Tersedianya Form Anamnesa Bahan Makanan
7) Nutry survey
8) Alat bantu penyuluhan : Lembar balik
Pengertian :
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pencatatan
pelayanan gizi rawat inap : penyuluhan dan konsultasi gizi individu
kelompok dan masal dalam jangka waktu tertentu (harian, bulanan,
triwulan, dan tahunan).
Pengertian :
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan adalah kegiatan
pendukung Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang dilakukan terus
menerus dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi.Macam dan
rangkaian kegiatan disususn berdasarkan urutan dan prioritas yang dianggap
sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan dilakukan untuk
pengembangan mutu pelayanan gizi dengan mendayagunakan sumberdaya
manusia, saran dan prasarana, perangkat lunak, teknologi pengolahan
makanan dan dana.
Tujuan :
Bahan masukan perencanaan kegiatan PGRS, evaluasi kegiatan dan
mengembangkan teori dan mendapat standar baru.
Ruang Lingkup
Penelitian dapat dikerjakan :
a. Penelitian dan Pengembangan di unit penggandaan makanan.
b. Penelitian dan Pengembangan di unit pelayanan gizi rawat inap.
c. Penelitian dan Pengembangan di unit pelayanan rawat jalan.
d. Penelitian dan Pengembangan di unit administrasi
Kebijakan
- Adanya proposal penelitian
- Adanya laporan hasil penelitian
- Adanya dokumen penelitian
34
b. Litbang di unit pelayanan gizi rawat inap
Standar alat makan
Daya terima makanan di ruang rawat inap
Studi kasus
Intervensi
Ketenagaan di ruang rawat inap
dll
35
BAB III
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Memenuhi kebutuhan ketenagaan di unit Instalasi Gizi
2. Mengoptimalisasi pendayagunaan SDM yang efektif dan efisien
E. Jenis Ketenagaan
Jenis ketenagaan di Instalasi Gizi terdiri dari :
1. Ahli Gizi (dietisien)
2. Tenaga Admnistrasi
3. Tenaga pengolah
4. Tenaga Penyaji
36
F. Jenis Pekerjaan
1. Unit Pengadaan Makanan
1.1 Persiapan bahan makanan :
Persiapan bumbu (bumbu kering dan bumbu basah)
Persiapan sayuran
Persiapan Lauk Pauk (daging, ikan, ayam, dan telur)
Persiapan nabati (tahu, tempe)
1.2 Persiapan Makanan :
Pengolahan makanan Non Diet
Pengolahan makanan Diet
Pengolahan makanan Ekstra Kelas
Pengolahan snack Kue dan Buah
1.3 Pendistribusian :
Pendistribusian makanan pasien
37
4. Adminstrasi
4.1 Administrasi Gizi
4.2 Administrasi gizi ruang rawat inap
4.3 Administrasi penyuluhan dan konsultasi gizi
4.4 Sanitasi dan hygiene
Kebersihan area dapur dan kantor
Kebersihan alat-alat masak
2. Kepala Unit
3. Pelaksana
38
Pelaksana adalah petugas gizi yang bertugas sebagai juru masak
(pelaksana pengolah makanan), penyaji, pelaksana administrasi dan
pelaksana gudang.
4. Tenaga Pengolah
Juru masak yaitu tenaga pengolah bahan makanan yang bertugas mulai
dari persiapan bahan makanan sampai pendistribusian.
Spesifikasi juru masak harus memenuhi kriteria :
Pendidikan dasar SMK Tata Boga
Pendidikan SMA sederajat
Menguasai /mengerti mengenai masakan, gizi dan standar
makanan Rumah Sakit
5. Administrasi
B. Uraian Tugas
39
BAB IV
SARANA, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
A. Pengertian
40
C. Sarana di unit Jangwat
41
Ruang pendistribusian makanan sentral.
Ruang pendistribusian makanan desentral.
Ruang pendistribusian snack pasien.
1.6 Tempat Pencucian Alat
Jenis/ruang pencucian alat :
Ruang pencucian peralatan dapur.
Ruang pencucian alat makan.
Syarat tempat pencucian peralatan dapur :
Dilengkapi dengan bak yang kuat, mudah dibersihkan.
Dilengkapi sarana air bersih.
Terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan.
Tersedianya rak alat.
Ada air mengalir.
Tersedianya sabun, deterjen dan sikat.
Syarat pencucian alat makan :
Dilengkapi dengan bak yang kuat, mudah dibersihkan.
Dilengkapi sarana air bersih.
Tersedianya rak pengering dan lemari penyimpanan alat makan
bersih.
Ada air mengalir.
Tersedianya sabun, deterjen dan sikat.
Pencucian alat ini dilakukan di dapur pantry/ruang perawatan.
1.7 Tempat Penyimpanan Alat
Jenis tempat penyimpanan alat :
Tempat penyimpanan peralatan dapur.
Tempat penyimpanan peralatan makan.
Syarat tempat penyimpanan alat :
Tempat penyimpanan alat harus bersih.
Ruang/tempat penyimpanan harus tertutup, terlindung dari
kemungkinan pencemaran serangga, tikus dan hewan lainnya.
1.8 Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah cukup untuk menampung sampah
instalasi gizi dan terbuat dari bahan yang kuat, kedap air.
Syarat tempat pembuangan sampah :
Tempat pembuangan sampah mempunyai tutup.
Memakai kantong plastik.
Harus dibuang dalam waktu 24 jam.
1.9 Tempat Cuci Tangan
Tempat cuci tangan harus terpisah dengan tempat cuci peralatan
dan tempat pencucian bahan makanan.
Syarat tempat cuci tangan
Dilengkapi dengan air kran mengalir.
Saluran pembuangan tertutup.
Dilengkapi dengan sabun.
42
Dilengkapi dengan pengering atau lap tangan
1.10 Ruang Administrasi Pengadaan Makanan
Ruang administrasi pengadaan makanan adalah ruang yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan administrasi dan untuk
mengawasi kegiatan pengadaan makanan di dapur.
1.11 Ruang Fasilitas Karyawan
Ruang fasilitas pegawai diperlukan untuk tempat ganti pakaian dan
istirahat.Ruang ini tidak terlalu jauh dan terpisah dari tempat kerja.
1.12 Toilet (Kamar Mandi).
Jumlah kamar mandi untuk pegawai dapursebanyak 1 buah.
43
Sendok dan wadah
Ruang penyimpanan bahan makanan segar
Freezer.
Lemari es.
Pisau daging.
Wadah plastik.
1.3 Tempat Persiapan Bahan Makanan
Ruang persiapan bumbu
Meja persiapan.
Talenan.
Pisau.
Blender.
Wadah plastik.
Ruang persiapan lauk pauk
Talenan.
Pisau.
Meja persiapan dan bak cuci.
Timbangan.
Wadah plastik.
Tempat sampah.
Ruang tempat persiapan sayuran
Talenan.
Pisau/pengupas wortel.
Meja persiapan dan bak cuci.
Timbangan.
Wadah plastik.
Tempat sampah.
44
Pencucian peralatan dapur
Meja pencucian dan bak cuci.
Sikat.
Sabun, deterjen, dll
1.7 Tempat Penyimpanan Alat
Rak penyimpanan alat tertutup dan terbuka.
1.8 Ruang Administrasi Pengadaan Makanan
Meja administrasi.
Computer.
Alat tulis.
1.9 Ruang Fasilitas Karyawan
Ruang istirahat/ruang makan.
Lemari baju.
Tempat sepatu.
Meja makan.
Kaca rias.
Tempat tidur
45
4.3 Ruang Administrasi Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap/Rawat
Jalan/Litbang
Meja kursi
Telephone.
Alat tulis.
Computer.
46
BAB V
A. Sanitasi Makanan
1.Pengertian
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan
menitik beratkan padakegiatan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segalabahaya yang dapat
mengganggu atau merusak kesehatan dimulai dari
sebelumpengolahan, selama proses pengolahan, pengangkutan
hingga distribusi makanan.
Salah satu kegiatan dari sanitasi makanan adalah kegiatan
penyehatan makanan dan minuman. Kegiatan sanitasi makanan
merupakan upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan makanan dan minuman dimana faktor-
faktor tesebut berasal dari proses penanganan makanan, minuman,
lingkungan dan karyawan yang bekerja. Dari kegiatan penyehatan
makanan ini diharapkan makanan dan minuman yang disajkan dirumah
sakit tidak menjadi mata rantai penularan penyakit.
2.Tujuan
Kegiatan penyehatan makanan dan minuman bertujuan untuk :
2.1 Menyediakan makanan yang berkualitas baik dan aman bagi
kesehatan konsumen.
2.2 Menghindari resiko penularan penyakit atau gangguan
kesehatan melalui makanan.
2.3 Mewujudkan perilaku kerja yang sehat dan benar dalam
penanganan makanan.
47
Kontruksi bangunan tidak ada yang berlubang karena dapat
terjadi jalan keluar jalur tikus, serangga dll serta lubang limbah
yang harus tertutup.
c. Tata ruang harus di tata dengan baik sesuai fungsinya,
memudahkan arus kerja, arus bahan makanan dan
makanan jadi serat mudah dibersihkan, ruang persiapan,
ruang pengolahan, ruang distribusi, ruang cuci alt, ruang
administrasi dan ruang karyawan. Ruang pengolahan tidak
boleh berhubungan langsung dengan jamban dan kamar
mandi.
d. Lantai harus kuat, mudah dibersihkan, tidak licin, kering, tidak
mudah rusak, tidak lembab, dan tahan terhadap pembersihan
yang berulang-ulang.
e. Dinding mudah dibersihkan, tidak lembab, tahan cairan dan
dapat memantulkan cahaya yang cukup.
f. kabel instalasi listrik dalam keadaan terbungkus atau
tertanam dalam dinding/lantai
g. Langit-langit harus tertutup dilengkapi dengan peredam
suara, cerobong asap. Jarak langit-langit dan lantai harus
tinggi agar udara panas dapat bersirkulasi dengan baik.
h. Penerangan minimal 200 watt dan ventilasi dapat
mengeluarkan asap, bau makanan, lemak, panas dll
48
2. Alat pengangkut/roda/kereta makanan dan minuman harus tertutup
sempurna, dibuat dari bahan kedap air, permukaan halus dan harus
dibersihkan.
3. Rak-rak penyimpanan bahan makanan/makanan harus mudah
dipindah-pindahkan dengan menggunakan roda-roda penggerak
untuk kepentingan proses pembersihan.
4. Peralatan yang kontak dengan makanan, harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Permukaan utuh (tidak cacat), dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan tidak mudah rusak akibat dalam asam/
basa, atau garam-garaman yang lazim dijumpai dalam makanan
c. Tidak terbuat dari logam berat yang dapat menimbulkan
keracunan, misalnya : Timah hitam (Pb), Arsenium (As),
Tembaga (Cu), seng (Zn), cadmium (Cd) dan Antimony
(Stibium)
d. Wadah makanan, alat penyaji dan distribusi harus ditutup.
49
b. Hygiene tenaga penjamah makanan
Syarat
Untuk mewujudkan penyehatan perorangan yang layak dalam
penyelenggaran makanan, diperlukan tenaga penjamah yang
memenuhi syarat sbb :
- Bukti sehat dari segala penyakit
- Tidak memiliki penyakit kulit, penyakit menular, scabies
ataupun luka bakar
- Bersih diri, pakaian dan seluruh badan. Memakai makanan
pelindung diri yaitu : celemek, tutup kepala dan masker.
- Mengikuti pemeriksaan secara periodic
- Mengetahui proses kerja dan pelayanan makanan yang benar
dan tepat
- Mengetahui teknik dan cara menerapkan hygiene dan sanitasi
dalam menyelenggarakan makanan
- Berperilaku yang mendukung terwujudnya penyehatan
makanan
- Kuku dipotong pendek tidak memakai kuteks dan kosmetik
berlebih
50
c. Prosedur Kerja
Kontaminasi makanan atau kontaminasi ulang dapat
disebabkan oleh perilaku si penjamah makanan selama bekerja. Hal
ini disebabkan karena pegawai tidak bekerja sesuai prosedur yang
ada.
Contoh bekerja sesuai prosedur misalnya : sehabis bekerja,
pegawai harus mencuci alat dan menyimpan dalam penyimpanan
alat. Bila akan dipakai alat-alat dalam keadaan bersih, bila kotor cuci
dulu sebelum digunakan.
d. Upaya Pengendalian
Upaya pengendalian factor yang mempengaruhi kuman pada
makanan dan minuman, dapat dilakukan dengan pemantauan pada
titik-titik rawan pada jalur penanganan makanan dan minuman yang
dapat diperkirakan memudahkan timbulnya bakteri dan fungi.
Titik – titik rawan dalam proses penanganan dan minuman :
a) Proses pembersihan (persiapan) makanan
Pada proses ini hendaknya tidak ada makanan dan minuman
yang membusuk setelah proses pembersihan makanan
b) Proses persiapan bahan makanan. Pada proses ini hendaknya :
- Tersedianya air bersih yang cukup
- Kran-kran air dan saluran ruangan di persiapkan dalam
keadaan yang bersih
- Tersedia tempat pembuangan sampah yang kuat dan mudah
dibersihkan/dilapisi dengan plastic.
c) Proses penyimpanan
Proses ini tidak akan mengalami kerawanan bila :
c.1 Dalam penyimpanan bahan mentah
Bahan mentah di simpan dalam ruangan / tempat yang
terpisah dari ruang makanan yang terolah yang suhunya
diatur sesuai dengan yang seharusnya. Pengambilan
makanan dengan cara FIFO (First In First Out) dan tetap
memperhatikan batas waktu kadaluarsa.
c.2 Penyimpanan makanan terolah :
Bahan mentah yang disimpan dalam ruangan / tempat yang
terpisah dari ruang makanan yang terolah yang suhunya
diatur sesuai dengan yang seharusnya.
- Penyimpanan makanan terolah yang tidak dapat
membusukan keadaan tertutup, dilakukan pada suhu 10 oC.
- Penyimpanan makanan terolah yang cepat membusuk harus
di simpan pada suhu 4o C selama 6 jam, jika kurang dari 6
jam harusdisimpan pada suhu kurang dari 5oC sampai 1oC
51
d) Proses pengolahan dan penghangatan makanan
Pengolahan makanan mengikuti prinsip-prinsip hygiene dan
sanitasi yaitu GMP (Good Manufacturing Practice) dan CPMB (
Cara Produksi Makanan yang Baik). Untuk kepentingan
pengolahan biasanya bahan makanan diproses dengan bantuan
panas sesuai teknik / cara pemasakannya, sehingga tidak
memungkinkan tumbuh dan berkembang biak
52
Bahan makanan dan meliputi pemeriksaan bahan, kualitas
bahan makanan dan minuman melalui berbagai uji, pest
control serta penilaian kualitas melalui metode HACCP
Peralatan meliputi sanitasi peralatan misalnya : uji asap meja
kerja, peralatan masak dsb
Lingkungan dengan melakukan sanitasi lingkungan misalnya :
uji sanitasi lantai, dinding dll.
B. Keselamatan Kerja
1. Pengertian
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang
harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi
akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian /kesengajaan.
2. Tujuan
Menurut undang-undang keselamatan kerja Tahun 1970, syarat-syarat
keselamatan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya,
dengan tujuan :
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
Memberi keselamatan atau jalan penyelematan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
Memberi pertolongan pada kecelakaan
Memberi perlindungan pada pekerja
Mencegah dan mengendalikan timbul atau penyebarluasannya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinat atau radiasi, suara dan getaran
53
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
yang fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan
dan proses kerjanya
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
taman atau barang
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang
Mencegah terkena aliran listrik
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang berbahaya kecelakaannya tambah tinggi.
Upaya –upaya tersebut berlaku bagi karyawan / pegawai yang bekerja
pada penyelenggaraan makanan atau pelayanan gizi di rumah sakit.
54
4. Prosedur Keselamatan Kerja
a. Ruang Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan
Keselamatan kerja di ruang ini terlaksana bila :
o Menggunakan alat pembuka peti/bungkus bahan makanan
menurut cara yang tepat dan jangan melakukan posisi tangan
pada tempat kearah bagian alat yang tajam (berbahaya)
o Barang yang berat selalu ditempatkan dibagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang
tersebut
o Pergunakan tutup kotak/tutup panci yang sesuai dan hindari
tumpahan bahan
o Tidak diperkenankan merokok di ruang permintaan dan
penyimpanan bahan makanan
o Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan / diperlukan
o Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai kemampuan
anda
o Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang
o Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
penerimaan dan penyimpanan
b. Di ruang Persiapan dan Pengolahan Makanan
Keamanan dan keselamatan kerja di ruang ini akan tercapai bila :
o Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik,
misalnya gunakan pisau, golok, parutan kelapa dengan baik, dan
jangan bercakap-cakap selama menggunakan alat
o Tidak menggaruk, batuk selama mengerjakan / mengolah bahan
makanan
o Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan
petunjuk pemakaiannya
o Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
o Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan perlatan yang
dibersihkan
o Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan dan
mematikan mesin, lampu, gas/listrik dll
o Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan
o Pada saat selesai menggunakannya, teliti kembali apakah semua
alat sudah dimatikan mesinnya
o Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan
melebihi porsi yang ditetapkan
o Tidak memuat kereta makanan melebihi kapasitasnya
o Meletakan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi
o Bila ada alat pemanas atau baki perhatikan cara penggunaan dan
pengisiannya
55
o Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan
mengisi terlalu penuh
o Perhatikanlah, bila membawa makanan pada baki, jangan sampai
tertumpah atau makanan tersebut tercampur
o Perhatikanlah posisi tangan sewaktu membuka dan
mengeluarkan isi kaleng
56
BAB VI
BIAYA MAKANAN
1. Pengertian
Biaya makanan adalah biaya yang dipakai untuk menghasilkan
makanan yang diperlukan. Biaya ini merupakan variabel langsung,
karena mempunyai hubungan langsung terhadap pelayanan
makanan yang diselenggarakan
2. Tujuan
a. Menyusun anggaran biaya makanan
b. Pengawasan dan pengendalian biaya agar tercapai efisiensi
biaya makanan
3. Biaya Makanan
Biaya makan per orang per hari diperoleh dari biaya kelas rawat
inap.Setiap biaya kelas rawat berbeda sehingga standar biaya
makan per orang per hari disesuaikan dengan kelas rawat inapnya.
Unsur-unsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah :
- Biaya bahan makanan
- Biaya tenaga kerja ( Piket )
57
BAB VII
A. PENGERTIAN
1. Pengawasan
Merupakansalah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana,
instruksi, pedoman standar, peraturan dan hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang
diharapkan.Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana dan kebijakan yang ditetapkan dapat
mencapai sasaran yang dikehendaki.Selain itu pengawasan
bertujuan untuk membina aparaturnegara yang bersih dan
berwibawa.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan
pembetulan atau perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan
arah yang ditetapkan. Pengertian pengawasan dan pengendalian
hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan mempunyai dasar
hukum dan tindakan administratif, sedangkan pengendalian tidak.
Pengendalian dan pengawasan bertujuan untuk agar semua
kegiatan-kegiatan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil
guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas,
rumusan kerja, pedoman
pelaksanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan dan pengendalian (wasdal) merupakan unsure penting
yang harus dilakukan dalam proses manajemen.
58
B. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
1. Pencatatan dan Pelaporan adalah serangkaian kegiatan
pengumpulan data dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi
rumah sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan
bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi rumah sakit
maupun untuk pengambilan keputusan. Pencatatan ini dilakukan
pada setiap langkah kegiatan yang dilakukan. Pelaporan
dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Instalasi Gizi :
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan
o Formulir pemesanan bahan makanan harian
o Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh
bagian gudang Instalasi gizi pada hari itu
o Pencatatan sisa bahan makanan (harian/bulanan)
bahan makanan kering
o Pencatatan data permintaan / pemesanan bahan
makanan berdasarkan bon-bon pemesanan dari
masing – masing unit kerja.
b. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Penyelenggaraan
Makanan
o Buku laporan timbang terima antara pergantian rotasi
o Buku laporan pasien baru/yang berdiet khusus
o Buku laporan pasien baru makanan biasa
c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan
Instalasi Gizi
o Membuat kartu inventaris peralatan masak
o Membuat kartu inventaris peralatan kantor
o Buku besar tentang peralatan keseluruhan (untuk
simpan pinjam)
o Formulir daftar kekuatan pasien dalam sehari
o Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya
d. Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan
Makanan
o Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian
bahan makanan harian perbulan
o Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan
makanan untuk yang akan datang selama
triwulan/tahunan
o Rekapitulasi tentang pemasukan dan pemakaian
bahan makanan
o Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar
perbulan
o Pelaporan tentang kondite rekanan harian / tahunan
59
e. Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat
Inap
o Buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet
o Formulir Permintaan makan pagi, siang dan sore
o Laporan tentang kegiatan penyuluhan dan konsultasi
gizi
f. Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Konsultasi
o Mencatat regristrasi pasien baru datang (nama,
diagnose, jenis diet, antropometri)
o Membuat/mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya
o Formulir anamnesis
o Formulir frekuensi makanan
o Membuat laporan Konsultasi
60
o Pengawasan hygiene dan sanitasi
3. Pengendalian
Pengendalian biaya adalah suatu proses dimana pimpinan atau
pengelola mencoba mengatur biaya guna mencegah pemborosan
dari biaya yang dikeluarkan.
3.1Tujuan Pengendalian Biaya Makanan
o Menganalisa biaya yang direncanakan dibandingkan
dengan harga yang sesungguhnya digunakan untuk
penyelenggaraan makanan
o Menilai harga penawaran bahan makanan
o Mencegah sisa bahan makanan yang tidak efisien
o Membandingkan dua atau lebih kegiatan pelaksanaan
penyelenggaraan makanan.
61
patokan (tolak ukur), untuk memudahkan pelaksanaan
pengendalian, standar ini dapat berupa peraturan,
pembukuan instruksi yang dituangkan dalam bentuk
kebijakan institusi
o Standar kuantitas adalah adalah ukuran berat, jumlah
dan volume yang diwujudkan dalam ukuran bentuk
o Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang
atau jasa yang digunakan untuk mengukur biaya lain. Hal
ini berguna dalam menghitung daya guna dari suatu
pelaksanaan yang dibandingkan dengan daya
sebenarnya, juga merupakan petunjuk dari apa yang
sedang dikerjakan dibandingkan dengan yang
seharusnya dikerjakan
o Standar prosedur berkenaan dengan cara / teknik yang
ditetapkansebagai cara yang benar untuk kegiatan sehari-
hari dalam proses penyelenggaraan makanan
62
3. Penghematan Penggunaan Biaya
o Menu yang disajikan harus sederhana dan
spesifik
o Gunakan bahan makanan setengah jadi
o Buat standar performance dan produktifitas
o Perencanaan dan taksiran tenaga yang
dibutuhkan
o Perencanaan staf harus tepat
o Jadwal harus ketat dan tepat
o Gunakan tenaga paruh waktu dan secara
kontrak
o Awasi kelebihan waktu
o Gunakan peralatan yang tetap dan cukup
o Sederhanakan setiap prosedur
o Latih tenaga kerja untuk meningkatkan
performance
o Tanamkan disiplin pada pegawai
o Gunakan catatan dengan tepat
o Awasi pertukaran pegawai
o Galakan reorganisasi bila perlu
o Perbaikan lay out fasilitas
63
D. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
1. Terselenggaranya diagnosis terhadap gangguan gizi dan
metabolisme zat gizi berdasarkan anamnesis, antropometri,
gejala klinis, dan biokimia tubuh ( laboratorium)
2. Terselenggaranya pengkajian dietetik dan pola makan
berdasarkan anamnesis diet dan pola makan
3. Terwujudnya penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan
pasien
4. Terwujudnya bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan
bahan makanan, jumlah pemberian, serta cara pengolahan
bahan makanan
5. Terselenggaranya evaluasi terhadap preskripsi diet yang
diberikan sesuai perubahan klinis, status gizi dan status
laboratorium
6. Terwujudnya penerjemahan preskripsi diet, penyediaan dan
pengolahan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien
7. Terlaksananya penyelenggaraan penelitian aplikasi di bidang
gizi dan dietetik
64
BAB VIII
PENUTUP
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Dr Teguh Ismanto,Sp.An
65