PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
174 negara yang dinilai. Rasio untuk pendidikan dasar mencapai 97 persen dan
rasio untuk pendidikan menengah 62 persen. Namun hanya setengah dari anak
dan sisanya membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan
Malaysia dan Singapura berada pada kisaran 40 persen dan 15 persen keatas.
lainnya. Oleh karena itu kita harus bekerja keras agar dapat mengejar
ketinggalan dan dapat bersaing di era globalisasi ini. Caranya adalah dengan
beberapa tahun yang lalu, yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan pendidikan
anak bangsa.
1
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menyebutkan bahwa
tanggung jawab pendidikan bukan hanya beban pemerintah saja, tapi telah
menjadi tanggung jawab bersama, antara orang tua, sekolah (pemerintah) dan
maka kita merasa terpanggil karena pendidikan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan orang tua.
pendidikan yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat perlu diwujudkan dengan baik.
Sebagian besar waktu anak adalah di rumah atau keluarga, itu berarti anak dalam
pengawasan orang tua. Sedangkan sebagian waktunya yang lain dihabiskan untuk
belajar di sekolah, hal ini berarti anak akan menjadi tanggung jawab sekolah.
tua, karena orang tua adalah guru terdekat dan paling dikenal oleh setiap anak. Di
sekolah waktu yang diberikan sangat terbatas dan sifatnya formal, sehingga anak
lain guru harus mengawasi dan melayani banyak anak, sehingga tidak
keluarga dan sekolah, terutama dalam meningkatkan motivasi belajar IPS pokok
2
siswa kelas II SDN Cemorokandang II dengan alat peraga dan koleksi bahan
bacaan.
asyarakat maupun siswa, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
belajar yang berupa alat peraga dan koleksi bahan bacaan. Dari kenyataan
tersebut sehingga banyak siswa yang mempunyai wawasan sempit dan kurang
wacana dalam belajar IPS, sehingga banyak para siswa kelas II dan semua siswa
pada umumnya hanya mengenal informasi dari lingkungan sekitar dan televisi
yang kurang menyajikan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh siswa sekolah
dasar.
berwawasan. Perlu diketahui bahwa alat peraga dan bahan bacaan merupakan
kunci utama dalam membebtuk keberhasilan siswa. Selain itu alat peraga dan bahan
bacaan menjadi syarat mutlak bagi setiap orang yang sedang menuntut ilmu.
dipengaruhi oleh faktor intern dan faktorn ekstern. Faktor intern siswa terdapat
pada diri siswa itu sendiri termasuk didalamnya adalah faktor kemampuan
dasar intelektual, semangat belajar, penyesuaian diri dan tingkat ketekunan siswa
3
dalam mengikuti pelajaran. Faktor ekstern dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat.
merupakan salah satu pelajaran yang membutuhkan wawasan luas dan pemahaman
ekonomi, dan tata negara serta sejarah. Demi meningkatkan prestasi belajar
rengetahuan sosial, maka diperlukan kerja keras dari siswa, guru dan orang tua
ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
motivasi belajar IPS bagi siswa kelas IIdengan penyediaan alat peraga dan koleksi
B.Rumusan Masalah
4
siswa Kelas II SDN Cemorokandang II?
Cemorokandang II ?
C.Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
bermanfaat bagi:
a.Peneliti
belajar IPS siswa Kelas II dengan penyediaan alat peraga dan koleksi bahan
dasar dalam penentuan model memotivasi siswa dalam belajar IPS melalui
menggunakan alat peraga dan bahan bacaan dalam belajar guna meningkatkan
Kelas II dengan penyediaan dan penggunaan alat peraga dan koleksi bahan
bacaan.
d. Literatur
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai
6
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis biasa dianggap sebagai ide sebelum teori, atau suatu teori yang
mengaksentuasikan suatu teori, namun juga menggelar bukti dukung baru tentang
teori yang sudah kokoh secara universal walaupun kadang terdapat bias parsial.
kejadian tentang peristiwa atau objek yang akan diteliti, sehingga kemungkinan
dugaan tersebut benar atau bisa juga salah dan ini perlu pembuktian.
terhadap teori yang ada dan asumsi-asumsi. Hipotesis dalam penelitian ini dapat
peraga dan koleksi bahan bacaan, maka dimungkinkan motivasi belajar IPS siswa
b. Jika alat peraga dan bahan bacaan dapat digunakan dengan baik oleh
7
F. Ruang Lingkup Penelitian
dalam rangka memotivasi belajar siswa. Pengajaran IPS ini diberikan oleh guru
gambar yang sesuai, serta bahasa yang mudah dan jelas sesuai dengan tingkat
disajikan.
G. Penegasan Istilah
sesuai dengan rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian tentang meningkatkan motivasi
belajar IPS Pokok Bahasan Peninggalan Bangunan Bernilai Sejarah Bercorak Hindu
8
Budha dengan Subpokok Bahasan Candi Borobudur, Subpokok Bahasan Candi
dengan alat peraga dan bahan bacaan. Adapun istilah-istilah tersebut meliputi:
a. Motivasi Belajar
kegiatan IPS sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar IPS
b. Alat Peraga
Alat peraga dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa Kelas II yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa gambar-gambar kegiatan sosial dan
penggunaan peta wilayah dan peta dunia serta bola dunia yang menunjukkan
c. Bahan Bacaan
(Mc.Clelland, 1961).
9
Bahan bacaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan bacaan
yang disediakan oleh sekolah maupun oleh orang tua yang berhubungan dengan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
melakukan sesuatu sesuai dengan harapan. Motivasi itu terdiri dari tiga
komponen dasar, yaitu mengaktifkan tingkah laku, mengarahkan tingkah laku, dan
arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Ada dua prinsip cara memandang motivasi, yaitu : (1) motivasi
dipandang sebagai proses. dan (2) menentukan karakter dari proses ini dengan
11
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
ataupun datang dari luar pribadi (ekstrinsik) untuk mencapai tujuan sesuai dengan
keinginan rribadinya.
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan
yang disengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru.
Lebih ianjut dikatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu
perubahan pada diri siswa, perubahan ini akan tampak dalam tingkah laku
siswa atau prestasi a. Perubahan dalam diri itu menunjukkan bahwa mereka telah
melakukan proses belajar. Proses belajar seperti itu pada umumnya tidak
situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary
baru atau pembahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan ini tidak
12
dapat disebut fcelajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran
orang tersebut tidak sadar terhadap keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud
yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan belajar guna
meraih hasil yang diinginkan, maka setiap pelajar harus bisa mempelajari dan
adalah merupakan proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar, baik
13
sangat erat hubungannya dengan prinsip-prinsip belajar itu sendiri. Ada
beberapa prinsip belajar dan motivasi agar mendapatkan perhatian dari pihak
antara lain:
a. Kebermaknaan
miliki sebelumnya. Sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa
dengan minat para siswanya dengan cara memberikan kesempatan kepada para
b.Modeling
Siswa akan suka memperoleh tingkah laku bam bila disaksikan dan
ditirunya. Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa, jika
guru mengajarkan dalam bentuk tingkah laku model, bukan hanya dengan
siswa dapat mengamati dan menirukan apa yang diinginkan oleh guru.
c. Komunikasi Terbuka
Siswa lebih suka belajar bila penyajian terstrutur supaya pesan-pesan guru
14
d.Prasyarat
faktor penting yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Guru
mereka miliki. Siswa yang berada dalam kelompok yang berprasyarat akan
e. Novelty
Siswa akan lebih senang belajar bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-
g. Latihan Terbagi
Siswa lebih senang belajar jika latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun
waktu yang pendek. Latihan yang demikian akan meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar dibandingkan dengan latihan yang dilakukan sekaligus dalam jangka
Siswa perlu diberikan paksaan atau pemompaan, tetapi bagi siswa yang
15
i. Kondisi yang menyenangkan.
hal yang telah diketahui, (2) suasana flsik kelas jangan membosankan, (3)
hindarkan terjadi frustasi yang disebabkan situasi kelas, (4) hindarkan suasana
kelas yang bersifat emosional sebagai akibat adanya kontak personal, (5) siapkan
tugas menantang, (6) berilah pengetahuan tentang hasil yang dicapai siswa, dan
(7) beri hadiah/pujian yang pantas dari usaha yang dilakukan oleh siswa.
a. Memberi angka.
angka jelek akan menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong
b. Pujian.
Pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan dengan
16
c. Hadiah.
Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu,
misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada siswa yang mendapat
hasil belajar yang baik, memberikan hadiah bagi para pemenang lomba dalam
d. Kerja kelompok.
nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
e. Persaingan.
siswa.
17
b.Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran
demokrasi dalam
pendidikan.
disiplin kelas.
didalam kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-asas
cukup, tapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif.
belajar mengajar.
18
3. Jenis-Jenis Motivasi
dibahas, maka pada prinsipnya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Motivasi ini sering juga disebut
motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya adalah timbul dalam diri siswa sendiri,
intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi
belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya
tidak diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan siswa bekerja atau
belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Seperti dikatakan oleh
Emerson, The reward of a thing -well done is ti have done it. Jadi jelaslah bahwa
motivasi intrinsik adalah bersifat riil dan motivasi sesungguhnya atau disebut
19
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor dari luar
situasi kelas, seperti angka kredit, ijasah, tingkatan hadiah, medali pertentangan,
dan persaingan yang bersifat negatif adalah sarcasm, ridicule, dan hukuman.
tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi
pula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang
dibangkitkan oleh guru, sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang
dapat dilakukan oleh guru dalam memotivasi siswa sangatlah banyak dan
bervareasi dan karena itu di dalam memotivasi siswa kita tidak akan menentukan
oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan
yang disengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru.
20
diterapkan atau diujikan pada dunia nyata. Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap
kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa, perubahan
ini akan tampak dalam tingkah laku siswa atau prestasi siswa. Perubahan dalam
diri itu menunjukkan bahwa mereka telah melakukan proses belajar. Proses belajar
seperti itu pada umumnya tidak melibatkan pengajaran, yaitu guru dan siswa.
situation provided the changed can not be attributed to growth or the temporary
bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktivitas baru
atau perubahan kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan ini tidak dapat
disebut belajar apabila disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang
tersebut karena kesalahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak
kemudian diujikan. Hasil belajar merupakan tolak ukur prestasi yang diperoleh
21
Hamalik (2002) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan belajar
guna meraih hasil yang diinginkan, maka setiap pelajar harus bisa mempelajari
merupakan suatu hasil belajar dan dengan kemampuan ini manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar yang berupa sikap, pengetahuan
belajar dapat dicapai jika dalam proses belajar telah memenuhi syarat-syarat
a. Proses intern
dilalui adalah proses belajar. Tahapan dari proses belajar dimulai dari tidak tahu
22
mengerti sesuatu yang diajarkan dan dapat menerapkan apa yang telah
1. Motivasi
Motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu hal sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Jika siswa tidak memiliki motivasi untuk belajar, guru
sendiri, mewawancarai atau meringkas isi wacana yang disenangi dan telah
dibaca. Motivasi ada dua macam, yaitu : (1) motivasi dari diri siswa sendiri
(intrinsik), motivasi ini dapat dibangkitkan dengan mendorong ingin tahu, ingin
mencoba dan hasrat untuk maju dalam belajar. (2) motivasi dari luar diri siswa
Dalam materi yang hendak diajarkan, siswa harus dilibatkan agar ketika
tersebut. Usaha guru agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaran
23
diberikan istirahat atau menyuruh seorang anak untuk menjelaskan kembali,
memberi tugas, diskusi kelompok, guru mengusahakan agar perhatian anak tertuju
pada pelajaran yang diberikan. Dengan perhatian pada pelajaran diharapkan siswa
Perhatian siswa harus tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti agar
dapat menyerap bahan pelajaran baru dan menyimpannya dalam pikiran, inilah
salah satu tahapan proses belajar yang harus dilalui siswa. Guru harus
guru akan dapat diterima dan diingat siswa secara lebih baik jika mempunyai
struktur yang jelas. Jika siswa berhasil menerima dan mengingat pelajaran yang
4. Reproduksi
apakah ia telah memahami suatu materi yang diberikan oleh guru. Guru harus
siswa. Jika suatu materi yang diberikan oleh guru belum bisa dipahami siswa,
24
5. Generalisasi
telah dipelajari dalam ruang lingkup yang lebih luas. Dalam tahap generalisasi
mampu menempatkan pengetahuannya tentang suatu prinsip pada dua hal yang
pemberian latihan sebenarnya juga dapat dilakukan untuk umpan balik, yaitu
mengerjakan tugas. Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Proses intern adalah
b. Proses ekstern
Proses intern tidak akan berjalan mulus tanpa diikuti oleh proses ekstern,
yaitu proses yang terjadi di luar siswa. Pada setiap proses belajar dapat ditentukan
adanya proses intern (Robert M. Gagne, 1975). Dalam proses ekstern sangat
ditentukan oleh faktor yang berada di luar siswa atau dari luar diri, misalnya faktor
25
lingkungan yang baik, seperti sarana prasarana yang memadai dan dukungan orang
lain serta masyarakat. Demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan, seorang
siswa harus memenuhi faktor intern dan faktor ekstern. Kreativitas dalam belajar
perlu dimiliki setiap siswa dalam proses belajar, karena tanpa adanya kreativitas
maka kegiatan belajar akan-pasif dan mono ton serta tidak bisa mencetuskan
gagasan-gagasan baru.
masing ahli menyoroti dari sudut pandangnya sendiri sehingga arti belajar menjadi
suatu hal yang prinsip, yang sama-sama tersirat dalam rumusan belajar dari
berbagai ahli bahwa seolah-olah ada kesepakatan yang tidak tertulis dimana
dalam rumusan belajar mengandung unsur "perubahan ". Seperti yang dikatakan
Soepartinah Pakasi (1985) lebih menekankan arti belajar dari sifat belajar
itu sendiri. Dalam hal ini diajukan beberapa makna belajar yaitu bahwa belajar
merupakan suatu interaksi antara anak dengan lingkungan, belajar berarti berbuat,
belajar berarti mengalami, belajar adalah suatu aktifitas yang bertujuan, belajar
memerlukan motivasi, belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak dan belajar
Berarti hasil belajar dapat diamati dari adanya perubahan tingkah laku. Namun
yang terpenting agar hasil belajar dapat seperti yang diharapkan maka perlu adanya
26
strategi atau cara-cara khusus yang diterapkan kepada murid dalam proses belajar
mengajar. Agar murid lebih mudah dalam menerima materi diperlukan urutan-
C. Alat Peraga
kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan
teknologi pendidikan, alat peraga, dan media penjelas. Peraga yang digunakan
27
peraga pengajaran memiliki pengertian fisik yang dikenal dengan istilah
hardware, (2) peraga pengajaran yang memilliki pengertian non fisik yang
dikenal sebagai software, (3) penekanan peraga pendidikan terhadap audio visual
dan, (4) peraga pendidikan memilki pengertian alat bantu pada proses belajar
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dalam proses pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat peraga yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, antara lain : (1) alat-alat
yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa serta
perbedaan individual dalam kelompok, (2) alat yang dipilih harus tepat, memadai
dan mudah digunakan, (3) haras direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih
dahuVu, (4) penggunaan alat peraga disertai dengan kelanjutannya seperti dengan
diskusi, anaJisis dan evafuasi, dan (5) sesuai dengan batas kemampuan biaya.
tidak ada alat peraga yang dikatakan paling baik, (2) alat-alat tertentu lebih tepat
dari pada yang lain berdasarkan jenis pengertian atau hubungannya dengan tujuan,
(5) siswa menyadari tujuan penggunaan alat peraga tersebut, (6) perlu diadakan
28
kegiatan lanjutan, dan (7) alat dan sumber yang digunakan untuk menambah
hubungan.
D. Bahan Bacaan
(Mc.Clelland, 1961).
bacaan yang disediakan oleh sekolah maupun oleh orang tua yang berhubungan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
diri melakukan refleksi dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran. Berpijak
pengumpulan dan penyusunan data yang meliputi analisis dan interpretasi tentang
arti data tersebut. Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap
tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Rancangan dalam
penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap perencanaan, antara lain : (1)
30
refleksi awal, (2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional, (3)
rancangan tindakan.
terdapat dalam metode deskriptif sehingga dapat dipandang sebagai ciri khas
antara lain:
dianalisis.
a. Lokasi Penelitian
(Nasution, 1992). Lokasi penelitian dari aspek "tempat" adalah lokasi dimana
"pelaku" adalah terdiri dari peneliti, guru dan siswa Kelas II yang terlibat dalam
belajar IPS Pokok Bahasan Kebutuhan Hidup Dan Cara Menenuhinya dengan
31
Buddha dengan Subpokok Bahasan Candi Borobudur, Subpokok Bahasan
b. Subjek Penelitian
teori merupakan subjek penelitian (Bogdan dan Biklen, 1990). Subjek penelitian
ini adalah guru dan siswa Kelas II dalam proses belajar mengajar IPS Pokok
c. Data Penelitian
Data penelitian ini dihimpun berupa dokumen, baik itu data primer
maupun data sekunder yang diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara, dan
C. Instrumen Penelitian
dan dokumentasi (Zuriah, 2003). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
meliputi (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumentasi. Berikut adalah
32
1. Observasi
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini
2003). Ada dua jenis observasi yang dilakukan antara lain : (1) observasi langsung,
yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada bersama objek yang
diselidiki, dan (2) observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang
dilakukan tidak pada~ saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti.
Penelitian ini melakukan observasi langsung terhadap motivasi belajar siswa Kelas
II dengan penggunaan alat peraga dan buku bacaan yang disediakan oleh sekolah
bercirikan interaksi sosial akan memakan waktu yang cukup lama antar peneliti
dengan subjek dalam lingkungan subjek dan selama itu data yang dikumpulkan
dalam bentuk catatan lapangan secara sistematis serta berlaku tanpa gangguan
deskriptif.
Tahapan pengamatan berperan serta dalam penelitian ini antara lain (I)
luas dengan menggambarkan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi
33
(focused observations) untuk menemukan kategori-kategori utama tentang fokus
Bahasan Candi Prambanan, dan Subpokok Bahasan Letak Candi Borobudur dan
Prambanan siswa Kelas II dengan alat peraga dan koleksi bahan bacaan.
artinya peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi
Dalam tahap ini peneliti ikut atau berada dalam objek penelitian, tetapi
tidak berpartisipasi atau interaksi dengan objek penelitian. Peneliti hanya sebagi
penonton saja.
seseorang yang berada di dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di
34
d. Partisipasi aktif (active participation)
Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh
personel-personel sekolah.
participant. Peneliti total melakukan seperti apa yang dikerjakan oleh personel-
2. Wawancara
tujukan kepada guru kelas dan siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri
Cemorokandang II .
35
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara
mendalam yang tak terstruktur. Dengan wawancara tak terstruktur akan diperoleh
memungkinkan sekali dicatat semua respons efektif informan yang tampak selama
36
37
3. Dokumentasi
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan
karena (1) merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong, (2) berguna
sebagai bukti untuk semua pengujian, (3) sifatnya alamiah sesuai dengan konteks,
38
D. Langkah - Langkah Penelitian
Buddha Dengan Alat Peraga dan Koleksi Bahan Bacaan (Studi Pada Siswa Kelas
a. Observasi
mengenal segala unsur lingkungan fisik dan alam sekitar. Observasi merupakan
dengan subjek secara aktif, sebab observasi adalah kegiatan selektif dari suatu
(Nasution, 1988).
b. Penentuan lokasi.
Untuk mendapatkan data yang valid dan realible sesuai dengan kondisi
39
objek penelitian dilakukan pengamatan langsung. Dengan melakukan
perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi yang sebenarnya, (3)
teknik komunikasi.
dan dipahami oleh siswa, yaitu ejaan dan tanda baca, kosa kata, struktur,
paragraf, dan wacana. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka,
40
telah terkumpul, kemudian dilakukan pendeskripsian terhadap identifikasi tersebut
E. Pengumpulan Data
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat
mengambil data yang akan digunakan harus dipenuhi secara tertib. Setiap alat
atau metode pegambilan data mempunyai panduan pelaksanaan. Panduan ini harus
wawancaranya. Data yang diambil dari sumber pertama ini disebut data primer.
Selain data primer ada pula data sekunder yang terdapat pada instansi-instansi
(IB.Mantra, 1998).
Data adalah sesuatu yang dapat dianalisis, sehingga data tersebut tidak
hanya berbentuk angka-angka, tetapi juga perilaku, sikap dan lain sebagainya.
responden, tetapi juga melihat, mendengar dari hal-hal yang relevan dengan topik
41
observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan pada proses belajar
motivasi belajar siswa. Teknik wawancara dilakukan peneliti terhadap guru IPS
dan siswa Kelas II. Dari wawancara tersebut diperoleh data tentang kemampuan
pengetahuan sosial. Pengumpulan data dalam penelitian ini selain data primer
dan studi pustaka. Perolehan data primer didapat dari pengamatan langsung
terhadap siswa Kelas II serta wawancara terhadap siswa dan guru kelas.
F. Analisis Data
dianalisis untuk dijadikan informasi. Sebelum diolah, data yang terkumpul perlu
diseleksi terlebih dahulu atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah
yang telah lulus dalam seleksi lalu diolah atau dianalisis merupakan suatu
informasi yang siap untuk dievaluasi dan diinterpretasi. Data setelah diolah
dapat berupa tabel frekuensi tunggal, rata-rata, median, modus, korelasi, regresi,
42
grafik, peta dan Iain-lain.
Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data
yang ada. Analisis merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.
Dalam analisis data terdapat proses mencarai dan mengatur secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan. Analisis
data perlu dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung (Miles
data, mencari pola atau tema dengan maksud untuk niemahami maknanya
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Setelah data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya data tersebut disusun
43
permasalahannya yang penting sesuai dengan topik yang sesuai dengan
permasalahan. Ada tiga alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang menjadi satu
data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan.
subjek.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Alat Peraga dan Koleksi Bahan Bacaan (Studi Pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar
44
Negeri Cemorokandang II ) disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan
pembahasan. Hasil penelitian ini akan disajikan beberapa tabel yang kemajuan
motivasi belajar siswa Kelas II dan hasil belajarnya. Laporan hasil penelitian
belajar siswa Kelas II dengan menambah koleksi bahan bacaan yang disediakan
yang disediakan oleh perpustakaan sekolah. Buku kelengkapan lain adalah berisi
buku-buku cerita yang mengandung nilai sejarah nyata baik yang dianjurkan oleh
tingkat motivasi
menggunakan alat peraga secara aktif dan vareatif serta tanpa ditunjang dengan
1. Paparan Data
45
Berdasarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
paparan data ini akan memaparkan proses kegiatan belajar mengajar IPS
prestasi belajarnya.
takut tidak masuk sekolah, sehingga tidak ada motivasi dari dalam untuk
mencapai prestasi dalam belajar IPS. Motivasi siswa hanya berasal dari luar, yaitu
dorongan dari guru dan orang tua serta karena teman lain yang aktif dalam
Berikut ini paparan data proses pengajaran IPS yang dilaksanakan pada
siswa Kelas II dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan dalam rangka
penggunaan alat peraga serta menambah koleksi bacaan yang menarik guna
berlangsung.
46
dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan.
motivasi belajarnya.
alat peraga dan koleksi bahan bacaan dalam memotivasi belajar siswa.
2. Temuan Penelitian
Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian terhadap guru dan siswa
Kelas II dalam kegiatan IPS, maka ada beberapa temuan penelitian yang mengarah
pada perubahan sikap siswa dalam belajar IPS setelah digunakannya alat peraga
Suasana kelas belum kondusif dan belum ada motivasi belajar pada
dan bahan bacaan yang lengkap. Hal ini terjadi karena guru terlalu banyak
penjelasan. Pada saat guru memberikan pertanyaan, seakan siswa juga menjawab
semaunya sendiri, artinya jawaban itu cenderung pasif dan tidak membuka
47
Setelah dilakukan sistem pengajaran IPS dengan menggunakan alat
peraga dan bahan bacaan umum yang lebih lengkap ternyata mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa Kelas II dalam belajar IPS. Kegiatan pengajaran terkesan
lebih vareatif karena didukung kegiatan praktek yang melibatkan semua siswa.
Tidak ada siswa yang diam, artinya semua diberi tugas dan tanggung jawab dalam
menyimak penjelasan guru dengan alat peraga serta penyediaan bahan bacaan yang
menarik.
pengajaran IPS dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang lebih
peraga dan bahan bacaan yang menarik cenderung lebih aktif dan
banyak bertanya.
c. Siswa Kelas II cenderung lebih cepat tahu dan senang dengan sistem
48
menunjukkan minat besar dan antusias dalam proses pengajaran
49
Siswa Minat belajar Minat belajar tinggi
Kelas III kurang Kreativitas meningkat
Kreativitas rendah Ide/gagasan meningkat
Ide/gagasan rendah Kerjasama baik Wawasan
Kerjasama kurang Wawasan meningkat Tanggung jawab baik
terbatas Tanggung jawab Percaya diri meningkat
kurang Percaya diri rendah Aktif belajar
Malas belajar
B. Pembahasan
gambaran umum tentang motivasi belajar siswa Kelas II dengan alat peraga
dan bahan bacaan. Dalam pembahasan'ini terdapat tiga pokok bahasan yang
berhubungan dengan rumusan masalah, yaitu : (1) Penggunaan alat perega dalam
meningkatkan motivasi belajar IPS siswa Kelas II, (2) Koleksi bahan bacaan
dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa Kelas II, (3) Kontribusi
penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap dalam meningkatkan
pengajaran IPS di dalam kelas dan pengguanan alat peraga dan bahan bacaan
yang lengkap dan menarik akan dianalisis berdasarkan aspek motivasi siswa
50
siswa dalam belajar IPS, karena dalam pelajaran IPS membutuhkan wawasan yang
belajar siswa Kelas II dalam belajar IPS. Selain itu ada peningkatan pengetahuan
b. Kreativitas meningkat.
c. Ide/gagasan meningkat.
e. Wawasan meningkat.
51
Pengajaran IPS dengan menggunakan bahan bacaan yang lengkap dan
menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas II. Bahan bacaan yang
digunakan siswa Kelas II berasal dari sekolah dari penyediaan mandiri oleh orang
tua. Semakin lengkap bahan bacaan yang dimiliki oleh setiap siswa, maka
semakin tinggi motivasi belajarnya dan dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.
gambar-gambar dan foto-foto kegiatan sosial dan sejarah masa lampau dengan
Pemilikan bahan bacaan oleh siswa Kelas II secara mandiri masih 70%,
sedangkan 30% siswa masih menggunakan bahan bacaan yang terbatas, yaitu
dengan penyediaan sekolah. Dari 70% bahan bacaan yang dimiliki oleh siswa
Kelas II terutama diisi oleh bahan bacaan buku pelajaran paket IPS yang telah
disarankan oleh guru. Sementara hanya 35% siswa yang memiliki bahan bacaan
d. Majalah anak
e. Bukucerita
52
f. Bukusejarah
Pengajaran IPS dengan menggunakan alat peraga dan bahan bacaan yang
b. Siswa Kelas II lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran IPS.
BAB V
PENUTUP
53
A. Kesimpulan
meningkatkan motivasi belajar IPS siswa Kelas II dengan alat peraga dan bahan
c. Penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap dan menarik
Kontribusi penggunaan alat peraga dan bahan bacaan yang lengkap dalam
meningkatkan motivasi siswa Kelas II antara lain : siswa Kelas II menjadi lebih
bersemangat dalam kegiatan belajar IPS, siswa Kelas II lebih aktif dan kreatif
dalam mengikuti pelajaran IPS, siswa Kelas IIlebih percaya diri dan bertanggung
jawab terhadap dirinya dalam mengikuti pelajaran IPS, siswa Kelas II mampu
melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru terutama pelajaran IPS dengan
54
kreativitas dan kerjasama meningkat, wawasan dan wacana tentang pengetahuan
umum meningkat.
B. Saran
pendidikan dasar. Untuk mewujudkan hasil belajar yang diinginkan, maka perlua
kerja sama yang baik antara pihak sekolah, orang tua dan masyarakat untuk
bacaan yang menarik dan lengkap dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas
II dalam belajar IPS. Untuk itu disarankan kepada guru dan orang tua agar dapat
menyediakan alat peraga dan kelengkapan belajar siswa terutama buku bacaan
yang lengkap.
Disarankan agar penggunaan alat peraga dan buku bacaan yang lengkap dan
motivasi belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada semua sekolah dasar agar
dapat menggunakan alat peraga dan menyediakan bahan bacaan yang lengkap dan
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Pendidikan di
Pascasarjana IKIP Malang. Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1982. Qualitative
Depdikbud.
Satya Wacana. Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat
56
SURAT KETERANGAN
Nomor / /2010
Dra.SULISTYANINGTYAS
NIP. 19580617 197803 2 012
1. CANDI BOROBUDUR
57
Candi dengan bentuk stupa yang dibangun sekitar tahun 800an pada masa
pemerintahan Dinasti Sailendra. Candi borobudur dapat dikatakan mirip
dengan "punden berundak" masa Hindu-Buddha di Nusantara.
Pada masa lalu, candi ini digunakan oleh para pendeta Buddha Mahayana
dalam menjalankan proses keagamaannya. Candi ini sempat "hilang" dari
dokumentasi pada masa Islam dan Kolonial. Baru "ditemukan" kembali saat
ekspedisi Raffles di pedalaman Jawa dan dicatat dalam bukunya yang berjudul
"History of Java". Pada waktu itu ditemukan Candi Borobudur dalam keadaan
rusak parah (kayaknya pernah ada yang share foto dgn bentuk fondasi yang
bergelombang.)
58
2. CANDI MENDUT
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling.
Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan
bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda. Dalam bilik utama candi ini
terdapat 3 buah arca Buddha dalam ukuran yang sangat besar.
59
3. CANDI NGAWEN
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk
yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah
patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada
kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada
sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara,
Kinnari, dan kala-makara.
Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi
Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan,
Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada
abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini
kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada
tahun 824 M.
60
4. CANDI LUMBUNG
Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman
Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelah candi Bubrah. Menurut perkiraan,
candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi
ini merupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema bangunan candi
Buddha). Candi ini masih dikelilingi oleh 16 candi kecil yang keadaannya
masih relatif terawat.
61
5. CANDI BANYUNIBO
Candi unik dgn atap berbentuk padma ini terletak dekat dengan Candi Ratu
Boko (di antara Yogja dengan Wonosari).
Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalam bahasa Jawa) ini
dibangun pada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kuna.
Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang merupakan ciri khas
agama Buddha.
Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh dan utuh dengan ukiran
relief kala-makara dan bentuk relief lainnya yang masih nampak sangat jelas.
Candi yang mempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali ditemukan dan
diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dan sekarang berada di tengah wilayah
persawahan.
Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuh secara umum
sebagaimana layaknya sebagian besar bangunan candi. Bangunan-bangunan
candi tersebut ditemukan hanya di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali
sisa bangunan di situs Candi Blandongan.
Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalam tanah berbentuk
gundukan bukit (juga disebut sebagai unur dalam bahasa Sunda dan bahasa
Jawa). Ternyata candi-candi ini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian
bangunan yang sama.
Candi yang telah berhasil dipugar seutuhnya hingga sekarang ini hanya Candi
Jiwa, sedangkan masih diperkirakan terdapat puluhan candi lain yang belum
tersentuh sama sekali.
63
Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau,
Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus,
Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135
kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan
pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai
Kampar Kanan.
64
8. CANDI SUMBERAWAN
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi
yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat
sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar,
dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian atas
berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.
65
9. CANDI BRAH
Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha, didirikan abad 15 Masehi.
Pendapat lain, candi ini berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitar Trowulan.
Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasal dari kata Wanaru atau Warahu. Nama
ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalam prasasti
Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candi brahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu
Sendok pada tahun 861 Saka atau 9 September 939,
66
10.CANDI SEWU
Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi
Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi
Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja
Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha
terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi
bercorak Hindu.
67
68