Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia akan selalu mempertahankan keadaan suhu normal dengan suatu
system tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
yang terjadi di luar tubuh manusia tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk
kondisi dingin. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk
melakukan proses konveksi, radiasi, penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas
yang membebani.
Secara fisiologis jika suhu disekeliling sangat dingin akan terjadi perbedaan suhu yang
sangat mencolok pada bagian kulit. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada tubuh.
Ketidaknyamanan yang berasal dari luar akan mengakibatkan perubahan fungsional organ
sebagai respon alami yang bertujuan untuk menyesuaikan tubuh dengan ketidaknyamanan
tersebut. Misalnya suhu panas yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk,
mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja, sebaliknya kondisi
dingin yang berlebihan akan meningkatkan rasa malas untuk istirahat, yang akan mengurangi
kewaspadaan dan konsentrasi terutama berkaitan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan
mental. Kondisi yang berlebihan akan meningkatkan stimulasi tubuh manusia untuk
melakukan aktivitas yang menghasilkan “internal heat” yang lebih tinggi.
Tekanan hawa dingin (cold stress) adalah suatu gabungan antara kondisi suhu dingin,
kecepatan angin, dan kelembaban yang membahayakan tubuh. Cold stress dapat terjadi pada
suhu <18ºC. akibat dari cold stress ialah terjadi respon fisiologis yang bertujuan untuk
mengatur agar suhu tubuh tidak menurun, respon ini disebut cold stress (vasokonstruksi,
menurunnya jumlah keringat).
Kemampuan manusia untuk bekerja ditempat dingin tergantung pada integritas fungsi
otak dan fungsi kaki.Tanda umum yang biasanya muncul bila tekanan hawa dingin
ialah pendinginan otak kemudian tidak terkoordinasi, pendinginan kaki dan bagian tangan,
hasilnya terjadi kekakuan. Akibat dari semua itu, seseorang akan sulit untuk
melakukan pekerjaannya
Paparan terhadap dingin dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh .panas yang
di bentuk tubuh atau yang diperoleh tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan panas
sehingga suhu tubuh menjadi rendah < 35 C atau hipotermia. Tubuh akan berusaha untuk
mengatasinya dengan cara bergetar, suatu respon bawah sadar untuk meningkatkan suhu tubuh
melalui aktivitas otot. Suhu lingkungan tidak perlu terlalu dingin untuk mencetus
hipotermia.Hipotermia dapat terjadi akibat penderita berada di lingkungan alam terbuka untuk
waktu yang cukup lama. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu suhu
rendah, faktor angina, usia, air, kesehatan penderita dll
BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar
temperatur yang dingin (Tamsuri, 2006).
Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu
dingin yang berlebihan.Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan
dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai
dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya
yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.
Terpapar dingin dapat digolongkan sebagai paparan membekukan dan tidak
membekukan.Terpapar dingin membekukan disebut “Frostbite”. Terpapar dingin tak
membekukan yang diakibatkan oleh lama terpapar keadaan basah atau lembab dikenal
“Trench Foot” (Boswick. John A, 2008)
Radang dingin adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan dari kulit
dan jaringan di bawahnya.Pertama kali kulit akan menjadi sangat dingin dan merah,
kemudian akan mati rasa, keras dan pucat. Frostbite atau radang dingin paling sering terjadi
pada jari, jari kaki, hidung, telinga, dan dagu.
2. KLASIFIKASI
Frosbite di klasifikasikan kedalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan(local cooling dang
frosbite dalam(general cooling)
1. Frostbite permukaan frostbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan subkutan,
dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan anastetik.
Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan, area injuri akan
menjadi merah, edema, nyeri, dan kemudian menjadi buruk/belang atau keungu-
unguan. Blister dapat terbentuk dalam 24 jam dan pecah pada sekitar 10 hari,
meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4 minggu eschar terpisah
meninggalkan epitel baru sensitive. Nyeri berdenyut (throbbing) dan nyeri panas/rasa
terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini sensitive terhadap
panas dan dingin sekitar 1 bulan, dan bagian yang mengalami frostbite dapat
mengeluarkan keringat yang berlebihan.
2. Frostbite dalam (deep) menyebabkan injuri pada kulit, jaringan subkutan, otot tendon
dan struktur neurovaskuler. Bagian yang mengalami injuri kasar dan padat, tetap dingin,
belang, dan biru atau kelabu setelah pencairan. Blister mungkin tidak terbentuk tetapi
dapat pula terbentuk setelah beberapa minggu pada tempat dimana terdapat jaringan
yang masih hidup (viable) dan jaringan yang tidak dapat hidup (nonviable). Edema
biasanya mengenai anggota badan dan memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk
sembuh. Ketika blister kering, menjadi hitam dan terbentuk cekungan, suatu garis
pemisah terlihat karena jaringan yang masih dapat hidup, terlepas atau tertarik dari
jaringan yang mati. Frostbite berdasarkan tingkatan cedera jaringan dibagi kedalam
empat derajat dengan karakteristiknya masing-masing, yaitu :
1. Derajar 1 : cedera mengakibatkan eritemia setelah dihangatkan kembali
2. Derajat 2 : terjadi pembentukan blister.

3. Derajat 3 : terjadi nekrosis kulit.

4. Derajat 4 : kerusakan jaringan lunak dan dapat terjadi gangrene pada jari-jari atau
ekstremitas.
3. TAHAPAN FROSBITE
1. Tahap pertama radang dingin, tidak menyebabkan kerusakan kulit permanen. Anda
dapat mengobati radang dingin sangat ringan dengan langkah-langkah pertolongan
pertama, termasuk rewarming kulit Anda. Semua radang dingin lainnya memerlukan
perhatian medis karena dapat merusak kulit, jaringan, otot dan tulang. Kemungkinan
komplikasi dari radang dingin yang parah termasuk infeksi dan kerusakan saraf.
2. Tahap kedua dari radang dingin muncul sebagai kulit memerah yang berubah menjadi
putih atau pucat. Kulit bisa tetap lembut, tetapi beberapa kristal es bisa terbentuk di
jaringan. Kulit Anda mungkin mulai merasa hangat - tanda keterlibatan kulit yang serius.
Jika Anda memperlakukan radang dingin dengan rewarming pada tahap ini, permukaan
kulit Anda mungkin tampak berbintik- bintik, biru atau ungu. Dan Anda mungkin melihat
menyengat, terbakar dan pembengkakan. Sebuah melepuh berisi cairan mungkin muncul
24 sampai 36 jam setelah rewarming kulit.
3. Tahap parah (dalam) radang dingin. Radang dingin yang berlangsung mempengaruhi
semua lapisan kulit, termasuk jaringan yang terletak di bawah. Anda mungkin mengalami
mati rasa, kehilangan semua sensasi dingin, rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah
yang terkena. Sendi atau otot mungkin tidak lagi bekerja. Lepuh besar terbentuk 24 sampai
48 jam setelah rewarming. Setelah itu, daerah berubah hitam dan keras seperti jaringan
mati
4. MEKANISME TRAUMA DINGIN
Trauma dinginadalah suhu rendah dan terpaparnya jaringan.Faktor penyokong
meliputi lembab atau kebasahan, kontak langsung dengan benda dingin dan tak adanya
pelindung.Efek kelembaban atau kebasahan segera terlihat bila ada lubang pada sarung
tangan atau sepatunya, yang memasukan lembaban. Kontak dengan benda dingin,
khususnya logam, akan menyebabkan kehilangan panas yang cepat.
5. FAKTOR PREDISPOSISI
Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadi frostbite.
Orang yang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dingin dari iklim hangat akan
menagalami vasospasme yang hebat dan berkurangnya produksi oanas pada daerah
ekstermitasnya ketika ia terpapar dengan temperature dingin. Diketahui adanya beberapa
pengaruh yang memicu terjadinya frostbite :
1. Ras
Ras orang yang berkulit hitam bisa menjadi pengaruh faktor predisposisi
tehadap paparan dingin dikarenakan yakni orang yang berkulit hita terbiasa hidup di
iklim panas.
2. Kelelahan
Kelelahan bisa menyebabkan terkena frostbite di karenakan kekurangan pasukan O2
sehingga mudah terpapr dingin
3. Usia
Usia muda ataupun tua siapapun bisa terkena paparan dingin .
4. Gangguan sirkulasi/pentakit vaskuler perifer
Akibat aterosklerosis dan diabetes mellitus
5. Alcohol
Saat mengkonsumsi alcohol pada posisi kedinginan mungkin merasa lebih hangat
karena akibat dari pemanasan kulit yang di dapat dari pasukan darah ekstra akan tetapi
darah tersebut akan cepat dingin kembali akibat papran dingin di luar tubuh,
kehangatan yang di sebabkan oleh aliran darah menuju kulit juga akan membuat tubuh
lebih mudah berkeringat demi melawan sensai panas tersebut.
6. Nikotin (rokok) dan hipoksia
Meningkatkan resiko frostbite atau rentan terjadinya frostbite di karenakan
kandungan nikotin di dalam rokok menyebabkan pembuluh darah mengkerut dan
mengakitbatkan penumpukan plak arteri sehingga aliran darah ke berbagai anggota
tubuh menjadi berkurang.
Faktor yang meningkatkan pengeluaran panas seperti kontak dengan metal, kulit basah
berkontribusi terhadap terjadinya frostbite serta berat nya injuri frosbite .
6. MANIFESTASI KLINIK
Kerusakan yang terjadi dapat kecil atau ringan dapat juga luas hingga mampu
menyebabkan hilangnya suatu bagian tubuh.Adapun bagian yang hilang atau yang sering
terkena meliputi tangan, kaki, hidung dan telinga.
1. Kulit dingin dan seperti tertusuk
2. Mati rasa,
3. Berwarna merah, putih,, kulit putih kebiruan atau keabu-abuan-kuning,
4. Keras atau tampak seperti permukaan kulit terdapat lilin,
5. Kecanggungan karena sendi dan otot kaku,
6. Terik setelah rewarming, pada kasus yang berat,
7. Kulit pucat,
8. Edema,
9. Dingin / menggigil tak terkontrol

7.PATOFOSIOLOGI
Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel
disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari
spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri. Dengan
pembekuan sel secara langsung (crystallization), terbentuk kristal es di dalam cairan
ekstraseluler dan secara osmotik menarik cairan intraseluler, sehingga menyebabkan
dehidrasi sel. Perubahan vaskuler yang terjadi antara lain meliputi vasokonstriksi,
penurunan perfusi kapiler dan peningkatan viskositas darah dengan disertai terbentuknya
endapan dan trombus Setelah pencarian, terjadi stasis vaskuler pada area yang inbjuri
sebagi akibat obstruksi pada dasar pembuluh darah.Edema terjadi pada daerah injuri
dan bertlangsung selama 2-3 hari setelah pencairan.Thrombus, perdarahan intertistial dan
infiltrasi leukosit dapat terjadi.Nekrosis jaringan terjadi dan menjadi lebih jelas sebagai
edema yang pecah.Luasnya injuri di tentukan oleh besar dan kecepatan pengeluaran panas
dari kulit.
8. PENATALAKSANAAN
1. Pre hospital
a. Pindahkan penderita ke tempat yang hangat
b. Pegang bagian yang terkena dengan lemah lembut, jangan pernah menggosok bagian
yang terkena.
c. Hangatkan secara lemah lembut dengan merendam bagian yang terkena di dalam air
hangat (100-105 derajat Farenheit) sampai terlihat merah dan teraba hangat.
d. Membalut dengan bebas bagian yang terkena dengan pembalut yang kering dan steril.
e. Jika jari tangan atau jari kaki penderita mengalami luka karena dingin yang luar biasa,
tempatkan perban (gauze) yang kering dan steril diantara luka dan balutan agar keduanya
terpisah.
f. Jangan memecahkan lepuhan yang ada
g. Jangan biarkan bagian yang terkena membeku lagi.
h. Periksakan ke pelayanan kesehatan sesegera mungkin
2. In Hospital
a. Pasien koma dengan trauma dingin harus harus diinfus dengan larutan garam seimbang
(RL) yang mengandung 100-300 mEq NaHCO3, yang diberikan dalam kecepatan 250
ml/jam
b. Lebih baik memeriksa Ph dan Po2 arteri, serta hematocrit sebelum terapi yang diberikan.
Bila hasil pemeriksaan ini tak bisa didapatkan sebelum pengobatan dan di perlukan
penghangatan kembali jaringan, maka kecepatan penggantian cairan harus dinaikan sampai
500ml/jam sebab penghangatan kembali mungkin meninggikan derajat asidosis.
c. Untuk mengobati hiposekmia yang biasa timbul pada pasien, dengan trauma dingin,
maka oksigen harus di berikan dengan masker atau kateter hidung selama 6-8 jam atau
sampai po2 arteri kembali normal. Pengobatan jaringan yang beku atau dingin
d. Bila fasilitas perawatan definitif jauhnya lebih dari 1 atau 2 jam perjalanan
dan jaringan dapat di jaga tetap hangat, maka jaringan yang beku atau dingin segera di
hangatkan kembali. Ia terbaik dilapisi dengan meletakan pasien di bak mandi air panas
e. Pembedahan
1) Escharotomy
2) Sympathectomy untuk spasme berat dan nyeri
3) Debridement setelah retrak si jaringan viable (13 minggu – 4 bulansetelahinjuri)
4)Amputasi ekstremitas non viable setelah retrak si jaringan viable; mungkin
beberapa bulan setelah injuri.
f. Medikasi
1) Imunisasi tetanus 0.5 ml IM
2)Plasma ekspander: dextran 40, 20 ml/kg IV setiap 24 jam untuk menurunkan
endapan.
3) Antibiotik: tetrasiklin atau ampisilin untuk profilaksis, 250 mg posetiap 6 jam.
4) Analgesik narkotik :morphin 15 mg IM setiap 3 jam atau
5)Analgesik antipiretik : aspirin, 600 mg posetiap 3 jam.
9. KOMPLIKASI
1. Konfusi
2. Aritmia jantung
3. Nekrosis kulit.
4.Infeksi dan kerusakan saraf
5.Penuruna fungsi pergerakan otot dan sendi

10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Rontgen
2.Scan tulang atau tes pencitraan,
3.Magnetic resonance imaging (MRI), untuk menentukan keparahan frostbite dan untuk
memeriksa tulang atau otot yang belum terluka.
BAB III
KESIMPULAN

Merupakan kondisi dimana sebagian organ tubuh membeku akibat terpapar suhu
dingin yang berlebihan. Biasanya organ yang terkena, antara lain dagu, ujung jari tangan
dan kaki, cuping hidung, serta cuping telinga. Frostbite pada organ tubuh biasanya ditandai
dengan kulit yang terlihat pucat dan keras, bila terkelupas nampak jaringan di bawahnya
yang berwarna merah dan nyeri. Biasanya organ akan mengalami mati rasa.
Keadaan yang menyebabkan seseorang terpapar dingin adalah suhu yang rendah
dan terpaparnya jaringan. Faktor penyokong meliputi kelembaban atau kondisi basah,
kontak langsung dengan benda dingin, dan tidak adanya pelindung / penghangat tubuh.
Kontak langsung dengan benda dingin, khususnya logam akan menyebabkan
kehilangan panas yang cepat.
Cedera sel pada frosbite disebabkan oleh pembekuan secara langsung pada sel
disaat injuri atau oleh karena perfusi jaringan yang tidak adekuat sebagai akibat dari
spasme vaskuler dan oklusi pembuluh-pembuluh kecil pada area injuri.
DAFTAR PUSTAKA

Greaves et al. 2006. Emergency Care Textbook For Paramedics . Edisi ke – 2.


Edinburgh:Elsevier Saunder
Hartanto, H. 2011. Pertolongan Pertama.Jakarta: Erlangga.
Kartikawati, D. 2011. Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat .Jakarta : Salemba
Medika
Proehl A. Jean. 2009. Emergency Nursing Procedure . Edisi ke – 4. Philadelphia: Elsevier
Saunders

Anda mungkin juga menyukai