Anda di halaman 1dari 11

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI DAN SISTEM PELELANGAN

2.1 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama


yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini
dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian. Pada Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon ada beberapa unsur
atau pihak yang terlibat di dalam proyek tersebut. Unsur-unsur tersebut memiliki
hubungan kerja satu sama lain di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
masing-masing. (Gambar 2.1 Hal. 33)

2.1.1 Pemilik

Pemilik Proyek atau Owner adalah seseorang atau instansi yang


memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang
mampu melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk
merealisasikan proyek, Owner mempunyai kewajiban pokok yaitu
menyediakan dana untuk membiayai proyek. Berikut penjelasan mengenai
tugas dan wewenang Owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan.

Pemilik Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon adalah Pemerintah


Daerah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
Utara dengan tugasnya sebagai berikut:
 Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
 Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
 Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
proyek.
 Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi.
 Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

3
Wewenang Pemilik Proyek atau Owner:
 Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
 Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
 Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi.
 Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak, misalnya pelaksanan pembangunann dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai dengan RKS.
Dalam melaksanakan pembangunan, Pemilik Proyek dapat meminta
Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi (MK) untuk mengatur agar
proyek dapat berjalan dengan baik, sehingga Owner tidak perlu repot
memantau setiap saat dan secara detail tentang bangunan yang dibangun.
Namun Owner dapat membuat jadwal rapat mingguan atau bulanan untuk
membahas proyek agar sesuai dengan cita-cita dan keinginan yang
diharapkan Pemilik Proyek, misalnya suatu waktu Owner menginginkan
adanya perubahan desain dalam hal tambah kurang pekerjaan seperti
penambahan ruangan atau pengurangan bentuk bangunan pada bagian
tertentu namun tetap berpedoman pada kontrak kerja konstruksi yang dibuat
bersama Kontraktor sebelum memulai kegiatan pelaksanaan pembangunan
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

2.1.2 Perencana

Terlaksananya pekerjaan proyek pembangunan—konstruksi—dapat


berjalan dengan baik diperlukan perencanaan yang baik pula dalam
menghasilkan setiap detail perencanaan bangunan, misalnya gambar kontrak
yang jelas tanpa adanya pertentangan perbedaan antar gambar rencana dengan
kondisi di lapangan. Selain itu dalam hal spesifikasi bangunan juga dijelaskan
dengan detail agar tidak terjadi hambatan dalam pemilihan material saat
pekerjaan konstruksi berlangsung. Bertindak sebagai perencana adalah
konsultan yang kemudian disebut sebagai Konsultan Perencana.

4
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas
untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa
perseorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan
Perencana bertugas merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur,
landscape, Rencana Anggaran Biaya (RAB) serta dokumen-dokumen
pelengkap lainnya. Konsultan Perencana mendapatkan proyek melalui proses
lelang yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi.

Konsultan Perencana pada Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon


adalah CV. Karya Balance Consultant dengan tugasnya sebagai berikut:
 Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek.
 Membuat gambar kerja pelaksanaan.
 Membuat Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) pelaksanaan bangunan
sebagai pedoman pelaksanaan.
 Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).
 Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke
dalam desain bangunan.
 Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
 Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi. Kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah orang/instansi
yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.

Wewenang Konsultan Perencana:


 Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
 Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

5
Supaya tugas dari Konsultan Perencana bisa berjalan dengan lancer,
sebaiknya konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan
kontraktor untuk membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat
pemecahan dari perencana misalnya pembuatan gambar shop drawing atau
saat approval material sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Karena ada
beberapa hal yang umumnya menjadi permasalahan ketika di lapangan,
misalkan dari produk perencana yaitu material yang telah ditentukan pada
RKS sulit ditemukan pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek berlangsung
atau harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor mengusulkan
persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti. Intinya,
agar pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan
kerjasama dan hubungan yang baik dan terus menerus hingga proyek selesai
antara Kontraktor dan Konsultan Perencana.

2.1.3 Pelaksana

Pelaksana atau yang lebih dikenal dengan Kontraktor Pelaksana dalam


UU No. 18 Tahun 1991 tentang Jasa Kontruksi adalah penyedia jasa orang
perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di
bidang pelaksanaan jasa kontruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan atau bentuk fisik lainnya. Pelaksana adalah suatu badan hukum atau
penawar yang memiliki klasifikasi dan keahlian dalam pelaksanaan yang
telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin proyek/bagian proyek dan
menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Kontraktor Pelaksana bisa mencari Sub Kontraktor
untuk membantu Kontraktor Pelaksana dalam menangani suatu proyek. Sub
Kontraktor hanya memiliki hubungan kerja dengan Kontraktor, tidak dengan
yang lainnya, baik itu Pemilik Proyek, Konsultan Perencana, maupun
Konsultan Pengawas.

Kontraktor Pelaksana pada Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon


adalah PT. Krueng Meuh dengan tugasnya sebagai berikut:

6
 Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan.
 Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek.
 Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat.
 Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai
dengan Surat Perjanjian Kontrak.
 Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana.
 Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.
 Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.

2.1.4 Pengawas

Pengawas yang kemudian disebut Konsultan Pengawas adalah


perseorangan atau badan usaha yang diberi kuasa secara hukum untuk
mengawasi/meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi
sesuai dengan bestek, pelaksanaan pekerjaan, dan syarat-syarat teknik yang
berlaku. Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan Surat Perintah Kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek.

Konsultan Pengawas pada Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon


adalah CV. Gelora Prima Konsultan dengan hak dan kewajibannya sebagai
berikut:
 Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
 Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.

7
 Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
 Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi agar pelaksanaan
pekerjaan berjalan lancar.
 Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
 Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar
dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas,
kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
 Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
 Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
 Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
 Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
 Mengembalikan seluruh tugas yang dibebankan karena perimbangan
dalam dirinya akibat yang muncul di luar kekuasaan kedua belah pihak
dan juga dari pemberi tugas.
 Menerima honorium atas jasa sesuai dengan kontrak.

Kegiatan Pengawasan Kontruksi terdiri dari:


 Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
 Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi.
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.
 Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
 Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan memasukan hasil

8
rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan, dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh pelaksana konstruksi.
 Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (Shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi.
 Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As-
built drawings) sebelum serah terima.
 Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan
akhir pekerjaan pengawasan.
 Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi.
 Bersama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan
penggunaan bangunan gedung.
 Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.

2.2 Sistem Pelelangan Proyek

2.2.1 Sistem Pelelangan

Sistem Pelelangan yang digunakan untuk Pekerjaan Konstruksi


Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon adalah e-Lelang Umum
dengan metode pemasukan penawaran yang digunakan adalah 1 (satu)
sampul 1 (satu) tahap. Sedangkan kualifikasi yang digunakan adalah
Pascakualifikasi. (Gambar 2.2 Hal. 33)
Metode satu sampul satu tahap merupakan bentuk pengemasan
dokumen administrasi, dokumen penawaran teknis, dan dokumen
penawaran harga ke dalam satu sampul tertutup dan hanya dilakukan
dalam satu tahap. Metode satu sampul ini digunakan saat pengadaannya

9
sederhana dan spesifikasi teknisnya jelas. Kemudian, berkas dibuka
pada waktu yang bersamaan.
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan
kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari
penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran. Hal-hal yang
berhubungan dengan pascakualifikasi antara lain:
 Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan pascakualifikasi
untuk pelelangan umum pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa
lainnya secara adil, transparan, dan mendorong terjadinya persaingan
yang sehat dengan mengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyedia
barang/jasa.
 Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap
peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan
pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.
 Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pascakualifikasi, dokumen
kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil bersamaan dengan
dokumen lelang dimulai 1 (satu) hari kerja setelah penjelasan dan
disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran. Batas akhir
pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah penerbitan addendum terakhir.
 Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3
(tiga) penawaran terendah yang memenuhi persyaratan, yang akan
diusulkan sebagai calon pemenang adalah yang telah
lulus/memenuhi syarat penilaian kualifikasi.
 Untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi pengambilan
dokumen kualifikasi dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pengumuman
sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
dokumen penawaran.

10
2.2.2 Peserta Pelelangan

Peserta yang mengikuti lelang dengan metode e-Lelang Umum untuk


Pekerjaan Konstruksi Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon
terdiri dari 8 (delapan) peserta lelang, yaitu:
 CV.Kirana Asri Konsulindo - NPWP: 03.238.519.7-104.000
 CV. Pelita Putra Pratama - NPWP: 72.287.098.7-101.000
 CV. Elegan - NPWP: 02.829.649.9-102.000
 CV. Duta Graha Consultant - NPWP: 02.706.144.9-102.000
 CV. Seuriweuk Country - NPWP: 02.027.486.6-102.000
 PT. Inti Anugerah Wahid - NPWP: 83.135.209.1-102.000
 PT. Rahifa Seca Utama - NPWP: 02.706.394.0-104.000
 PT. Krueng Meuh - NPWP: 01.742.034.0-102.000

Seluruh peserta lelang dinilai dengan syarat kualifikasi sebagai berikut:


 Ijin Usaha.
Ijin Usaha Klasifikasi
SITU yang masih berlaku
TDP yang masih berlaku
IUJK yang masih berlaku
NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
Bangunan Gedung /BG 008 (Jasa Pelaksana
SBU
untuk Kontruksi Bangunan Kesehatan)
 Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir.
SPT tahun terakhir atau surat Keterangan Fiskal (SKF) dari Kantor
Pajak tahun 2017.
 Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan pada bidang pekerjaan
yang sejenis sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir kecuali perusahaan baru berdiri kurang dari 3 tahun.

 Jenis Fasilitas/
Jumlah Keterangan
Peralatan/Perlengkapan
Concrete Vibrator 3 Unit Kondisi 100% Baik

11
Jenis Fasilitas/
Jumlah Keterangan
Peralatan/Perlengkapan
Concrete Mixer 3 Unit Kondisi 100% Baik
Scaffolding 50 Unit Kondisi 100% Baik
Ramset Red Head 4 Unit Kondisi 100% Baik
Lift Rill 1 Unit Kondisi 100% Baik
Hand Compact 2 Unit Kondisi 100% Baik
Pengukur Tekanan Isolasi 1 Unit Kondisi 100% Baik
Theodolite 1 Unit Kondisi 100% Baik
Kereta Sorong 6 Unit Kondisi 100% Baik
Genset 2 Unit Kondisi 100% Baik
Waterpass Automatic 1 Unit Kondisi 100% Baik
Katrol 1 Unit Kondisi 100% Baik
Mesin Las 1 Set Kondisi 100% Baik
Pompa Air 2 Unit Kondisi 100% Baik
Stamper 2 Unit Kondisi 100% Baik
Security Safety Belt 20 Unit Kondisi 100% Baik
Drum Air 6 Unit Kondisi 100% Baik
Dump Truck 1 Unit Kondisi 100% Baik
Pipa Besi Perancah 30 Unit Kondisi 100% Baik
Waterpass 1 Unit Kondisi 100% Baik

 Tenaga Ahli/
Jumlah Ijazah Ket.
Tenaga Teknis
Ahli Teknik Bangunan SKA-
1 orang S-1 Teknik Sipil
Gedung Madya
Mandor Pemasangan
1 orang SMK/SLTA SKT
Rangka Atap Baja Ringan
Tukang Besi Beton Bar
1 orang SMK/SLTA SKT
Bender/Bar Bending
Tukang Cor Beton/
Concreator/Concreate 1 orang SMK/SLTA SKT
Operator

12
Tenaga Ahli/
Jumlah Ijazah Ket.
Tenaga Teknis
Juru Gambar/Draftman
1 orang SMK/SLTA SKT
Sipil
Juru Ukur Kuantitas
1 orang SMK/SLTA SKT
Bangunan Gedung
Administrasi 1 orang SMK/SLTA
Catatan: Setiap Personil Inti yang diajukan oleh Penyedia harus
melampirkan hasil scan (pemindaian) surat bersedia ditugaskan
secara penuh, SKA/SKTK, ijazah, KTP, dan NPWP.
 Isian kualifikasi lengkap dan benar serta sesuai antara pengisian dan
data yang diupload.
 Melampirkan Dukungan Bank sebesar 10% dari HPS.

2.2.3 Metode Evaluasi Pelelangan

Metode Evaluasi Pelelangan yang digunakan untuk Pekerjaan


Konstruksi Proyek Rehab Bangunan Puskesmas Lhoksukon adalah
Sistem Gugur. Metode Evaluasi Sistem Gugur adalah metode evaluasi
penawaran yang pada prinsipnya digunakan untuk pengadaan barang/
pekerjaan konstruksi/jasa lainnya. Sistem gugur merupakan evaluasi
penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan
dokumen penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang/jasa dengan
urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi,
persyaratan teknis, dan kewajaran harga. Terhadap penyedia barang/
pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang tidak lulus penilaian pada setiap
tahapan dinyatakan gugur.

2.2.4 Hasil Pelelangan dan Kontrak

Hasil Pelelangan untuk Pekerjaan Konstruksi Proyek Rehab Bangunan


Puskesmas Lhoksukon dimenangkan oleh PT. Krueng Meuh dengan
Nomor Kontrak: 640/146/SP-DAK/2018 Tanggal Kontrak 13 Juli 2018.

13

Anda mungkin juga menyukai