Anda di halaman 1dari 83

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat November 2018

Dan Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo

LAPORAN ANALISIS MANAJEMEN UPAYA PELAYANAN WAJIB


PUSKESMAS LEPO-LEPO PERIODE JANUARI – AGUSTUS 2018

Oleh:

Elda Citra Sari


K1A1 13 110

Pembimbing :
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Elda Citra Sari


NIM : K1A1 13 110
Judul Laporan : Laporan Analisis Manajemen Upaya Pelayanan Wajib
Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari – Agustus
2018

Telah menyelesaikan tugas laporan Analisis Manajemen Upaya Pelayanan Wajib


Puskesmas Lepo-Lepo dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

Kendari, November 2018

Mengetahui,

Pembimbing

dr. I PutuSudayasa, M.Kes


NIP. 19690730 200212 1 003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Analisis Masalah Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib P2M- Pengobatan
di Puskesmas Lepo-Lepo Periode Januari – Agustus 2018.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya
sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. I Putu
Sudayasa, M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah
dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Analisis Manajemen Upaya Pelayanan
Wajib Puskesmas Lepo-lepo ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya serta dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan
materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis
ucapkan terima kasih.

Kendari, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ .viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan Laporan ..................................................................... 3
D. Metode Penulisan .................................................................. 3
E. Manfaat.................................................................................. 3

BAB II ANALISIS SITUASI

1. Sosio- Demografis ............................................................. 4


2. Sosio- Geografis ................................................................ 4
3. Struktur Organisasi ............................................................ 5
4. Sumber Daya Kesehatan................................................... 6
5. Derajat Kesehatan Masyarakat ......................................... 7
6. Realisasi Pembiayaan Kesehatan................................. .... 8
7. Cakupan Pelayanan Kesehatan.................................. ...... 8
a. Upaya Kesehatan Wajib ..............................................
b. Upaya Kesehatan Pengembangan ..............................
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH

A. Identifikasi Masalah ............................................................... 38


B. Analisis Masalah dan Solusi .................................................. 39
1. SWOT ................................................................................ 39
2. Bone Fish .......................................................................... 41
3. Problem ............................................................................. 43
4. PEARL Faktor.................................................................... 44
5. Nilai Proriotas Masalah ...................................................... 45
C. Analisis Penyebab Masalah dengan PrioritasTertinggi .......... 46
D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan....................... 52

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................. 53
B. Saran ................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan 9
Tahun 2017.
Tabel 2. Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas 10
Lepo-Lepo Tahun 2017
Tabel 3. Sumber Daya Manusia Puskesmas Lepo- 18
Lepo
Tabel 4 Cakupan Upaya Kesehatan Ibu Anak Dan 23
Keluarga Berencana Puskesmas Lepo-Lepo
Bulan Januari – Agustus 2018
Tabel 5 Cakupan Pengendalian Penyakit Puskesmas 26
Lepo-Lepo Bulan Januari – Agustus 2018
Tabel 6 Cakupan Program Gizi Puskesmas Lepo- 32
Lepo Bulan Januari – Agustus 2018
Tabel 7 Analisis masalah Upaya Kesehatan Gizi, 38
Pengendalian Penyakit dan Pengobatan
Dasar di Puskesmas Lepo-lepo bulan Januari
– Agustus 2018
Tabel 8 Besar Masalah Terhadap Pencapaian 40
Program
Tabel 9 Tiga Faktor Tingkat Kegawatan 41
Tabel 10 Kegawatan Masalah 41
Tabel 11 Kriteria Kemudahan Penanggulangan 42
Tabel 12 Kemudahan Penanggulangan 43
Tabel 13 PEARL Factor 44
Tabel 14 Nilai Prioritas Masalah 45
Tabel 15 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah 47
Penemuan Kasus HT
Tabel 16 Paired Comparison 49
Tabel 17 Tabel Kumulatif dari Hail Comparison untuk 49
Penyelesaian Masalah
Tabel 18 Kriteria Mutlak 51
Tabel 19 Plain Of Action (POA) masalah di Puskesmas 52
Lepo-Lepo
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Lepo-lepo 6
Gambar 2 Peta wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo 9
Gambar 3 Cakupan Pengawasan Lingkungan 28
Perumahan
Gambar 4 Cakupan Angka bebas jentik 28
Gambar 5 Cakupan keluarga yang menggunakan 29
jamban sehat
Gambar 6 Cakupan keluarga yang mengakses air minum 29
menurut sumbernya
Gambar 7 Survey PHBS RT 30
Gambar 8 Penyuluhan penerapan KTR 31
Gambar 9 Penyuluhan PHBS di Posyandu 31
Gambar 10 PWS rawat jalan Poli umum 34
Gambar 11 PWS rawat jalan MTBs 35
Gambar 12 PWS rawat jalan Poli gigi 35
Gambar 13 PWS rawat inap 36
Gambar 14 PWS UGD 36
Gambar 15 PWS rujukan ke RS 37
.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan
modal setiap warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan
mencapai kemakmuran. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya jika dia berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan
merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara
layak.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga
negara memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan dasar, setiap individu bertanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas
harus melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus
manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai
upaya kesehatan secara bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala
dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat
diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-
A)”.
Untuk terselengaranya upaya kesehatan bermutu bagi masyarakat di
wilayah kerjanya, maka Tim Manajemen Puskesmas harus mampu bekerja
dengan baik dan profesional, dibawah koordinasi dan supervisi kepala
Puskesmas yang menjalankan fungsi kepemimpinannya yang baik dan tepat
sesuai situasi dan kondisi. Upaya kesehatan yang diberikan harus selalu
memperhatikan kepentingan, kebutuhan dan harapan masyarakat sebagai
konsumen eksternal, kepentingan dan kepuasan dari seluruh staf Puskesmas
sebagai konsumen internal, serta pemerintah daerah kabupaten/kota sebagai
pemilik/owner.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada laporan ini
adalah sebagai berikut:
1.
2.

C. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-
masalah yang ada pada upaya wajib Puskesmas Lepo- lepo dan menyusun
rencana usulan kegiatan Puskesmas secara sistematik berdasarkan
permasalahan yang ada di Puskesmas Lepo-lepo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pencapaian kegiatan Upaya Kesehatan Wajib P2M-
Pengobatan di Puskesmas Lepo-lepo.
b. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Lepo-lepo.
c. Untuk mengetahui penyebab masalah, besar masalah dan alternatif
pemecahan terhadap masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Lepo-Lepo.
d. Untuk menyusun rencana usulan kegiatan/ Plan Of Action (POA) di
Puskesmas Lepo-lepo Januari - Agustus 2018.

D. Metode Penulisan
Metode dalam pengumpulan data dalam Laporan Manajemen Upaya
Wajib Puskesmas Lepo-lepo ini yaitu dengan metode observasi, wawancara,
dan pengolahan data sekunder Program Upaya Wajib Puskesmas Lepo-lepo
periode Januari – Agustus 2018.

E. Manfaat
1. Manfaat praktis
a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan manajemen program upaya
wajib P2M-Pengobatan Puskesmas Lepo-lepo periode Januari - Agustus
2018.
b. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Puskesmas dan pelaksana
program upaya pengembangan mengenai prioritas masalah yang
ditemukan melalui analisis program sehingga menjadi bahan
pertimbangan arah kebijakan dan kegiatan.
2. Manfaat teknis
Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya
mengenai manajemenPuskesmas dan menjadi bahan rujukan bagi penulis
selanjutnya.
3. Manfaat bagi penulis
Menerapkan dan memperkaya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan manajemen Puskesmas.
BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Sosio-Demografis
1. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo pada
tahun 2017 sebanyak 23.211 yang tersebar di 4 kelurahan (Lepo-Lepo,
Wundudopi, Baruga, Watubangga). Distribusi penduduk per Kelurahan
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan tahun 2017
No Nama L P Jumlah Jiwa
Kelurahan
1 Lepo- lepo 2.461 2.641 5.102

2 Wundudopi 1.826 1.925 3.751

3 Baruga 4.661 4.279 8.940

4 Watubangga 2.706 2.712 5.418

Jumlah 11.654 11.557 23.211

Sumber: Data primer 2017


Berdasarkan tabel 1 terlihat jumlah penduduk terbanyak di Kelurahan
Baruga yaitu 8.940 jiwa dan yang paling sedikit di kelurahan Wundudopi
yaitu 3.751 jiwa.
2. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
sumber daya manusia. Di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo jumlah sarana
pendidikan terbagi: Taman Kanak-kanak (TK) berjumlah 13 sekolah,
Sekolah Dasar (SD) berjumlah 9 sekolah, SMP berjumlah 4 sekolah dan
SMA berjumlah 4 sekolah. Data lebih lengkap terlihat pada tabel jumlah
sekolah di wilayah Puskesmas Lepo-lepo tahun 2017.
b. Agama
Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat dilihat dari
banyanyaknya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut
data statistik tahun 2017 Penduduk Kecamatan Baruga sebagian besar
menganut agama Islam. Jumlah sarana ibadah dapat dilihat pada tabel 2
berikut :
Tabel 2. Sarana Tempat Ibadah di Wilayah Puskesmas Lepo-Lepo
Tahun 2017
Jenis Sarana
No Kelurahan Masjid Gereja
1. Lepo-lepo 8 1

2. Wundudopi 9 1
3. Baruga 14 2

4. Watubangga 10 0

Jumlah 41 4
Sumber: Data primer 2017

3. Keadaan Perilaku Masyarakat


a. Jaminan Kesehatan Prabayar
Saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan antara
lain Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat, BPJS Ketenagakerjaan yang
merupakan transformasi dari program Jamsostek serta BPJS Kesehatan
yang merupakan peleburan dari Askes dan Jamkesmas.
Pada tahun 2017 jumlah peserta BPJS (mandiri, PNS,
ketenagakerjaan, Jamkesda, KIS) adalah sebanyak 17810 peserta.
Jumlah peserta BPJS tersebut bukan hanya berasal dari wilayah
Puskesmas Lepo-lepo saja tapi juga berasal dari wilayah Puskesmas
lain tetapi mereka lebih memilih Puskesmas Lepo-lepo karena alasan
lebih mudah dijangkau dan dekat dengan jalan raya.
b. PHBS Masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan ada 4 faktor
yaitu: Perilaku, Pelayanan Kesehatan, Lingkungan dan Genetik. Dari 4
faktor tersebut factor perilaku merupakan factor yang besar
pengaruhnya terhadap masalah kesehatan oleh karena itu diharapkan
masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada tahun 2017 PHBS diambil di Kelurahan Watubangga. Dari
1137 Rumah Tangga yang dipantau yang dinyatakan sehat sebanyak
917 Rumah Tangga (80,68%). Ada 10 indikator dalam PHBS namun
mayoritas Rumah Tangga hanya memenuhi beberapa indikator hal ini
disebabkan karena tingkat pengetahuan, kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap kesehatan masih kurang, antara lain masih ada
yang menganggap jamban bukan merupakan kebutuhan yang penting
sehingga mereka membuang kotorannya disembarang tempat seperti di
kali atau di kebun sehingga dapat menularkan penyakit seperti Diare,
Cacingan dan lain-lain. Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan buruk
yang sulit untuk dihilangkan, dan sebagian besar rumah yang dilakukan
PHBS ada penghuni rumah yang mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah.

B. Sosio-Geografis
1. Keadaan dan Kondisi Geografis
a. Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (Lepo-Lepo, Wundudopi, Baruga,
Watubangga) yang merupakan wilayah administratif Kecamatan Baruga
b. Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c. Batas-batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan Wua-Wua dan Kecamatan Kadia
2) Sebelah timur : Kecamatan Poasia
3) Sebelah selatan : Kecamatan Konda (Kabupaten Konawe
Selatan)
4) Sebelah barat : Kecamatan Ranomeeto (Kab Konawe Selatan)
dan Kecamatan Mandonga Kota Kendari
d. Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e. Prasarana Transportasi : 75% jalan aspal dan 25% jalan berbatu

2. Keadaan Lingkungan
a. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan
beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan social sehingga
seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Syarat-syarat
rumah sehat antara lain : memiliki sarana air bersih, memiliki jamban
yang sehat, memiki tempat pembuangan sampah yang tertutup, ada
sarana pembuangan air limbah yang sehat, ventilasi dan jendela yang
cukup, atap lantai dan dinding kedap air serta kepadatan hunian rumah
sesuai dengan luas rumah.
Dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa jumlah rumah
yang diperiksa sebanyak 4406 dan rumah yang sehat sebanyak 3629
(82%).Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah
yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo kondisinya sudah cukup
memenuhi syarat-syarat kesehatan/mempunyai fasilitas sanitasi
kesehatan sesuai kriteria rumah sehat.
b. Akses Terhadap Air Bersih
Air merupakan sumber dari kehidupan manusia. Air yang tidak
sehat dapat menjadi perantara penyakit, oleh karena itu air harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan agar tidak mengganggu kesehatan
manusia antara lain tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna,
selain itu air juga tidak terkontaminasi oleh bakteri pathogen serta tidak
mengandung zat-zat kimia yang berbahaya dalam jumlah yang melebihi
ambang batas yang ditentukan.Untuk memenuhi kebutuhan akan air
bersih, masyarakat di wilayah Puskesmas Lepo-lepo mengakses air dari
berbagai sumber yaitu yang menggunakan sumur gali sebanyak 7628
(36,4%), sumur bor sebanyak 12768 (60,9%), dan PDAM sebanyak 570
(2,7%).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan air yaitu menggunakan
sumur bor. Banyaknya masyarakat memakai sumur bor dikarenakan
dalam pembuatan sumur bor tidak perlu lokasi yang luas serta air yang
dihasilkan banyak dan lebih jernih, selain itu 1 sumur bor juga dapat
memenuhi kebutuhan air untuk beberapa keluarga.
c. Jarak Air Minum dengan TPA Kotoran
Air yang kita konsumsi tiap hari harus terbebas dari kotoran
ataupun kuman oleh karena itu jarak antara sumber air minum (sumur
gali, sumur bor) dengan tempat kotoran minimal 10 meter. Pada tahun
2017 jumlah sarana yang aman jaraknya dari sumber pencemaran
sebanyak 476 (98,7%) dari 482 sarana sumur gali yang ada, sedangkan
untuk sumur bor yaitu 773 sarana semua jaraknya aman.
d. Ketersediaan Jamban
Jamban keluarga yang sehat harus memenuhi syarat antara lain :
tidak mencemari sumber air minum, tertutup (leher angsa) tidak berbau,
mudah dibersihkan, aman digunakan, ada pelindung yang kedap air,
penerangan dan ventilasi cukup, bebas serangga dan tikus serta
tersedia air bersih.
Pada tahun 2017 jumlah KK yang mempunyai jamban yang sehat
di wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo sebanyak 5264 (97,3%) . Ada
beberapa KK yang belum mempunyai jamban sehat hal ini disebabkan
karena mereka menganggap jamban belum merupakan suatu
kebutuhan, selain itu juga masih luas pekarangan rumah dan kebun
mereka sehingga mereka memanfaatkan kebun untuk membuang
kotoran (buang air besar
C. Struktur Organisas
Adapun struktur organisasi yang dimiliki puskesmas Lepo-lepo adalah sebagai berikut:

KEPALA PUSKESMAS
dr. Hasmirah

SEKRETARIS
Ahli

KEUANGAN SP2TP
F. Winarsih, A. MG Irawati B., S. Farm
Biwa, S. KM Teguh Adhiyaksa
Nudzul Asmawiyah, S. Lutfi
Kep
LABORATORI KARTU FARMASI POLI UMUM UGD POLI GIGI
UM Fitria RM., S. Nur Hikma, S. Farm, Zainal H, S.Kep., drg. Erni Surabi,
Hj. Hermawati KM Apt dr.Kiniati Dale Ns M.Kes
Haslinda Shesi Kuncara, Rusnayanti, S. Kep
Retsu S.Si.,Apt Tien Husaini
LM. Musrin, A. Muliana
MK Wasalangi, A. MK
Irwanto
PERKESMA P2M PROMKES KESLING GIZI KIA/KB
S Hayati, S. KM Fatimah, S.KM Mustajab Wa Ode Nursida, Ni Nyoman Sulastri,
Esri Toding, S. Sri Rahmawati, Suyono, S.KM S. KM Am.Keb
Kep S.KM Sarmila, AMG
Itayani, Ns
Linda, S. KM
Gambar 1. Struktur organisasi Puskesmas Lepo-Lepo
D. Sumber Daya Kesehatan
1. Puskesmas dan Jaringannya
Sarana Kesehatan yang berada di wilayah kerja Kecamatan Baruga
meliputi:
a. Sarana Kesehatan Pemerintah
1) Puskesmas
Puskesmas Lepo-lepo merupakan Puskesmas induk yang
membawahi 2 Puskesmas Pembantu yaitu Pustu Nanga-nanga dan
Pustu Allo Jaya serta mempunyai wilayah yang cukup luas sehingga
memerlukan sarana transportasi baik kendaraan roda 2 maupun roda
4 untuk kegiatan luar gedung maupun merujuk pasien. Sarana
transportasi (kendaraan dinas) yang digunakan diPuskesmas lepo-
lepo adalah kendaraan roda 4 berjumlah 2 unit dan kendaraan roda 2
berjumlah 13 unit.
2) Rumah Sakit
Rumah Sakit yang ada di wilayah Kecamatan Baruga adalah
Rumah Sakit Propinsi Kendari yang merupakan rumah sakit negeri
kelas B. Rumah Sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit ini juga menampung
pelayanan rujukan dari Rumah Sakit Kota/Kabupaten.Rumah Sakit
Propinsi terletak di Kelurahan Watubangga Kecamatan Baruga.
b. Sarana Kesehatan Swasta
1) Rumah Sakit Umum : ada 2 yaitu Rumah Sakit Hati Mulia yang
terletak di Kelurahan Wundudopi dan Rumah Sakit Dewi Sartika yang
terletak di Kelurahan Watubangga.
2) Rumah Bersalin: 2 Unit, yang berlokasi di Kelurahan Lepo-lepo dan
KelurahanBaruga.
3) Praktek dokter berkelompok: 1 Unit, berlokasi di Kelurahan Lepo-
lepo.
4) Praktek dokter perorangan : 5 unit

2. Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


a. Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu
merupakan UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu
menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yang dikenal dengan
istilah sistem 5 meja. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu
Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo
adalah sebanyak 18 Posyandu Balita. Dari 18 Posyandu tersebut yang
masuk dalam kriteria madya berjumlah 1 Posyandu, Purnama 6
Posyandu dan Mandiri sebanyak 11 Posyandu. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui bahwa hampir semua Posyandu di wilayah
Puskesmas Lepo-lepo sudah masuk strata yang diharapkan yaitu
Purnama dan Mandiri (17 Posyandu). Posisi strata tersebut harus
dipertahankan agar tidak turun statusnya dengan cara meningkatkan
jumlah kunjungan Balita di Posyandu serta mempertahankan dan
meningkatkan jumlah kader yang aktif di Posyandu.
b. Polindes
Jumlah Polindes yang ada di wilayah Puskesmas Lepo-lepo
adalah 2 buah yaitu di Kelurahan Baruga 1 sarana dan di Kelurahan
Watubangga 1 sarana akan tetapi sarana tersebut kurang berfungsi
karena masyarakat lebih cenderung untuk datang di Puskesmas
daripada di Polindes karena mereka merasa pelayanan di Puskesmas
lebih lengkap serta jarak ke Puskesmas juga tidak terlalu jauh.
c. Desa Siaga
Desa siaga merupakan suatu konsep peran serta dan
pemberdayaan masyarakat di tingkat Desa/Kelurahan, disertai dengan
pengembangan kesiagaan dan kesiapan masyarakat untuk memelihara
kesehatannya secara mandiri. Tujuan desa siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap
permasalahan kesehatan di wilayahnya.Semua Kelurahan di wilayah
Puskesmas Lepo-lepo (4 Kelurahan) sudah masuk Kelurahan siaga. Di
setiap Kelurahan masing-masing ada 2 bidan kelurahan yang siap
membantu masyarakat terutama ibu hamil dan melahirkan serta
pelayanan KB. Disamping itu ada juga kader kesehatan yang membantu
Bidan Desa/Kelurahan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
program kesehatan seperti pendataan dan posyandu.
3. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, maka
tenaga kesehatan yang ada harus memadai jumlahnya. Di Puskesmas
Lepo-lepo setiap tahun hampir selalu ada penambahan jumlah pegawai baik
pegawai titipan maupun pegawai tetap. Selain itu tenaga sukarela juga
semakin bertambah banyak setiap tahunnya.Jumlah tenaga kesehatan yang
bertugas di Puskesmas Lepo-lepo pada tahun 2017 sebanyak 97 orang
dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 3. Sumber Daya Manusia Puskesmas Lepo-Lepo


No Jenis Tenaga Status Jumlah

PNS Honor Sukarela

1. Dokter Umum 3 - - 3
2. Dokter Gigi 1 - - 1
3. Sarjana Keperawatan 9 - 11 20
4. Sarjana Kesehatan 17 - 1 18
5. Masyarakat 3 - - 3
6. Sarjana Kebidanan 1 - - 1
7. Sarjana Kesehatan 2 - - 2
8. Lingkungan 16 - 18 34
9. Apoteker 17 - 12 29
10. Ahli Madya Keperawatan 3 - 2 5
11. Ahli Madya Kebidanan 1 - 1 2
12. Ahli Madya Gizi 1 1 1 3
13. Ahli Kesehatan Lingkungan 9 - - 9
14. Ahli Madya Analis Kesehatan 2 - - 2
15. Perawat 4 - - 4
16. Perawat gigi 1 - - 1
17. Bidan 2 - - 2
18. SPAG 1 - - 1 n
19. SPPH 3 2 - 5
20. SMF 1 - - 1
21. Tenaga Administrasi - 2 - 2
22. Sopir - 1 - 1
23 Petugas Kebersihan - - -
Tukang Masak dan Tukang
cuci
SMU
Jumlah 97 6 46 149
Sumber: Data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pegawai yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 97 orang, tenaga honorer
sebanyak 6 orang, dan tenaga sukarela sebanyak 46 orang. Menurut jumlah
kebutuhan dokter umum yang ada per jumlah penduduk (20981) maka
kebutuhan dokter umum seharusnya berjumlah 4, sedangkan yang ada
hanya 3 dokter umum berarti masih kurang 1 dokter umum. Sedangkan
untuk tenaga paramedik sudah cukup banyak bahkan cenderung sudah
lebih dari jumlah yang dibutuhkan.

E. Derajat Kesehatan Masyarakat


1. Penyakit Menular
a. Penyakit Malaria
Wilayah Puskesmas Lepo-lepo sebagian masih berupa
semak/hutan yang memungkinkan tempat perindukan Nyamuk
Anopheles yang menularkan penyakit Malaria. Selain itu, mobilitas
yang tinggi juga mempengaruhi penyebaran penyakit Malaria.Pada
tahun 2017 tidak ada kasus penyakit Malaria yang dilaporkan.
b. Penyakit TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru.
Kematian akibat TB paru umumnya karena gagal pengobatan karena
kurangnya pengertian mengenai TBC, faktor ekonomi, pengobatan
yang tidak teratur, adanya penyakit penyerta, serta kebiasaan
merokok dan gizi penderitanya yg kurang.
Pada tahun 2017 jumlah seluruh kasus TB dan TB anak
sebanyak 76 orang dan jumlah kasus baru positif BTA (+) sebanyak
43 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut maka
dilakukan pemberian pengobatan secara rutin selama 6 bulan kepada
semua pasien BTA (+) yang diawasi oleh pengawas minum
obat/orang terdekat agar penderita teratur/tidak lupa dalam
mengkonsumsi obat tersebut.
c. Penyakit HIV/Aids
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran Virus HIV/Aids
terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu melalui hubungan seks
yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat penggunaan
narkoba. Di Wilayah Puskesmas Lepo-lepo pada tahun 2017 tidak
ditemukan kasus HIV/Aids.
d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut
ISPA merupakan terjadinya infeksi yang parah pada bagian
sinus, tenggorokan, saluran udara atau paru-paru.Lebih sering
disebabkan oleh virus.Seseorang bisa tertular apabila menghirup
udara yang mengandung virus atau bakteri yang dikeluarkan dari
bersin atau batuk penderita ISPA. Di Puskesmas Lepo-lepo penyakit
Ispa merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat dan
kasusnya tinggi menempati nomor 1 dari 20 besar penyakit
terbanyak. Pada tahun 2017 Jumlah penderita penyakit Ispa
sebanyak 3907 orang.
e. Penyakit Kusta
Penyakit kusta disebabkan karena infeksi bakteri. Penyakit
kusta dapat menular tetapi penularannya tidak mudah dengan cara
lewat lendir atau cairan dari hidung atau mulut jika terlalu sering
kontak dan berkali-kali.
Di Puskesmas Lepo-lepo pada tahun 2017 jumlah penderita
kusta yang ditangani sebanyak 3 orang dan termasuk kusta basah.
Faktor yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit Kusta tersebut
dapat disebabkan karena kondisi sanitasi lingkungan yang buruk
seperti kamar tidur kurang cahaya/lembab dan kotor, kurang air
bersih serta asupan gizi yang kurang disamping juga karena
kekebalan tubuh yang rendah sehingga mudah tertular.
2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas atau
ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit tersebut
antara lain:
a. Polio
Penyakit Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus Polio. Virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan
makanan, air atau tangan yang terkontaminasi. Langkah terbaik
pencegahan Polio adalah dengan vaksinasi atau imunisasi Polio.Pada
tahun 2017 dilaporkan tidak ada kasus Polio di wilayah Puskesmas
Lepo-lepo.
b. Campak
Virus campak akan dikeluarkan saat bersin atau batuk dan
akan menular bagi yang menghirup cairan tersebut. Campak lebih
sering menimpa anak balita.Vaksin campak adalah MMR ketika anak
berusia 15 bulan dan pada umur 5-6 tahun.Pada tahun 2017 di
wilayah Puskesmas Lepo-lepo jumlah kasus penyakit Campak yang
dilaporkan sebanyak 19 pasien.
c. Difteri
Penyakit Difteri menyerang selaput lendir pada hidung serta
tenggorokan dan terkadang dapat mempengaruhi kulit.Penyakit ini
sangat menular dan termasuk infeksi serius yang dapat mengancam
jiwa jika tidak segera ditangani.Untuk wilayah Puskesmas Lepo-lepo
tidak ditemukan kasus penyakit Difteri yang dilaporkan pada tahun
2017.
d. Pertusis
Pertusis merupakan infeksi saluran pernafasan yang ditandai
dengan batuk keras dan tidak terkontrol yang menyebabkan kesulitan
bernafas.Penyakit ini sangat menular melalui percikan ludah saat
batu, bersin atau bicara. Pada tahun 2017 di wilayah Puskesmas
Lepo-lepo tidak ditemukan kasus penyakit Pertusis.
e. Hepatitis B
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan
menyerang hati.Hepatitis B dapat menular melalui darah dan cairan
tubuh misalnya sperma dan cairan vagina.Wilayah Puskesmas Lepo-
lepo pada tahun 2017 tidak ada kasus Hepatitis B yang dilaporkan.
3. Penyakit Berpotensi KLB/Wabah
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar luas di
seluruh wilayah tanah air.Penyakit ini sering muncul sebagai KLB
dengan angka kesakitan dan kematian relative tinggi.Angka Insiden
DBD secara nasional bergerak fluktuasi dari tahun ke tahun. Upaya
pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakkan potensi
masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan sarang
nyamuk (PSN-DBD) dengan 3 M yaitu menguras, menutup, dan
menimbun barang-barang bekas yang dapat menjadi tempat
bertelurnya nyamuk, pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta
pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Selama kurun waktu tahun 2017 di wilayah Puskesmas Lepo-lepo
ditemukan jumlah kasus DBD sebanyak 44 orang.
b. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit yang berpotensi terjadinya
KLB atau Wabah. Kasus Diare di wilayah Puskesmas Lepo-lepo
tahun 2017 relatif cukup tinggi yaitu 872 orang. Hal ini
dimungkinkan karena kebiasaan masyarakat yang kurang menjaga
kebersihan seperti tidak mencuci tangan dengan sabun ketika
hendak memegang makanan, tidak mempunyai jamban yang sehat,
serta untuk anak-anak karena kebiasaan jajan yang kurang higienis
di sekolah serta tangan yang kotor saat memegang makanan.
c. Filariasis
Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
vector yaitu nyamuk.Pada tahun 2017 tidak ada kasus Filariasis yang
ditemukan di Puskesmas Lepo-lepo.
4. Penyakit Tidak Menular
a. Hipertensi
Jumlah Penderita Hipertensi yang dilaporkan di Puskesmas
Lepo-lepo pada tahun 2017 sebanyak 626 Orang. Banyaknya kasus
Hipertensi tersebut disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat
seperti kurang berolah raga, makan makanan cepat saji, serta stress,
selain itu juga ada penderita Hipertensi bawaan.
b. Diabetes Melitus
Diabetes adalah penyakit jangka panjang yang ditandai
dengan kadar gula darah yang sangat tinggi. Pada tahun 2013
penderita. Diabetes di Indonesia diperkirakan 8,5 Juta dengan
rentang usia 20-79 tahun. Penderita Diabetes yang dilaporkan
Puskesmas Lepo-lepo tahun 2017 sebanyak 286 orang.Kebanyakan
penderita tersebut karena keturunan, pola makan yang tidak sehat
dan olah raga kurang, serta stress yang dideritanya.
c. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Jumlah kasus PJK di Puskesmas Lepo-lepo tahun 2017
tercatat sebanyak 129 penderita. Kebanyakan penderita karena
keturunan, hipertensi maupun kebiasaan merokok yang berlebihan.
Oleh karena itu perokok harus menyadari bahwa kebiasaan merokok
itu merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga
kebiasaan tersebut harus cepat dihentikan.
d. Survailans Penyakit Tidak Menular
Adapun survailans penyakit tidak menular di Puskesmas Lepo-lepo
tahun 2017 adalah:
Tabel 4. Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas
Lepo-lepo Tahun 2017

No Nama Penyakit Jumlah Penderita

Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 Hipertensi 170 284 454
2 Penyakit Jantung 3 2 5
Koroner
3 Gagal Jantung 1 3 4
4 Diabetes Melitus 86 98 184
5 Obesitas 0 2 2
6 Penyakit Tyroid 2 9 11
7 Stroke 16 14 30
8 Asma Bronchial 25 87 112
9 PPOK 27 27 54
10 Osteoporosis 2 5 7
11 Gagal Ginjal Kronis 0 2 2
12 Tumor Payudara 0 10 10
13 Cedera Akibat KLL 82 76 158
14 Cedera Akibat 0 1 1
KDRT
15 Cedera Akibat Lain 3 2 5
Jumlah 417 622 1039

Sumber Data: Data Sekunder Tahun 2017

F. Realisasi Pembiayaan
Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan oleh
pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara
lain sebagai berikut.

a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah


b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri.
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan
yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber
pembiayaan antara lain sebagai berikut.
1) Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
2) Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan
pemerintah kabupaten atau kota setempat
3) Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam,
yakni dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran
rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD Kabupaten/Kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk
beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah Kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan
dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pada tahun 2017 jumlah peserta BPJS (mandiri, PNS, ketenagakerjaan,
Jamkesda, KIS ) adalah sebanyak 17810 peserta. Jumlah peserta BPJS
tersebut bukan hanya berasal dari wilayah Puskesmas Lepo-lepo saja tapi
juga berasal dari wilayah Puskesmas lain tetapi mereka lebih memilih
Puskesmas Lepo-lepo karena alasan lebih mudah dijangkau dan dekat
dengan jalan raya.

G. Cakupan Pelayanan Kesehatan


1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
a. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
Program Kesehatan Ibu anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
merupakan salah satu dari 5 program pokok puskesmas yang
bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta
mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien meliputi pelayanan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan,
keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi,
bayi dan balita.
Adapun indikator program KIA-KB yang dilaksanakan di
Puskesmas Lepo-Lepo adalah Cakupan Bumil (K1), K4, Bumil Resti,
Bulin Resti, Nifas, Neonatus (KN1), Neonatus (KN lengkap),
Neonatus Resti, Pelayanan Bayi, Balita, KB Baru, KB Aktif. Dari
semua indikator program yang dilaksanakan, untuk bulan Januari-
Agustus 2018 program K1, K4, Bumil Resti, Nifas lengkap, Neonatus
(KN lengkap), Pelayanan Bayi, dan FE3 belum memenuhi target.

Tabel 4. Cakupan Upaya Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga


Berencana Puskesmas Lepo-lepo Januari - Agustus 2018

1. Cakupan K1
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas

% komulatif 59.1 60.3 66.6 59.6 64.6


% Bulan ini 10.6 10.7 10.5 9.6 10.2
% Bulan Lalu 11.9 9.9 9.7 10.9 9.9

2. Cakupan K4
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 66.8 60.5 57.2 62.2 63.8
% Bulan ini 11.8 9.2 8.4 10.8 11.1
% Bulan Lalu 11.5 8.4 8.9 9.5 10.4

3. Cakupan Bumil Resti


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 54.1 50 98.9 73 62.7
% Bulan ini 12.5 11.1 9.3 7.7 9.6
% Bulan Lalu 7.7 5.3 6.5 3.6 9.5

4. Cakupan Persalinan Nakes


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 69.8 66.7 66.5 66.4 67.4
% Bulan ini 10.3 6.4 9 9.7 9.4
% Bulan Lalu 11.9 9.6 9 8.2 9.5

5. Cakupan Nifas (KF 1)


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 66.8 66.1 68 62.8 66.8

% Bulan ini 11.5 11.1 11.8 10.9 11.9


% Bulan Lalu 10.7 10.9 9.7 12.5 10.5

6. Cakupan Nifas (KF lengkap)


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 59.5 60.2 61.9 58.2 66.4
% Bulan ini 12.4 11.3 10.7 10.1 9.6
% Bulan Lalu 11.1 10.7 9.5 7.4 9.5

7. Cakupan Neonatus (KN1)


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 69.8 66.6 66 67.1 67.2
% Bulan ini 10.3 6.4 9.2 9.7 9
% Bulan Lalu 10.8 10.2 7.2 8.2 8.5

8. Cakupan Neonatus (Lengkap)


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 66.8 65.5 68.1 66.2 65
% Bulan ini 10.3 7.5 8.8 13.4 10.1
% Bulan Lalu 9.4 9.7 7.3 11.7 7.1

9. Cakupan Neonatus (PKN)


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas

% komulatif 52 57 64.7 75 66.5


% Bulan ini 10.5 11.4 8.8 12.7 10.3
% Bulan Lalu 10.1 11.3 8.2 9.8 8

10. Cakupan Bayi 29-59 Bulan


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 53.1 67 67.8 66.9 65

% Bulan ini 5.4 5.3 6.2 8.8 6.5


% Bulan Lalu 10.3 8.6 9 8.1 9.1

11. Cakupan Anak Balita


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 66.7 63.5 66.6 66.8 6.9
% Bulan ini 8.9 4.3 9.2 5.3 7.3
% Bulan Lalu 6.5 3 8.2 3.8 66.7

12. Cakupan KB aktif


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 50 51.7 60 51.3 54.5
% Bulan ini 5.9 6.3 9.2 5.9 7.2
% Bulan Lalu 6.2 6.9 9.6 6.8 7.7

13. Cakupan Asi Ekslusif


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 68.6 68.8 67.9 69.8 68.4
% Bulan ini 10.9 11.4 11.5 10.2 11.5
% Bulan Lalu 9.2 11.1 11.2 9.8 10.1

14. Cakupan FE3


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 66.7 61 65.8 62.1 64.7
% Bulan ini 11.7 9.1 9.6 10.2 10.1
% Bulan Lalu 10.6 9.6 8.9 10 9.6

15. Cakupan FE1


Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 68.9 65.1 67.8 69.9 68.4
% Bulan ini 11.2 11 11.8 11.5 10.3
% Bulan Lalu 9.6 9.3 10.6 10.2 9.6
16. Cakupan HB0
Lepo-lepo Wundudopi Baruga Watubangga Puskesmas
% komulatif 69.3 66 68.7 66.2 69.2
% Bulan ini 9.6 8.9 9.5 10.3 9.5
% Bulan Lalu 10.2 9.5 9 9.5 9
b. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular
merupakan program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi
(misalnya TB, DBD, Kusta, dll). Tujuan dari program P2M ini yaitu
untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat
penyakit menular.
Adapun indikator program pencegahan dan pengendalian penyakit
menular di Puskesmas Lepo-Lepo adalah HB 0, BCG, DPT HB-1,
DPT HB-2, DPT HB-3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, IPV,Campak,
Diare, ISPA, DBD. Indikator untuk Penyakit tidak menular adalah
penemuan kasus HT, penemuan kasus DM, Sekolah berKTR, dan
pelayanan posbindu.
Dari semua indikator program yang dilaksanakan pada bulan
Januari-Juni 2018 sebagian besar sudah memenuhi target, namun
masih ada beberapa indikator yang masih belum mencapai target
yaitu: TD1, TD2 dan Penemuan kasus HT. Untuk itu diharapkan tiap
program dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan indikator
program yang belum tercapai, meningkatkan kerjasama antar
pelaksana program, lintas program dan lintas sectoral dan diharapkan
dapat tercapai hingga akhir tahun nantinya.

Tabel 5. Cakupan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular


Puskesmas Lepo-lepo Januari - Agustus 2018

Kasus DBD Lepo- Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas


lepo
% Bulan lalu 9.5 9.3 9.4 9.5 9.8
% Bulan ini 10.4 10.6 10.4 105 10.9
% Kumulatif 71.5 71.9 70.9 71 72.1
TB BTA + Lepo- Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
lepo
% Bulan lalu 9.5 9.3 9.4 9.5 9.8
% Bulan ini 10.4 10.6 10.4 105 10.9
% Kumulatif 71.5 71.9 70.9 71 72.1

TB BTA - Lepo- Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas


lepo
% Bulan lalu 9.5 9.3 9.4 9.5 9.8
% Bulan ini 10.4 10.6 10.4 105 10.9
% Kumulatif 71.5 71.9 70.9 71 72.1

Kasus Diare Lepo- Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas


lepo
% Bulan lalu 9.5 9.3 9.4 9.5 9.8
% Bulan ini 10.4 10.6 10.4 105 10.9
% Kumulatif 71.5 71.9 70.9 71 72.1

Kasus Lepo- Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas


ISPA lepo

% Bulan lalu 9.1 9.3 9 9.2 9.5


% Bulan ini 10.5 10.2 10.8 10.7 11.2
% Kumulatif 77.8 78 77.5 77.6 78

c. Kesehatan Lingkungan
Program Kesehatan lingkungan adalah program pelayanan
kesehatan lingkungan. Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan
bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar
dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan risiko kejadian
yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju
derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik. Adapun
indikator program Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan di
Puskesmas Lepo-Lepo adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan; Penyehatan
Perumahan dan Pemukiman
a) Pengawasan Lingkungan Perumahan
b) Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA)
c) Pengawasan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
d) Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
2) Peningkatan kualitas air
a) Survailan Sarana Air Bersih (Hasil Inspeksi Sanitasi SAB)
b) Pengawasan Kualitas Air (Hasil Pemeriksaan Lab)
c) Perbaikan Kualitas Air (Kapurisasi)
d) Penyuluhan Air Bersih
e) Klinik Sanitasi
3) Pengendalian vektor
a) Survai Jentik dan Abatisasi Selektif
b) Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
4) Kegiatan upaya kesehatan lingkungan (UKL)
a) Pengawasan TTU dan TPM
b) Pembinaan Institusi
Dari semua indikator program yang dilaksanakan, untuk bulan
Januari-Agustus 2018 pengendalian vektor survey jentik belum
memenuhi target.

Grafik Cakupan PWS Kesehatan Lingkungan Puskesmas Lepo-Lepo


Januari-Agustus 2018
55% 58% 53%
60% 46%
40%
20% 1.70%2.20%3.20%5.70% MS
0%
TMS

Gambar 3.Cakupan Pengawasan Lingkungan Perumahan

55% 57% 55% 55%


60%
40%
20% 2% 2% 1% 3% TDK ADA
0% JENTIK
ADA JENTIK

Gambar 4. Cakupan Angka Bebas Jentik


80% 56% 60% 57% 58%
60%
40% LEHER
20% 0% 0% 0% 0% ANGSA
0% CEMPLUNG

Gambar 5. Cakupan Keluarga yang Menggunakan Jamban Sehat

57 60 54 58
60
50
40
30
20 11 S.BOR
10 00 00 00
0 SGL
AIR GALON

Gambar 6. Cakupan Keluarga yang Mengakses Air Minum Menurut


Sumbernya

d. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan masyarakat adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan,
kelompok, dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka
jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan
advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat
untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya.
Tujuan dari promosi kesehatan itu sendiri adalah tercapainya
perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Adapun indikator program
promosi kesehatan yang dilaksanakan di puskesmas Lepo-Lepo adalah
a) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
b) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
c) Posyandu, Posbindu, dan Posyandu Lansia
d) Pembinaan Kelurahan Siaga Aktif
Dari semua indikator program yang dilaksanakan, untuk bulan
Januari-Agustus 2018 sudah memenuhi target.
Grafik Cakupan PWS Promkes Puskesmas Lepo-Lepo Januari-
Agustus 2018
6000

4000
2104
2000
0
0 0
0
Juml.
Rmh
Rumah Sehat
disurvey Tidak Sehat

Juml. Rumah Rmh disurvey Sehat Tidak Sehat


Baruga 2104 0 0 0
Lepo-Lepo 1096 500 450 50
WTB 1310 0 0 0
WDP 630 0 0 0
Pusk 5140 0 0 0

Gambar 7. Survey PHBS Rumah Tangga


20
20
15 13

10 7 7 JUMLAH
5 4 SEKOLAH
5 2
0 10 10 JML SEKOLAH
0 BER PHBS

Gambar 8. Penyuluhan Penerapan KTR

20 18
15
10
5 111111111111111111
0
Kemala…
Latjinta II

Mekar
Mekar
GBI
Pelangi
Anggrek
Bougenvill

Nanga-Nanga
Beringin
Nusa Indah

Elektrik
Teratai
Kamboja

Sanggoleo

Bukit Indah
Bukit Seruni

LEPO-PEPO BARUGA
WATUBANGGA WUNDUDOPI
Gambar 9. Penyuluhan PHBS di Posyandu
e. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Perbaikan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk
mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan
terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat. Tujuan dari program ini yaitu menanggulangi masalah
gizi dan status gizi masyarakat.
Adapun indikator program yang di laksanakan di Puskesmas Lepo-
Lepo yaitu D/S, pemberian tablet Fe, pemberian vitamin A (usia 6-11
bulan), N/S, MP ASI, perawatan balita gizi buruk. Untuk indikator yang
sudah mencapai target yaitu N/S dan pemberian vit. A, sedangkan yang
lainnya belum mencapai target. Untuk itu diharapkan tiap program dapat
meningkatkan kinerja dalam melaksanakan indikator program yang belum
tercapai, meningkatkan kerjasama antar pelaksana program dan lintas
sektoral.
Tabel 6. Cakupan Program Gizi Puskesmas Lepo-lepo Januari -Agustus
2018
1. Cakupan ASI Esklusif
Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 10.9 9.8 10.5 10.8 9.3
% Bulan ini 11.2 10.5 10.9 11.5 11.2
% Kumulatif 69 68.9 69.2 69 69.22

2. Cakupan Tablet Fe
Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 9.3 9.5 9.9 9.5 9.9
% Bulan ini 10.5 11 10.9 10.7 11.3
% Kumulatif 63 62.9 62.6 62.9 63.48

3. Cakupan Balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D)


Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 10.5 9.9 9.9 10.7 10.8
% Bulan ini 11.3 11.5 11 11.5 11.8
% Kumulatif 69.6 69.5 70 69.8 70.2

4. Cakupan N/S
Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 9.3 9.5 9.9 9.5 9.9
% Bulan ini 10.5 11 10.9 10.7 11.3
% Kumulatif 65.6 65.9 66.3 65.9 66

5. Cakupan D/S
Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 9.3 9.2 9.5 9.5 9.7
% Bulan ini 10.5 10.5 10.9 10.7 10.9
% Kumulatif 65.6 65.9 66.3 65.9 66.58

6. Cakupan komulatif Vit. A Bufas


Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 9.3 9.5 9.9 9.5 9.9
% Bulan ini 10.5 11 10.9 10.7 11.3
% Kumulatif 63 62.9 62.6 62.9 66

7. Cakupan Balita Gizi Buruk


Lepo-lepo Wundudopi Watubangga Baruga Puskesmas
% Bulan lalu 9.3 9.2 9.4 9.2 9.5
% Bulan ini 10.5 11 10.9 10.7 11.5
% Kumulatif 66.8 66.9 67 66.8 67

f. Cakupan Pengobatan Dasar


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh
dokter berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis
dan pemeriksaan. Tujuan pengobatan yaitu untuk meningkatkan
dderajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia.
Indikator program Pengobatan Dasar di Puskesmas Lepo-lepo
meliputi Rawat Jalan Poli Umum, Rawat Jalan MTBs, Rawat Jalan Poli
Gigi, Rawat Jalan Puskel, Rawat Inap, UGD, Rujukan ke RS, Poned
dan Kunjungan Laboratorium. Dari semua indicator program yang
dilaksanakan pada bulan januari-agustus 2018 sebagian besar sudah
memenuhi target, kecuali rawat jalan poli gigi yang belum memenuhi
target.

Grafik Cakupan PWS Pengobatan Dasar Puskesmas Lepo-Lepo


Januari-Agustus 2018
%Kumulatif
66

65.9

65.8 65.8 65.8

Gambar 10. Pws Rawat Jalan Poli Umum

66
66
65.95 65.9
65.9
65.85 65.8 65.8 65.8
65.8
65.75
65.7

Gambar 11. Pws Rawat Jalan MTBs


66

65.95

65.9

65.85

65.8 %Kumulatif

65.75

65.7

Gambar 12 . Pws Rawat Jalan Poli Gigi

66

65.9
Axis Title

%Kumulatif, 66
65.8

65.7

Axis Title

Gambar 13. Pws Rawat Inap


%Kumulatif

66

65.9

65.8 65.8 65.8

Gambar 14. Pws UGD

66
65.95
65.9
Axis Title

65.85
65.8
65.75
65.7

Axis Title

Gambar 15. Pws Rujukan ke RS

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Puskesmas dapat menambah pelayanannya dengan melaksanakan
UKM pengembangan bila UKM esensial telah dapat dilaksanakan. UKM
Pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Lepo-lepo,
merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan/ atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas masalah
kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia. UKM-Pengembangan (UKM-P) di puskesmas Lepo-lepo terdiri
dari:
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
c. Upaya Kesehatan Jiwa
d. Upaya Kesehatan Mata
e. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
f. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
g. Upaya Kesehatan Olahraga
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di
puskesmas Lepo-lepo dilaksanakan dalam bentuk:
a. Pelayanan satu hari (One Day care)
b. Rawat Inap sesuai kebutuhan Pelayanan Kesehatan
c. Kunjungan Rumah (Home Care/Home Visite)
d. Pelayanan UGD Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam
e. Laboratorium
f. PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar)
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Identifikasi Masalah
1. Analisis Masalah
Analisis masalah di Puskesmas Lepo-Lepo pada bulan Januari-
Agustus tahun 2018 terdiri dari 23 indikator dengan terbagi atas 2 upaya
kesehatan wajib, yaitu Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular dan Pengobatan Dasar. Dari hasil pengumpulan dan analisis data,
diketahui pencapaian kinerja Puskesmas dan identifikasi masalah yang
ditemui. Untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi masalah, dapat
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokan menurut
jenis upaya, target, pencapaian dan masalah yang ditemukan (selisih antara
target dan pencapaian). Adapun analisis masalah Puskesmas Lepo-Lepo
Bulan Januari - Agustus Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel.
Tabel . Analisis masalah Program Pencegahan dan Pengendalian Pnyakit
Menular dan Pengobatan Dasar di Puskesmas Lepo-lepo bulan
Januari – Agustus 2018

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular

No Kegiatan Indikator Target (%) Pencapaian (%) Selisih (%)

1 Penemuan Kasus Diare 66 72,1 0

2 Penemuan Kasus ISPA 66 78 0

Pengobatan Dasar

17 Rawat jalan poli umum 65,33 66,58 0

18 Rawat jalan MTBS 65,33 66 0


19 Rawat jalan poli gigi 65,33 70,2 0

20 Rawat jalan puskel 65,33 67 0

21 Rawat inap 65,33 63,48 1,85

22 UGD 65,33 72 0

23 Rujukan ke RS 65,33 69,22 0

22 Poned 66 67 0

23 Kunjungan laboratorium 66 66,75 0

B. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah berdasarkan pada penentuan NPD dan NPT
program yang telah dijalankan yang ditentukan melalui nilai dari 4 Kriteria
(besar masalah, kegawatan masalah, kemudahan masalah, dan ketentuan
PEARL Factor). Dalam Analisa Penyebab Masalah dilakukan analisis secara
individu oleh seorang dokter muda.
1) Besar Masalah (Kriteria A)
Besar masalah ditentukan berdasarkan selisih antara target program
dan pencapaian (cakupan) program yang telah dijalankan menggunakan
rumus sebagai berikut :
a. Rumus penentuan jumlah kelas:
𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 1 + 3,3 log 𝑛
Dengan demikian,
Jumlah kelas = 1+ 3,3 log 23 = 5,62 = 6
b. Rumus penentuan interval:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Interval = 3,3-0 / 6 = 0,55


Tabel 8. Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program

KRITERIA A
0 0.56 1.12 1,68 2,24 2,8
No. KEGIATAN/INDIKATOR - - - - - -
TOTAl
0.55 1,11 1,67 2,23 2,79 3,3
1,67 3,34 5.01 6,68 8,35 10
Program KIA-KB
1 K1 x 3,34
2 K4 x 6,68
3 Bumil Resti x 10
4 Persalinan Nakes X 1,67
5 Nifas (KF1) X 1,67
6 Nifas (KF Lengkap) X 1,67
7 Neonatus (KN1) X 1,67
8 Neonatus (Lengkap) X 3,34
9 Neonatus (PKN) X 1,67
10 Bayi 29-59 bulan X 3,34
11 Anak Balita X 1,67
12 KB Aktif X 1,67
13 Asi Ekslusif X 1,67
14 FE1 X 1,67
15 FE3 X 6,68
16 HB0 X 1,67
Program Gizi
17 D/S X 1,67
18 N/S X 1,67
19 Kasus balita gizi buruk X 1,67
20 FE3 Ibu hamil X 1,67
21 Vitamin A X 6,68
22 Asi Ekslusif X 1,67
23 Vitamin A Bufas X 1,67
2) Kegawatan Masalah (Kriteria B)
Merupakan hasil rata-rata pengambilan suara dari 2 anggota
kelompok mengenai 3 faktor tingkat kegawatan dengan bobot nilai:
Tabel 9. Tiga Faktor Tingkat Kegawatan
Nilai Keganasan Nilai Biaya Nilai Urgensi
5 Sangat Ganas 5 Sangat Murah 5 Sangat Mendesak

4 Ganas 4 Murah 4 Mendesak


3 Cukup Berpengaruh 3 Cukup Murah 3 Cukup Mendesak

2 Kurang Ganas 2 Mahal 2 Kurang Mendesak

1 Tidak Ganas 1 Sangat Mahal 1 Tidak Mendesak

Tabel 10. Kegawatan Masalah


Kriteria B
No Kegiatan Indikator Total
Keganasan Biaya Urgensi
Program KIA-KB
1 K1
1 5 3 9
2 K4
2 5 5 12
3 Bumil Resti
4 3 5 12
4 Persalinan Nakes
3 4 5 12
5 Nifas (KF1)
2 4 4 10
6 Nifas (KF Lengkap)
2 3 5 10
7 Neonatus (KN1)
3 4 5 12
8 Neonatus (Lengkap)
3 3 5 11
9 Neonatus (PKN) 2 4 3 7

10 Bayi 29-59 bulan 2 4 4 10

11 Anak Balita 2 5 3 10

12 KB Aktif 3 3 4 10

13 Asi Ekslusif 4 5 5 14

14 FE1 3 4 4 11

15 FE3 4 4 4 12

16 HB0 3 4 4 11

Program Gizi

17 D/S 1 5 2 8

18 N/S 1 5 3 9

19 Kasus balita gizi buruk 4 4 5 13

20 FE3 Ibu hamil 4 4 5 13

21 Vitamin A 2 5 2 9

22 Asi Ekslusif 4 5 5 14

23 Vitamin A Bufas 2 4 4 10

3) Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)


Kriteria kemudahan penanggulangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 11. Kriteria Kemudahan Penanggulangan
Kriteria Nilai
Sangat Mudah 1
Mudah 2
Cukup Mudah 3
Agak Mudah 4
Tidak Mudah 5

Tabel 12. Kemudahan Penanggulangan


Kriteria C
No Kegiatan Indikator
Kemudahan Penanggulangan

Program KIA-KB

1 K1
2

2 K4
2

3 Bumil Resti
4

4 Persalinan Nakes
4

5 Nifas (KF1)
3

6 Nifas (KF Lengkap)


3

7 Neonatus (KN1)
3

8 Neonatus (Lengkap)
4
9 Neonatus (PKN) 4

10 Bayi 29-59 bulan 3

11 Anak Balita 3

12 KB Aktif 2

13 Asi Ekslusif 2

14 FE1 1
15 FE3 1

16 HB0 2

Program Gizi

17 D/S 1

18 N/S 1

19 Kasus balita gizi buruk 2

20 FE3 Ibu hamil 1

21 Vitamin A 1

22 Asi Ekslusif 2

23 Vitamin A Bufas 2

4) Penilaian PEARL FAKTOR (Kriteria D)


Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :
a. Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/ dunia
b. Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
c. Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait
d. Resources : Tersedianya sumber daya
e. Legality : Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan yaitu:
Setuju :1
Tidak Setuju : 0
Tabel 13. PEARL Factor
No Kegiatan Indikator Kriteria D Total
P E A R L PEARL

Program KIA-KB

K1 1 1 1 1 1 1
1

K4 1 1 1 1 1 1
2

Bumil Resti 1 1 1 1 1 1
3

Persalinan Nakes 1 1 1 1 1 1
4

Nifas (KF1) 1 1 1 1 1 1
5

Nifas (KF Lengkap) 1 1 1 1 1 1


6

Neonatus (KN1) 1 1 1 1 1 1
7

Neonatus (Lengkap) 1 1 1 1 1 1
8

9 Neonatus (PKN) 1 1 1 1 1 1

10 Bayi 29-59 bulan 1 1 1 1 1 1

11 Anak Balita 1 1 1 1 1 1

12 KB Aktif 1 1 1 1 1 1

13 Asi Ekslusif 1 1 1 1 1 1

14 FE1 1 1 1 1 1 1

15 FE3 1 1 1 1 1 1

16 HB0 1 1 1 1 1 1

Program Gizi
17 D/S 1 1 1 1 1 1

18 N/S 1 1 1 1 1 1

19 Kasus balita gizi buruk 1 1 1 1 1 1

20 FE3 Ibu hamil 1 1 1 1 1 1

21 Vitamin A 1 1 1 1 1 1

22 Asi Ekslusif 1 1 1 1 1 1

23 Vitamin A Bufas 1 1 1 1 1 1

5) Nilai Prioritas Masalah


Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan ke
dalam rumus :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) = ( A+B ) x C
Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D

Tabel 14. Nilai Prioritas Masalah

Nilai Prioritas Nilai Prioritas


No Kegiatan Indikator
Dasar Total

Program KIA-KB

1 K1 24 24

K4 37 37
2
3 Bumil Resti 88 88

4 Persalinan Nakes 54 54

5 Nifas (KF1) 35 35

6 Nifas (KF Lengkap) 35 35

7 Neonatus (KN1) 41 41

8 Neonatus (Lengkap) 57 57

9 Neonatus (PKN) 34 34

10 Bayi 29-59 bulan 40. 40.

11 Anak Balita 35. 35.

12 KB Aktif 23 23

13 Asi Ekslusif 31 31

14 FE1 12 12

15 FE3 18 18

16 HB0 23 23

Program Gizi

17 D/S 9 9

18 N/S 10 10

19 Kasus balita gizi buruk 29 29

20 FE3 Ibu hamil 14 14


21 Vitamin A 15 15

22 Asi Ekslusif 31 31

23 Vitamin A Bufas 23 23

Adapun yang menjadi prioritas masalah pada Puskesmas Lepo-lepo


program KIA-KB dan GIZI pada Januari-Agustus 2018 yaitu:
1. Bumil Resti
2. Neonatus (Lengkap)
3. Persalinan Nakes\
4. Neonatus (KN1)
5. Bayi 29-59 Bulan
6. K4
7. Nifas (KF1)
8. Nifas (KF Lengkap)
9. Anak Balita
10. Neonatus (PKN)
11. Asi Eklusif (KIA-KB)
12. Asi Eklusif (Gizi)
13. Kasus balita gizi buruk
14. K1
15. KB Aktif
16. HB0
17. Vitamin A Bufas
18. FE3
19. Vitamin A
20. FE3 Ibu hamil
21. FE1
22. N/S
23. D/S

C. Analisis Penyebab Masalah dengan Prioritas Tertinggi


Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab
masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses, lingkungan, dan
output). Pendekatan input meliputi 5M (Man, Money, Methode, Material,
Machine) seperti pada tabel berikut:

Tabel 15. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Penemuan Kasus


Hipertensi
KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB

INPUT Man  Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai resiko


tinggi dalam kehamilan
 Kurangnya motivasi ibu hamil untuk selalu
memeriksa kesehatannya dan kehamilan nya di
posyandu atau pelayanan kesehatan terdekat
 Masih banyak ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di dukun beranak
Money  Tidak ad maslah

Material  Kurangnya sumber informasi seperti poster dan


baner mengenai tanda-tanda dan gejala ibu hamil
dengan resiko tinggi, hal-hal apa saja yang
mengakibatkan kehamiln yang beresiko tinggi dan
bagaimana cara mencegah kehemilan beresiko
tinggi

Metode  Kurangnya pelatihan khusus yang di lakukan untuk


deteksi dini resiko tinggi kehamilan pada bidan dan
dukun
Marketing  Kurangnya sosialisasi yang disampaikan petugas
ke masyarakat mengenai hamil yang beresiko tinggi
 Tingkat kesadaran ibu hamil masih rendah untuk
selalu memeriksakan dirinya di posyandu dan
pelayanan kesehatan

LINGKUNGAN  Masih melekatnya kebudayaan dan kepercayaan


masyarakat sekitar untuk Kontrol di dukun beranak
PROSES P1 (Perencanaan)  Tidak ada masalah

P2 (Pelaksanaan)  Tidak ada masalah


P3 (Pengawasan)  Tidak ada masalah

1. Analisis Penyebab Masalah


Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penyebab masalah yang
ditetapkan sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai resiko tinggi dalam kehamilan
b. Kurangnya motivasi ibu hamil untuk selalu memeriksa kesehatannya dan
kehamilan nya di posyandu atau pelayanan kesehatan terdekat
c. Masih banyak ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di dukun beranak
d. Kurangnya sumber informasi seperti poster dan baner mengenai tanda-tanda
dan gejala ibu hamil dengan resiko tinggi, hal-hal apa saja yang mengakibatkan
kehamiln yang beresiko tinggi dan bagaimana cara mencegah kehemilan
beresiko tinggi
e. Kurangnya pelatihan khusus yang di lakukan untuk deteksi dini resiko tinggi
kehamilan pada bidan dan dukun
f. Kurangnya sosialisasi yang disampaikan petugas ke masyarakat mengenai
hamil yang beresiko tinggi
g. Tingkat kesadaran ibu hamil masih rendah untuk memeriksakan dirinya di
posyandu dan pelayanan kesehatan.
h. Masih melekatnya kebudayaan dan kepercayaan masyarakat sekitar untuk
Kontrol di dukun beranak
Berdasarkan analisis prioritas penyebab masalah, maka dibawah ini
ditampilkan tabel paired comparison dan tabel kumulatif untuk
menyelesaikan suatu masalah berupa ibu hamil beresiko tinggi.

2. Prioritas Penyebab Masalah


Tabel 13. Paired Comparison

A B C D E F G H
Total

A A A D E F A H 3

B C D B F B H 2

C D E F G H 0

D E F D D 2

E E G H 1

F F F 2

G G 1

H 0

Total 0 0 1 3 3 4 2 4
Vertikal

Total 3 2 0 2 1 2 1 0
Horizontal

Total 3 2 1 5 4 6 3 4 28

Sumber: Data primer 2018


Tabel 14. Tabel Kumulatif dari Hail Comparison untuk Penyelesaian Masalah

MASALAH TOTAL RUMUS PERSENTASE KUMULATIF


F 6 6/28x100% 21,42 21,42
D 5 5/28x100% 17,85 39,27
E 4 4/28x100% 14,28 53,55
H 4 4/28x100% 14,28 67,83
A 3 3/28x100% 10,71 78,54
G 3 3/28x100% 10,71 89,25
B 2 2/28x100% 7,14 96,39
C 1 1/28x100% 3,57 100%
100%
Sumber: Data primer 2018

3. Penyebab Masalah yang Perlu diselesaikan berdasarkan Nilai


Kumulatif
Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang
terdiri dari 3 penyebab masalah yang belum mencapai 80%, diantaranya
adalah
a. Kurangnya sosialisasi yang disampaikan petugas ke masyarakat mengenai
hamil yang beresiko tinggi
b. Kurangnya sumber informasi seperti poster dan baner mengenai tanda-tanda
dan gejala ibu hamil dengan resiko tinggi, hal-hal apa saja yang mengakibatkan
kehamiln yang beresiko tinggi dan bagaimana cara mencegah kehemilan
beresiko tinggi
c. Kurangnya pelatihan khusus yang di lakukan untuk deteksi dini resiko tinggi
kehamilan pada bidan dan dukun
4. Rencana Kegiatan
Berdasarkan nilai kumulatif utuk menyelesaikan suatu masalah maka
dapat dilakukan kegiatan diantaranya
a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat khususnya
ibu hamil yang mengenai hamil yang beresiko tinggi
b. Menyediakan media informasi mengenai kehamilan beresiko tinggi
seperti poster dan baner
c. Membuat pelatihan mengenai kehamilan dengan resiko tinggi
5. Kriteria Mutlak dari Rencana Kegiatan
Adapun kriteria mutlak dari rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
adalah

Tabel 15. Kriteria Mutlak

KEGIATAN INPUT OUT- KET


PUT
Man Money Material Meth Mark
A 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan

B 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan

C 1 1 1 1 1 1 Dapat dilakukan

Sumber: Data primer 2018

D. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Berdasarkan raian di atas, maka yang dapat dijadikan rencana
kegiatan/Plan of Action (POA) yaitu:
a. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat kuhusunya ibu
hamil betapa pentingnya mengontrol kehamilan di posyandu atau yankes
agar terhindar dari kehamil yang beresiko
b. Menyediakan media informasi mengenai kehamilan beresiko tinggi seperti
poster dan baner yang menarik
c. Membuat pelatihan mengenai kehamilan dengan resiko tinggi kepa dukun
dan bidan yang berada di puskesmas lepo-lepo.
Tabel 16. Plain Of Action (POA) masalah di Puskesmas Lepo-Lepo

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET LOKASI WAKTU PERSONI BIAYA


L
1. Melakukan penyuluhan Meningkatkan Masyarakat 100 % Di setiap Pada saat Petugas Biaya Akomodasi =
dan sosialisasi kepada Kesadaran khususnya posyandu kegiatan KIA 3 Rp.50.000/orang x 3 orang =
masyarakat kuhusunya kepada Ibu ibu hamil di yang bedara posyandu orang Rp. 150.000
ibu hamil betapa Hamil tentang wilayah di Wilayah Komsumsi = Rp. 50.000/orang x
pentingnya mengontrol pentingnya kerja kerja 3 orang = Rp. 150.000
kehamilan di posyandu memeriksa Puskesmas puskesmas TOTAL = Rp.300.000
atau yankes agar kehamilannya Lepo-lepo Lepo-lepo
terhindar dari kehamil di poasyandu
yang beresiko untuk
mendeksi
secara dini
jika terdapat
tanda tanda
kehamilan
beresiko
2. Menyediakan media Untuk Ibu hamil di 100 % Puskesms Sekali Petugas Biaya percetakan
informasi mengenai memberikan wilayah Lepo-lepo dalam KIA Baner = Rp. 80.000/baner x 2

kehamilan beresiko informasi kerja setahun baner = Rp.160.000


yang mudah Puskesmas Poster 4x4 = Rp. 50.000/poster
tinggi seperti poster dan
dipahami bagi Lepo-lepo x 2 poster = Rp. 100.000
baner yang menarik
masyarakat Akomodasi = Rp. 20.000
tentang tanda TOTAL = Rp. 280.000
gejala ibu
hamil dengan
risiko tingg
3. pelatihan mengenai Untuk Bidan dan 100% Puskesmas Sekali Dokter Biaya Pemater
kehamilan dengan resiko meningkatkan dukun Lepo-lepo setahun spesialis Rp. 1.500.000
tinggi kepa dukun dan pengetahuan beranak obsetri Konsumsi
bidan yang berada di dan yang berada dan 30.000/perorng x 20 orang = Rp.
puskesmas lepo-lepo. kerampialn di wilayah genikologi 600.000
pemeriksaan kerja TOTAL = Rp. 2.100.000
kehamilan puskesmas
yang beresiko lepo-lepo
tinggi
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengolahan data sekunder yang
ada di Puskesmas Lepo-lepo Periode Januari-Agustus 2018. Analisa
dilakukan pada program Upaya Kesehatan wajib Puskesmas Lepo-lepo, yaitu
Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA/KB) dan
Program Gizi dapat disimpulkan yang menjadi priotitas masalah adalah ibu
hamil resiko tinggi (Bumil resti) dengan kemungkinan penyebab masalah
yaitu, Kurangnya penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya memahami
ibu hamil dengan risiko atau bahaya pada waktu kehamilan maupun
persalinan sebagai deteksi dini serta penanganan awal yang harus dilakukan
maupun pencegahannya, kurangnya tingkat kesadaran dan pehaman
masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan
teratur di posyandu, puskesmas, ataupun rumah sakit paling sedikit 4x
selama kehamilan, dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda
gejala ibu hamil dengan resiko tinggi dalam kehamilan.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada Puskesmas Lepo-lepo
sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan tentang ibu hamil


dengan resiko tinggi
b. Membentuk karakteristik dan paham dalam masyarakat agar lebih
memperhatikan kehamilannya dengan cara rutin memeriksakan
kesehatannya selama hamil di fasyankes terdekat.
c. Peningkatan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat luas,
terkhusus Wanita usia subur, wanita yang berencana hamil dan ibu
hamil untuk mengenali tanda gejala risiko tinggi kehamilan
Daftar Pustaka

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat.
2. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Data Dasar Puskesmas. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
4. Mokodaser, Margitha. 2017. Manajemen Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Belang di Kabupaten Minahasa.
5. Rahim, Annisa dkk. 2011. Manajemen Puskesmas. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
6. Puskesmas Lepo-lepo. 2017. Profil Puskesmas Lepo-lepo Periode 2017.
LAMPIRAN.1

1. PWS Cakupan K1
Januari-Agustus 2018
68
66
64
62
60
%Kumulatif
58
56
54

2. PWS Cakupan K4

Januari-Agustus 2018
68
66
64
62
60
58 %Kumulatif
56
54
52
3. PWS Bumil Resti

Januari-Agustus 2018
100
90
80
70
Axis Title

60
50
40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 7.7 5.3 6.5 3.6 9.5
%Bulan ini 12.5 11.1 9.3 7.7 9.6
%Kumulatif 54.1 50 98.9 73 62.7

4. PWS Persalinan Nakes

Januari-Agustus 2018
80

60
Axis Title

40

20

0
Lepo- Wundud Baruga Watuban Puskesm
lepo opi gga as
%Bulan lalu 11.9 9.6 9 8.2 9.5
%Bulan ini 10.3 6.4 9 9.7 9.4
%Kumulatif 69.8 66.7 66.5 66.4 67.4
5. PWS Nifas (KF1)

Januari-Agustus 2018
68
67
66
65
64
63 %Kumulatif
62
61
60

6. PWS Nifas (KF Lengkap)

Januari-Agustus 2018
80

60
Axis Title

40

20

0
Lepo- Wundu Baruga Watuba Puskes
lepo dopi ngga mas
%Bulan lalu 11.1 10.7 9.5 7.4 9.5
%Bulan ini 12.4 11.3 10.7 10.1 9.6
%Kumulatif 59.5 60.2 61.9 58.2 66.4
7. Neonatus (KN1)

Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo- Wundud Baruga Watuba Puskesm
lepo opi ngga as
%Bulan lalu 10.8 10.2 7.2 8.2 8.5
%Bulan ini 10.3 6.4 9.2 9.7 9
%Kumulatif 69.8 66.6 66 67.1 67.2

8. Neonatus (Lengkap)
Januari-Agustus 2018
70
60

Axis Title 50
40
30
20
10
0
Lepo- Wundud Baruga Watuban Puskesm
lepo opi gga as
%Bulan lalu 9.4 9.7 7.3 11.7 7.1
%Bulan ini 10.3 7.5 8.8 13.4 10.1
%Kumulatif 66.8 65.5 68.1 66.2 65

9. Neonatus (PKN)

Januari-Agustus 2018

80

60
Axis Title

40

20

0
Lepo- Wundud Baruga Watuba Puskesm
lepo opi ngga as
%Bulan lalu 10.1 11.3 8.2 9.8 8
%Bulan ini 10.5 11.4 8.8 12.7 10.3
%Kumulatif 52 57 64.7 75 66.5
10. Bayi 29- 59 Bulan

Januari - Agustus 2018


70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesmas
pi ga
%Bulan lalu 10.3 8.6 9 8.1 9.1
%Bulan ini 5.4 5.3 6.2 8.8 6.5
%Kumulatif 53.1 67 67.8 66.9 65

11. Anak Balita


Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 6.5 3 8.2 3.8 6.9
%Bulan ini 8.9 4.3 9.2 5.3 7.3
%Kumulatif 66.7 63.5 66.6 66.8 66.7

12. KB Aktif

Januari-Agustus 2018
60
50
40
Axis Title

30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 6.2 6.9 9.6 6.8 7.7
%Bulan ini 5.9 6.3 9.2 5.9 7.2
%Kumulatif 50 51.7 60 51.3 54.5
13. Asi Esklusif

Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 9.2 11.1 11.2 9.8 10.1
%Bulan ini 10.9 11.4 11.5 10.2 11.5
%Kumulatif 68.6 68.8 67.9 69.8 68.4

14. FE1
Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesmas
pi ga
%Bulan lalu 9.6 9.3 10.6 10.2 9.6
%Bulan ini 11.2 11 11.8 11.5 10.3
%Kumulatif 68.9 65.1 67.8 69.9 68.4

15. FE3

Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 10.6 9.6 8.9 10 9.6
%Bulan ini 11.7 9.1 9.6 10.2 10.1
%Kumulatif 66.7 61 65.8 62.1 64.7
16. HBO

Januari-Agustus 2018
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
Lepo-lepo Wundudo Baruga Watubang Puskesma
pi ga s
%Bulan lalu 10.2 9.5 9 9.5 9.5
%Bulan ini 9.6 8.9 9.5 10.3 9
%Kumulatif 69.3 66 68.7 66.2 69.2

17. Pengawasan Lingkungan Perumahan(Ling.Rumah,Spal,Tps)


55% 58% 53%
60% 46%
50%
40%
30%
20%
10% 1.70% 2.20% 3.20% 5.70% MS
0% TMS

18. Cakupan Angka Bebas Jentik

100%
55% 57% 55% 55%

2% 2% 1% 3%
0% TDK ADA JENTIK
ADA JENTIK
19. Cakupan Keluarga Yang Menggunakan Jamban Sehat

80% 56% 60% 57% 58%


60%
40%
20% 0% 0% 0% 0% LEHER ANGSA
0%
CEMPLUNG

20. Cakupan Keluarga Yang Mengakses Air Minum Menurut Sumbernya


57 60 54 58
60
50
40
30
20 S.BOR
10 00 00 11 00
SGL
0
AIR GALON

21. PWS Survey PHBS Rumah Tangga


6000

4000
2104
2000
0
0 0
0
Juml.
Rmh
Rumah Sehat
disurvey Tidak Sehat

Juml. Rumah Rmh disurvey Sehat Tidak Sehat


Baruga 2104 0 0 0
Lepo-Lepo 1096 500 450 50
WTB 1310 0 0 0
WDP 630 0 0 0
Pusk 5140 0 0 0

22. PWS Penyuluhan Penerapan KTR

20
20

15 13

10 7 7 JUMLAH SEKOLAH
5 4
5 2 JML SEKOLAH BER
0 10 10
PHBS
0
0
5
10
15
20
Kamboja
Pelangi
Anggrek
Bougenvill
GBI
Latjinta II
Kemala…

LEPO-PEPO
Nusa Indah

WATUBANGGA
Nanga-Nanga
23. PWS Penyuuhan PHBS di Posyandu

Beringin
Sanggoleo
Teratai

BARUGA
Mekar
Mekar
WUNDUDOPI Bukit Seruni
Bukit Indah
Elektrik
111111111111111111
18

Anda mungkin juga menyukai