Anda di halaman 1dari 36

Tuberculosis (TBC)

SARS
Bronkitis Akut
Asma
Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC)

• a multisystemic disease with myriad presentations and


manifestations
• the most common cause of infectious disease–related
mortality worldwide.
• becoming more common in many parts of the world
• the prevalence of drug-resistant TB is increasing
worldwide
Bakteriologis kuman TB
• Secara prinsip yang menimbulkan penyakit adalah M. tuberculosis (basil
Koch), yang telah diisolasi oleh Robert Koch pada tahun 1882.
• Mycobacteria, such as M tuberculosis, are aerobic, non–spore-forming,
nonmotile, facultative, curved intracellular rods measuring 0.2-0.5 μm by 2-4
μm.
• Their cell walls contain mycolic, acid-rich, long-chain glycolipids and
phospholipoglycans (mycocides) that protect mycobacteria from cell
lysosomal attack and also retain red basic fuchsin dye after acid rinsing
• Didalam paru, gelap dan pada kaya oksigen , temperatur 370 C, adalah
suasana lingkungan ideal untuk pembiakan bakteri.
• Basil TB dapat secara cepat dihancurkan dalam suasana lingkungan dengan
sinar ultra violet (cahaya matahari).

* TUBERCULOSIS, A MANUAL FOR MEDICAL STUDENTS, WHO (Geneva), IUATLD (Paris), 2003
Faktor-Faktor
Faktor-faktor yang memutuskan mata rantai penularan :
Menurunkan jumlah sumber infeksi di masyarakat. Hal ini dapat
dicapai secara efektif melalui penemuan dan pengobatan kasus BTA
positip di masyarakat, hal ini akan membersihkan pembawa infeksi
(‘reservoir’).
• Mengurangi resiko terinfeksi diantara individu sehat, dengan
perbaikan kondisi lingkungan hidup (mengurangi kepadatan hunian,
membiarkan cahaya matahari dan udara masuk ke-kamar) dan
perbaikan nutrisi.
• Mencegah resiko penyakit pada kelompok beresiko tinggi dengan
vaksinasi BCG terhadap anak yang belum terinfeksi dan pengobatan
individu dengan infeksi tuberkulosis laten yang telah terinfeksi.
Pertempuran antara basil TBC dan pasien

6
Proses Transmisi
Infeksi penderita:
-- Seorang dikatakan terinfeksi TBC
apabila kuman TBC masuk kedalam
tubuh, akan tetapi tidak menyebabkan
destruksi patologis pada organ-organ
tubuh.
-- Tidak timbul keluhan / gejala.

Penderita :
-- Dikatakan penderita TBC apabila kuman TBC melakukan invasi secara
progresif kedalam organ tubuh.
-- Penderita sering kali menunjukkan adanya keluhan/ gejala sistimatis maupun
lokal.
Riwayat Tuberkulosis Secara Alamiah
• Sumber infeksi: Sumber utama M. Tuberkulosis adalah
pasien tuberkulosis. Dimana pasien mempunyai kapitas
(caverne) di paru yang kaya akan basil (100 juta basil di
kapitas dengan diameter kira-kira 2 cm).
• Diagnosis tuberkulosis paru langsung pada pasien, dimana
hampir selalu mempunyai gejala kronis seperti batuk dan
berdahak produktif.
• Diagnosis pasti, sederhana bila pasien mepunyai sejumlah
besar basil pada dahaknya (lebih dari 5000 basil/ml,
sebagaimana terlihat pada pemeriksaan pulasan dahak
secara mikroskopis, pasien ini dikenal sebagai “basil tahan
asam positip” (BTA positip).
Evolusi Penyakit dan Siklus Penularan

• Evolusi alamiah tuberkulosis paru tanpa pengobatan


menjelaskan bagaimana penyakit menyesuaikan dengan
sendirinya: 30% pasien sembuh dengan sendirinya oleh
peran mekanisme daya tahan tubuh, 50% mati dalam 5
tahun, dan 20% berlanjut mengeluarkan basil dan tetap
menjadi sumber infeksi untuk beberapa tahun sebelum
mati.
Extrapulmonar TB
• the ability of M tuberculosis to survive and proliferate within
mononuclear phagocytes, which ingest the bacterium, M
tuberculosis is able to invade local lymph nodes and spread to
extrapulmonary sites via hematogenous routes
• extrapulmonary disease is rare except in immunocompromised
hosts.
• Infants, older persons, or otherwise immunosuppressed hosts are
unable to control mycobacterial growth and develop disseminated
(primary miliary) TB.
• Patients who become immunocompromised months to years after
primary infection also can develop late, generalized disease
Signs and Symptoms

• Classic clinical features associated with active pulmonary


TB are as follows (elderly individuals with TB may not display typical signs and
symptoms):

– Cough
– Weight loss/anorexia
– Fever
– Night sweats
– Hemoptysis
– Chest pain (can also result from tuberculous acute pericarditis)
– Fatigue
Physical examination

• Patients with pulmonary TB may have the following


physical findings:
– Abnormal breath sounds, especially over the upper lobes or
involved areas
– Rales or bronchial breath signs, indicating lung consolidation
Other site of TBC

• tuberculous meningitis
• skeletal TB
• genitourinary TB
• gastrointestinal TB
• Screening methods for TB include the following:
– Mantoux tuberculin skin test
• Obtain the following laboratory tests for patients with
suspected TB:
– Acid-fast bacilli (AFB) smear and culture using sputum obtained
from the patient
• Other diagnostic testing may warrant consideration,
including the following:
– Specific enzyme-linked immunospot (ELISpot)
– Nucleic acid amplification tests
– Blood culture
Prevention and Consultations

• The BCG vaccine continues to be used throughout much


of the world and usually provides protection until early
childhood. Immunity begins to wane, however, as early as
3 months after administration
Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)
• a serious, potentially life-threatening viral infection caused
by a previously unrecognized virus from the
Coronaviridae family, the SARS-associated coronavirus
(SARS-CoV).
• Since the 2002-2003 outbreak of SARS, which apparently
began in southern China but eventually involved more
than 8000 persons worldwide, global efforts have virtually
eradicated SARS as a threat
Etiology

• Coronaviruses (CoVs) are found in a wide range of animal


species, including in cats, dogs, pigs, rabbits, cattle, mice,
rats, chickens, pheasants, turkeys, and whales, as well as
in humans.
• They cause numerous veterinary diseases (eg, feline
infectious peritonitis, avian infectious bronchitis)
• they can also cause upper and, more commonly, lower
respiratory tract illness in humans (group 1 [human CoV
229E] and group 2 [human CoV OC43])
Sign and Symptoms
• Stage 1 is a flulike prodrome that begins 2-7 days after
incubation, lasts 3-7 days, and is characterized by the
following:
– Fever (>100.4°F [38°C]),Fatigue,
Headaches,Chills,Myalgias, Malaise,Anorexia
– Less common features include the following:Sputum
production, Sore throat, Nausea and vomiting,
DizzinessDiarrhea
• Stage 2 is the lower respiratory tract phase and is
characterized by the following:
– Dry coughDyspneaProgressive hypoxemia in many cases,
Respiratory failure that requires mechanical ventilation in some
Asma
Pengertian
• Asma adalah penyakit heterogen yang ditandai oleh radang
kronik saluran napas. Penyakit ini didefinisikan dengan
riwayat gejala pernapasan yaitu mengi, napas pendek, rasa
berat di dada, dan batuk yang bervariasi dari waktu ke waktu
dan bervariasi intensitasnya, bersama dengan hambatan
aliran udara ekspirasi yang bervariasi pula. (Global Initiative
for Asthma 2016)
• Lokasi penyakit ini di organ paru. Orang dengan asma
biasanya memiliki saluran napas / paru yang hiperreaktif atau
sensitif terhadap pajanan dan mengalami peradangan jangka
panjang.
Patofisiologi
Proses Asma
• Sensitisasi, yaitu individu dengan risiko genetik (alergik/atopi, hipereaktivitas
bronkus, jenis kelamin dan ras) dan lingkungan (alergen, sensitisasi lingkungan
kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status
sosioekonomi dan besarnya keluarga) apabila terpajan dengan pemicu
(inducer/sensitisizer) maka akan menimbulkan sensitisasi pada dirinya. Faktor
pemicu tersebut adalah alergen dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang
berbulu (anjing, kucing, tikus), jamur, ragi dan pajanan asap rokok.
• Inflamasi, yaitu individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi
asma. Apabila telah terpajan dengan pemacu (enhancer) akan terjadi proses
inflamasi pada saluran napas. Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses
inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas. Faktor
pemacu tersebut adalah rinovirus, ozon dan pemakaian β2 agonis.
• Serangan asma, yaitu setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan oleh
pencetus (trigger) maka akan terjadi serangan asma
GEJALA

• Mengi atau napas berbunyi “ngiiik ngiiik”, napas pendek,


batuk, dan rasa berat di dada, terutama jika pada orang
dewasa terdapat 2 atau lebih gejala tersebut
• Gejala sering memberat saat malam atau awal pagi / subuh
• Kemunculan dan beratnya gejala bervariasi dari waktu ke
waktu
• Gejala bisa dicetuskan infeksi virus, latihan jasmani / aktivitas
tubuh, pajanan alergen, perubahan suhu, tertawa, atau iritan
(seperti partikel di udara, asap, atau bau-bau yang kuat)
Bronkitis Akut
Definisi Prevalensi
• Infeksi saluran napas
akut
• Di AS, mencapai
• Gejala utama  batuk 5% per tahun, 66%
dengan atau tanpa dahak px berobat dalam
• Berlangsung < 3 bulan minggu pertama
• Klinis dan radiologis tidak sakit.
didapatkan tanda-tanda
pneumonia, common • Di Indonesia belum
cold, asma akut, PPOK ada data.
eks.akut
Patogenesis
• Penyebab utama  infeksi virus (influenza A
dan B, parainfluenza, RSV, coronavirus,
rhinovirus, adenovirus)
• Gejala utama  hidung tersumbat,
rhinorrhea, faringitis
• Bakteri penyebab br. akut  Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydophila pneumoniae,
Bordetella pertussis
• 36% px  infeksi campuran virus & bakteri
Patogenesis
• Penyebab timbulnya batuk :
- Cedera mukosa
- Kerusakan sel-sel epitel
- Pelepasan mediator proinflamasi
• Obstruksi & hiperresponsif bronkus bersifat temporer,
resolusi terjadi dalam 6 minggu.
• Tidak diperlukan pemeriksaan khusus krn foto toraks tidak
tampak kelainan, hasil pemeriksaan darah tidak khas, dan
tidak perlu dilakukan hapusan atau kultur dahak.
Diagnosa

• Dibuat atas dasar klinis


• Batuk akut dengan atau tanpa dahak
• Tidak ada tanda-tanda pneumonia (HR >
100 x/m, RR > 24 x/m, temp. > 38 oC,
konsolidasi)

Diagnosa banding
Common cold, pneumonia, asma bronkiale
Terapi
• Antibiotik
Tidak diberikan secara rutin, kecuali dicurigai atau terbukti
ada infeksi oleh B. pertussis dapat diberi golongan
macrolide
• Bronkodilator
Tidak diberikan secara rutin, kecuali terdapat wheezing
(2-agonis)
Terapi
• Antitusif
Dapat diberikan codein atau dextromethorphan jangka
pendek sebagai simptomatis terapi.
• Mukokinetik
Tidak direkomendasikan utk diberikan rutin
• Antipiretika
Diberikan bila temp. > 38 oC
Komplikasi

Pneumonia

Prognosa
Baik, kecuali bila timbul komplikasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai