Sisem Rangkaian Peledakan Dan Missfire
Sisem Rangkaian Peledakan Dan Missfire
Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat
Allah SWT. Karena Dialah yang telah menciptakan kita nikmat sehingga mampu
dan dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum peledakan tentang “Sistem
Rangkaian Peledakan dan Missfire” dengan selesai. Shalawat bertangkaikan
salam yang kita haturkan kepada Rasulullah SAW. Karena dialah yang telah
membawa kita dari alam kegelapan kealam yang penuh dengan sains dan
teknologi
Dalam penyusunan tugas laporan ini tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain karena bantuan dan dorongan dari banyak pihak sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Laporan akhir ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang peledakan yang di sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi. Laporan ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa.
Dan penulis sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada pembaca, penulis meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan laporan akhir ini. agar di masa yang akan datang bias
diperbaiki.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bandung, 26 November
2018
Penyusun
i
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
3
atau blastohmeter. Apabila masih ada arus, berarti detonator masih aktif,
maka sambunglah kawat detonator tersebut dengan kawat utama untuk
dihubungkan ke blasting machine. Bersihkan lokasi sekitar burden dari
batu-batu kecil yang memungkinkan berpotensi menjadi batu terbang.
Kemudian ledakan sesuai prosedur peledakan.
Sistem sumbu ledak. Apabila terlihat sumbu ledak dari lubang
yang gagal ledak menandakan sumbu tersebut tidak meledak. Pasang
detonator listrik dengan kuat menggunakan selotip dengan ujung
detonator menghadap ke dalam lubang ledak. Sambunglah kawat
detonator tersebut dengan kawat utama untuk dihubungkan ke blasting
machine, bersihkan lokasi sekitar burden dari batu-batu kecil yang
memungkinkan berpotensi menjadi batu terbang. Kemudian ledakan
sesuai prosedur peledakan.
Mengeluarkan stemming. Apabila tidak terlihat sumbu ledak atau
kawat detonator listrik, maka terpaksa harus mengeluarkan stemming dari
lubang yang gagal ledak. Pekerjaan ini sangat berbahaya dan
melelahkan. Gunakan kompresor alat bor atau kompresor khusus untuk
pekerjaan tersebut untuk mengeluarkan stemming dari dalam lubang.
Gerakkan selang kompresor naik turun agar stemming bisa terhembus
keluar dengan mudah yang ditandai apabila telah terlihat bahan peledak
(ANFO) ikut terhembus keluar, kemudian segera hentikan kompresor.
Setelah stemming keluar semua, buatlah primer dari detonator listrik,
kemudian masukkan ke dalam lubang hingga benar-benar berada di atas
bahan peledak, masukkan kembali stemming dan padatkan seperlunya,
sambungkan kawat detonator pada kawat utama, ledakan sesuai
prosedur peledakan.
Menggali lubang yang gagal ledak. Bongkar lubang yang gagal
ledak menggunakan shovel, backhoe atau dragline. Pekerjaan ini sangat
berbahaya karena bahan peledak dan primer masih masih ada di
dalamnya. Oleh sebab itu, cara ini merupakan cara yang terakhir ketika
tidak ada alternative lain untuk mengatasi gagal ledak. Minimal dua orang
bekerja sama, satu orang mengoperasikan alat dan yang satu orang lagi
mengawasi jalannya pembongkaran, apabila personil yang mengawasi
sudah melihat bahan peledak, secepatnya beri tanda kepada operator
9
3.1 Tugas
1. Rangkaian seri 24 detonator short delay dengan tahanan tiap detonator
1,8 ohms, 37 m kawat penyambung (connecting wire) 22 AWG tahanan
16,14 ohm / 330 m dan 60 m kawat utama (lead wire) terbuat tembaga
ganda yang diisolasi dengan plastik PVC dengan tahanan 5,8 ohms / 100
m. Hitung total tahanan dan voltage.
2. Suatu rangkaian paralrel 12 detonator short delay dengan tahanan tiap
detonator 1,8 ohms, 24 m bus wire ukuran 16 AWG dengan tahanan 4,02
ohm / 330 m, 98 m kawat penyambung ukuran 22 AWG tahanan 16,14
ohm / 330 m dan 150 m kawat utama ukuran 22 AWG tahanan 16,14 ohm
/ 330 m. Hitung total tahanan dan voltage.
3. Suatu rangkaian paralel – seri terdiri dari 7 cabang, tiap cabang
mempunyai 10 detonator short delay secara seri dengan tahanan tiap
detonator 1,8 ohms, kawat penyambung ukuran 22 AWG 54 m tahanan
16,14 ohm / 330 m, dan kawat utama ukuran 22 AWG 150 m tahanan
16,14 ohm / 330 m. Hitunglah total tahanan dan voltage.
4. Suatu rangkaian seri – paralel terdiri dari 8 seri, tiap seri mempunyai 6
detonator dengan tahanan tiap detonator 1,8 ohms, 48 m bus wire ukuran
16 AWG dengan tahanan 4,02 ohm / 330 m, kawat penyambung ukuran
22 AWG 145 m tahanan 16,14 ohm / 330 m, dan kawat utama ukuran 22
AWG 200 m tahanan 16,14 ohm / 330 m. Hitunglah total tahanan dan
voltage.
5. Gambarkan dikertas milimeter blok dan dengan menggunakan software
Coreldraw dengan skala (disesuaikan) !
3.2 Pembahasan
1. Rangkaian Seri
a. Tahanan total
Tahanan 24 detonator = n. R
10
11
= 24 x 1,8 ohm
= 43,2 ohm
37 x 16,14
Tahanan connecting wire =
330
= 1,81 ohm
60 x 5,8
Tahanan lead wire =
100
= 3,48 ohm
Total tahanan = (43,2 + 1,81 + 3,48) ohm
= 9,61 ohm
b. Voltase
V = 1,5 A x 9,61 ohm
= 14,41 volt
2. Rangkaian Paralel
a. Tahanan total
1,8 ohm
Tahanan 12 detonator =
12 m
= 0,15 ohm
24 m x 4,02 ohm
Tahanan bus wire =
330 m
= 0,29 ohm
98 m x 16,14 ohm
Tahanan connecting wire =
330 m
= 4,79 ohm
150 m x 16,14 ohm
Tahanan lead wire =
330 m
= 7,336 ohm
Tahanan total = (0,15 + 0,29 + 4,79 + 7,336) ohm
= 12,556 ohm
b. Voltase
Arus yang dibutuhkan = 0,5 A x 12
=6A
V = I x Rtot
= 6 A x 12,556 ohm
= 75,35 volt
12
b. Voltase
Arus yang dibutuhkan = 0,5 A x 6
=3A
V =IxR
= 3 A x 19,85 ohm
= 59,55 volt
5. Sketsa Rangkaian
Gambar 3.1
Rangkaian Seri
14
Gambar 3.2
Rangkaian Pararel
Gambar 3.3
Rangkaian Pararel Seri
15
Gambar 3.4
Rangkaian Seri Pararel
BAB IV
ANALISA
Pada sistem seri akan diperoleh arus yang rendah dan tegangan atau
voltage tinggi. Umumnya jumlah detonator pada system seri kurang dari 40 biji.
Pada sistem ini biasanya menggunakan arus listrik yang rendah tetapi
membutuhkan voltase yang tinggi.
Sedangkan secara menyeluruh system parallel memerlukan arus tinggi
dengan Voltage rendah dan untuk menyuplai tenaga listrik digunakan panel
control khusus bukan dari Blasting Machine atau Exploder.
Rangkaian Parallel – Seri terdiri dari sejumlah rangkaian seri yang di
hubungkan parallel. Umumnya rangkaian ini diterapkan apabila peledakan
memerlukan lebih dari 40 detonator dengan legwire setiap detonator lebih dari 7
meter, serta dipetimbangan bahwa apabilah seluruh lubang ledak dihubungkan
secara seri memerlukan power yang besar. Perhitungan tahanan dan arus untuk
memperoleh voltage yang sesuai. Hitung tahanan pada rangkaian parallel - seri
dengan menganggap bahwa tahanan total hubungan seri sebagai tahanan pada
rangkaian parallel. Cara parallel cukup efektif untuk jumlah lubang ledak kurang
dari 300, namun demikian perlu di pertimbangkan pula bahwa untuk jumlah
lubang ledak sampai ratusan rangkaian dan perhitungan menjadi tambahan
kompleks. Pemilihan sistem rangkaian akan tergantung dari pada jumlah
detonator listrik yang akan diledakan.
Secara umum, sambungan seri digunakan untuk jumlah lubang tembak
yang sedikit, < 50 detonator. Sedangkan paralel – seri atau seri – paralel
digunakan bila sejumlah besar detonator listrik yang akan diledakkan. Paralel
biasanya hanya digunakan untuk peledakan secara khusus dan banyak
diterapkan pada tambang bawah tanah.
16
BAB V
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA