Mekanisme Asuransi MMR UMY 12
Mekanisme Asuransi MMR UMY 12
Yulita Hendrartini
Unversitas Gadjah Mada
Latar Belakang
Salah satu masalah dalam pembiayaan kesehatan di Indonesia:
3
Pelaksanaan SJSN Bidang Kesehatan
BPJS Pemerintah
Kesehatan:
KERANGKA BERPIKIR
PELAYANAN
KURATIF KURATIF & REHABILITATIF REHABILITATIF
Pengobatan Penyakit Pemulihan Kesehatan
PREVENTIF
PROMOTIF
Upaya kemandirian peserta hidup
PELAYANAN sehat (primer)
Edukasi Kelompk Risiko Tinggi PROMOTIF
Media Promosi Kesehatan & Skrining – menegakkan diagnosis
PREVENTIF (sekunder)
FORMAL WORKER
DISTRCT SHI
5,183,479
31,866,892 PRIVATE INSURANCE FORMAL WORKER 2.20%
13.50% 2,856,539 (SELF INSURED)
1.21% 6,428,714
2.72%
Individu Mandiri +
Kaya On top
Pekerja Pemberi Pekerja B
Formal + Pekerja (4-5%)
Pekerja Mandiri
P
Inforrmal Pekerja (3 pilihan
Premi)
J
Informal
Tdk Mampu S
PBI
Miskin Pemerintah KES
Tdk Mampu Rp 22.207
KELOMPOK SUMBER
PESERTA BIAYA
Rancangan PP Jaminan Kesehatan
• Pasal 16
(1) Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pegawai negeri sipil, TNI, POLRI,
pejabat negara selain kepala daerah dan wakil kepala daerah, pegawai
pemerintah non pegawai negeri sipil, serta penerima pensiun pegawai
negeri dan pejabat negara sebesar 5% dari gaji atau pensiun per bulan
dengan ketentuan:
a. 3% ditanggung oleh Pemerintah; dan
b. 2% ditanggung oleh Peserta.
(2) Iuran jaminan kesehatan bagi peserta kepala daerah dan wakil kepala
daerah, pegawai negeri sipil daerah, pimpinan dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan pegawai pemerintah daerah non
pegawai negeri sipil daerah sebesar 5% dari gaji atau pensiun per
bulan dengan ketentuan:
a. 3% ditanggung oleh pemerintah daerah; dan
b. 2% ditanggung oleh Peserta.
(3) Iuran jaminan kesehatan bagi peserta PBI Jaminan Kesehatan sebesar
Rp.22.200,- (dua puluh dua ribu dua ratus rupiah) per orang per
bulan, ditanggung oleh Pemerintah.
(4) Iuran jaminan kesehatan bagi veteran dan perintis
kemerdekaan sebesar 5% dari gaji pegawai negeri yang
setara dengan golongan III per orang per bulan,
ditanggung oleh Pemerintah.
(5) Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima
upah selain peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) sebesar 5% dari gaji atau upah per bulan
dengan ketentuan:
a. 4% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% ditanggung oleh peserta,
untuk periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015; dan
b. 3% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% ditanggung oleh peserta,
mulai 1 Januari 2016.
(6) Gaji atau upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan
iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) terdiri atas gaji pokok dan
tunjangan keluarga, atau upah, atau upah pokok dan
tunjangan tetap.
(7) Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan
penerima upah dan peserta bukan pekerja ditanggung oleh
peserta yang bersangkutan dengan ketentuan:
a. sebesar Rp22.200,- (dua puluh dua ribu dua ratus rupiah) per orang per
bulan, bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan
Kelas III.
b. sebesar Rp40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per orang per bulan, bagi
peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. sebesar Rp50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per orang per bulan, bagi
peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
• Pasal 17
(1) Iuran jaminan kesehatan bagi anggota keluarga tambahan atau
anggota rumah tangga dari Peserta pekerja penerima upah yang
memiliki anggota keluarga lebih dari 4 (empat) orang sebesar 1% dari
upah per bulan per orang, ditanggung oleh peserta dan dipotong
langsung oleh pemberi kerja.
(2) Iuran jaminan kesehatan bagi anggota keluarga tambahan atau
anggota rumah tangga dari peserta pekerja bukan penerima upah dan
peserta bukan pekerja yang memiliki anggota keluarga lebih dari 4
(empat) orang dibayar oleh peserta dengan ketentuan:
a. sebesar Rp.40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per orang per bulan,
bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan Kelas
II.
b. sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per orang per bulan,
bagi peserta yang menghendaki pelayanan di ruang perawatan Kelas
I.
Kemana kita akan melangkah
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
dari kondisi saat ini?
Dikelola
- secara efisien dan Dikelola secara efisien dan Dikelola secara efisien
akuntabel akuntabel dan akuntabel
17/09/2012 13
Tugas dan Peran BPJS
BPJS
dalam Pembiayaan Pelkes
UU NO 40/2004 psl 24 & UU No 24/2011 psl 11
Kapasitas
Proses
Efisien dan efektif
Luaran
Peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
BPJS Prinsip Pembiayaan Pelayanan Kesehatan oleh
Provider BPJS
UU NO 40/2004 psl 24 & UU No 24/2011 psl 11
Penyusunan
Standar, Implementasi, pemantauan dan penyempurnaan sistem rujukan, telaah utilisasi
prosedur
dan Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta penyesuaian besaran
Pembayaran biaya dua tahunan dengan harga keekonomian
Faskes
17/09/2012 17
TANTANGAN YANG DIHADAPI
1. Persiapan Operasionalisasi UU BPJS: Kepesertaan,
Pelayanan, Paket Manfaat, Regulasi, Transformasi
Lembaga
2. Tantangan Kesiapan Faskes akses dan pemerataan
3. Tantangan Infrastruktur & SDM
4. Tantangan dalam sistem rujukan berjenjang
5. Tantangan dalam Reformasi Sistem Pembiayaaan
Kesehatan: BPJS - Kemenkes SDM Faskes &
Masyarakat termasuk cara pembayaran PPK dan
penarikan premi
18
Design Sistem Pelayanan
Menguntungkan Peserta, Faskes, Bapel
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Manajemen RS (keuangan
Dapat lakukan pengaduan Ada peraturan jenis
SDM, dll) menjadi pilar
jika tidak puas pelayanan yang dibatasi
kualitas yankes
Tidak ditugasi mencari
Dikelola secara efisien dan keuntungan finansial, tetapi
- akuntabel hanya menyediakan dana
cadangan teknis
17/09/2012 19
KEMENTERIAN KESEHATAN
Mekanisme Pelayanan Kesehatan
REPUBLIK INDONESIA
17/09/2012 20
KEMENTERIAN
Tertiary
Secondary
Rujukan -
Kewenangan
Primary Care
Memperhatikan
Disparitas sebaran kekurangan TT
Geografis yg sulit (DTPK)
Akses transportasi belum mendukung
total 9.571 TT
Kekurangan 100.000 TT – 9.571 TT = 90.429
17/09/2012 Kekurangan Wamenkes
ini diharapkan
RI di Pasca IKM- FKada
UGM peran dari APBD 24
CAPACITY BUILDING PROVIDER
TO SUPPORT Universal Coverage
Strategy :
1. Strengthening the primary care (Puskesmas),
2. Availability of care at hospitals (District/Municipality),
3. Referral system (primary, secondary and tertiary).
AIM :
- EQUITY
- QUALITY
- EFFICIENCY MOBILE PHC
- SOCIAL ACCOUNTABILITY
Roadmap of Provider facilities
14000
PRIVATE
12000 PRACTICE
11500
10000
9500
8591 8634 8677 8720 8764 PHC
8000
7500
6000
4000
3500
3500
2000
1350 1600 1700 1800 HOSPITAL
1200
NEED 100.000 BEDS
0
2010 2011 2012 2013 2014
KESIMPULAN
• Pemerintah Indonesia berkomitmen menjamin
seluruh masyarakat Indonesia melalui sistem
jaminan kesehatan sosial bersifat wajib bagi
seluruh rakyat Indonesia
• Implementasi Jamkesos / BPJS akan mengubah
paradigma dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan
• Seluruh stakeholder harus berperan dalam
reformasi kebijakan menuju universal coverage